Terjerat Cinta Kakak Ipar

Terjerat Cinta Kakak Ipar

Oleh:  Cacavip  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
16 Peringkat
195Bab
28.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

*** "Mas mau lamar kamu, Senja." Kejutan pasca sarjana, Senja cukup shock ketika Juandra Bimasena sang kakak ipar tiba-tiba saja melamarnya. Bukan tanpa alasan, Juan melamar atas wasiat yang diberikan sang istri alias kakak Senja yang meninggal beberapa bulan lalu. Senja menerima? Tentu saja tidak. Tak punya perasaan apa pun, dia menolak lamaran tersebut. Namun, desakan dari kedua orang tuanya membuat Senja menyerah kemudian menerima lamaran bahkan pinangan sang kakak ipar. Tak ada yang aneh, pernikahannya dengan Juan berlangsung dengan lancar bahkan pasca sah menjadi istri, Senja diperlakukan dengan sangat baik hingga di malam kedua pernikahan, Juan memberikan kejutan yang tak pernah Senja duga sebelumnya. Kejutan apakah yang Senja dapat dari mantan kakak ipar sekaligus suaminya itu?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Cacavip
Senja dan Juan resmi tamat ya, semua~ Terima kasih sudah membaca cerita ini dari awal hingga akhir...jangan lupa baca dua ceritaku yang lain : Suami Pengganti untuk Adara, sama Sebatas Pengantin Pengganti...
2024-02-09 13:05:49
1
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-07 15:37:42
0
user avatar
Cacavip
Gaes bab 146 jangan dibaca dulu ya, harusnya bab 145 dulu. Ini lagi diperbaiki
2023-12-28 14:21:30
0
user avatar
Cacavip
Bacanya bab 102 baru 103 ya guys, itu ketuker lagi pas terbit dan masih ditinjau setelah aku edit
2023-12-05 13:45:58
1
user avatar
Hamid Ahmad
aku suka cerita kk semangat KK,ceritanya sedih tapi bikin penasaran dan harus baca
2023-11-22 19:08:40
1
user avatar
Cacavip
Guys, itu bab 55 sama 56 ketuker urutannya. Jadi bacanya bab 55 dulu ya baru 56. Aku udah edit cuman belum lolos
2023-11-10 18:36:47
1
user avatar
Nengsih
seru kak ceritanya selalu bikin penasaran di setiap akhir babnya..semanfat kak eca buat nulisnya
2023-11-10 09:33:11
2
user avatar
Shena
Mantep banget berasa ikutan emosinya duhh rasanya kayak diaduk2 asliiiiij
2023-11-09 04:59:30
1
user avatar
Netty Kurnia
mantappp kak... cerita nya seruu.. I like it.. semangat ya nulisnya... cayo.... ...️...️...️
2023-10-29 22:51:01
1
user avatar
Irma
mantappppp sihhh novel satuu ini. bikin darting...️.... tapii bikin nagihh.........
2023-10-26 23:31:38
1
user avatar
Keisha Putri
ceritanya selalu berhasil mengaduk-aduk hatiku...semangat selalu y...
2023-10-26 21:30:45
1
user avatar
Nengsih
seneng banget aku sama ceritanya kak caca......semangat terus nulisnya.
2023-10-26 16:19:02
1
user avatar
Nengsih
selalu suka dengan ceritanya kak caca...semangat terus nulisnya
2023-10-26 16:16:43
1
user avatar
Nengsih
selalu suka dengan ceritanya kak
2023-10-26 16:15:26
1
user avatar
aisakurachan
uhuuyyy... udah ada yg baru selamat novel barunya Thor. semangat ya ;))
2023-10-16 16:56:23
1
  • 1
  • 2
195 Bab

