Share

Bab. 22

Author: Maheera
last update Last Updated: 2024-12-27 08:26:35

"Dayat, bangun! Gimana mau punya duit kalau tiduran terus. Dari pagi ke pagi kayak gedebong pisang!"

Suara cempreng Ibu menusuk gendang telingaku, ditambah gedoran di pintu kamar membuatku menutup daun telinga dengan bantal guling.

"Dayat, kamu dengar gak? Ibu udah ditagih hu-tang sama pin-jol, Ibu Hasni juga nagih arisan yang kemarin. Ayo buka pintu, Ibu minta u-ang."

Si-4l! Tak bisakah sehari saja aku tidur dengan tenang? Jelas-jelas Ibu tahu kalau aku tidak bekerja lagi. Bahkan, rumah tanggaku gonjang-ganjing akibat selama ini aku selalu memanjakan Ibu dan Mbak Anis dengan limpahan materi, tentu saja u-angnya kuambil dari penjualan toko. Sekarang, aku bukan siapa-siapa lagi, terang saja sumber pendapatanku hilang.

"Dayat, buka pintu atau Ibu dobrak!"

Aku berdecak keras. Baru kali ini aku merasakan beratnya punya Ibu yang doyan ngabisin duit. Dulu tak masalah, sekarang harusnya Ibu dan Mbak Anis bisa mengurangi gaya hidup hedonnya. Aku bangkit dari tempat tidur dengan malas lalu mem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 23

    "Gio mau tidur dipelvk Ibun."Rengekan Gio membuat hatiku luluh, niat hendak membuat susu kuurungkan setidaknya sampai dia terlelap."Gio masih pusing?" Aku mera-b4 jahitan di dahi Gio yang sudah kering."Udah gak Ibun, Gio kan, anak kuat." "Ibun percaya, tiap hari Ibun doakan agar Gio jadi anak sholeh, pintar, disayang semua orang."Gio tersenyum memperlihatkan barisan gigi susu yang terawat. Namun, rautnya tiba-tiba berubah sendu. "Kenapa? Ada yang sakit?"Gio menggeleng. "Gio kangen Ayah. Ayah ke mana, kok gak pulang-pulang?"Aku tertegun mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Gio. Wajar dia mempertanyakan Ayahnya, sebab beberapa hari ini tidak bertemu Mas Dayat."Ayah gak sayang Gio lagi, ya, Ibun? Apa karena Gio nakal? Ayah juga jarang peluk Gio, gak seperti teman-teman yang lain. Ayahnya suka bermain sama dia, kadang dibawa jalan-jalan. Gio juga mau kayak gitu."Ya Allah, hatiku han-cur redam mendengar curahan hati Gio. Selama ini dia tak pernah rewel, bahkan sangat penu

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 24

    "Apa lagi yang kau tunggu? Ayo naik!"Fina menarik tanganku, dia sudah duduk di jok belakang sepeda motor, sementara Mbak Anis dan teman lelakinya sudah pergi lebih dulu. Kakiku masih gemetar melangkah, bayangan Gio yang terlem-par ke dinding terus berkelebat di pelupuk mataku. Apa dia baik-baik saja?"Buruan! Kamu mau kita tertangkap warga?!" Fina kembali berseru mengingatkan membuatku menarik gas sepeda motor dengan cepat. Hampir saja menabrak pohon beruntung aku bisa mengendalikan stang."Kamu mau kita mati? Hati-hati." Lagi Fina berteriak di daun telingaku.Aku tak menggubris, kepalaku penuh dengan bayang-bayang Halimah dan Gio. Apa mereka baik-baik saja? Aku benar-benar sudah gil4 mau saja mengikuti rencana Fina. Bagaimana kalau Gio terluka parah?"Kita kumpul di bengkel teman Mbak Anis sesuai rencana."Aku mengikuti arahan Fina menuju bengkel yang dimaksud. Aku tidak mengira Fina dan Mbak Anis melibatkan orang luar. Aku sempat ingin membatalkan, tetapi teman lelaki Mbak Anis tel

