Share

Bab. 16

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 21:35:57

"Suruh Dayat ke sini, aku mau lihat bisa apa dia?"

Fina merajuk, dia keluar dari toko dengan langkah menghentak. Bukannya pergi wanita itu mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Aku berani berta-ruh dia ingin menelpon Mas Dayat. Bagus kalau begitu, sekalian aku bongkar semua kebusukan mereka. Kesabaranku sudah di ambang batas, diperlakukan seperti pemban-tu gratisan oleh keluarga suamiku. Bahkan, seolah-olah aku istri yang hanya bisa menghabiskan uang suami, karena memilih di rumah mengabdikan diri untuk keluarga. Percuma menjadi baik, sia-sia menjadi istri yang mendahulukan suami dan keluarganya, sebab orang yang tidak tahu diri tidak akan pernah mensyukuri apa yang sudah kita berikan pada mereka.

"Mas, kamu di mana sih? Buruan ke toko. Istrimu mau pecat aku."

Aku geleng-geleng kepala dan tersenyum miris, gaya bicara Fina terdengar aku sangat menzaliminya. Dasar wanita lakn4t, lihat saja bagaimana aku mempermalukanmu nanti. Makin cepat Mas Dayat datang semakin cepat pula kulemp4r k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Lelaki yang tak jujur juga buat apa dipertahankan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 17

    "Pengadilan agama buka dari senin sampai jumat. Aku bisa datang kapan saja."Badanku tak bertenaga mendengar ancam4n Halimah. Entah apa yang merasukinya hingga bertingkah seberani ini padaku? Mungkin dia cemburu mengetahui aku menduakannya dengan Fina? Iya, pasti begitu karena aku tahu Halimah cinta mati padaku sejak dulu. Bahkan, agar bisa menikah denganku dia rela menentang orang tuanya. Tentu aku merasa bangga digilai wanita seperti Halimah, dia cantik, terpelajar, dan kaya raya. Sejak pacaran aku tak perlu repot-repot menyenangkannya, sebab Halimah sudah terbiasa mandiri. Aku sudah membayangkan bakal hidup enak setelah menikah dengannya. "Sayang, aku tahu salah. Aku khilaf, Fina yang selalu menggoda aku duluan.""Apa?!" Fina menarik jaketku, wajahnya memerah karena marah. "Jangan asal ngomong kamu."Aku menepis tangan Fina dan mengedipkan mata padanya, tetapi dia sama sekali tak mengerti isyaratku. Apa yang kuharapkan dari Fina? Dia memang seksi dan menggair4hkan, tetapi tidak pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 18

    Minta maaf? Setelah terciduk baru Mas Dayat minta maaf. Andai perselingkuhan dan kecurangannya tak pernah terungkap mungkin dia masih leluasa membod0hiku. Yang membuatku miris dia menjadikan Gio sebagai tameng, dia juga menggali luk4 masa lalu yang ingin kulupakan. Tega sekali, demi meraih simpatiku dia menggunakan segala cara. Sadarkah dia selama ini tak pernah meluangkan waktu untuk keluarga. Padahal dia tahu Gio sangat lekat padanya."Bawa gund1kmu keluar dan tunggu surat cerai dariku." Keputusanku sudah bulat untuk mengakhiri rumah tangga yang tak lagi sehaluan. Untuk apa terus berlayar jika sang nakhoda telah hilang arah? Aku tak mau karam bersama, sebab masih ada buah hati yang harus kuselamatkan masa depannya. "Kahfi?" Aku bergumam ketika melihat lelaki itu di depan meja kasir, apakah ini kebetulan atau ....""Halimah." Kahfi mendekat, dia sempat bertabrakan dengan Mas Dayat. "Ternyata benar kamu masih jualan di sini."Aku tersenyum tipis, ekor mataku sekilas melihat Dayat mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 19

    Aku menghentikan laju sepeda motor. "Kamu turun di sini.""Kok, di sini?" Fina turun dengan wajah cemberut, sejak tadi dia tidak berhenti mengomel membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Belum lagi cuaca terik membuat ubun-ubunku terasa dipanggang."Kamu pulang sendiri, aku ada urusan.""Urusan apa? Kamu mau balik lagi ke toko? Mau ngemis-ngemis maaf ke Halimah?" Suara Fina keras memancing pejalan kaki menatap ke arah kami. "Ck, jangan cerewet! Pulang sana, nanti kita bicara." Aku bersiap memutar gas sepeda motor, tapi Fina menahan lenganku."Aku gak punya ongkos!" Fina menadahkan tangan, "minta u-ang 1 juta.""Aku gak punya u-ang sebanyak itu!" Benar-benar si Fina, apa dia lupa kalau saldoku tinggal tiga puluh lima ribu?"Gak mau tahu, kamu udah janji sama aku kasih jajan 1 juta seminggu. Ini udah telat dua hari, aku gak punya u-ang lagi." Fina mulai merajuk, dia menghentakkan kaki persis anak kecil yang tantrum."Fina, aku gak ada u-ang sama sekali." Aku merogoh sisa u-ang bensin y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 20