1). Lamaran Mendadak

"Aku nggak mau nikah sama Mas Juan, Ayah!" seru Senja dengan suara bergetar. Gadis itu menatap orang tuanya nanar. "Dia kakak ipar aku, mana mungkin aku menikah dengannya?"Pasangan paruh baya itu saling melempar tatapan gelisah. Sebelum Senja sempat melontarkan protes lebih lanjut, Juan tiba-tiba bersuara."Jadi kamu nolak gitu aja lamaran Mas tanpa mau mikirin dulu semuanya, Nja?" tanyanya. Pria itu duduk persis di depan Senja. "Ini amanat dari kakak kamu. Dia bakalan sedih kalau amanatnya enggak kita lakuin."Senja bergerak tak nyaman di kursinya mendengar kakak sekaligus istri Juan yang meninggal tiga bulan yang lalu dibawa-bawa dalam pembicaraan mereka. Juan memang sudah menjelaskan bahwa lamaran itu dilandasi amanat dari Mentari, kakak yang paling Senja sayangi. Alih-alih menentang, kedua orang tua Senja justru menerima dengan baik niat tersebut karena menurut mereka turun ranjang bukan sesuatu yang buruk."Terus Mas pikir dengan kita menikah, Kakak aku nggak bakalan sedih gitu
Baca selengkapnya

2). Lamaran Kedua untuk Senja

***"Hai, Sayang."Alih-alih membalas sapaan, Senja justru sedikit menggeram setelah di depan rumahnya kini—persis di balik sebuah pohon berukuran sedang, seorang pria berdiri dengan senyuman melengkung di bibir.Bukan orang lain, dia adalah Davion—kekasih Senja yang beberapa menit lalu menelepon dan tentunya karena panggilan dari dia, Senja mau tak mau berbohong dengan berkata jika ada kurir paket yang mencarinya sehingga tanpa banyak menunda, dia pergi meninggalkan keluarganya di ruang tengah."Kamu ngapain ke sini mendadak?" tanya Senja sesampainya di dekat Davion. Tak diam, dia meraih tangan kekasihnya itu bahkan memberikan tarikan agar menjauh dari area rumah. "Kan kamu tahu sendiri ayah enggak suka kamu. Kalau diusir gimana?""Aku mau ketemu sama ayah kamu," ucap Davion yang justru tersenyum. "Papa aku baru aja dapat warisan dari mendiang Opa dan aku dapat jatahnya seratus juta. Jadi rencananya aku mau lamar kamu. Gimana, mau, kan?""Bercanda kamu?" tanya Senja yang tentu saja d
Baca selengkapnya

3). Senja Dilema

***"Ish, Davion ke mana sih? Enggak biasanya deh dia ngilang seharian gini. Bikin khawatir aja."Duduk di tepi kasur, rutukan tersebut akhirnya dilontarkan Senja setelah Davion sang kekasih tak bisa dia hubungi baik itu lewat telepon mau pun chat yang bahkan sampai sekarang belum dibalas.Entah ke mana pria itu, Senja sendiri tak tahu. Namun, yang jelas dia dilanda rasa khawatir karena semenjak berpacaran dengannya, Davion tak pernah menghilang seharian penuh seperti sekarang."Kenapa sih? Mas dengar-dengar kayanya daritadi kamu ngerutuk terus."Sejak tadi fokus pada layar ponsel, selanjutnya Senja mengangkat pandangan setelah pertanyaan tersebut didapatkannya dari Juan yang kini duduk di depan meja belajar, dan alih-alih menjawab pertanyaan dari pria itu, Senja justru sedikit menunduk untuk memandang sebuah cincin yang kini tersemat di jari manis miliknya.Tak mau hubungan dia juga Davion terbongkar, minggu lalu Senja memang menerima tawaran dari Juan sehingga hari ini—tepatnya hari
Baca selengkapnya

