Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder

Menjadi Istri Jaminan Tuan Miliarder

last updateHuling Na-update : 2025-03-17
By:  Purple RainOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
108Mga Kabanata
2.3Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

"Aku bukan saudaramu, bahkan darah kita pun berbeda. Persetan dengan mereka yang selalu membandingkan aku denganmu. Aku bukan adik kandungmu, Marissa! Kau tahu itu bukan ....?" Teriakan dari Joanna membuat kelopak mata Marissa terbuka lebar. Ia tidak menyangka, jika gadis yang selama ini dianggapnya sebagai saudara sendiri itu telah menikamnya dari belakang. Mampukah Marissa menjaga amanah dari kedua keluarga yang telah menyatukan keduanya sebagai saudara angkat? Sedangkan di sisi lain, Joanna telah mengkhianati Marissa dengan merebut tunangannya, Kevin. "Aku telah hamil dan ini adalah anak, Kevin." Ujar Joanna yang tidak memperdulikan perasaan Marissa. Marissa terpaku, sekujur tubuhnya gemetar saat membawa sebuah dokumen perusahaan yang entah sejak kapan berpindah tangan ke kubu sang adik. Yuk! Baca kisah perseteruan antara dua saudara angkat ini. Jangan sampai terlewat tiap babnya!

view more

Kabanata 1

Bab 1. SUARA DESAHAN DI RUANG SEBELAH

“Apakah Kevin sudah datang?”

Bola mata Marissa memindai keadaan sekeliling. Ia tidak menjumpai tunangannya, Kevin Aldous Benneth. Ruang tunggu Galeri Antalya terlihat sepi, hanya beberapa pasang calon pengantin yang sedang melihat desain terbaru galeri tersebut.

"Kenapa kalian diam saja? Apa ada sesuatu yang kalian sembunyikan dariku?" Marissa menatap satu persatu karyawan Galeri Antalya, wajah mereka terlihat pucat pasi.

Marissa dan Kevin telah sepakat, jika tepat jam 2 siang akan melakukan fitting baju pengantin di salah satu galeri ternama di pusat kota. Tapi saat Marissa sudah tiba di lokasi, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Bahkan dari sekian karyawan di sana, tidak ada satupun yang angkat bicara.

“Nona, Nona, tunggu!” cegah salah satu karyawan tersebut ketika melihat Marissa melanjutkan langkahnya ke dalam galeri.

“Ya! Ada apa? Kenapa dengan kalian hari ini ….?" kedua tangan Marissa direntangkan dengan bebas. Tampak dahinya berkerut karena merasa heran dengan keanehan yang terjadi siang ini.

"M-Maaf, Nona." Karyawan tersebut buru-buru melepaskan pegangan tangannya, lalu mereka berdua hanya bisa menatap dalam kebungkaman. 

Kepala Marissa menoleh ke arah lain dengan cepat, saat ada sesuatu yang mengusik pendengarannya. 

“Nona. Jangan ….!” kepalanya menggeleng pelan dengan tatapan yang—entah.

"Diamlah! Aku tidak butuh alasan kalian," jawab Marissa yang memperlihatkan gestur wajah tak suka. 

Seketika itu juga karyawan galeri tidak berani membantah. Mereka pun menunduk dan meremas kedua telapak tangan. Sehingga semakin menimbulkan keanehan di benak, Marissa.

"Jangan berhenti! Aku mohon," sayup terdengar suara dari salah satu ruangan. Suara itu bagai terbawa angin lalu dan sampai di gendang telinga, Marissa.

"Sepertinya aku mengenal suara itu …." gumam Marissa dengan langkah sedikit terburu-buru.

“Tidak, Nona. Sebaiknya Anda jangan ke sana!”

Gadis berambut ikal tersebut tidak menghiraukan suara karyawan galeri yang berusaha mati-matian menghentikan aksinya. Marissa tetap masuk ke dalam meski ia harus menahan seluruh tubuhnya yang mulai gemetar hebat.

“Lebih cepat, Kevin! Aku sudah tidak bisa menahannya ….”