    "Aku antar?" Aku terpana ketika sorot teduh Kahfi memindai wajahku. Seperti ada sesuatu yang membuatku tak bisa berkedip. Tidak boleh Halimah, kamu tidak boleh seperti ini, apa bedanya kamu dengan Dayat kalau bersikap seperti ini?"Halimah?" Kahfi melambaikan tangan di depan wajahku menarik kembali kesadaranku."Makasih, aku bisa sendiri." Aku gegas berjalan keluar dari warteg menuju sepeda motorku di parkir. Berdekatan dengan Kahfi membuatku serba-salah."Ya udah, nanti sepeda motormu yang di klinik aku suruh montir yang antar ke rumah."Aku hanya mengangguk. Entah gugup atau licin, helm terlepas dari tanganku lalu menggelinding, hendak meraih benda itu Kahfi lebih sigap."Dari tadi aku perhatikan kamu ngelamun terus, ada masalah?" Kahfi hendak memasangkan helm ke kepalaku, tetapi aku lebih dulu mengambil dari tangannya."Gak apa-apa, aku cuma ingat Gio." Aku memasang pengikat helm di bawah dagu, tetapi entah mengapa susah sekali."Maaf, biar aku saja."Badanku seketika mematung ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 21

    Aku menarik wajahku dari dada Kahfi dan melihat Mas Dayat berdiri di ambang pintu ruang perawatan Gio. Raut lelaki yang pernah kucintai itu merah padam, keduanya terkepal di sisi badannya."Ternyata ini alasan kamu mau bercerai, lempar batu sembunyi tangan. Nuduh aku selingkuh padahal kamu juga."Aku menghela napas pelan, dari mana Mas Dayat tahu kalau aku di rumah sakit. Dering ponsel membuatku merogoh ponsel di dalam saku celana kulotku."Ya, Mak?""Neng, gimana Gio? Dia baik-baik aja kan?""Iya, Mak, Gio harus dirawat satu atau dua hari ini." "Syukurlah. Em, Neng, tadi Dayat ke rumah mau ketemu Neng, tapi Mak bilang ke rumah sakit antar Gio. Maaf, tadi Mak nyebut nama rumah sakitnya."Sekarang aku tahu bagaimana Mas Dayat bisa sampai ke sini. "Iya, Mak, gak papa. Aku tutup dulu, orangnya udah di sini."Lalu percakapan telepon berakhir. Aku berdiri menantang Mas Dayat yang kini berdiri di ujung kaki Gio."Kalau kamu ke sini nyari ribut lebih pergi!" Meski badanku terasa lemas, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 22

    "Dayat, bangun! Gimana mau punya duit kalau tiduran terus. Dari pagi ke pagi kayak gedebong pisang!"Suara cempreng Ibu menusuk gendang telingaku, ditambah gedoran di pintu kamar membuatku menutup daun telinga dengan bantal guling."Dayat, kamu dengar gak? Ibu udah ditagih hu-tang sama pin-jol, Ibu Hasni juga nagih arisan yang kemarin. Ayo buka pintu, Ibu minta u-ang."Si-4l! Tak bisakah sehari saja aku tidur dengan tenang? Jelas-jelas Ibu tahu kalau aku tidak bekerja lagi. Bahkan, rumah tanggaku gonjang-ganjing akibat selama ini aku selalu memanjakan Ibu dan Mbak Anis dengan limpahan materi, tentu saja u-angnya kuambil dari penjualan toko. Sekarang, aku bukan siapa-siapa lagi, terang saja sumber pendapatanku hilang."Dayat, buka pintu atau Ibu dobrak!"Aku berdecak keras. Baru kali ini aku merasakan beratnya punya Ibu yang doyan ngabisin duit. Dulu tak masalah, sekarang harusnya Ibu dan Mbak Anis bisa mengurangi gaya hidup hedonnya. Aku bangkit dari tempat tidur dengan malas lalu mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 23

