Share

Bab. 29

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 08:30:36

Gerimis yang turun sejak tadi pagi tidak mampu membujuk sang mentari meredupkan cahayanya, justru teriknya semakin menyengat orang-orang yang sedang menyusun kursi di halaman rumah Halimah. Kaum laki-laki bahu-membahu memasang tenda untuk para pelayat berteduh nanti, sementara ibu-ibu membantu memasak di rumah tetangga untuk memberi makan orang-orang yang turut mengantarkan ke kuburan nanti. Di dalam rumah tampak Mak Darmi merapikan kain panjang yang menutupi jenazah Gio. Silih berganti orang-orang datang untuk menyampaikan belasungkawa, tak lupa mereka membaca doa agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Yang Mahakuasa. Di sebelah tempat tidur Halimah duduk bersandar dengan tatapan lurus ke jenazah putranya. Dia menyandarkan kepalanya ke dinding, wajah wanita itu tampak kuyu, lingkar di bawah mata terlihat hitam, binar yang biasanya berpendar di wajah cantiknya luntur sudah. Halimah bak bulan mati, dia redup karena cahaya hatinya telah padam.

Setelah mendapat kabar kalau Gi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Novia Nurlin
ini istri cerdiknya bagian mana ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 30

    "Sampai mati pun aku tak akan pernah memaafkanmu. Membu-suklah kau di penjara, kemudian di hari akhir aku akan menuntutmu sebagai laki-laki bia-dap yang tak layak disebut suami atau dipanggil Ayah.""Halimah ....""Pergi, kau tak pernah hadir di hidup anakku saat dia masih hidup, jadi dia juga tak butuh kehadiranmu sekarang. Pergi, aku jijik melihatmu. Kamu dan keluargamu akan mender-ita seumur hidup sampai kalian mat-i."Sumpah serapah Halimah laksana hujan peluru yang menyasar setiap jengkal badanku, menciptakan rasa nyeri, ngilu, banyak rasa yang tak bisa kujelaskan. Aku berani bersumpah tak pernah sedikit pun terlintas di benak untuk menyakiti Gio. Aku akui lalai padanya, tak pernah menjalin kedekatan layaknya Ayah dan anak. Jika ingin jujur aku belum siap menjadi seorang Ayah. Aku masih ingin bersenang-senang, menikmati statusku sebagai menantu orang kaya. Namun, bayangan hidup enak tanpa bekerja di pupus mendiang Ayah Halimah, beliau menyuruhku bekerja untuk memenuhi kebutuhan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 31

    "Halimah, kamu gak ingat kalau kita keluarga? Aku mertuamu, jangan kurang ajar!""Tenang, sebentar lagi kita gak ada hubungan lagi, jadi Anda tidak perlu pusing mikirin menantu kurang ajar ini.""Aku gak mau pergi dari rumah itu, aku gak mau jadi gelandangan.""Mau jadi apa bukan urusanku, lagipula sejak kapan Anda menganggap saya keluarga? Anda hanya menganggap saya pemban-tu gratisan dan mesin ATM berjalan. Mulai hari ini bangunlah dari mimpi.""Kamu jahat sekali, pantas saja anakmu yang menerima akibatnya.""Apa maksudmu?" Halimah mulai terpancing, apa saja yang berkaitan dengan mendiang putranya sangat sensitif baginya. "Anakmu yang membu-n*h putraku. Sampai kapan pun tak akan aku maafkan."Halimah memberi isyarat ke empat orang lelaki kekar untuk mengusir Ibu mertuanya keluar. Dia menulikan telinga meski wanita itu berteriak mema-ki dirinya.Aku hanya diam melihat perdebatan Halimah dan Ibu mertuanya. Andai tak mengetahui penyebab Halimah bertindak seperti tadi mungkin aku juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 32

    "Andai kamu tak terikat lagi, maukah kau menikah denganku?"Pertanyaan Kahfi kubiarkan mengambang di udara lalu dibawa angin lalu. Saat itu aku tidak mengiyakan tidak pula menolak. Aku baru kehilangan seseorang yang sangat berarti hingga tak bisa berpikir dengan jernih. Lagipula tidak masuk akal tiba-tiba saja Kahfi menyatakan perasaannya Aku takut kalau apa yang dia rasakan hanya sekedar simpati. Aku tidak butuh rasa kasihan dari siapa pun. Kehilangan Gio merenggut semangat hidupku juga rasa percaya pada siapa pun. Pernah berpikir menyerah dan menyusul putraku. Pada malam penghujan aku menelan puluhan butir ob-at tidur, tetapi usaha itu digagalkan oleh kedua saudara tiriku. Bukannya kasihan keduanya memarahiku dengan mengatakan aku adalah manusia bod-oh yang memilih abadi di neraka. Mereka juga mengatakan aku akan mengecewakan ruh Gio.yang tengah menungguku di surga. Kata-kata itu memukul telak kesadaranku. Ya, aku memang bo-doh dan lemah. Butuh waktu berbulan-bulan mengembalikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 33

