Share

2. Sikap Nathan

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 2 Sikap Nathan

“Ah, mana mungkin Mas Nathan dan Kak Anya … aku mikir apa, sih?”

Meskipun Heba masih merasa curiga dengan kedekatan antara Nathan dan Anya, namun ia memutuskan untuk berprasangka baik saja. 

Heba kembali melanjutkan kegiatannya membereskan rumah. Hingga benar-benar selesai, barulah ia beristirahat. 

Saat seperti inilah dia bisa menikmati waktu untuk menghibur diri. Contoh kecilnya ya, bermain ponsel. Heba mulai menelusuri aplikasi pesan berwarna hijau. Dia melihat jajaran story yang di-upload oleh teman-teman di kontaknya.

Keningnya mengernyit saat story Diana berada di urutan paling atas. Karena penasaran, Heba langsung membuka dan membacanya. 

Di sana Diana memposting sebuah foto berupa cek dengan caption yang tertulis.

‘Alhamdulillah, ada aja manusia baik hati di muka bumi ini! Makasih, Anya, walau bukan siapa-siapa kamu baik banget deh! Nggak kayak iparku yang sebiji itu! Udah burik, pelit bin medit lagi! Mungkin dulunya dia tercipta dari tanah sengketa wkwk, canda ya, no baper!’

Heba menggelengkan kepalanya dengan lemah. Sudah jelas bahwa status Diana itu ditujukan untuknya. 

“Ya Allah, tega sekali Mbak Diana bikin story begini .…” Heba sampai harus beberapa kali menenangkan dirinya, sebelum ia berujar lagi. “Aku harus memberitahukannya kepada Mas Nathan."

Namun, panggilan teleponnya tak kunjung diangkat. Heba akhirnya memutuskan untuk menunggu kepulangan suaminya saja. 

Malam hari Nathan pulang, namun dua jam lebih lambat dari yang dijanjikan pagi tadi. Heba menampilkan senyuman terbaik untuk suaminya.

“Mau makan sekarang, Mas? Aku temani,” ujar Heba.

“Nggak usah, aku udah kenyang. Aku mau mandi terus langsung tidur aja, ya? Besok aku harus berangkat pagi karena ada meeting penting.” Nathan menjawab santai, lalu membawa kakinya masuk ke kamar mandi.

Meskipun kecewa tapi Heba berusaha memakluminya, pasti Nathan capek dan butuh istirahat, begitulah pikiran positif Heba menerka-nerka. Setelah memasukkan lauk-pauk yang tak dimakan, ke dalam lemari es. Heba menyiapkan pakaian ganti Nathan. Rencananya setelah ini, Heba ingin pillow talk bersama sang suami. Sebagai seorang istri, tentu Heba ingin memberikan pelayanan yang terbaik pada Nathan.

Heba menunggu Nathan selesai berpakaian, setelahnya lelaki dengan paras tampan itu naik ke atas ranjang dan menarik selimutnya hingga ke batas dada. Tak lama, Nathan malah menutup kedua bola matanya dengan santai. Heba yang melihat itu tentu saja terkejut. Dia tak tahan untuk tak membahas soal status Diana tadi, hingga akhirnya Heba mulai mengusap lengan Nathan secara perlahan.

“Mas, jangan tidur dulu. Dengerin aku sebentar aja, aku mau ngomong. Boleh, ya?” pinta Heba dengan suara lembut. 

“Hmm?” Nathan hanya menjawab dengan gumaman, namun kedua matanya masih tertutup. 

“Tadi Mbak Diana bikin story, Mas. Aku takut dia kecewa atau bahkan tersinggung gara-gara aku tolak permintaan Mama tadi,” kata Heba memulai obrolan.

“Ya, itu salahmu, sih!” Lagi-lagi Nathan malah menimpali dengan cuek.

“Tapi masalahnya dia pakai bilang kalau aku ini burik, pelit, medit dan ada kata-kata yang ngehina aku, Mas. Dia kok tega ya, mas?” Heba bercerita panjang lebar, mengharapkan Nathan membelanya. 