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 25

    "Gio akan baik-baik saja." Suara Kahfi lembut membuat Halimah menatap lelaki itu."Tapi kenapa sampai sekarang Gio belum bangun? Aku panggil-panggil dia gak respon." Halimah terisak, wajah wanita itu terlihat kuyu, matanya juga tampak lelah sebab tak berhenti menangis sejak semalam.Kahfi mendekat, dia ingin mengusap punggung rapuh Halimah sekedar memberi kekuatan untuk wanita itu. Namun, tangannya urung bergerak sebab sadar Halimah bukan mahromnya, belum tentu juga wanita itu bersedia disentuh sembarangan."Kita doakan Gio mampu melewati masa kritisnya. Gio anak yang kuat, dia pasti bisa."Halimah menggenggam tangan Gio. Dia berterima kasih atas niat Kahfi menenangkannya, tetapi tetap saja tak mampu menenangkan gelombang rasa takut yang membuatnya resah. Selama Gio belum membuka mata sampai kapan pun dia tak akan tenang."Kahfi, maaaf aku selalu merepotkan kamu. Aku gak tahu lagi harus minta tolong pada siapa." Suara Halimah serak menahan tangis, dadanya ngilu mengingat kejadian tad

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 26

    "Maaf, dia siapa?" Polisi tadi menunjuk Dayat yang masih mematung berdiri di tempatnya."Dia suami saya." Halimah enggan mengakui, tetapi Dayat memang suaminya."Anda di mana saat kejadian?" Dayat tidak mengira ditanya polisi membuatnya gugup setengah mati. "Sa, saya lagi nginap di rumah orang tua saya, Pak."Polisi tadi menatap Halimah dan Dayat bergantian, sepertinya dia paham kalau ada masalah di antara mereka."Apa ada petunjuk lain, Pak?" Kali ini Kahfi yang bertanya."Kami merasa ada kejanggalan dalam kasus ini, sebab pintu depan tidak rusak yang rusak malah pintu belakang.""Iya, saya lihat mereka juga keluar lewat pintu belakang." Halimah tak mungkin lupa kejadian malam nahas itu, setelah melukai Gio salah satu peram-pok berjalan ke dapur."Anehnya kalau masuk dari belakang harusnya pintu dirusak dari luar, tapi ini dari dalam."Kahfi dan Halimah terdiam mencerna penjelasan polisi yang masuk akal. Berbeda dengan Dayat yang semakin menciut, dia yakin cepat atau lambat kedoknya

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 27

    "Apa yang kau pikirkan?" Suara Kahfi mengalihkan pandanganku dari Gio. Sudah dua hari, tetapi belum ada tanda-tanda dia akan bangun. Hati Ibu mana yang tidak sakit melihat d4rah dagingnya terbaring tidak berdaya di atas brankar rumah sakit."Fi, apa kata dokter, kenapa Gio belum juga siuman?" Aku menatap Kahfi lekat, berharap ada kabar baik yang dia bawa dari dokter yang menangani Gio"Maaf, aku harap kamu tetap kuat, ya. Kita akan hadapi ini sama-sama."Aku merem4s dadaku mendengar kata-kata Kahfi, seakan hendak menenangkan detak jantung yang semakin menggila."Ada apa sebenarnya? Tolong jujur sama aku." Aku memegang tangan Kahfi erat, tak peduli kami mahrom atau tidak. Di saat seperti ini aku butuh seseorang yang bisa menguatkan, peran yang seharusnya dilakukan oleh Dayat. Namun, entah di mana dia sekarang, bahkan puncak hidungnya tak terlihat sejak terakhir bertemu di rumah sakit."Dokter bilang ada pembekuan dar-ah di kepala belakang Gio, harus dilakukan operasi sesegera mungki

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 28

    "Gio!" Aku terhuyung ke tempat tidvr ketika mencoba bangkit"Halimah, kamu gak papa?" Aku menoleh ketika mendengar suara Kahfi menanyakan keadaanku. Sesaat aku linglung menatapnya, benakku mencoba mengumpulkan keping ingatan terakhir sebelum semuanya terasa gelap. Rasa ngilu menik4m dada ketika penjelasan polisi terngiang kembali di dalam di dalam tempurung kepalaku."Fi, aku, aku ....""Kamu tenang, jangan banyak gerak." Kahfi memperbaiki plester untuk menahan jarum infus di tanganku.Aku membiarkan kepalaku jatuh di dada Kahfi. Aku tak pernah mengira dalang peramp0kan suamiku sendiri. Ke mana hatinya dia letakkan? Tak bergetarkah nuraninya saat melihat tubuh kecil Gio terpental ke dinding?"Sakit, Fi, sakit!" Aku merem-as baju snelli Kahfi erat-erat sekadar meluapkan amarah yang menggumpal di dada. Air mataku membasahi dadanya,"Menangislah, keluarkan semua." Aku merasakan usapan lembut di kepala membuat tangisku semakin menderas. Ya Tuhan, tak pernah kubayangkan lelaki yang kupe

