Suami Licik Istri Cerdik

Suami Licik Istri Cerdik

last updateLast Updated : 2025-01-25
By:   Maheera  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 ratings. 3 reviews
58Chapters
8.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Najwa tidak mengira di perayaan ulang tahun pernikahan kedua, perselingkuhan suaminya terungkap. Dia tidak mengira, di balik perhatian, sikap lembut, dan perhatian hanyalah kamuflase untuk menutupi perbuatan lelaki itu. Yang lebih menyakitkan sang mertua mendukung perselingkuhan itu. Tidak mau diduakan Najwa memilih berpisah. Ujian demi ujian menerpa, Najwa tetap tegar meski hatinya hancur. Dia tak lagi percaya cinta sampai akhirnya kehadiran seorang lelaki berhasli mencairkan beku di hati Najwa.

View More

Latest chapter

Free Preview

Mertua Zalim

Aku menghela napas pelan melihat sampah berserakan di setiap sudut pekarangan rumah Ibu mertua. Selalu seperti ini setiap hari, padahal tempat sampah sudah disediakan tepat di depan rumah, tetapi tidak ada yang berniat membuang ke sana. Entah malas atau menungguku melakukannya. Yah, seperti inilah keseharianku. Datang siang hari selepas mengerjakan pekerjaan rumah, bukannya rehat aku harus ke kediaman Ibu Mas Dayat untuk membantu bersih-bersih. Permintaan Mas Dayat kupikir berlebihan karena Ibunya masih sangat kuat, lagipula setiap ke sana aku disuruh mengerjakan ini dan itu layaknya asisten rumah tangga, padahal Kakak perempuannya selalu datang berkunjung untuk sekadar tidur, makan, dan main ponsel, sementara Ibu mertua bertandang ke rumah tetangga sampai sore."Anak Bunda turun dulu, yuk." Aku menggendong Gio yang tampak lemas. "Gio sakit?" Tatapanku fokus di wajahnya yang memerah.Gio hanya diam lalu memel-ukku. Risau menghampiri ketika merasakan hawa panas dari badan bocah lelaki ...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Susy Arfianti
lamaaaaa nya Up
2025-01-16 13:24:23
0
user avatar
Fauujiyah Fauujiyah
cerita nya tp kok gak update, tunggu ya thor
2025-01-15 21:40:39
0
user avatar
iki eny
bagus ceritanya,ditunggu kelanjutannya
2025-01-10 23:55:23
0
58 Chapters
Mertua Zalim
Aku menghela napas pelan melihat sampah berserakan di setiap sudut pekarangan rumah Ibu mertua. Selalu seperti ini setiap hari, padahal tempat sampah sudah disediakan tepat di depan rumah, tetapi tidak ada yang berniat membuang ke sana. Entah malas atau menungguku melakukannya. Yah, seperti inilah keseharianku. Datang siang hari selepas mengerjakan pekerjaan rumah, bukannya rehat aku harus ke kediaman Ibu Mas Dayat untuk membantu bersih-bersih. Permintaan Mas Dayat kupikir berlebihan karena Ibunya masih sangat kuat, lagipula setiap ke sana aku disuruh mengerjakan ini dan itu layaknya asisten rumah tangga, padahal Kakak perempuannya selalu datang berkunjung untuk sekadar tidur, makan, dan main ponsel, sementara Ibu mertua bertandang ke rumah tetangga sampai sore."Anak Bunda turun dulu, yuk." Aku menggendong Gio yang tampak lemas. "Gio sakit?" Tatapanku fokus di wajahnya yang memerah.Gio hanya diam lalu memel-ukku. Risau menghampiri ketika merasakan hawa panas dari badan bocah lelaki
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Ipar Tak Tahu Diri
"Imah, mana nasi sama lauk untuk Ibu?"Suara Mbak Anis terdengar keras membuatku harus menjauhkan ponsel dari daun telinga. Ini bukan pertama kali Kakak Iparku berkata ketus seperti itu. Bisa dibilang sudah menjadi kebiasaannya dan selama ini aku hanya bisa diam. Pernah membantah justru fitnahan yang dia lontarkan padaku."Maaf, Mbak, aku tidak masak hari ini." Aku menjawab sambil menepuk-nepuk bokong Gio yang tertidur di gendongan."Aku tidak mau tahu, kamu harus antar lauk ke sini. Kalau tidak aku lapor ke Dayat." Nada suara Mbak Anis semakin keras. Lazimnya orang meminta pasti akan bersuara lemah-lembut, tetapi berbeda dengan Kakak iparku itu. Dia selalu ketus dan sinis, apa yang dia perintahkan harus dikerjakan. Tidak peduli aku sedang repot. Pernah mengeluh pada Dayat, suamiku, namun dia menyuruhku sabar, sebab Mbak Anis memang dimanja sejak kecil. Apa pun yang diminta pasti dipenuhi oleh Ibunya. Apalagi dia baru cerai dari suaminya sehingga emosinya tidak stabil."Gio demam, M
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Aku Juga Manusia