Tak ada sahutan, Heba menoleh ke arah Nathan. Suaminya itu masih memejamkan mata. Heba agak sedikit kesal, dia kembali mengusap lengan Nathan.

“Mas, kamu dengerin aku, kan?” tanya Heba lagi. 

“Kamu apa-apaan sih? Aku ini capek, pulang kerja pengen istirahat! Berisik aja dari tadi. Lagipula yang diomongin sama Mbak Diana bener, kan? Kamu nggak bisa bantu dia, jadi nggak usahlah diperpanjang! Anggap angin lalu!” ujar Nathan dengan ketus. Setelahnya pria itu mengubah posisi tidurnya jadi membelakangi Heba.

Heba terpaku, nyeri sekali hatinya ketika mendapatkan respon seperti itu dari suaminya. Heba mencoba untuk tak sakit hati, sebisa mungkin dia menahan sampai akhirnya Heba tertidur dengan air mata yang mengalir.

**

Pagi harinya Nathan dan Heba masih sama-sama diam dan tak bertegur sapa. Nathan juga berangkat lebih awal tanpa berpamitan pada istrinya. Karena merasa jenuh dan kesal, akhirnya Heba memutuskan untuk pergi ke sebuah Cafe.

Dia hanya ingin menghirup udara luar, untuk sejenak menghibur diri. Heba memesan satu cup caramel macchiato. Setelah pesanannya siap, Heba duduk di salah kursi untuk menikmati minumannya.

Baru juga dia duduk, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Aduh, aduh, aduh … upik abu biasanya di dapur, sekarang gaya juga nongkrong di Cafe. Memangnya uang belanja aman?” tanya Anya. Tanpa disuruh wanita itu langsung duduk di hadapan Heba.

Heba diam saja, lagi-lagi Anya merecokinya. Heba tak mengira bahwa tempat yang ditujunya saat ini, juga dikunjungi oleh Anya.

Karena Heba tak merespon, Anya semakin menjadi-jadi menggodanya. Haba menguatkan diri untuk tak menanggapi.

“Enak ya, jadi ibu rumah tangga? Di rumah aja, menikmati hasil tanpa susah payah. Berlagak jadi Cinderella kamu, ya! Hahaha, tapi kamu harus ingat satu hal! Aku nggak akan pernah ngebiarin kamu hidup dengan bahagia! Semua hal yang membuatmu bahagia, akan kuhancurkan semuanya! Ingat, Heba … semua yang kamu punya, akan kuambil tak peduli bagaimanapun caranya!” kata Anya. 

Ucapan Anya sanggup membuat Heba terganggu, dia mulai kehabisan ketenangannya. Wanita itu mulai terpancing karena kalimat dari Anya berhasil melukai harga dirinya. “Apa maksudmu, Kak?”

Keduanya terlibat dalam perdebatan sengit, hingga berhasil memancing seorang perempuan dan lelaki yang sedang meeting, tak jauh dari mereka.

“Lho, itu kan Heba? Kenapa dia? Aku harus bantu!” ujar sosok perempuan berambut sebahu itu beranjak berdiri. Kamila namanya.

“Nggak perlu. Itu bukan urusan kamu! Kita di sini meeting dan kamu harus bersikap profesional!” Suara dingin dari pria tampan bernama Noah itu, sanggup menghentikan langkah Kamila.

*********

Bab terkait

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   3. Luka Heba

    Bab 3 Luka Heba“Tapi, Bos—”“Kamila!”Suara Kamila langsung terhenti saat mendengar suara tegas yang keluar dari kedua belah bibir Noah, laki-laki itu masih fokus pada laptop yang ada di atas meja dan sama sekali tidak melihatnya sedikitpun. Akan tetapi, aura yang dia keluarkan sanggup membuat Kamila kembali mendudukkan dirinya di kursi.“Kita ke sini untuk menemui klien, bukan untuk reunian dengan temanmu. Kerjakan pekerjaan kamu, bersikaplah profesional!” tegas Noah lagi.Kamila mengangguk dengan enggan, namun tak ayal dia kembali berusaha memfokuskan perhatiannya pada laptop miliknya. Sedangkan Noah menghela napas, dan melirik dari ekor matanya ke meja milik Heba yang kini juga diisi oleh Anya. “Lagi-lagi dia terlibat masalah,” gumam Noah hampir tak terdengar.*******“Kamu mengira diri kamu itu Cinderella, ya? Tuan puteri? Iya?” tanya Anya dengan nada mengejek. “Jangan suka menghambur-hamburkan uang, suamimu itu kerja banting tulang, loh. Eh, kamu malah enak-enakan makan di cafe