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 29

    Gerimis yang turun sejak tadi pagi tidak mampu membujuk sang mentari meredupkan cahayanya, justru teriknya semakin menyengat orang-orang yang sedang menyusun kursi di halaman rumah Halimah. Kaum laki-laki bahu-membahu memasang tenda untuk para pelayat berteduh nanti, sementara ibu-ibu membantu memasak di rumah tetangga untuk memberi makan orang-orang yang turut mengantarkan ke kuburan nanti. Di dalam rumah tampak Mak Darmi merapikan kain panjang yang menutupi jenazah Gio. Silih berganti orang-orang datang untuk menyampaikan belasungkawa, tak lupa mereka membaca doa agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Yang Mahakuasa. Di sebelah tempat tidur Halimah duduk bersandar dengan tatapan lurus ke jenazah putranya. Dia menyandarkan kepalanya ke dinding, wajah wanita itu tampak kuyu, lingkar di bawah mata terlihat hitam, binar yang biasanya berpendar di wajah cantiknya luntur sudah. Halimah bak bulan mati, dia redup karena cahaya hatinya telah padam. Setelah mendapat kabar kalau Gi

    Last Updated : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 30

    "Sampai mati pun aku tak akan pernah memaafkanmu. Membu-suklah kau di penjara, kemudian di hari akhir aku akan menuntutmu sebagai laki-laki bia-dap yang tak layak disebut suami atau dipanggil Ayah.""Halimah ....""Pergi, kau tak pernah hadir di hidup anakku saat dia masih hidup, jadi dia juga tak butuh kehadiranmu sekarang. Pergi, aku jijik melihatmu. Kamu dan keluargamu akan mender-ita seumur hidup sampai kalian mat-i."Sumpah serapah Halimah laksana hujan peluru yang menyasar setiap jengkal badanku, menciptakan rasa nyeri, ngilu, banyak rasa yang tak bisa kujelaskan. Aku berani bersumpah tak pernah sedikit pun terlintas di benak untuk menyakiti Gio. Aku akui lalai padanya, tak pernah menjalin kedekatan layaknya Ayah dan anak. Jika ingin jujur aku belum siap menjadi seorang Ayah. Aku masih ingin bersenang-senang, menikmati statusku sebagai menantu orang kaya. Namun, bayangan hidup enak tanpa bekerja di pupus mendiang Ayah Halimah, beliau menyuruhku bekerja untuk memenuhi kebutuhan p

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 58

    "Kamu tidak bisa seperti ini terus, mau sampai kapan kucing-kucingan dengan Kahfi?"Halimah melirik Andar sekilas lalu kembali menunduk menatap cangkir yang masih mengepulkan uap panas, aroma melati menguar memenuhi penciuman Halimah.Andar menghela napas panjang, dia menghampiri Halimah lalu duduk di samping adiknya. "Mas tidak bisa terus-terusan berbohong, hampir tiap hari Kahfi ke sini menanyakan keberadaanmu. Tampangnya terlihat kusut, wajah juga pakaiannya tak terurus. Apa kamu tidak kasihan?"Halimah menggeleng pelan. Sebenarnya dia tak tega, tetapi dadanya masih nyeri mengingat sikap Kahfi belakangan ini. Bukannya meminta maaf lelaki itu seakan menyalahkannya. Halimah tidak mengerti di mana salahnya. Harusnya dia yang marah, harga dirinya sebagai istri diinj4k oleh Sarah dan Kahfi hanya diam. Bukannya menindak wanita itu, Kahfi seakan berpihak ke mantan tunangannya itu."Halimah, rumah tangga tidak selalu tenang, damai, dan menyenangkan. Adakalanya jenuh hadir. Pertengkaran, p

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 57

    Halimah memutuskan kembali ke rumah setelah semua para pelayat pergi. Toh, kehadirannya tidak diperlukan di sana. Setelah kata perceraikan keluar dari mulutnya Kahfi baru bereaksi. Lelaki itu memintanya bersabar, sebab masih dalam suasana berduka. Namun, Halimah tak peduli itu. Bukannya dia tak berempati, tetapi Sarah tak patut dikasihani. Dia yakin wanita itu akan terus mencari cara mendekati Kahfi. Tak masalah, bagi Halimah kalau suaminya memberi celah wanita lain maka pergi adalah keputusan terbaik. Dia tak takut menyandang status janda lagi daripada makan hati melihat Kahfi tak bisa menjaga sikap.Baru saja menutup pintu rumah, ketukan terdengar. Halimah mengintip dari lubang pintu, tampak Kahfi berdiri di sana. Rupanya lelaki itu menyusul ke rumah."Halimah, jangan seperti ini. Kita harus bicara." Halimah diam, dia berdiri bersandar ke pintu membiarkan Kahfi bicara."Sayang, kita bicarakan ini baik-baik. Jangan seperti anak remaja labil, dikit-dikit cerai."Halimah mendengkus. S