4). Kandasnya Hubungan

***"Jangan nangis terus biar matanya enggak sembab. Kalau Ayah tahu kamu nangis, nanti Mas yang kena."Terus terisak sepanjang perjalanan, Senja menoleh setelah ucapan tersebut dilontarkan Juan dari balik kemudi. Tak sedang di kamar, saat ini dia dan sang suami tengah berada di perjalanan menuju sebuah hotel tempat Davion menginap, karena memang setelah tak bisa menghubungi sang kekasih sejak kemarin, pagi ini Senja mendapatkan informasi tentang keberadaan Davion bahkan foto-foto pria itu yang tengah terlelap dengan seorang perempuan tanpa menggunakan busana.Melabrak Davion, itulah tujuan Senja sekarang. Diselingkuhi begini dia tentunya tak terima dan karena Juan tahu apa yang terjadi, pria itu menawarkan diri untuk mengantarnya."Ya gimana enggak nangis? Pacar aku tidur sama perempuan lain!" ucap Senja sambil terus mengusap air mata di pipi menggunakan tisu yang dia bawa. "Aku sama Davi pacaran hampir setahun, Mas, dan sekarang aku sakit hati. Aku enggak nyangka dia sejahat itu sa
Baca selengkapnya

5). Sebuah Perubahan

***"Kami pamit ya, Yah, Bun. Kalian jaga kesehatan di sini."Sambil mencium punggung tangan kedua mertua, ucapan tersebut lantas dikatakan Juan ketika sore ini dia dan Senja siap pulang ke Bandung.Patah hati pasca putus dari Davion, Senja mengambil keputusan untuk mulai menerima pernikahannya dengan Juan. Mengungkap niat untuk belajar mencintai suaminya tersebut, dia mengambil langkah awal dengan bersedia tinggal di Bandung bersama Juan dan karena senin besok sang suami harus kembali ke kantor. Jadi hari Minggu sore ini, Senja dan Juan berpamitan."Kalian hati-hati juga di jalan," ucap sang ayah pada mereka. Ia beralih pandang ke arah sang menantu, sambil berkata, "Titip Senja ya. Bimbing dia dan tegur dia secara baik kalau lakuin kesalahan. Meskipun Senja bukan anak kandung ayah, ayah harap kamu perlakukan dia seperti kamu memperlakukan Mentari.""Iya Ayah," kata Juan patuh. "Juan akan lakuin apa yang ayah minta."Tak lama mengobrol, setelahnya Juan juga Senja bergegas menuju mobil
Baca selengkapnya

6). Pembalasan Dendam

***Prak!Senja seketika meringis tatkala belasan atau mungkin puluhan foto cetak berukuran sedang mendarat di atas kepalanya. Tak melayang sendiri, foto-foto tersebut sengaja dilemparkan Juan sebagai bukti perselingkuhan Mentari yang katanya berlangsung selama setahun.Terjebak setelah sebelumnya terjerat, hal itulah yang terjadi pada Senja karena usai dibuat meleleh berkali-kali oleh sikap manis Juan, malam ini dia dihadapkan pada kenyataan pahit tentang nasib dirinya yang sengaja dijadikan bahan balas dendam untuk pengkhianatan sang kakak."Itu bukti-bukti perselingkuhan kakak kamu dan silakan lihat satu-persatu biar kamu tahu seberapa menjijikannya perbuatan Mentari selama satu tahun terakhir."Tak buka suara, Senja yang sudah memakai bajunya kembali lantas mengambil satu-persatu foto di atas kasur untuk dia lihat. Mulai dari berpelukan bahkan berciuman, semua itu ada di foto dan hal tersebut membuat Senja tak habis pikir karena jika
Baca selengkapnya

7). Juan Jahat!

***"Kalau nyucinya enggak selesai sekarang, besok lagi ya, Mas? Baju Mas Juan aja ini banyak, belum lagi baju anak-anak. Mesinnya enggak akan muat."Selesai membongkar pakaian Juan dari koper, Senja bertanya demikian pada sang suami yang kini duduk berselonjor di kasur. Tak boleh tidur sebelum mencuci pakaian, Senja pada akhirnya mematuhi perintah Juan karena tak sembarangan, ancaman pria itu adalah makam Mentari."Semua cucian harus selesai malam ini dan enggak cuman dicuci, kamu harus jemur semuanya, saya enggak mau tahu."Tak menoleh, Juan berkata demikian sambil fokus pada ponselnya dan hal tersebut membuat Senja mendengkus."Tapi ini udah malam, Mas.""Yang bilang siang memangnya siapa?" Juan balik bertanya. "Lagipula kamu ini istri dan mencuci pakaian sudah seharusnya jadi tugas kamu. Jadi jangan banyak protes dan lakuin aja apa yang saya minta."Dilanda rasa kesal, Senja meremas tumpukan baju Juan yang kini berad
Baca selengkapnya