    Tatapan Kahfi membuatku seolah ditarik ke masa lalu saat itu sore menjelang kala lembayung senja mengukir rona kemerahan di ufuk barat. Aku membiarkan pertanyaannya mengambang di udara sampai sekarang. Melihatnya sudah memiliki calon istri membuat rasa bersalahku berkurang. Tentu saja, apa yang aku harapkan? Berharap Kahfi merasa kehilangan dan terus menungguku? Dalam hati aku menertawakan diri sendiri, jangan terlalu percaya diri Halimah, kamu tak seistimewa itu hingga bisa membuatnya patah hati. Kahfi lelaki tampan dan mapan, apalagi berprofesi sebagai dokter ahli bedah pasti banyak yang mau menjadi pendamping hidupnya."Aku Kahfi dan Anda?" Kahfi mengulurkan tangan ke Mas Bayu, padahal jelas-jelas Sarah menunjukku, apa dia tak ingat padaku? Rasanya tak mungkin waktu dua tahun membuatnya lupa, lagipula aku tak merubah wajahku."Aku Bayu, perusahaanku menangani pembangunan gedung baru untuk Citra Medika. Dan ini asistenku, Halimah."Aku menangkupkan tangan hendak menyapa, tapi Kahf

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 34

    "Benar itu Kahfi? Untuk apa dia mengikutiku?"Aku menutup kain gorden yang menutupi jendela ketika melihat Kahfi mendekat ke rumah. Aku bersandar ke pintu sembari menekan dada yang berdebar semakin kencang. Aku bingung dengan tingkah Kahfi, tadi dia bersikap ketus seakan enggan berdekatan denganku, tapi sekarang dia malah mengikutiku? Apa maksud semua ini? Aku menunggu dengan perasaan berkecamuk sembari menimbang perlukah membuka pintu kalau dia mengetuk? Lalu apa yang kami bicarakan? Astaga, kenapa pemikiranku terlalu jauh? Semenit dua menit tak ada yang mengetuk pintu. Apa Kahfi sengaja menunggu di luar atau ....Didorong rasa penasaran aku mengin-tip lagi melalui jendela rumah. Dahiku berkerut sebab tak mobil yang dikendarai Kahfi tak terlihat lagi. Apa dia mengurungkan niatnya bertamu? Atau jangan-jangan yang aku lihat bukan dia? Aku berdecak pelan, sepertinya hari ini terlalu berat hingga kepalaku tak mampu berpikir dengan baik. Aku butuh mandi air dingin agar kekacauan di tempu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 35

    "Kamu yakin gak perlu ditemani?" Suara Mas Faris terdengar bernada cemas di telepon, hangat merayap ke dalam dada karena masih ada yang peduli padaku. "Iya, Mas, aku baik-baik saja, cuma patah paling ikut fisioterapi normal lagi.""Cuma patah?!" Kali ini suara Mas Andar terdengar meninggi, aku sampai harus menjauhkan ponsel dari daun telinga. "Udah kayak gitu masih bilang cuma? Kamu jangan anggap enteng semuanya Imah!""Iya, maaf." Aku memilih mengaku salah daripada dicemarahi lagi sama Mas andar. Berbeda dengan Mas Faris yang lebih kalem, Mas Andar cenderung urakan, tetapi dia maju paling depan kalau ada sesuatu menimpa saudaranya."Mas, udah minta tolong sama Bayu carikan kamu asisten rumah tangga untuk bantu-bantu di sana.""Tapi Mas ...." Aku merengek mendengar perkataan Mas Faris."Gak ada tapi-tapian Halimah! Mas gak mau kamu kenapa-kenapa, cuma kamu satu-satunya saudari perempuanku.""Benar itu, sesekali Halimah harus ditegasin Mas!" Mas Andar ikut memprovokasi. Mendengar ked