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 56

    "Saya pergi dulu, terima kasih waktunya." Halimah memasukkan ponsel ke dalam tas lalu bergegas bangkit dari kursi."Tunggu, tadi Anda menyebut Tiara, ada apa dengannya?" Arman ikut bangkit membuat gerakan Halimah tertahan. Raut penasaran terlihat di wajahnya."Tiara drop lagi, tadi Kahfi bilang kecil kemungkinan anak itu bertahan."Arman terdiam. Tiara memang bukan dar4h dagingnya, tetapi sejak Sarah mengandung dialah yang paling menjaga kondisi wanita itu. Apa saja yang diinginkan Sarah pasti dituruti, sebab Arman ingin calon anaknya sehat dan selamat. Pun selama dua tahun dia mencurahkan kasih sayang pada anak itu. Kenyataan kalau Tiara bukan berasal dari benihnya tidak hanya menghancvrkan hatinya, tetapi juga membuatnya tidak berharga sebagai lelaki di mata Sarah. Namun, bukan berarti dia membenc1 Tiara, tidak! Arman hanya jij1k pada obsesi sang mantan istri."Anda mau ke mana?" Arman gegas mensejajari langkahnya dengan Halimah menuju pintu keluar restoran."Ke rumah sakit. Kahfi m

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 55

    "Jadi kita bisa bertemu?" Halimah meyakinkan lagi tempat pertemuan dengan lawan bicaranya di telepon. Setelah waktu, tempat, dan di meja berapa pembicaraan itu beralkhir.Halimah menatap keluar melalui jendela kamar ketika melihat mobil sedan hitam masuk ke pekarangan rumah. Tak perlu mencari tahu sebab dia hapal si pemilik kendaraan tersebut. Dia lalu menatap pantulan wajahnya di cermin untuk memastikan mata sembabnya sudah tersamarkan. Setelah itu dia bangkit bertepatan bunyi bel."Mama." Halimah menyalami ibu mertuanya. Dia tidak mengira wanita itu mendatanginya pagi-pagi."Kamu mau ke mana, kok udah rapi?" Citra menatap penampilan sang menantu.Halimah tersenyum, merangkul ibu mertuanya sembari mengajak masuk ke dalam rumah. "Mau ketemu teman, Ma."Citra duduk di atas sofa di ruang tamu tepat di sebelah Halimah. Dia menggenggam tangan sang menantu."Mama minta maaf, ya, udah nyembunyiin semua dari kamu." Sorot mata Citra penuh penyesalan, genggaman tangannya semakin erat. "Iya, M

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 54

    "Benar sudah tidak apa-apa?" Kahfi menelisik wajahku, sorot matanya terlihat cemas.Aku tersenyum tidak tahu harus bahagia atau sedih. Kahfiku sudah kembali seperti dulu, tetapi fakta yang terungkap membuat hatiku gundah.'Kahfi pasti setuju dengan ideku. Kau tidak lihat betapa dia sangat mencintai Tiara. Anak kami sangat dekat dengannya satu tahun terakhir. Bahkan, saat Tiara menjalani kemo Kahfi sampai menitikkan air mata. Apalagi kau tak mampu memberinya an4k, tentu kesembuhan Tiara prioritas baginya.'"Hei, ditanya kok bengong?" Kahfi mencubit pelan pipiku membuatku meringis sekaligus meletuskan gelembung ingatan tadi, percakapan terakhir sebelum Sarah meninggalkan ruang perawatanku."Nggak, aku terharu dengan perhatianmu padaku. Aku sedang mengingat-ingat kapan terakhir kali kau bersikap manis seperti ini."Kahfi tersenyum tipis, jemarinya menyusuri setiap lekvk wajahku. "Maafkan aku, " lirih suara Kahfi berucap, riak-riak penyesalan terlihat jelas di pelupuk mata yang biasanya