Mas Dayat menatapku tajam. "Apa benar kamu tidak mau ngasih lauk untuk Ibu?" Suaranya keras melontarkan pertanyaan itu padaku."Iya, Dayat, bahkan dia mau memu-kulku. Kamu lihat sendiri, kan?"Aku melongo mendengar fitna-han yang keluar dari mulut Mbak Anis, benar-benar ular berbisa!"Halimah, kamu sudah keterlaluan. Mbak Anis Kakakku, harusnya kamu lebih hormat padanya."Aku tertawa kecil mendengar ucapan Mas Dayat. Kami sudah menikah selama lama, tetapi dia seolah-olah tidak mengenal karakter istrinya."Mas percaya apa yang dia adukan? Faktanya semua fit-nah. Dia yang memu-kul aku duluan, lihat pipiku!" Aku menunjuk bekas tam-paran Mbak Anis. "Mas tahu kenapa aku kasar padanya? Dia mau ambil u@ngku, gara-gara aku tidak sempat masak lauk untuk Ibu. Mas tahu sendiri Gio demam tinggi dari semalam, jangankan memasak, makan saja aku belum sempat."Mas Dayat diam mendengar kalimat panjang dariku. Mungkin dia tidak mengira aku akan membalas tudingannya lebih keras. Maaf, Mas, aku tidak ma
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Apa yang Disembunyikan?
Mataku tak bisa terpejam meski jam sudah berdentang dua belas kali. Aku melirik Mas Dayat yang tertidur pulas di sebelahku setelah meminta haknya sebagai suami. Selalu begitu, setiap berh@srat sikapnya sangat manis, tetapi bila sudah mendapatkan maunya, dia akan kembali acuh tak acuh. Aku mengamati setiap lekuk parasnya, sembari bertanya-tanya apa yang membuatku jatuh cinta padanya hingga bertahan dengan sikapnya. Dia tidak kaya, sangat penurut kepada Ibunya, dan cenderung plin-plan. Akhirnya aku sadar wajah tampan dan mulut manisnya yang membuatku terpikat. Alasan yang sangat b0doh. Kupikir memiliki suami tampan dan bisa berkata-kata manis sangat menyenangkan, rumah tangga kami akan diwarnai canda-tawa. Sebuah kekeliruan besar yang kusesali sampai sekarang. Andai tak ada Gio mungkin hatiku tak berat berpisah dengan Mas Dayat. Aku tumbuh di keluarga broken home. Pernikahan keduanya kandas di tahun ke tujuh, karena Ibu tak tahan menjadi istri kedua yang selalu dipandang hi-na oleh mas
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Sok Kuasa
"Sudah, ya, Mas pergi dulu." Aku bergeming meski Mas Dayat menc-ium dahiku. Hatiku sudah hambar padanya, hanya demi Gio aku masih bertahan di pernikahan ini. Aku menatap datar sarapan yang terhidang di atas meja. Usahaku sejak subuh sia-sia, dia bahkan melupakan bekal makan siangnya. Aku mengingat-ingat sejak kapan rasa di hatiku hilang? Mungkinkah sejak Mas Dayat selalu mementingkan keluarganya dibanding anak dan istri? Atau sejak dia menyuruhku menjadi b-abu untuk Ibunya? Aku tersenyum getir, manisnya pernikahan kurasakan hanya di satu tahun pertama, di tahun selanjutnya aku menjadi pemba-ntu gratisan untuk keluarganya. Seperti kerbau dicucuk hidung aku menurut saja, bahkan hin-aan demi hin-aan aku telan dalam diam. Bukan apa-apa, aku berharap Mas Dayat bisa melihat usahaku membahagiakan Ibunya. Harusnya aku sadar kalau tidak selamanya kebaikan akan dibalas kebaikan juga. Tangis Gio membuyarkan lamunanku. Aku gegas menghampiri putra kecilku yang menggemaskan. Sayangnya, demam
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Tidak Mengira
"Harusnya aku yang bertanya, siapa wanita ini?" Raut Mas Dayat seketika memucat, dia melirik wanita yang menatapku dengan alis berkerut. "Mas, dia ...." "Eh, sayang, kok, gak bilang mau ke toko?" Mas Dayat menyela perkataan wanita tadi, dia menghampiriku sambil mengulas senyum. Aku sedikit risih ketika dia merangkul pundakku. Entah mengapa aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Apalagi dari sudut mata aku bisa melihat wanita tadi cemberut melihat sikap Mas Dayat. "Kenapa harus bilang-bilang datang ke toko sendiri? Atau ada sesuatu yang aku tidak boleh tahu?" Aku menatap Mas Dayat intens untuk memastikan apakah lelaki itu berbohong atau tidak. "Tidak ada, memangnya apa yang aku sembunyikan?" Tatapan Mas Dayat beralih ke Gio, "Anak Ayah sudah sehat?" Aku muak melihat sikap Mas Dayat, lima tahun kami menikah aku hapal gerak-geriknya. Lelaki itu terlihat gugup meski mencoba disamarkan dengan mencolek pipi Gio. "Mana aku tahu, kalau ma-ling ngaku pasti penjara penuh." "Dek,
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more