Suara desahan di balik pintu itu benar-benar mengusik telinganya. Ia mengepalkan tangan kanan dengan erat. Bibir Marissa mengatup hingga memperlihatkan rahangnya yang mengeras. Entah mengapa ia bisa merasakan jika akan ada hal buruk setelah Marissa berhasil mengetahui sesuatu di balik pintu ruang fitting itu.

"Huft ….! Tenanglah, Marissa!” Marissa mencoba untuk meredam perasaannya sendiri. 

Ia harus menerima kenyataan saat tangannya berhasil membuka handle pintu. Hampir saja Marissa terjatuh karena tiba-tiba saja tubuhnya terasa ringan. Untung, gadis bermata kecoklatan itu memegang handle pintu dengan cukup kuat.

"K-Kevin, J-Joanna ….! A-Apa yang sudah kalian lakukan?" 

Kelopak mata Marissa terbuka lebar saat mendapati calon suami dan adiknya sedang melakukan sesuatu yang tidak senonoh di dalam ruangan itu. 

"Sial ….!" Joanna kebingungan ketika hendak bersembunyi dan menutupi tubuhnya yang sudah terbuka sebagian.

"Joanna, tunggu dulu! Jangan pergi!" Marissa berusaha menghadang adik perempuannya itu agar tidak meninggalkannya begitu saja.

Ya! Joanna harus menjelaskan semua kekacauan yang telah dilakukannya sore ini. Bisa-bisanya gadis itu langsung hengkang tanpa pamit. Bahkan ia tidak mengucapkan satu kalimat permintaan maaf kepadanya.

“Lepaskan aku, Marissa!” bola mata Joanna membulat, hingga membuat Marissa terkejut dengan reaksi yang ditunjukkan oleh adik perempuannya tersebut.

"Dia tidak ada urusannya denganmu. Hadapilah aku, Marissa!" Kevin meraih tangan Marissa agar gadis itu tidak mengejar, Joanna Spencer.

“B-Bisa-bisanya kalian berkhianat di belakangku?” ia memandang Kevin dengan tatapan tak percaya.

Beberapa karyawan Galeri Antalya yang berdiri di ambang pintu pun menyingkir dengan sendirinya ketika Kevin meraih pintu dan menutupnya dengan satu kali gerakan. Sudah seharusnya mereka tidak mencampuri urusan orang lain, apalagi saat ini kejadian yang tengah diributkan adalah sesuatu yang sangat memalukan.

"Apa yang sudah kamu lakukan? Jangan menyentuhku! Singkirkan tanganmu itu dariku! Sangat menjijikkan,” Marissa menghempaskan tangan Kevin yang telah berani menyentuhnya. Ia tidak sudi bersinggungan setelah tangan itu berhasil menggerayangi tubuh adiknya.

“Jangan munafik, Marissa!” hardik Kevin dengan emosi meluap karena hasratnya tidak tersalurkan seperti keinginannya.

“Kamu yang munafik, Kevin! Kamu ingin memutar balikkan fakta dan menyalahkan aku?" Marissa menunjuk dirinya sendiri tepat di depan dada. Raut wajahnya mendeskripsikan perasaan kecewa yang mendalam.

"Kenapa ini terjadi di saat tanggal pernikahan kita sudah di depan mata?" tatapannya begitu tajam menatap Kevin dengan begitu muak. Marissa merasa sia-sia telah menjaga kesetiaannya selama ini, jika pada akhirnya ia masih saja ditikung dengan saudaranya sendiri.

"Atau, kalian memang sengaja menggagalkan pernikahan ini?" Marissa mencoba untuk mencari jawaban, kenapa kedua orang terdekatnya sepakat berkhianat.

Marissa memandang pria itu dengan tatapan tak mengerti, kedua alisnya saling bertautan. Ia melihat Kevin kini tengah berkacak pinggang setelah mengacak rambutnya yang ikal. Pria bertubuh jangkung dengan postur 175 centimeter tersebut tiba-tiba terkekeh. Kevin menertawakan Marissa yang terlihat bodoh di matanya.

“Kenapa ….?” Marissa bertanya dengan nada suara dan bibir yang bergetar.