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 36

    Aku berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Suara-suara di dalam kepala terus berdengung berharap Halimah bisa pulih seperti sedia kala. Pertemuan dengan Halimah membuat bunga-bunga cinta yang layu kembali segar, seolah-olah disirami hujan setelah bertahun kemarau. Aku tak tahu harus bagaimana bersikap, setelah dua tahun menghilang kemarin dia berdiri di depanku begitu saja. Lidahku kelu menyapanya, ragu menyergap dada apakah Halimah sudi mengenalku? Bukankah dulu dia pergi tanpa kata, memperjelas aku tak berarti baginya. Mengingat sikapnya itu aku memilih pura-pura tak mengenalnya.Aku tak tahu apa yang Halimah pikirkan saat Sarah memperkenalkanku sebagai tunangannya. Aku berharap dia cemburu, tapi rautnya tetap datar. Entah mengapa sikapnya itu membuatku kesal. Harusnya dia kesal, marah, atau cemburu agar aku bisa mengatakan kalau aku masih mencintainya. Namun, lelaki yang selalu bersama Halimah adalah jawabannya. Dia sudah memiliki seseorang. Aku berani bertaruh Halimah bahkan tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 37

    Di ujung sana terasa kehening sesaat sebelum Sarah menjawab dengan suara tenang, tapi ada getaran halus dalam nadanya."Apa maksudmu, Kahfi?""Aku rasa pernikahan ini sebaiknya kita batalkan saja."Perkataan itu keluar dari mulut Kahfi dengan suara berat. Bukan hal yang mudah baginya, terutama mengingat betapa Sarah telah banyak berkorban untuk hubungan mereka. Namun, Kahfi tahu bahwa hidup dalam kebohongan akan jauh lebih menyakitkan daripada mengatakan yang sebenarnya."Kenapa baru sekarang kau mengatakan ini? Kalau kamu merasa tak akan pernah bisa mencintaiku harusnya tolak dari awal. Bukan setelah dua tahun. Bukan setelah kedua keluarga mulai melakukan persiapan pernikahan."Meski dadanya ngilu mendengar permintaan Kahfi, Sarah masih berusaha tenang. Dia yakin pasti ada alasan kuat lelaki itu ingin membatalkan rencana pernikahan mereka. Bukan karena Kahfi menyadari tidak akan pernah bisa mencintainya, tetapi hal lain, mungkin seseorang dari masa lalunya."Maaf, aku tahu ini salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 58

    "Kamu tidak bisa seperti ini terus, mau sampai kapan kucing-kucingan dengan Kahfi?"Halimah melirik Andar sekilas lalu kembali menunduk menatap cangkir yang masih mengepulkan uap panas, aroma melati menguar memenuhi penciuman Halimah.Andar menghela napas panjang, dia menghampiri Halimah lalu duduk di samping adiknya. "Mas tidak bisa terus-terusan berbohong, hampir tiap hari Kahfi ke sini menanyakan keberadaanmu. Tampangnya terlihat kusut, wajah juga pakaiannya tak terurus. Apa kamu tidak kasihan?"Halimah menggeleng pelan. Sebenarnya dia tak tega, tetapi dadanya masih nyeri mengingat sikap Kahfi belakangan ini. Bukannya meminta maaf lelaki itu seakan menyalahkannya. Halimah tidak mengerti di mana salahnya. Harusnya dia yang marah, harga dirinya sebagai istri diinj4k oleh Sarah dan Kahfi hanya diam. Bukannya menindak wanita itu, Kahfi seakan berpihak ke mantan tunangannya itu."Halimah, rumah tangga tidak selalu tenang, damai, dan menyenangkan. Adakalanya jenuh hadir. Pertengkaran, p

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 57

    Halimah memutuskan kembali ke rumah setelah semua para pelayat pergi. Toh, kehadirannya tidak diperlukan di sana. Setelah kata perceraikan keluar dari mulutnya Kahfi baru bereaksi. Lelaki itu memintanya bersabar, sebab masih dalam suasana berduka. Namun, Halimah tak peduli itu. Bukannya dia tak berempati, tetapi Sarah tak patut dikasihani. Dia yakin wanita itu akan terus mencari cara mendekati Kahfi. Tak masalah, bagi Halimah kalau suaminya memberi celah wanita lain maka pergi adalah keputusan terbaik. Dia tak takut menyandang status janda lagi daripada makan hati melihat Kahfi tak bisa menjaga sikap.Baru saja menutup pintu rumah, ketukan terdengar. Halimah mengintip dari lubang pintu, tampak Kahfi berdiri di sana. Rupanya lelaki itu menyusul ke rumah."Halimah, jangan seperti ini. Kita harus bicara." Halimah diam, dia berdiri bersandar ke pintu membiarkan Kahfi bicara."Sayang, kita bicarakan ini baik-baik. Jangan seperti anak remaja labil, dikit-dikit cerai."Halimah mendengkus. S