Mencari Bukti
"Sayang, mana es-nya?" Tepukan di bahu membuatku mengusap kelopak mata agar cairan yang tergenang di sana tak jatuh. Aku tak mau Mas Dayat curiga padaku. Aku berbalik dan mengulas senyum, meski s@kit dan rasa muak padu di dalam dada aku harus menahan diri. Aku tak ingin Mas Dayat menaruh syak wasangka yang membuatnya berhati-hati. Mulai hari ini aku harus bisa berpura-pura menjadi istri penurut agar dia merasa bisa membodo-hiku."Rame, Mas, aku malas antri." Tatapanku jauh ke belakang pundak Mas Dayat. Fina, pelakor itu berdiri di belakang lelaki itu. "Dia ngapain ngekorin kamu terus? Abis ngerayu kamu, ya? Atau kalian lagi merencanakan sesuatu?""Sayang!" Mas Dayat berdeham, dia melirik Fina. Aku bisa melihat dia memberi isyarat agar wanita itu pergi. "Kamu kenapa suka nuduh aku yang tidak-tidak? Selama ini apa pernah aku aneh-aneh di belakang kamu?"Aku berdecih melihat lihainya Mas Dayat bersilat lidah. Entah berapa lama dia mencurangiku, yang pasti bukan sebulan-dua bulan ini. "
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
Keluarga Sakit
Aku sampai di rumah sore hari. Setelah memandikan Gio lalu menyuapinya makan, dia tertidur di depan televisi. Aku tersenyum melihat wajah polos Gio. Ada sesak berkelindan di dalam dada membayangkan putraku akan hidup tanpa sosok seorang Ayah. Tak mungkin aku mempertahankan pernikahan yang telah ternoda. Hatiku yang sudah kebas perlahan mati rasa mengetahui Mas Dayat sering berbagi keringat dengan wanita lain. Aku tidak mengira lelaki yang terlihat baik dengan senang hati menceburkan diri ke lautan dosa. Aku membuka kembali map yang kubawa dari rumah Ibu mertua untuk memastikan kelengkapan sertifikat rumah dan ruko. Apa yang ada di pikiran Mas Dayat? Dia pikir bisa mengalihkan kepemilikan keduanya tanpa tanda-tanganku? Atau mungkin saja bisa kalau dia menyogok oknum di BPN. Mulai hari ini aku harus ekstra hati-hati. Aku teringat kotak perhiasanku, jangan sampai lelaki itu mengetahui tempat penyimpanannya juga. Gegas langkahku ke dapur, mendorong kulkas ke depan untuk mengambil kotak k
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
Nyaris
"Ngapain kamu?!"Badanku seketika menegang, keringat dingin mulai keluar melalui pori-poriku. Satu, dua, sampai tiga detik tak ada pergerakan. Dengan perlahan aku menoleh ke belakang, rasa takut yang tadi sempat hinggap di dada seketika lenyap melihat Mas Dayat masih tertidur, rupanya dia ngelindur. Aku menghela napas lega lalu bergerak turun dari pembaringan. Aku memilih duduk di lantai agar lelaki itu tidak memergoki perbuatannya, lagipula dari sini aku bisa mengawasi pergerakan Mas Dayat.Aku mengirimkan semua percakapan Mas Dayat dengan keluarganya ke whatsappku. Selagi bisa aku harus mengumpulkan bukti agar di pengadilan nanti mereka tidak berkutik."Mas, jangan lupa, ya, besok kirim aku u@ng 100 juta. Kamu janji mau bayarin Dp rumah untuk aku."Satu pesan masuk dari Fina segera kubaca. Dasar wanita gat@l, dia pikir nominal 100 juta sedikit?"Iya, liat nanti." Aku membalas pesan Fina. Aku muak melihat wanita itu membalas dengan mengirimkan fotonya yang hanya mengenakan bra dan ce
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
Bab. 10
"Mbak, aku udah dapat pembukuan toko."Aku tersenyum membaca pesan whatsapp dari Eko. "Bagus, kamu kerja hari ini?""Nggak Mbak. Kebetulan hari ini aku libur.""Oke, kamu tunggu aku di warung Mbok Darmi. Sebentar lagi aku ke sana.""Siap, Mbak."Aku menyimpan ponsel ke dalam saku celana kulot lalu menoleh ke arah Gio yang sedang melahap sarapannya."Anak Bunda pinter. Nanti di sekolah belajar yang rajin, ya."Gio tersenyum lebar ketika kepalanya kuusap dengan lembut. "Iya, Ibun. Hali ini kata Buk Gulu mau belajal tentang hewan yang bisa telbang.""Gio tahu apa saja hewan yang bisa terbang?" Aku melap sisa makanan di mulut Gio lalu menyodorkan segelas susu ke tangannya."Tahu dong, Ibun. Ada kupu-kupu, bulung, naga juga."Aku tertawa mendengar jawaban Gio. "Naga cuma mitos, sayang. Tidak ada hewan seperti itu." Aku lega melihat Gio menegak habis susunya."Tapi Gio lihat di tivi Naga bisa tebang Ibun. Wush, wush, gitu!"Tawaku kembali lepas melihat tingkah Gio memperagakan burung yang s
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status