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 53

    "Kamu ingat tiga tahun yang lalu saat kita melakukan program bayi tabung? Saat itu Sarahlah yang menangani kita bukan?"Aku masih diam, berusaha menenangkan kecamuk di dalam dada, hanya karena Mama Citra aku bertahan mendengar penjelasan Kahfi."Halimah, kamu dengar yang aku katakan?" Kahfi menatapku lekat, tapi aku membu4ng wajah, hatiku masih panas mendengar pengakuan Kahfi tadi."Apa hubungannya?" tanyaku dengan ketus. Enggan rasanya meneruskan percakapan ini. Pengakuan Kahfi kalau Tiara putrinya sudah cukup sebagai bukti kalau lelaki itu tak setia."Sayang, dengarkan aku. Mungkin kamu nggak percaya, tapi di sanalah semua ini bermula.""Apa maksudmu?" Aku menatap Mama Citra, Sarah, dan Kahfi bergantian. "Tolong lebih singkat dan padat, aku nggak punya waktu bertele-tele." Aku gusar melihat Sarah yang terlihat tenang. Apa wanita itu merasa menang dariku karena berhasil memberi Kahfi seorang an4k. Membayangkan seperti apa keduanya berhubungan membuat dadaku berdenyut nyeri."Sarah m

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 52

    "Tolong jelaskan sejak kapan kalian berselingkuh?!"Aku refleks menoleh ke arah suara dan melihat Halimah berdiri dengan tatapan nyalang ke arah kami. Tajam sorot matanya membuat tenggorokanku terasa kering hingga harus menelan liur berkali-kali, lidah pun seakan kelu tak mampu menjawab pertanyaan Halimah."Apa kalian semua tiba-tiba bisu? Bukankah tadi terdengar seperti sebuah keluarga yang harmonis dan kompak?"Sinis, jelas sekali kemarahan di nada suaranya. Aku tak menyalahkan dia kalau berpikiran buruk padaku dan Sarah. Harusnya sejak lama kuceritakan hubunganku dengan Sarah, tetapi aku belum menemukan waktu yang pas. Aku juga tak mau menyakiti Halimah dengan kenyataan yang ada kalau aku dan Sarah memiliki anak."Sayang, kamu tenang dulu, ya. Ini nggak seperti yang kamu pikiran?" Mama mencoba menenangkan Halimah. Sama sepertiku Mama pasti merasa cemas. Ah, mengapa jadi serumit ini?"Tenang? Melihat suamiku bersama wanita lain, lebih peduli wanita lain daripada aku istrinya Mama bi

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 51

    "Aku mengajukan khuluk!"Tegas, tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hatiku. Mungkin memang sudah takdirku gagal lagi dipernikahan ke dua. Entah dosa atau ujian yang aku jalani hingga ketenangan hanya beberapa tahun kurasakan. "Halimah, kamu jangan gegabah. Aku nggak mau mengabulkan permintaanmu. Sekarang tenangkan dirimu. Kita nggak bisa bicara dalam kondisi panas seperti ini. Kamu harus percaya padaku seperti yang sudah-sudah."Aku berdecih, pandanganku mulai mengabur karena genangan air di pelupuk mata. Sekuat hati aku menahan agar linangan itu tak tumpah lagi. Lelah, ya, aku sangat lelah dengan prasangka yang tak menemukan jawaban pasti."Aku selalu percaya sama kamu sampai nggak sadar kepercayaanku kamu balas dengan dusta. Kalau kamu nggak ada hubungan apa-apa dengan Sarah, kenapa harus sepeduli itu? Kenapa saat dia menelepon kamu langsung bergegas."Aku masih menuntut penjelasan dari Kahfi, tak peduli lelaki itu gelisah karena ponselnya terus berdering. Aku berani bertaruh y

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 50

    "Mbak, aku nanya, untuk apa beli diapers sementara tidak ada anak kecil di rumah?" Aku mulai kesal karena Mbak Sukma tak kunjung menjawab pertanyaanku. Prasangka buruk kembali bercokol di benak. Apa Kahfi menikah diam-diam lalu memiliki anak? Tidak, gegas kuhalau hasutan ses4t itu. Sepertinya aku sudah mulai gil4 akibat fyp tok-tokku semua tentang perselingkuhan. Tak mungkin Kahfi tega menusvkku dari belakang. "Maaf, Non, tapi Non jangan marah. Nanti jangan bilang kalau saya yang ngomong." "Ya, udah, cepat bilang." Aku semakin gregetan karena bahasa tubuh Mbak Sukma terlihat gelisah. Apa ada yang disembunyikan di rumah mama mertuaku? "Mbak!" Aku mendesak lagi. Mbak Sukma meringis sambil memilin jarinya satu sama lain. "Anu, Non, sebenarnya diapers ini milik Non Tiara." Dahiku berkerut. "Tiara?" Mbak Sukma mengangguk pelan. "Non Tiara anak Non Sarah. Dia sering dititipkan di rumah Nyonya Citra." Kepalaku seperti dihant4m godam besi. Jadi, Sarah sering ke rumah Mama Cit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status