Home / Rumah Tangga / Suami Licik Istri Cerdik / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suami Licik Istri Cerdik: Chapter 11 - Chapter 20

58 Chapters

Bab. 11

"Mas, aku buatin sarapan untuk kamu."Senyum Fina menyambut kedatanganku di toko. Wanita itu terlihat seksi dan menarik pagi ini. Bukan hanya pagi ini sebenarnya, tetapi sejak beberapa bulan yang lalu. Penampilan Fina yang selalu modis dan full make up membuatku lupa statusku sebagai lelaki beristri. Aku yang terlalu sering melihat Halimah mengenakan daster lusuh, rambut diikat asal-asalan, dan wajah kusut merasa mendapat svntikan semangat di tempat kerja. "Wah, baik banget sayangku ini." Aku merem4s bok0ng Fina yang besar dan bohay. Bukannya menghindar dia tertawa dan bergelayut di lenganku, nada suaranya yang manja membuatku melayang. "Iya, dong, untuk kekasih hatiku apa sih yang gak?" Fina semakin genit.Aku menelan ludah melihat Fina menji-lat bibirnya. Ah, wanita itu sangat tahu bagaimana membuatku bergair4h. Andai bukan di toko pasti sudah kunikmati kemolekan tvbuhnya seperti yang biasa kami lakukan di kontrakannya."Kamu paling pintar bikin aku klepek-klepek. Kebetulan aku be
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 12

Sesampai di kantor polisi, aku bergegas masuk mencari keberadaan Ibu dan Mbak Anis. Aku tahu kalau Kakakku bandel, tapi tidak mengira dia sampai tidvr dengan suami orang. Argh! Rasanya kepalaku mau pecah. Tak bisakah sekali saja dia tidak membuat masalah? Sejak dulu Mbak Anis terkenal badung, dia bahkan dikeluarkan dari sekolah menengah atas gara-gara ketahuan jadi selingkuhan guru olah raga. Entah apa yang dipikirkannya hingga terlibat skandal. Sejak hari itu Mbak Anis tak mau melanjutkan sekolah karena kabar perselingkuhan itu sudah menyebar dari mulut ke mulut ke sekolah lain."Dayat, sini!" Aku menoleh dan melihat Ibu melambaikan tangan. Langkahku terburu-buru sebab melihat seorang wanita mencoba menyer4ng Mbak Anis. Dua orang polisi mencoba menenangkan wanita tersebut, tetapi mulutnya tak berhenti menca-ci mak-i Mbak Anis."Dasar jal4ng tidak tahu diri. Gak bisa kamu cari laki-laki single? Harus sama suami orang?"Telingaku pekak mendengar ma-kian wanita bertubuh tambun yang aku
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 13

"Bunda, Mas Gio dibawa ke klinik."Baru saja menurunkan gagang sepeda motor, guru Gio berlari menghampiriku."Klinik? Memangnya Gio kenapa?" Wajah guru yang sepantaran denganku memucat. "Tadi Mas Gio main seluncuran, tidak tahu kenapa jatuh dari atas."Spontan aku beristigfar. "Kok bisa, Buk? Memangnya gak ada guru yang mengawasi?" Cemas menyusup ke dada mendengar kepala Gio terluka."Maaf, Bunda, kami lalai. Sekali lagi maaf."Aku kembali menstarter sepeda motor. "Klinik mana, Buk?" Meski kesal aku tak mau meluapkan amarah ke guru itu. Bertemu dengan Gio prioritasku sekarang."Klinik Medika, Bunda. Baru saja diantar pakai mobil kepala sekolah."Aku langsung memutar sepeda motor menuju klinik yang dimaksud. Jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah Gio. Di depan klinik aku memarkir sepeda motor lalu bergegas mencari keberadaan putraku."Bunda!" Aku menghampiri salah satu guru Gio yang melambaikan tangan padaku."Gimana Gio, Buk?" "Kepalanya harus dijahit. Sekali lagi maaf, ya, Bunda
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 14