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   4. Ambisi Anya

    Bab 4 Ambisi Anya“Kamu itu apa-apaan sih, Ba. Jahat banget, tau nggak, sih!” Heba menoleh, wajahnya menunjukkan raut bingung. Diana ada di depannya saat ini, entah kapan kakak iparnya itu datang tapi yang pasti dia tidak mendengar suaranya. Apa mungkin karena dia terlalu fokus pada lamunannya, ya? Wajah Diana menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam seolah dirinya sudah membuat kesalahan yang amat besar.“Maksud Mbak apa? Perkara minjem duit? Kan, udah dibilang aku gak bisa minta-minta sama Mama,” sahut Heba malas, dia kemudian bangkit dan berjalan ke arah dispenser demi mengambil segelas air putih. “Wah, enteng banget kamu ngomong. Pelit banget kamu sama kakak ipar sendiri, malah orang lain yang lebih baik sama aku. Ah, andai si Anya bisa jadi adik iparku, maka aku akan sangat bahagia,” balas Diana tajam.Air minum yang baru saja melewati tenggorokannya membuat Heba mual, bahkan tenggorokannya terasa sakit saat ini seolah tengah ditusuk oleh banyak duri. Kalimat Diana tadi kem

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   5. Foto

    Bab 5 Foto[Tadi aku mau nyamperin kamu, tapi kamu udah keburu pulang.]Satu pesan masuk ke ponsel Heba dan pengirimnya adalah Kamila, Heba tersenyum. Walau sudah tidak lagi bekerja di perusahaan yang sama, tetapi hubungan persahabatan Heba dan Kamila sangat terjaga. Mereka akan meluangkan waktu sesekali di akhir pekan untuk bertemu.Maklum saja, mereka sudah berteman saat masih berada di bangku SMA. Kuliah di tempat yang sama, jurusan yang diambil juga sama, dan pada akhirnya bekerja di perusahaan yang sama. Jika ada yang namanya saudara, maka Heba akan mengatakan … alih-alih Anya, Kamila lah yang paling pantas menjadi saudaranya.“Aku buru-buru tadi, Mil. Next time kita ke cafe itu lagi, aku pengen makan cheesecake nya. Soalnya tadi nggak keburu,” tulis Heba sebagai balasan.[Ya kamu sih, cepat kurang cepat pulangnya. Kenapa memangnya? Karena ada si Anya dan Tante Anisa, ya?] Balasan dari Kamila langsung masuk, Heba tersenyum.Jika sedang bertukar pesan seperti sekarang ini, Kamila

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   6. Playing Victim

    Bab 6 Playing VictimNathan pulang jam sembilan malam, Heba tidak bertanya apapun dan memunggungi Nathan seolah dia sudah tidur. Nathan juga tidak berinisiatif bertanya, dia malah asik memainkan ponselnya dan sesekali tertawa-tawa. Heba sedikit terkejut saat mendengar suara ponsel Nathan, ada yang menelepon suaminya itu.“Halo, Mbak. Ada apa?” tanya Nathan cepat. “Aku lagi main game ini, kalau nggak penting-penting amat ntar aja ngomongnya!” Suara Nathan kembali terdengar.[.......]Suara orang yang ada di seberang sana tidak begitu terdengar, apalagi Nathan berada di ujung ranjang sedangkan Heba berbaring di sisi lainnya. Namun, Heba sangat yakin kalau itu adalah Diana.“Ya udah, lima menit lagi aku telepon!”Telepon terputus dan Nathan kembali melanjutkan main game di ponselnya, Heba menunggu dalam diam. Ternyata tidak sampai lima menit, game Nathan sudah berakhir dia kemudian beranjak dan keluar dari kamar.Heba mengikuti perlahan, ternyata Nathan ke dapur. Setelah dia menelepon D