“Kenapa harus dengan adikku, Kevin? Apa tidak ada perempuan lain selain dia?” Marissa terlihat begitu menyedihkan meski ia berusaha untuk bisa berdiri dengan tegak. 

“Sudah puas kamu menghancurkan semuanya?” ia berusaha untuk menahan agar titik embun yang hendak lolos dari kelopak matanya tidak jatuh membasah di kedua pipi.

"Kita tetap menikah!" ujar Kevin dengan suara yang terdengar begitu—dalam.

Marissa menoleh dengan segera, "Apa?! Jangan gila kamu, Kevin!”

“Setelah apa yang kamu lakukan dengan adikku dan sekarang kamu menuntutku untuk terus menjalankan rencana pernikahan ini?” panjang lebar Marissa menumpahkan kekesalan hatinya.

“Jangan mimpi kamu, Tuan! Bangunlah! Tidurmu sudah terlalu lama." Sindir Marissa yang berusaha untuk menyadarkan posisi Kevin saat ini.

"Tidak bisa! Kita harus tetap menikah apapun kondisinya. Karena …." 

"Apa?! Karena apa, hah? Agar kamu bisa bersenang-senang dengan Joanna dan aku sampai puas?" buru-buru Marissa memotong kalimat, Kevin. Pria itupun menghentikan ucapannya, lalu menatap Marissa dengan enggan.

"Dasar maniak!" tuding Marissa saat ia melanjutkan ucapannya kembali.

Napasnya terdengar begitu memburu, ia meluapkan semua emosi yang sedari tadi ditahan. Tapi sia-sia bagi gadis itu. Semakin Marissa marah, semakin Kevin tertawa senang. Seolah-olah pria itu adalah—pemenangnya.

“Diamlah! Tutup mulutmu!” Tangan kanan Kevin sudah menjepit dagu, Marissa. 

Perempuan itu mendongak seiring pergerakan tangan Kevin yang memaksa dirinya untuk menatap wajah menyebalkan tersebut. 

“Kamu pikir, kamu adalah wanita yang hebat? Jangan sombong kamu, Marissa!” ujar Kevin dengan bola mata yang melotot.

“Aku terpaksa menyetujui pernikahan ini karena ada sesuatu yang selama ini tidak kamu ketahui,” Kevin semakin mendekatkan wajah. Marissa bisa merasakan hembusan napas itu menerpa sebagian wajahnya yang dimiringkan.

“Apa yang sedang kamu bicarakan?” wajah Marissa kembali berpaling dan menatap Kevin dengan tajam. 