"Dayat, gimana?" Ibu menyikut lenganku. Ingin rasanya berteriak, ini bukan masalahku kenapa harus aku yang pusing?"Ck, ditanya Ibu malah bengong!"Ini lagi Mbak Anis memelotot ke arahku seolah-olah aku yang membuat onar."Imah gak mau kasih u-angnya.""Apa?!" Mata Ibu nyaris melompat dari tempatnya. "Masa kamu gak punya u-ang? Jangan pelit sama Mbakmu!"Arg! Kenapa Ibu dan Mbak Anis tahunya hanya menuntut, kalau bukan karena ulahnya tak mungkin hal memalukan seperti ini terjadi. Selingkuh ya selingkuh, tapi jangan sampai ketahuan juga. Aku mengusap wajah dengan kasar, sementara polisi dan istri selingkuhan Mbak Anis menunggu jawabanku."Mbak, apa gak bisa kita nego lagi?"Wanita itu menggeleng. "Saya sudah legowo gak masukan wanita gak tahu diri itu ke penjar4, kamu pikir u-ang 25 juta sepadan dengan sakit hati saya? Gimana dengan trauma saya? Gimana mengembalikan kepercayaan ke suami saya?"Aduh, kok malah tanya ke aku? Bukan urusanku keles. Ingin membalas, tapi kata-kata itu hanya
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 15

Aku sudah mempersiapkan kata-kata untuk menolak permintaan Mas Dayat. Aku yakin dia pasti akan mendesak saat kami bertemu. Aku ingin lihat apa yang akan dia lakukan kalau aku menolak. Setelah turun dari taksi, Gio berlari-lari kecil mengejar Ayahnya. Anak itu juga berusaha menarik perhatian Mas Dayat dengan mengadukan apa yang sudah terjadi padanya di sekolah. Alih-alih memeluk putranya, Mas Dayat menyuruh Gio masuk ke kamar. Hati Ibu mana yang tidak perih melihat anaknya tidak dipedulikan oleh Ayah kandung sendiri. Jangankan bertanya bagaimana sekolah Gio hari ini, Mas Dayat bahkan tidak memperhatikan kalau dahi Dio diperban. Tidak ingin melihat Putraku kecewa aku membujuknya masuk ke kamar dengan iming-iming membuatkan makan siang kesukaannya.Rasa ben-ci kepada Mas Dayat semakin menjadi. Apalagi dia terus mendesakku mengembalikan u-ang yang kutransfer ke rekeningku tadi malam, tetapi apa pun alasan yang dia kemukakan tidak akan menggoyahkan pendirianku. Bisa-bisanya dia membod0hiku
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 16

"Suruh Dayat ke sini, aku mau lihat bisa apa dia?"Fina merajuk, dia keluar dari toko dengan langkah menghentak. Bukannya pergi wanita itu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Aku berani berta-ruh dia ingin menelpon Mas Dayat. Bagus kalau begitu, sekalian aku bongkar semua kebusukan mereka. Kesabaranku sudah di ambang batas, diperlakukan seperti pemban-tu gratisan oleh keluarga suamiku. Bahkan, seolah-olah aku istri yang hanya bisa menghabiskan uang suami, karena memilih di rumah mengabdikan diri untuk keluarga. Percuma menjadi baik, sia-sia menjadi istri yang mendahulukan suami dan keluarganya, sebab orang yang tidak tahu diri tidak akan pernah mensyukuri apa yang sudah kita berikan pada mereka."Mas, kamu di mana sih? Buruan ke toko. Istrimu mau pecat aku."Aku geleng-geleng kepala dan tersenyum miris, gaya bicara Fina terdengar aku sangat menzaliminya. Dasar wanita lakn4t, lihat saja bagaimana aku mempermalukanmu nanti. Makin cepat Mas Dayat datang semakin cepat pula kulemp4r k
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 17

"Pengadilan agama buka dari senin sampai jumat. Aku bisa datang kapan saja."Badanku tak bertenaga mendengar ancam4n Halimah. Entah apa yang merasukinya hingga bertingkah seberani ini padaku? Mungkin dia cemburu mengetahui aku menduakannya dengan Fina? Iya, pasti begitu karena aku tahu Halimah cinta mati padaku sejak dulu. Bahkan, agar bisa menikah denganku dia rela menentang orang tuanya. Tentu aku merasa bangga digilai wanita seperti Halimah, dia cantik, terpelajar, dan kaya raya. Sejak pacaran aku tak perlu repot-repot menyenangkannya, sebab Halimah sudah terbiasa mandiri. Aku sudah membayangkan bakal hidup enak setelah menikah dengannya. "Sayang, aku tahu salah. Aku khilaf, Fina yang selalu menggoda aku duluan.""Apa?!" Fina menarik jaketku, wajahnya memerah karena marah. "Jangan asal ngomong kamu."Aku menepis tangan Fina dan mengedipkan mata padanya, tetapi dia sama sekali tak mengerti isyaratku. Apa yang kuharapkan dari Fina? Dia memang seksi dan menggair4hkan, tetapi tidak pi
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 18