    "Gio mau tidur dipelvk Ibun."Rengekan Gio membuat hatiku luluh, niat hendak membuat susu kuurungkan setidaknya sampai dia terlelap."Gio masih pusing?" Aku mera-b4 jahitan di dahi Gio yang sudah kering."Udah gak Ibun, Gio kan, anak kuat." "Ibun percaya, tiap hari Ibun doakan agar Gio jadi anak sholeh, pintar, disayang semua orang."Gio tersenyum memperlihatkan barisan gigi susu yang terawat. Namun, rautnya tiba-tiba berubah sendu. "Kenapa? Ada yang sakit?"Gio menggeleng. "Gio kangen Ayah. Ayah ke mana, kok gak pulang-pulang?"Aku tertegun mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Gio. Wajar dia mempertanyakan Ayahnya, sebab beberapa hari ini tidak bertemu Mas Dayat."Ayah gak sayang Gio lagi, ya, Ibun? Apa karena Gio nakal? Ayah juga jarang peluk Gio, gak seperti teman-teman yang lain. Ayahnya suka bermain sama dia, kadang dibawa jalan-jalan. Gio juga mau kayak gitu."Ya Allah, hatiku han-cur redam mendengar curahan hati Gio. Selama ini dia tak pernah rewel, bahkan sangat penu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 24

    "Apa lagi yang kau tunggu? Ayo naik!"Fina menarik tanganku, dia sudah duduk di jok belakang sepeda motor, sementara Mbak Anis dan teman lelakinya sudah pergi lebih dulu. Kakiku masih gemetar melangkah, bayangan Gio yang terlem-par ke dinding terus berkelebat di pelupuk mataku. Apa dia baik-baik saja?"Buruan! Kamu mau kita tertangkap warga?!" Fina kembali berseru mengingatkan membuatku menarik gas sepeda motor dengan cepat. Hampir saja menabrak pohon beruntung aku bisa mengendalikan stang."Kamu mau kita mati? Hati-hati." Lagi Fina berteriak di daun telingaku.Aku tak menggubris, kepalaku penuh dengan bayang-bayang Halimah dan Gio. Apa mereka baik-baik saja? Aku benar-benar sudah gil4 mau saja mengikuti rencana Fina. Bagaimana kalau Gio terluka parah?"Kita kumpul di bengkel teman Mbak Anis sesuai rencana."Aku mengikuti arahan Fina menuju bengkel yang dimaksud. Aku tidak mengira Fina dan Mbak Anis melibatkan orang luar. Aku sempat ingin membatalkan, tetapi teman lelaki Mbak Anis tel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 62 (Ending)

    "Kamu baik-baik aja?" Andar menelisik wajah Halimah, sejak berangkat dari rumah dia tak banyak bicara."Iya, Mas, aku baik-baik aja." Halimah memaksakan bibirnya tersenyum. Meski perasaannya kacau-balau, dia tak ingin menunjukkan kepada Andar. Sudah cukup merepotkan sang kakak dan istrinya. Sejak pulang dari rumah sakit, keduanya memberikan perhatian ektra. Halimah seperti bocah di mata mereka. Apa-apa ditanya, mau apa, apa yang dirasakan dan lain-lain.Andar manggut-manggut. Dia membuka pintu mobil lalu mengeluarkan koper milik Halimah. Sebenarnya dia ingin adiknya tetap tinggal di kota ini, tetapi dia juga tak bisa mengintervensi keputusan sang adik, sebab Halimah tahu apa yang terbaik untuk dirinya. Sementara itu Halimah mengikuti langkah Andar masuk ke bandara. Satu jam lagi pesawat yang ditumpanginya akan berangkat. Dia masih punya waktu banyak untuk menikmati suasana. Halimah mengedarkan pandangan ke kesekeliling, namun dia tidak menemukan yang dia cari. Dia tersenyum getir.'Ap

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 61

    "Ayo kita bercerai."Dunia terasa hening beberapa saat ketika mendengar permintaan Halimah, aku seketika membeku, lidahku kelu tak tahu harus menjawab apa."Aku sudah mencoba bertahan beberapa bulan ini. Satu tahun lebih kamu mengabaikanku saat aku butuh dukungan darimu. Aku bahkan sudah berupaya membuat rumah tangga kita kembali hangat, tapi kau tetap saja dingin. Saat tahu alasannya aku semakin hancur."Dadaku seakan tersengat aliran listrik mendengar keluhan Halimah. Apa yang dia katakan tidak ada yang salah, membuatku terpojok, betapa tidak becusnya aku menjadi suami. Melihat air matanya semakin menghadirkan ngilu ke dadaku. Aku mencoba meraih tangannya, tapi dia menepis pelan."Lepaskan aku, Mas. Akan lebih baik kalau kita tidak saling menyakiti."Aku menggeleng cepat. "Aku janji nggak akan menyakiti kamu lagi. Aku salah, aku minta maaf. Kasih kesempatan satu kali lagi, kumohon."Tak apa bila aku merendahkan harga diri. Aku tahu kesalahanku sangat fatal, tidak hanya menyakiti ps