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
108 Kabanata
Bab 1. SUARA DESAHAN DI RUANG SEBELAH
“Apakah Kevin sudah datang?” Bola mata Marissa memindai keadaan sekeliling. Ia tidak menjumpai tunangannya, Kevin Aldous Benneth. Ruang tunggu Galeri Antalya terlihat sepi, hanya beberapa pasang calon pengantin yang sedang melihat desain terbaru galeri tersebut. "Kenapa kalian diam saja? Apa ada sesuatu yang kalian sembunyikan dariku?" Marissa menatap satu persatu karyawan Galeri Antalya, wajah mereka terlihat pucat pasi. Marissa dan Kevin telah sepakat, jika tepat jam 2 siang akan melakukan fitting baju pengantin di salah satu galeri ternama di pusat kota. Tapi saat Marissa sudah tiba di lokasi, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Bahkan dari sekian karyawan di sana, tidak ada satupun yang angkat bicara. “Nona, Nona, tunggu!” cegah salah satu karyawan tersebut ketika melihat Marissa melanjutkan langkahnya ke dalam galeri. “Ya! Ada apa? Kenapa dengan kalian hari ini ….?" kedua tangan Marissa direntangkan dengan bebas. Tampak dahinya berkerut karena merasa heran d
last updateHuling Na-update : 2023-09-16
Magbasa pa
Bab 2. TERLANJUR BASAH
“Sudah lama aku ingin menyampaikan hal ini kepadamu. Tapi aku masih menghormati posisimu di dalam keluarga, Sawyer.” Perlahan Kevin berusaha menjelaskan alasannya, ia tidak ingin disalahkan begitu saja. “Bicaralah! Sebelum kesabaranku habis,” tantang Marissa dengan bola mata yang bergerak tak tenang. Marissa Sawyer, gadis muda berusia 27 tahun itu telah sukses menjadi seorang CEO di bidang konstruksi. Perusahaan milik keluarganya itu hampir saja gulung tikar sebelum Marissa terjun untuk mengelola sendiri. Gadis itu menjadi pribadi yang mandiri dan kuat seiring berjalannya waktu. Hingga setahun yang lalu, dia bertemu dengan Kevin dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kisah indah itu, harus berakhir seperti sekarang ini. "Ikut aku!" tiba-tiba saja, Kevin menarik tangan Marissa agar bersedia ikut dengannya. "Hei! Apa-apaan ini?" Marissa hampir saja terjungkal saat ia tidak bisa mengimbangi langkah Kevin yang lebar. Mereka melewati para karyawan yang tidak bisa berbuat banyak k
last updateHuling Na-update : 2023-09-24
Magbasa pa
Bab 3. SUAMI PENGGANTI 24 JAM
“Apa kamu gila, Marissa?” Kevin mencoba meminta penjelasan pada, Marissa. Gadis itu melihat ke arah Kevin tanpa mengatakan apapun. Ia diam dengan tatapan yang datar. Posisinya tetap sama, berdiri di hadapan Deniz yang baru saja dilamar agar bersedia menikah dengannya. Deniz Ansel Ghazy, pria berusia 28 tahun itu tidak menyangka bertemu kembali dengan teman masa lalunya—Marissa Sawyer. Ia melihat sosok Marissa yang tidak banyak berubah kecuali, semakin dewasa. “Tidak. Aku tidak gila, justru aku yang melihatmu seperti orang gila.” Sahut Marissa yang berpura-pura mengacuhkan pria itu. “Apa kamu mengenalnya?” tanya Deniz pada, Marissa. Gadis berpostur 165 centimeter tersebut menoleh, ia memanyunkan bibirnya sejenak. Marissa nampak berpikir, lalu dia menggeleng pelan. “Tidak. Aku tidak mengenalnya,” jawab Marissa dengan santai. “Baiklah kalau begitu. Ayo kita pergi dari sini!” ajak Deniz sambil menyodorkan lengannya pada, Marissa. Pria itu berharap agar Marissa segera melingkarkan t
last updateHuling Na-update : 2023-09-26
Magbasa pa
Bab 4. (BUKAN) PERAWAN TUA