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 56

    "Saya pergi dulu, terima kasih waktunya." Halimah memasukkan ponsel ke dalam tas lalu bergegas bangkit dari kursi."Tunggu, tadi Anda menyebut Tiara, ada apa dengannya?" Arman ikut bangkit membuat gerakan Halimah tertahan. Raut penasaran terlihat di wajahnya."Tiara drop lagi, tadi Kahfi bilang kecil kemungkinan anak itu bertahan."Arman terdiam. Tiara memang bukan dar4h dagingnya, tetapi sejak Sarah mengandung dialah yang paling menjaga kondisi wanita itu. Apa saja yang diinginkan Sarah pasti dituruti, sebab Arman ingin calon anaknya sehat dan selamat. Pun selama dua tahun dia mencurahkan kasih sayang pada anak itu. Kenyataan kalau Tiara bukan berasal dari benihnya tidak hanya menghancvrkan hatinya, tetapi juga membuatnya tidak berharga sebagai lelaki di mata Sarah. Namun, bukan berarti dia membenc1 Tiara, tidak! Arman hanya jij1k pada obsesi sang mantan istri."Anda mau ke mana?" Arman gegas mensejajari langkahnya dengan Halimah menuju pintu keluar restoran."Ke rumah sakit. Kahfi m

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 55

    "Jadi kita bisa bertemu?" Halimah meyakinkan lagi tempat pertemuan dengan lawan bicaranya di telepon. Setelah waktu, tempat, dan di meja berapa pembicaraan itu beralkhir.Halimah menatap keluar melalui jendela kamar ketika melihat mobil sedan hitam masuk ke pekarangan rumah. Tak perlu mencari tahu sebab dia hapal si pemilik kendaraan tersebut. Dia lalu menatap pantulan wajahnya di cermin untuk memastikan mata sembabnya sudah tersamarkan. Setelah itu dia bangkit bertepatan bunyi bel."Mama." Halimah menyalami ibu mertuanya. Dia tidak mengira wanita itu mendatanginya pagi-pagi."Kamu mau ke mana, kok udah rapi?" Citra menatap penampilan sang menantu.Halimah tersenyum, merangkul ibu mertuanya sembari mengajak masuk ke dalam rumah. "Mau ketemu teman, Ma."Citra duduk di atas sofa di ruang tamu tepat di sebelah Halimah. Dia menggenggam tangan sang menantu."Mama minta maaf, ya, udah nyembunyiin semua dari kamu." Sorot mata Citra penuh penyesalan, genggaman tangannya semakin erat. "Iya, M

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 54

    "Benar sudah tidak apa-apa?" Kahfi menelisik wajahku, sorot matanya terlihat cemas.Aku tersenyum tidak tahu harus bahagia atau sedih. Kahfiku sudah kembali seperti dulu, tetapi fakta yang terungkap membuat hatiku gundah.'Kahfi pasti setuju dengan ideku. Kau tidak lihat betapa dia sangat mencintai Tiara. Anak kami sangat dekat dengannya satu tahun terakhir. Bahkan, saat Tiara menjalani kemo Kahfi sampai menitikkan air mata. Apalagi kau tak mampu memberinya an4k, tentu kesembuhan Tiara prioritas baginya.'"Hei, ditanya kok bengong?" Kahfi mencubit pelan pipiku membuatku meringis sekaligus meletuskan gelembung ingatan tadi, percakapan terakhir sebelum Sarah meninggalkan ruang perawatanku."Nggak, aku terharu dengan perhatianmu padaku. Aku sedang mengingat-ingat kapan terakhir kali kau bersikap manis seperti ini."Kahfi tersenyum tipis, jemarinya menyusuri setiap lekvk wajahku. "Maafkan aku, " lirih suara Kahfi berucap, riak-riak penyesalan terlihat jelas di pelupuk mata yang biasanya