Minta maaf? Setelah terciduk baru Mas Dayat minta maaf. Andai perselingkuhan dan kecurangannya tak pernah terungkap mungkin dia masih leluasa membod0hiku. Yang membuatku miris dia menjadikan Gio sebagai tameng, dia juga menggali luk4 masa lalu yang ingin kulupakan. Tega sekali, demi meraih simpatiku dia menggunakan segala cara. Sadarkah dia selama ini tak pernah meluangkan waktu untuk keluarga. Padahal dia tahu Gio sangat lekat padanya."Bawa gund1kmu keluar dan tunggu surat cerai dariku." Keputusanku sudah bulat untuk mengakhiri rumah tangga yang tak lagi sehaluan. Untuk apa terus berlayar jika sang nakhoda telah hilang arah? Aku tak mau karam bersama, sebab masih ada buah hati yang harus kuselamatkan masa depannya. "Kahfi?" Aku bergumam ketika melihat lelaki itu di depan meja kasir, apakah ini kebetulan atau ....""Halimah." Kahfi mendekat, dia sempat bertabrakan dengan Mas Dayat. "Ternyata benar kamu masih jualan di sini."Aku tersenyum tipis, ekor mataku sekilas melihat Dayat mem
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 19

Aku menghentikan laju sepeda motor. "Kamu turun di sini.""Kok, di sini?" Fina turun dengan wajah cemberut, sejak tadi dia tidak berhenti mengomel membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Belum lagi cuaca terik membuat ubun-ubunku terasa dipanggang."Kamu pulang sendiri, aku ada urusan.""Urusan apa? Kamu mau balik lagi ke toko? Mau ngemis-ngemis maaf ke Halimah?" Suara Fina keras memancing pejalan kaki menatap ke arah kami. "Ck, jangan cerewet! Pulang sana, nanti kita bicara." Aku bersiap memutar gas sepeda motor, tapi Fina menahan lenganku."Aku gak punya ongkos!" Fina menadahkan tangan, "minta u-ang 1 juta.""Aku gak punya u-ang sebanyak itu!" Benar-benar si Fina, apa dia lupa kalau saldoku tinggal tiga puluh lima ribu?"Gak mau tahu, kamu udah janji sama aku kasih jajan 1 juta seminggu. Ini udah telat dua hari, aku gak punya u-ang lagi." Fina mulai merajuk, dia menghentakkan kaki persis anak kecil yang tantrum."Fina, aku gak ada u-ang sama sekali." Aku merogoh sisa u-ang bensin y
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab. 20

"Aku antar?" Aku terpana ketika sorot teduh Kahfi memindai wajahku. Seperti ada sesuatu yang membuatku tak bisa berkedip. Tidak boleh Halimah, kamu tidak boleh seperti ini, apa bedanya kamu dengan Dayat kalau bersikap seperti ini?"Halimah?" Kahfi melambaikan tangan di depan wajahku menarik kembali kesadaranku."Makasih, aku bisa sendiri." Aku gegas berjalan keluar dari warteg menuju sepeda motorku di parkir. Berdekatan dengan Kahfi membuatku serba-salah."Ya udah, nanti sepeda motormu yang di klinik aku suruh montir yang antar ke rumah."Aku hanya mengangguk. Entah gugup atau licin, helm terlepas dari tanganku lalu menggelinding, hendak meraih benda itu Kahfi lebih sigap."Dari tadi aku perhatikan kamu ngelamun terus, ada masalah?" Kahfi hendak memasangkan helm ke kepalaku, tetapi aku lebih dulu mengambil dari tangannya."Gak apa-apa, aku cuma ingat Gio." Aku memasang pengikat helm di bawah dagu, tetapi entah mengapa susah sekali."Maaf, biar aku saja."Badanku seketika mematung ke
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status