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 60

    Kelopak mataku terasa berat saat ingin dibuka. Aku meringis ketika merasakan nyeri di kepala. Sayup-sayup aku mendengar nada teratur seperti suara klakson, tetapi lebih lembut di sisi sebelah kiri. Aku juga merasakan masker melekat di wajahku. Ingatanku perlahan-lahan membentuk rangkaian kejadian sebelum tak sadarkan diri. Sosok Sarah yang menggenggam senjat4 tajam bergerak cepat ke arah Kahfi yang berdiri membelakanginya. Entah dorongan dari mana aku maju menjadikan tubuhku tameng untuk lelaki itu. Apakah itu bentuk cinta hingga rela mengorbankan keselamatanku? Ataukah semua hanya mimpi saja. Nyeri di dada membuatku menyent-uh bagian itu, untuk menghela napas saja rasanya sulit. Tidak, sakitnya nyata, pasti kejadian itu bukan mimpi."Anda sudah bangun?" Lamat-lamat aku mendengar suara lelaki menyapa. Aku berkedip, membiarkan lelaki itu menyenter ke arah mataku. "Sepertinya pasien berhasil melewati masa kritisnya. Terus awasi tanda-tanda vitalnya, semoga setelah ini tidak ada penuru

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 59

    "Tidak, Kahfi, kumohon jangan kau besar-besarkan masalah ini." Sarah meronta mencoba melepaskan diri dari dua orang Polwan yang memegangi tangannya. "Ingat, kita dulu punya hubungan, bahkan kita pernah punya anak."Kahfi melengos, dia jijik mendengar setiap kata-kata yang diucapkan oleh Sarah. wanita itu selalu saja menggunakan anak sebagai senjata untuk meluluhkannya dia merasa tidak mengenal wanita itu lagi. Sarahnyang sekarang berdiri di hadapannya adalah wanita yang egois, keras kepala, manipulatif, dan licik. Berbeda dengan wanita yang dikenal bertahun-tahun yang lalu. Entah apa yang merubah pribadi Sarah hingga menjadi sejahat itu atau mungkin memang inilah karakter aslinya."Halimah sekarat sekarang dan kau bilang aku membesar-besarkan masalah? Sejak pertama kali tahu kau melakukan tindakan menjijikkan itu, aku berencana menuntutmu. Hanya karena Tiara aku menahan diri. Perbuatanmu yang busuk, tapi anak itu tidak bersalah.""Harusnya kau bersyukur Kahfi. Aku bisa melahirkan Tiar

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 58

    "Kamu tidak bisa seperti ini terus, mau sampai kapan kucing-kucingan dengan Kahfi?"Halimah melirik Andar sekilas lalu kembali menunduk menatap cangkir yang masih mengepulkan uap panas, aroma melati menguar memenuhi penciuman Halimah.Andar menghela napas panjang, dia menghampiri Halimah lalu duduk di samping adiknya. "Mas tidak bisa terus-terusan berbohong, hampir tiap hari Kahfi ke sini menanyakan keberadaanmu. Tampangnya terlihat kusut, wajah juga pakaiannya tak terurus. Apa kamu tidak kasihan?"Halimah menggeleng pelan. Sebenarnya dia tak tega, tetapi dadanya masih nyeri mengingat sikap Kahfi belakangan ini. Bukannya meminta maaf lelaki itu seakan menyalahkannya. Halimah tidak mengerti di mana salahnya. Harusnya dia yang marah, harga dirinya sebagai istri diinj4k oleh Sarah dan Kahfi hanya diam. Bukannya menindak wanita itu, Kahfi seakan berpihak ke mantan tunangannya itu."Halimah, rumah tangga tidak selalu tenang, damai, dan menyenangkan. Adakalanya jenuh hadir. Pertengkaran, p