“Apa yang bisa diharapkan dari perawan tua sepertimu? Mendapatkan pria kaya raya dan hidup enak layaknya kisah Cinderella?” Kevin tertawa lepas saat mendengar penjelasan dari, Marissa. Gadis itu mundur satu jengkal ketika Kevin berusaha merangsek di hadapannya. Dengan perlahan Marissa menurunkan jari telunjuk, Kevin. “Apa kamu takut, Kevin?” sindir Marissa dengan senyuman mengejek. Kevin salah tingkah, bola matanya bergerak tak tentu arah. “T-Tidak! S-Siapa yang takut? A-Aku, takut padamu? Jangan konyol, Marissa!” Kevin mengelak, saat tuduhan Marissa tepat pada sasaran. Pria itu tertawa kecil untuk menutupi perasaan was-was yang tiba-tiba saja menyergapnya. “Ayolah, Marissa! Jangan buang-buang waktu dengan percuma! Bukankah aku telah memberikan pilihan terbaik untukmu?” kata Kevin yang mencoba untuk mengalihkan percakapan yang menurutnya tidak berarti. “Pilihan terbaik? Pilihan terbaik apa?!” dahi Marissa berkerut tanda tidak mengerti. “Aku akan menjamin hidupmu jika kamu menja
last updateHuling Na-update : 2023-09-27
Magbasa pa
Bab 5. PEMANASAN DI MALAM PERTAMA
“Dasar gadis aneh! Aku sekarang suami kamu. Bisa tidak, bersikap manis sedikit saja?” Deniz menahan rasa sakit yang diakibatkan oleh tendangan maut, Marissa. Ia melirik ke sebelah, di mana gadis yang baru saja dinikahinya itu duduk dengan wajah cemberut. Benar saja, Marissa menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah yang tidak dapat Deniz deskripsikan. “Tapi kenapa harus kamu? Kenapa Tuhan mengirim kamu sebagai jodohku?” ujar Marissa yang membuat pria itu melebarkan kelopak matanya. “T-Tunggu! Apa maksud dari ucapanmu itu, Nona?” Deniz tersinggung, ia meminta penjelasan dari, Marissa. “Ya itu lah. Seharusnya Tuhan tidak memilih kamu untuk menggantikan, Kevin.” Jawab Marissa dengan begitu polosnya. “Hei, Nona! Memangnya apa kekuranganku?” Deniz tidak terima, ia membuka kedua tangannya. Marissa menoleh, ia memindai sosok pria tersebut dari atas kepala sampai ujung kaki. Kemudian Marissa mengalihkan pandangannya ke depan, ia menghempaskan punggungnya pada sandaran
last updateHuling Na-update : 2023-09-28
Magbasa pa
Bab 6. PEREMPUAN BAYARAN
“Kamu dapatkan gadis itu dari mana? Apa kamu membayarnya agar bersedia memenuhi apa yang diinginkan oleh ayahmu?” Suara sumbang itu terdengar begitu menyakitkan di telinga, Marissa. Bisa-bisanya saat ia baru melangkahkan kaki di kediaman keluarga suaminya, Marissa mendapatkan penyambutan yang tidak pernah ia duga.“Apa dia ibumu? Dia menganggapku sebagai wanita murahan yang kamu bayar agar ….”“Diam dulu! Jangan banyak tingkah di sini! Aku sudah menyelesaikan masalahmu, sekarang kamu harus memenuhi janji padaku.” Deniz menyela kalimat yang diucapkan oleh, Marissa. Seketika itu juga Marissa terdiam. Ia melirik tajam ke arah suaminya, lalu ia pun bermonolog dengan dirinya sendiri. “Sial! Dia pikir aku wanita penghibur?”Gadis itu memalingkan muka, ketika wanita berpenampilan paripurna itu memandangnya tanpa berkedip. Marissa mendengus dengan kasar, rasanya ia ingin maju ke depan dan menjambak rambut wanita tersebut tanpa ampun.“Aku datang ke sini tidak untuk bertemu denganmu. Di mana
last updateHuling Na-update : 2023-10-14
Magbasa pa
Bab 7. PRIA AMBISIUS
“Apa dia gadis yang kamu ceritakan?” tuan Ghazy menginterogasi mereka di sebuah meja berbentuk bundar.Marissa dan Deniz duduk berdampingan di hadapan pria berperawakan tambun tersebut. Gadis itu menunduk karena merasa telah melakukan satu kesalahan. “Maafkan kami sudah membuat keributan,” jawab Deniz dengan membuka kedua telapak tangan yang bertumpu di atas meja beralaskan kaca tebal.Pria paruh baya itu memicingkan kelopak matanya. “Semua ada tata caranya, Nona. Termasuk apa yang ada di dalam rumah ini,”Marissa semakin menenggelamkan wajahnya ke bawah. Rasanya ia ingin menghilang dari hadapan tuan Ghazy seketika itu juga. Ia pun memilih untuk sedikit merapatkan tempat duduknya pada, Deniz. Marissa mengintip ayah mertuanya dengan sebelah mata, saat tubuhnya tertutup oleh bahu Deniz sebagian.“Aku sudah meminta maaf untuknya, Ayah.” Ujar Deniz agar ayahnya bisa memaklumi sikap, Marissa.Deniz yakin jika gadis itu punya alasan sendiri kenapa Marissa melakukan hal tersebut, tapi tidak
