Re:Diva dari Gaia

Re:Diva dari Gaia

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-01
Oleh:  R.S.TamaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
47Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Siapa yang paling menderita di antara kita? Aku atau kamu? Atau justru orang lain di sekitar kita? Selama berabad-abad manusia tinggal di atas muka bumi. Mereka sering melupakan siapa yang paling menderita ketika mereka berpijak di atasnya. Konflik terjadi dimana-mana, tangisan tanpa asal terdengar. Jauh di tempat terpencil. Sebuah suara datang menghantuiku. Suaranya sering mengingatkanku tentang Gaia. Siapa itu Gaia aku tidak tahu. Tapi aku ingin mengetahuinya dan mencarinya. Suatu sebuah roh merasuki diriku. Roh itu bilang dia akan membantuku menemukan Gaia. “Pelindung Gaia.” Apa itu?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1

“Letnan? Letnan! Jangan melamun!”

PLAK!

DUAR!

Petir menyambar, aku tersadar kembali dari lamunanku. Komandanku menamparku berkali-kali untuk membuatku tersadar. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan memberi hormat. Komandan Aung Hwan mengembalikan teropongku.

“Amati medan pertempurannya. Saat ini markas kena serangan gangguan elektromagnetik. Mereka tidak akan bisa membantu mengobservasi area pertempuran.” Kata Komandan Aung Hwan. “Bawa pletonmu untuk mengintai!”

“Siap pak!” jawabku. Aku keluar dari tenda komando. Kutembus hujan ini menuju tenda tempat pletonku berada. Hujan disertai angin kencang dan petir ini menambah susah tugas kami saja.

Aku memasuki masing-masing tenda dan mengumpulkan pletonku. Aku membagi mereka ke dalam beberapa grup dan menyuruh mereka berpencar. Petir ini membuat kami tidak bisa menggunakan peralatan digital kami. Begitu juga saat ini menara pemancar sinyal pengganggu milik musuh merusak alat digital kami.

Kujelaskan pada masing-masing pemimpin grup untuk menyebar dan mengumpulkan informasi dengan jelas dan detail. Setelah mereka paham, barulah kami keluar untuk berpencar dan melaksanakan tugas kami.

Area pertempuran kami merupakan garis depan. Musuh kami adalah Sovyet, informasi terakhir dari markas pusat sebelum gangguan bahwa Sovyet telah menembus perbatasan dan akan menuju Hanoi, ibukota Negara Bagian Vietnam.

Belum kujelaskan di awal, aku adalah Atma Wiratmaja, seorang pemuda lulusan akademi militer KNAT (Kesatuan Negara Asia Tenggara) Indonesia. Tugas pertamaku adalah dikirim langsung ke sini. Bersama teman-teman dari berbagai ras dan etnis di Asia Tenggara bersatu dan melawan Sovyet dan negara sekutunya.

Ceritanya akan sangat panjang sekali. Apabila aku membahas bagaimana seluruh Asia Tenggara bersatu menjadi Kesatuan Negara Asia Tenggara. Perang di sini sudah berlangsung hampir 8 bulan. Awal perang ini sangatlah simpel, karena keberadaan mineral baru yaitu gaiantum.

Gaiantum merupakan sumber daya terbaru untuk menggantikan sumber daya yang ada. Dengan adanya gaiantum, manusia membuat reaktor Gaia. Reaktor yang aman dan bertahan lama untuk menyuplai semua energi. Tidak ada yang tahu apa asal usul mineral ini. Tambang gaiantum hanya terdapat di beberapa tempat saja.

Juga cara mengolah gaiantum ini sangatlah rumit dan susah. Namun apabila berhasil, maka mineral ini dapat menyuplai energi listrik untuk kehidupan manusia selama 75 tahun tanpa tergantikan. Awalnya manusia damai saja untuk menggunakan mineral ini.

Namun akibat keserakahan dan kegagalan penelitian untuk mineral ini. Mereka semua saling berebut mencari mineral ini dengan teknologi mereka masing-masing. Hingga akhirnya terbitlah suatu penelitian yang mengabarkan gaiantum adalah barang langka.

Harganya meroket tinggi, semua negara ingin mengontrol gaiantum. Lalu konflik terjadi dan hasilnya sekarang ini. Pertempuran terjadi di mana-mana. Sovyet ingin menguasi tambang yang ada di KNAT. Yaitu tambang yang ada di Kalimantan dan Papua, serta Vietnam. Tambang besar yang ada di ketiga daerah tersebutlah incaran mereka.

Perang dunia ketiga akhirnya dimulai. Ada 3 blok besar di dunia ini sekarang. Blok netral, seperti negara KNAT. Ataupun negara-negara kecil lainnya yang tidak terlibat dalam konflik. Lalu ada Sovyet, juga sekutu yang saling bertarung satu sama lain.

Sebagai blok netral menjadi korban adalah hal yang biasa. Dapat dilihat sendiri, banyak anak muda yang dijadikan tentara, dan lain-lainnya. Aku memanjat salah satu pohon agar mendapat pemandangan yang jelas.