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 57

    Halimah memutuskan kembali ke rumah setelah semua para pelayat pergi. Toh, kehadirannya tidak diperlukan di sana. Setelah kata perceraikan keluar dari mulutnya Kahfi baru bereaksi. Lelaki itu memintanya bersabar, sebab masih dalam suasana berduka. Namun, Halimah tak peduli itu. Bukannya dia tak berempati, tetapi Sarah tak patut dikasihani. Dia yakin wanita itu akan terus mencari cara mendekati Kahfi. Tak masalah, bagi Halimah kalau suaminya memberi celah wanita lain maka pergi adalah keputusan terbaik. Dia tak takut menyandang status janda lagi daripada makan hati melihat Kahfi tak bisa menjaga sikap.Baru saja menutup pintu rumah, ketukan terdengar. Halimah mengintip dari lubang pintu, tampak Kahfi berdiri di sana. Rupanya lelaki itu menyusul ke rumah."Halimah, jangan seperti ini. Kita harus bicara." Halimah diam, dia berdiri bersandar ke pintu membiarkan Kahfi bicara."Sayang, kita bicarakan ini baik-baik. Jangan seperti anak remaja labil, dikit-dikit cerai."Halimah mendengkus. S

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 56

    "Saya pergi dulu, terima kasih waktunya." Halimah memasukkan ponsel ke dalam tas lalu bergegas bangkit dari kursi."Tunggu, tadi Anda menyebut Tiara, ada apa dengannya?" Arman ikut bangkit membuat gerakan Halimah tertahan. Raut penasaran terlihat di wajahnya."Tiara drop lagi, tadi Kahfi bilang kecil kemungkinan anak itu bertahan."Arman terdiam. Tiara memang bukan dar4h dagingnya, tetapi sejak Sarah mengandung dialah yang paling menjaga kondisi wanita itu. Apa saja yang diinginkan Sarah pasti dituruti, sebab Arman ingin calon anaknya sehat dan selamat. Pun selama dua tahun dia mencurahkan kasih sayang pada anak itu. Kenyataan kalau Tiara bukan berasal dari benihnya tidak hanya menghancvrkan hatinya, tetapi juga membuatnya tidak berharga sebagai lelaki di mata Sarah. Namun, bukan berarti dia membenc1 Tiara, tidak! Arman hanya jij1k pada obsesi sang mantan istri."Anda mau ke mana?" Arman gegas mensejajari langkahnya dengan Halimah menuju pintu keluar restoran."Ke rumah sakit. Kahfi m

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 55

    "Jadi kita bisa bertemu?" Halimah meyakinkan lagi tempat pertemuan dengan lawan bicaranya di telepon. Setelah waktu, tempat, dan di meja berapa pembicaraan itu beralkhir.Halimah menatap keluar melalui jendela kamar ketika melihat mobil sedan hitam masuk ke pekarangan rumah. Tak perlu mencari tahu sebab dia hapal si pemilik kendaraan tersebut. Dia lalu menatap pantulan wajahnya di cermin untuk memastikan mata sembabnya sudah tersamarkan. Setelah itu dia bangkit bertepatan bunyi bel."Mama." Halimah menyalami ibu mertuanya. Dia tidak mengira wanita itu mendatanginya pagi-pagi."Kamu mau ke mana, kok udah rapi?" Citra menatap penampilan sang menantu.Halimah tersenyum, merangkul ibu mertuanya sembari mengajak masuk ke dalam rumah. "Mau ketemu teman, Ma."Citra duduk di atas sofa di ruang tamu tepat di sebelah Halimah. Dia menggenggam tangan sang menantu."Mama minta maaf, ya, udah nyembunyiin semua dari kamu." Sorot mata Citra penuh penyesalan, genggaman tangannya semakin erat. "Iya, M

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 54

    "Benar sudah tidak apa-apa?" Kahfi menelisik wajahku, sorot matanya terlihat cemas.Aku tersenyum tidak tahu harus bahagia atau sedih. Kahfiku sudah kembali seperti dulu, tetapi fakta yang terungkap membuat hatiku gundah.'Kahfi pasti setuju dengan ideku. Kau tidak lihat betapa dia sangat mencintai Tiara. Anak kami sangat dekat dengannya satu tahun terakhir. Bahkan, saat Tiara menjalani kemo Kahfi sampai menitikkan air mata. Apalagi kau tak mampu memberinya an4k, tentu kesembuhan Tiara prioritas baginya.'"Hei, ditanya kok bengong?" Kahfi mencubit pelan pipiku membuatku meringis sekaligus meletuskan gelembung ingatan tadi, percakapan terakhir sebelum Sarah meninggalkan ruang perawatanku."Nggak, aku terharu dengan perhatianmu padaku. Aku sedang mengingat-ingat kapan terakhir kali kau bersikap manis seperti ini."Kahfi tersenyum tipis, jemarinya menyusuri setiap lekvk wajahku. "Maafkan aku, " lirih suara Kahfi berucap, riak-riak penyesalan terlihat jelas di pelupuk mata yang biasanya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status