8). Senja dan Pertolongan Gian

***"Jadi kenapa kamu nangis? Suara kamu kedengaran sampai ke luar?"Tak langsung memberikan jawaban, yang Senja lakukan usai mendengar pertanyaan tersebut adalah; memandang Gian sambil terus mengusap air mata di kedua pipi.Berhenti menangis usai pria itu datang secara tiba-tiba, Senja dan Gian kini duduk berhadapan. Bukan orang asing, dia adalah adik kandung Juan yang selama ini tinggal bersama Juan dan Mentari."Enggak jawab lagi," ucap Gian setelah beberapa detik berlalu, Senja tak buka suara. "Kenapa, hey? Berantem sama Mas Juan?"Masih dengan raut wajah sendunya, Senja menggeleng. "Enggak," ucapnya bohong."Terus?"Senja menoleh ke arah kardus besar di belakangnya kemudian beralih pada Gian sambil memegang kardus tersebut. "Aku lagi nangisin ini.""Kardus?" tanya Gian dengan kening mengernyit. Sedikit beranjak untuk melihat, dia cukup terkejut setelah mendapati baju-baju Mentari di sana. "Lho, kok baju-baj
Baca selengkapnya

9). Hukuman Pagi

***"Hey, bangun. Di sini bukan tempat buat malas-malasan."Tidur dengan posisi meringkuk, Senja perlahan membuka mata setelah suara Juan terdengar dari dekat. Mengerjap sambil meresapi rasa pusing, dia beringsut dan yang pertama didapatinya ketika duduk adalah; Juan.Berdiri layaknya bos, pria itu memasang raut wajah datar dan hal tersebut membuat Senja kembali teringat pada semua kejadian semalam termasuk fakta perselingkuhan Mentari yang dibongkar habis-habisan oleh Juan."Mas Juan.""Kamu emang semalas ini ya?" tanya Juan. "Jam udah ada di angka enam, tapi kamu belum bangun. Perempuan macam apa kamu?""Aku capek, Mas," kata Senja. "Lagian tidur di lantai bikin aku susah ngantuk semalam. Jadi aku baru bisa tidur jam-""Saya enggak peduli," potong Juan. "Apa pun alasannya, saya enggak mau tahu karena yang saya pengen, kamu bikinin sarapan buat anak-anak sebelum ke sekolah.""Sarapan?""Ya," kata Juan.
Baca selengkapnya

10). Senja Kabur

***"Mas enggak izinin kamu punya perasaan apa pun sama Senja karena dia istri Mas sekarang dan kamu harusnya ngerti itu."Setelah dilanda shock usai mendengar ungkapan sang adik, ucapan bernada serius lantas dilontarkan Juan pada Gian yang kini berdiri persis di depannya.Namun, alih-alih terintimidasi oleh ucapan yang dia katakan, Gian justru tersenyum miring—membuat Juan kembali buka suara."Kenapa senyum kamu? Ucapan Mas ada yang lucu?""Jelas ada," ucap Gian. "Mas bilang Senja istri Mas, tapi perilaku yang Mas tunjukin ke dia justru enggak mencerminkan kalau Mas suaminya. Mas perlakukan dia kaya pembantu. Padahal, ke Om Haikal Mas janji buat bahagiain dia. Apa itu enggak lucu?""Kamu enggak tahu apa yang Mas rasakan belakangan ini, Gian," ucap Juan. "Mentari selingkuhi Mas selama setahun bahkan sebelum meninggal, dia ciuman sama selingkuhannya dan-""Itu kesalahan Kak Mentari, Mas, bukan Senja!" ujar Gian dengan sua
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status