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   7. Pertemuan

    Bab 7 PertemuanWalau sudah semakin malam, tapi jalanan semakin ramai. Andai dia membawa ponselnya, pasti dia akan mengajak Kamila untuk makan es krim bersama. Akan tetapi dia terkejut bukan kepalang saat mendengar suara—“Sendirian saja?”Heba menoleh, dan matanya yang basah mengerjap saat melihat … Noah?“Kamu kenapa?” tanya Noah cepat, pipi Heba memerah dan wajah wanita itu basah oleh air mata. “Kamu terluka?” tanyanya lagi.“Tidak, maaf … saya sebaiknya pulang.” Heba menjauhi tangan Noah yang terulur ke pipinya. “Heba!” Noah memanggil dan langkah Heba langsung berhenti, suara laki-laki itu tetap saja dingin dan otoriter.“Obati pipimu,” ujarnya memberi perintah. “Jika Kamila melihatmu seperti ini, maka dia tidak akan bisa fokus bekerja. Jangan sampai kinerja sekretarisku menurun karena mengkhawatirkanmu!” lanjutnya pedas dan langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa menoleh ke arah Heba yang terpaku.“Dia baru saja memarahiku?” gumam Heba hampir menangis. “Kenapa semua orang jahat p

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   8. Dibandingkan!

    Bab 8 Dibandingkan!Pagi ini Nathan emosi, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan Heba masih tidur. Istrinya itu biasanya bangun sebelum subuh, dan tidak akan kembali tidur setelahnya karena Heba akan lanjut memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.Nathan akan pergi kerja dalam keadaan prima, penampilan yang bagus, baju wangi, dan perut yang kenyang. Akan tetapi, sekarang situasinya sangat berbeda. Jangankan perut kenyang, wong, makanan saja tidak ada.“Heba! Kamu nggak masak? Bangun, dong! Aku mau pergi kerja ini!” Nathan menggoyangkan bahu Heba hingga membuat istrinya itu mengerjap.Pipinya masih bengkak, dan jejak air mata terlihat jelas di matanya yang sembab. Akan tetapi Nathan tidak peduli, toh, itu salah Heba sendiri. Siapa suruh dia menuduh Nathan yang tidak-tidak, lagi pula apa salahnya dia makan malam bersama Anya?Anya itu kakak iparnya, sekaligus atasannya di kantor. Lagian Nathan juga menemani Anya karena mau minta maaf atas nama Heba, istrinya itu sudah sangat kuran

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   9. Darah!

    Bab 9 Darah!“Kamu nggak usah masuk aja hari ini, Sayang. Mama mau ganti waktu kita kemarin, ayo kita shopping hari ini.” Anisa berbicara dengan nada lembut, apalagi dia bisa melihat wajah Anya yang lesu dan murung.“Nggak ah, Ma. Aku nggak mood,” balas Anya cepat, dia kemudian mendudukkan diri di meja makan. “Mama shopping sendiri saja, aku mau ke kantor. Mau nyibukin diri dengan bekerja, biar hilang dari pikiran aku hinaan Heba kemarin,” lanjutnya lagi.Dia meminum jus jambu yang sudah dihidangkan pelayan di atas meja, sekalipun dia tidak menoleh ke arah Anisa dan itu sukses membuat wanita yang lebih tua merasa tak enak. Dia menoleh sekilas ke arah Luqman, suaminya itu sarapan dengan tenang seolah tak mendengar pembicaraannya dengan Anya. Anisa gundah, dia takut Luqman marah karena Heba sudah bersikap kurang ajar kemarin. “Sayang, Mama mau minta maaf sama kamu atas nama Heba. Dia memang be—”“Kenapa Mama yang minta maaf?” tanya Anya dengan nada datar. “Mama cuma ngerasa—”Kalau Ma

