Mas Dayat menatapku tajam. "Apa benar kamu tidak mau ngasih lauk untuk Ibu?" Suaranya keras melontarkan pertanyaan itu padaku."Iya, Dayat, bahkan dia mau memu-kulku. Kamu lihat sendiri, kan?"Aku melongo mendengar fitna-han yang keluar dari mulut Mbak Anis, benar-benar ular berbisa!"Halimah, kamu sudah keterlaluan. Mbak Anis Kakakku, harusnya kamu lebih hormat padanya."Aku tertawa kecil mendengar ucapan Mas Dayat. Kami sudah menikah selama lama, tetapi dia seolah-olah tidak mengenal karakter istrinya."Mas percaya apa yang dia adukan? Faktanya semua fit-nah. Dia yang memu-kul aku duluan, lihat pipiku!" Aku menunjuk bekas tam-paran Mbak Anis. "Mas tahu kenapa aku kasar padanya? Dia mau ambil u@ngku, gara-gara aku tidak sempat masak lauk untuk Ibu. Mas tahu sendiri Gio demam tinggi dari semalam, jangankan memasak, makan saja aku belum sempat."Mas Dayat diam mendengar kalimat panjang dariku. Mungkin dia tidak mengira aku akan membalas tudingannya lebih keras. Maaf, Mas, aku tidak ma
Last Updated : 2024-12-06 Read more