last updateHuling Na-update : 2023-10-15
Magbasa pa
Bab 8. JANGAN MENGACAUKAN MALAM PERTAMAKU!
“Kamu begitu ambisius menginginkan semuanya? Bukankah saat ini kamu sudah sukses mendirikan beberapa perusahaan anak cabang? Aset sebanyak itu, apa masih kurang untukmu?” tanya tuan Ghazy yang berjalan sedikit menjauh dari putranya berdiri. Ia mengambil botol minuman dan menuangkan sedikit ke dalam gelas kristal. Tuan Ghazy menyesap pelan vodka yang sebelumnya dicampur dengan bongkahan es balok berbentuk dadu. “Bolehkah aku menjawab? Aku takut Ayah akan lebih sakit hati padaku, setelah mendengarnya.” Jawab Deniz yang kini sedikit lebih tenang dari sebelumnya. “Kenapa tidak? Biarkan istrimu itu mendengarnya. Bukankah dia sudah menjadi bagian dari keluarga ini? Aku harap dia bisa memposisikan dirinya dalam keluarga, Ghazy.” “Aku menuntut hak mama di dalam prusahaan itu,” jawab Deniz tanpa berbeli-belit. “Dia sudah MATI, Deniz!” Benar dugaan, Deniz. Ayahnya pasti marah jika dia menyinggung soal ibunya. Entah apa yang sudah meracuni otak, tuan Ghazy. Sehingga pria paruh baya itu ti
last updateHuling Na-update : 2023-10-16
Magbasa pa
Bab 9. LINGERIE BERENDA
“Jadi, ternyata kamu orang kaya hah ….?” sindir Marissa saat kendaraan mereka membelah jalan Ankara. “Aku tidak tahu jika ibu kandungmu sudah meninggal, maaf ….” ujar Marissa yang merasa bersalah sudah berpikiran buruk pada Deniz selama ini.“Kita mau ke mana lagi, Deniz? Tubuhku sudah lelah sekali. Aku sangat merindukan kasurku,” gadis itu bergumam di akhir kalimat. Tapi pria itu tidak kunjung menjawab, meski Deniz bertingkah manja di hadapannya. Marissa melihat Deniz sedang memijat pangkal keningnya yang terasa sakit sejak ia menjejakkan kaki di kediaman—Ghazy.Marissa mencium ke arah ketiaknya sendiri, ada bau tidak sedap berasal dari sana. “Ohhh, tubuhku sudah sangat lengket. Aku mau mandi, tapi aku tidak membawa baju ganti satu pun. Dan aku sangat lapar ….”Marissa terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri. Meski ia tahu, jika tidak mendapat tanggapan dari suaminya. Pria itu mendadak jadi pendiam sejak meninggalkan rumah orang tuanya. Bahkan ia tidak melirik Marissa sedikit p
last updateHuling Na-update : 2023-10-17
Magbasa pa
Bab 10. TUBUHMU HALAL UNTUKKU
"Kita belum membicarakan hal itu. Aku belum siap jika kamu menyentuh tubuhku." Marissa sudah membungkus tubuhnya dengan kimono berbahan satin.Nampak rahang Deniz mengeras, ia duduk tepat di sebelah ranjang. Ia menatap tajam pada Marissa yang sekalipun tidak mau meliriknya. Kedua sikunya ditopangkan pada pegangan sofa yang empuk, Deniz duduk dengan sebelah kaki disilangkan.“A-Aku tidak tahu. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Apakah yang kita lakukan ini adalah—benar?” lanjut Marissa dengan tatapan yang kosong. Kedua tangan gadis itu bersedekap di depan dada, ia merasa—entah.Sementara itu, Deniz membiarkan gadis tersebut mengungkapkan keluh kesahnya setelah melewati hari yang berat. Bahkan Deniz melihat jika Marissa telah mengesampingkan rasa laparnya. “Aku, aku harus bagaimana ….?” Marissa mengusap titik embun yang mulai membasah di sudut kelopak matanya. Ia menoleh ke samping, di mana pria yang baru mengucapkan ikrar janji dengannya duduk tanpa ekspresi yang ramah.“Aku sud
last updateHuling Na-update : 2023-10-19
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status