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   10. Prasangka Noah

    Bab 10 Prasangka NoahHeba terbangun dengan kepala yang sangat sakit, dia nenatap ke sekeliling dengan tatapan nanar. Namun dia sama sekali tidak bisa menemukan sosok mertuanya, padahal Heba bisa mengingat dengan sangat jelas kalau dia terjatuh akibat tamparan yang diberikan oleh Ratih.Saat melihat jam di dinding Heba bisa memastikan kalau dia sudah pingsan hampir 3 jam, dan Heba mendesah lalu menangis sambil memeluk lututnya. Tega-teganya mertuanya meninggalkan dirinya sendirian dalam kondisi pingsan, dengan pintu rumah yang terbuka lebar.Bagaimana jika ada seorang penjahat yang masuk ke rumahnya? Bagaimana jika ada pencuri? Apakah mertuanya sama sekali tidak memikirkan hal tersebut? Minimal jika dia sudah berbuat jahat kepada Heba, bukankah seharusnya dia bisa bertanggung jawab dengan mengobatinya?Heba menangisi hidupnya yang terasa sangat menyedihkan, dia sama sekali tidak dianggap dan dihargai oleh keluarga suaminya. Mungkin mereka lebih memilih Heba tidak ada di dalam keluarga

Bab terbaru

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   109

    109Hari Sabtu akhirnya tiba. Seperti janjinya pada Shanti, Heba akan berkunjung ke rumah wanita paruh baya itu untuk mengobrol dan membuat kue kering.Sebelum datang ke sana, terlebih dahulu Heba mampir sebentar ke kedai buah, untuk membeli beberapa jenis buah-buahan, yang pastinya akan disukai oleh Shanti.Bertahun-tahun menjadi sekretaris Pratama, tentunya Heba mengetahui dengan pasti makanan dan minuman apa yang disukai oleh keluarga atasannya itu.Setelah dari kedai buah, Heba menaiki ojek online untuk sampai di rumah Shanti. Tiba di sana, ia disambut oleh Shanti yang sudah menunggu."Akhirnya kamu datang juga. Saya pikir kamu nggak jadi datang ke sini," ucap Shanti yang tak ragu menggiring Heba masuk ke dalam rumahnya.Heba tertawa pelan atas perkataan Shanti. "Saya pasti datang kok, Bu. Sekarang bagaimana, Ibu percaya 'kan sama saya?"Giliran Shanti yang tertawa dan mengangguk cepat. "Kamu memang tidak pernah berubah. Sejak dulu kamu selalu menepati janji dan datang tepat waktu

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   108

    108Heba tidak bisa tinggal diam saja. Pagi ini juga setelah sampai di kantor, ia sudah bertekad untuk bicara dengan Noah soal masalah kemarin. Jangan sampai ada kesalahpahaman di antara mereka berdua.Sebab Heba begitu yakin, kalau itu semua akan mempengaruhi pekerjaan antara sekretaris dan atasan, yang tiap hari harus bertemu dan melakukan komunikasi.Dengan kedua kaki yang melangkah pasti, Heba menemui Noah di ruangannya. Ia membawakan jadwal atasannya itu dan memaparkan seperti biasa. Namun, tentu saja ia juga akan membicarakan masalah yang ada di antara mereka berdua."Sudah, Ba?" tanya Noah, yang kentara tidak melakukan kontak mata dengan sekretarisnya sendiri."Kalau urusan pekerjaan sudah selesai, Pak. Tapi saya mau bicara soal lain," jawab Heba meminta izin agar Noah memberinya sedikit waktu."Soal apa?" tanya lelaki itu setelah berdehem pelan."Soal saya dan Bapak." Heba menatap Noah, sehingga lelaki yang ada di depannya pun terpaksa melakukan hal serupa.Noah terdiam. Harus