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 53

    "Kamu ingat tiga tahun yang lalu saat kita melakukan program bayi tabung? Saat itu Sarahlah yang menangani kita bukan?"Aku masih diam, berusaha menenangkan kecamuk di dalam dada, hanya karena Mama Citra aku bertahan mendengar penjelasan Kahfi."Halimah, kamu dengar yang aku katakan?" Kahfi menatapku lekat, tapi aku membu4ng wajah, hatiku masih panas mendengar pengakuan Kahfi tadi."Apa hubungannya?" tanyaku dengan ketus. Enggan rasanya meneruskan percakapan ini. Pengakuan Kahfi kalau Tiara putrinya sudah cukup sebagai bukti kalau lelaki itu tak setia."Sayang, dengarkan aku. Mungkin kamu nggak percaya, tapi di sanalah semua ini bermula.""Apa maksudmu?" Aku menatap Mama Citra, Sarah, dan Kahfi bergantian. "Tolong lebih singkat dan padat, aku nggak punya waktu bertele-tele." Aku gusar melihat Sarah yang terlihat tenang. Apa wanita itu merasa menang dariku karena berhasil memberi Kahfi seorang an4k. Membayangkan seperti apa keduanya berhubungan membuat dadaku berdenyut nyeri."Sarah m

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 52

    "Tolong jelaskan sejak kapan kalian berselingkuh?!"Aku refleks menoleh ke arah suara dan melihat Halimah berdiri dengan tatapan nyalang ke arah kami. Tajam sorot matanya membuat tenggorokanku terasa kering hingga harus menelan liur berkali-kali, lidah pun seakan kelu tak mampu menjawab pertanyaan Halimah."Apa kalian semua tiba-tiba bisu? Bukankah tadi terdengar seperti sebuah keluarga yang harmonis dan kompak?"Sinis, jelas sekali kemarahan di nada suaranya. Aku tak menyalahkan dia kalau berpikiran buruk padaku dan Sarah. Harusnya sejak lama kuceritakan hubunganku dengan Sarah, tetapi aku belum menemukan waktu yang pas. Aku juga tak mau menyakiti Halimah dengan kenyataan yang ada kalau aku dan Sarah memiliki anak."Sayang, kamu tenang dulu, ya. Ini nggak seperti yang kamu pikiran?" Mama mencoba menenangkan Halimah. Sama sepertiku Mama pasti merasa cemas. Ah, mengapa jadi serumit ini?"Tenang? Melihat suamiku bersama wanita lain, lebih peduli wanita lain daripada aku istrinya Mama bi

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 51

    "Aku mengajukan khuluk!"Tegas, tidak ada keraguan sedikit pun di dalam hatiku. Mungkin memang sudah takdirku gagal lagi dipernikahan ke dua. Entah dosa atau ujian yang aku jalani hingga ketenangan hanya beberapa tahun kurasakan. "Halimah, kamu jangan gegabah. Aku nggak mau mengabulkan permintaanmu. Sekarang tenangkan dirimu. Kita nggak bisa bicara dalam kondisi panas seperti ini. Kamu harus percaya padaku seperti yang sudah-sudah."Aku berdecih, pandanganku mulai mengabur karena genangan air di pelupuk mata. Sekuat hati aku menahan agar linangan itu tak tumpah lagi. Lelah, ya, aku sangat lelah dengan prasangka yang tak menemukan jawaban pasti."Aku selalu percaya sama kamu sampai nggak sadar kepercayaanku kamu balas dengan dusta. Kalau kamu nggak ada hubungan apa-apa dengan Sarah, kenapa harus sepeduli itu? Kenapa saat dia menelepon kamu langsung bergegas."Aku masih menuntut penjelasan dari Kahfi, tak peduli lelaki itu gelisah karena ponselnya terus berdering. Aku berani bertaruh y

  • Suami Licik Istri Cerdik   Bab. 50

    "Mbak, aku nanya, untuk apa beli diapers sementara tidak ada anak kecil di rumah?" Aku mulai kesal karena Mbak Sukma tak kunjung menjawab pertanyaanku. Prasangka buruk kembali bercokol di benak. Apa Kahfi menikah diam-diam lalu memiliki anak? Tidak, gegas kuhalau hasutan ses4t itu. Sepertinya aku sudah mulai gil4 akibat fyp tok-tokku semua tentang perselingkuhan. Tak mungkin Kahfi tega menusvkku dari belakang. "Maaf, Non, tapi Non jangan marah. Nanti jangan bilang kalau saya yang ngomong." "Ya, udah, cepat bilang." Aku semakin gregetan karena bahasa tubuh Mbak Sukma terlihat gelisah. Apa ada yang disembunyikan di rumah mama mertuaku? "Mbak!" Aku mendesak lagi. Mbak Sukma meringis sambil memilin jarinya satu sama lain. "Anu, Non, sebenarnya diapers ini milik Non Tiara." Dahiku berkerut. "Tiara?" Mbak Sukma mengangguk pelan. "Non Tiara anak Non Sarah. Dia sering dititipkan di rumah Nyonya Citra." Kepalaku seperti dihant4m godam besi. Jadi, Sarah sering ke rumah Mama Cit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status