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   107

    107"Kita pergi saja dari sini," ajak Noah hendak menggamit tangan Heba, tetapi Anisa lebih dulu mencegahnya."Jangan ke mana-mana, Ba. Mama mohon sama kamu, kamu harus bantuin Mama," pinta Anisa yang lagi-lagi diucapkan tanpa rasa malu sedikit pun.Heba sendiri benci melihat bagaimana Anisa begitu berusaha. Ia marah, tetapi tidak mau menunjukkannya, karena tenaganya akan terkuras habis. Maka dari itu, ia mengangguk pada Noah dan mereka pun pergi dari rumah Luqman saat itu juga.Menghela napas panjang, Heba menghembuskannya sangat perlahan. Ia mencoba untuk tetap tenang saat masuk ke dalam mobil. Sementara Noah hanya melihat sekilas wanita di sebelahnya, kemudian melajukan mobil.Heba begitu sibuk memikirkan bagaimana caranya ia menyadarkan Anisa, agar tak lagi mendesaknya untuk memperjuangkan Nathan. Tanpa sadar Heba mengepalkan tangan dan menggerutu pelan, dan Noah hanya melihat itu tanpa melakukan apa pun.Sedetik kemudian, Heba tersadar jika ia masih melakukan perjalanan bersama No

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   106

    Bab 106Hari berganti cukup cepat bagi Heba, lantaran ia tengah merasakan ketenangan yang luar biasa. Hidupnya begitu damai, setelah Heba menjauh perlahan tapi pasti dari Anisa, juga Nathan dan keluarganya.Wanita itu fokus pada diri sendiri, mengembangkan berbagai macam bakat yang selama ini terpendam karena tak pernah mendapatkan ruang selama menikah dengan Nathan."Makan siang di mana kita hari ini?" tanya Noah melihat penunjuk waktu, yang mana setengah jam lagi, mereka akan mendapatkan jatah istirahat."Cuaca di luar sedang bagus, Pak. Bagaimana kalau makan siang di restoran yang baru saja buka?" Heba teringat pada restoran baru, yang letaknya tak jauh dari kantor."Boleh, kita coba makan di sana." Noah setuju.Maka cepat-cepat Heba akan menghubungi restoran untuk melakukan reservasi, agar mereka mendapatkan meja. Namun, tangannya berhenti bekerja saat ia mendapat panggilan dari Luqman."Ada apa, ya?" tanya Heba, tak sadar sudah mengeluarkan suara, sehingga Noah menoleh."Kenapa?"

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   105

    Bab 105"Kemarin kamu makan malem sama keluarganya Pak Bos, ya?" tanya Kamila seraya berbisik.Sejak tadi ia memicingkan mata dan mengirimkan kode agar sahabatnya bercerita. Namun, sayang sekali Heba benar-benar tidak peka. Sehingga Kamila akhirnya harus bertanya secara gamblang."Ba? Iya atau nggak?" desak Kamila."Kamu tau dari mana?" Heba malah balik bertanya. Seingatnya, ia tak mengatakan pada siapa pun. Lantas dari mana Kamila bisa tahu semuanya?"Itu artinya bener?"Heba mengangguk, tak mungkin menyembunyikan apa pun dari Kamila. Lagi pula, tak ada yang aneh dari makan malam kemarin."Sekarang aku tanya sekali lagi, kamu kok bisa tau?" Heba menatap heran, tetapi Kamila malah terkikik saja."Iyalah aku tau! Orang aku ngikutin kamu sama Pak Bos!" Kamila menjawab jujur.Betul adanya kalau kemarin, diam-diam dirinya mengikuti Heba dan Noah. Sebetulnya Kamila tak memiliki niat seperti itu. Hanya saja, ia penasaran mengapa Heba tampak sedih.Niat untuk menegur Heba dan mengajaknya pul

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   104

    Bab 104"Kamu harus berani, Sayang," ucap Nathan saat mobilnya sudah tiba di depan rumah Luqman.Anya mengangguk, tetapi tidak juga membuka pintu mobil dan keluar dari kendaraan roda empat tersebut."Yang terpenting kamu jangan ikut emosi. Kita harus tunjukkan sama Mama Anisa dan Papa Luqman, kalau hubungan kita ini sangat serius.""Iya, Mas. Aku akan jaga emosiku di depan Papa sama Mama," balas Anya berjanji.Nathan memang benar, kalau ia harus bersikap lebih dewasa, agar pilihannya untuk menjalin kedekatan dengan Nathan tak disepelekan. Lantas keduanya pun turun dari mobil.Anya masuk lebih dulu ke dalam rumah, diikuti oleh Nathan di belakangnya. Di dalam ruang keluarga, sudah ada Anisa di sana. Awalnya wanita paruh baya itu terlihat senang dengan kehadiran Anya, sehingga ia berdiri dan bergegas menghampiri.Akan tetapi saat melihat ternyata Nathan ikut hadir, senyum di bibir Anya langsung hilang seketika. Ia terang-terangan menatap tak suka pada lelaki yang masih jadi menantunya it

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   103

    Bab 103Sejak pagi tadi, perasaan Nathan sudah tidak bisa dikondisikan lagi. Itu semua dikarenakan kedatangan Anisa yang hanya ingin marah-marah kepadanya.Untung saja ada Luqman yang menjadi penengah, tetapi lelaki paruh baya itu sama sekali tidak membela. Setidaknya, Nathan bisa bernapas lebih lega, karena ia tak mendapatkan masalah apa pun di kantor.Tepat jam lima sore ketika semua pekerjaannya sudah selesai, Nathan memutuskan untuk pulang ke rumah Ratih. Awalnya ia akan berkunjung sebentar ke apartemen untuk mengambil beberapa helai pakaian.Akan tetapi niat itu diurungkan, karena Nathan harus menghindari Anisa, yang kemungkinan akan memantau di sana.Nathan sengaja memasang wajah lesu ketika ia membuka pintu rumah. Sehingga Anya yang melihat pun langsung menghampiri dengan perasaan khawatir."Muka kamu kenapa begitu sih, Mas? Kerjaan di kantor banyak banget, ya?" Anya bertanya penuh perhatian, juga segera mengambil tas kerja di tangan kekasihnya."Kerjaan di kantor masih ringan

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   102

    Bab 102Pagi-pagi sekali Anisa sudah pergi dari rumahnya, tanpa diketahui oleh Luqman. Ia berencana hendak mendatangi Heba dan memohon sekali lagi. Harapannya memang ada pada Heba, maka dari itu Anisa tak akan menyerah."Waktu itu Heba masih marah." Anisa bergumam sendiri. "Harusnya aku nanya sama dia gimana kondisinya, supaya dia juga mau dengerin permintaanku."Anisa memang agak menyesal karena ia tak mengatur strategi yang bagus. Andai saja otaknya bekerja lebih baik, mungkin ia tak perlu repot-repot mendatangi Heba seperti sekarang."Udahlah, aku memang harus berjuang supaya Anya pisah dari Nathan, dan dia mau pulang ke rumah." Anisa mengangguk yakin, dan keluar dari mobil.Berjalan beberapa langkah, ia pun mengetuk pintu rumah Heba yang masih tertutup."Heba? Ini Mama."Di dalam rumah, Heba yang tengah bersiap-siap pun segera mengenakan kerudung dan membuka pintu. Sesaat ia menatap Anisa."Ada apa, Ma?" tanya Heba memaksa senyum di bibir."Mama mau bicara sama kamu, Ba.""Aku gak

  • Dinikahi Bos Tampan, Setelah Diduakan   101

    Bab 101"Noah, Papa, ayo!" ajak Shanti yang bingung mengapa anak dan suaminya malah diam dan tak mengikuti langkahnya menuju ruang makan."Ayo, Pa!" Noah pun mengajak Pratama.Lelaki paruh baya itu mengangguk. Ia menebak jika Noah memiliki maksud, sampai memberitahunya hal pribadi tentang Heba. Padahal selama ini, Pratama tak pernah sekali pun bertanya soal suami dari mantan sekretarisnya itu.Pratama sangat paham batasan mana yang tak boleh ia langgar. Sehingga selama masa kerjanya dengan Heba bertahun yang lalu, ia pun kurang tahu bagaimana nasib wanita yang satu itu di kehidupan pribadinya."Makan yang banyak ya, Ba." Shanti sangat senang melayani Heba. Mulai dari menyendokkan nasi, mengisi gelas, sampai menawarkan berbagai macam menu yang ada di atas meja makan."Makasih ya, Bu," ucap Heba yang tak tahu lagi harus berkata apa.Heba juga senang karena Shanti menerimanya dengan baik tiap kali bertamu ke rumah ini. Ia merasa seperti mendapatkan sosok ibu yang baru, yang begitu hangat

DMCA.com Protection Status