“Tidak ada tanda-tanda,” kataku pada temanku. “Baskins, hujan sialan ini membuat pandangan kita terganggu sepenuhnya. Kita tidak tahu apakah musuh sudah memulai pergerakan atau tidak.”

“Apalagi kalau mereka menggunakan kamuflase transparan. Kudengar Sovyet mempunya teknologi seperti itu.” Jawab rekanku Baskins. “Sejauh aku memandang juga tidak ada.”

“Komunikasi antar grup juga susah. Tenang saja, kita semua akan kembali setelah mengintai selama 4 jam.” Kataku untuk menenangkan diri. Jujur saja aku gugup bila kami nanti salah mengidentifikasi satu sama lain akibat komunikasi yang terganggu.

Sesudah 4 jam mengintai tak mendapatkan hasil. Kami memutuskan untuk pulang. Kupimpin grupku untuk pulang ke markas dan tidak mendapatkan hasil apa-apa. Aku menuju tenda komando dan melaporkannya kepada komandan.

“Siap komandan, tidak ada apa-apa. Masih terpantau tenang dan tidak ada pergerakan.” Laporku. “Laporan dari semua grup pengintai juga sudah saya terima semua.”

“Hmmm, mencurigakan. Mereka tidak membuat pergerakan sesudah tahu komunikasi dan teknologi kita eror?” Komandan Aung bergumam. “Mungkin karena hujan ini juga mengganggu pergerakan mereka.”

“Sekarang kamu boleh pergi,” kata Komandan Aung mempersilakanku untuk pergi. Aku keluar dari tenda komando. Mantelku dari tadi belum kulepas, dingin juga suasananya. Saatnya menghangatkan diri di barak.

Aku menuju kompartemen yang disediakan untuk para perwira. Kulepas mantelku di luar dan bergabung bersama para letnan lainnya. Yah hubunganku dengan para perwira lainnya tidak terlalu bagus dan tidak terlalu buruk.

Kami makan malam bersama dan kemudian melanjutkan beberapa tugas kami lagi. Aku memilih mempersiapkan peletonku untuk bersiap dirotasi untuk maju mengisi garis pertahanan di depan. Di barak mereka masih ramai. Sepertinya mereka masih belum tidur.

Aku mengetuk pintu barak mereka. “Kalian belum tidur? Kalau begitu aku akan bergabung.”

“Ya, kami memang belum tidur Letnan Atma.” Jawab Baskins. “Sini Anda bisa bergabung dengan kami untuk bermain kartu.”

“Oke, kalian mengajakku ya. Jangan sampai kalian menangis kalau kalah.” Kataku dan duduk di meja panjang yang ada di tengah barak. “Kalian main poker?”

“Kartu biasa,” jawab Robby. Dia mengocok kartu yang ada d tangan kanannya. “Besok kita bertukar posisi dengan peleton 19 di depan?”

“Pastinya. Tenang saja tidak ada serangan kok. Sovyet belum melancarkan serangan mereka lagi. Jadi kita tidak bertempur.” Balasku dan menerima kartu yang dibagikan untukku.

“Mereka menungg apa ya kira-kira? Bukannya saat terbaik menyerang adalah saat seperti ini?” tanya Robby.

“Entahlah.”

Sirine markas berbunyi, diikuti dengan suara letupan artileri. Kami semua langsung bergegas mengambil peralatan kami. “Semuanya langsung berada di posisi kalian! Siaga dan buka mata lebar-lebar!”

Aku menuju kompartemen perwira dan mengambil peralatanku. Satu senapan sudah berada di tanganku. Pelurunya masih ada, kupakai dengan cepat peralatanku dan berlari menuju baris pertahanan markas kami.

“Apa situasinya?” tanyaku pada Baskins. “Arah jam 12! Peluncur roket! Merunduk!”

Sebuah roket meluncur mengenai bangunan di belakang kami. Aku menembakkan suar cahaya ke arah depan. Terlihat kilatan cahaya senapan dari jalan di depan. “Buka tembakan!”

Adu tembakan terjadi. Kami mencoba membalas tembakan dari musuh yang menggunakan kamuflase transparan mereka. Cahaya dari suarku tadi semakin hilang dan berkurang. Sial, kami kehilangan lokasi mereka sekarang.

“Tahan tembakan!” perintahku. “Musuh menggunakan kamuflase!”

“Robby, Adams! Robby laporkan musuh menggunakan kamuflase ke peleton lainnya. Adams, laporkan ini kepada tenda komando!” perintahku pada rekanku. Aku mempersiapkan pistol suarku lagi.

“Ingat saat kutembakkan suar ke atas dan cahayanya muncul dan posisi musuh kelihatan. Tunggu kami memulai tembakan barulah kalian lari dan melaporkan hal ini!” kataku dengan berbisik.

Saat ini kami berlindung di balik tumpukan karung pasir dan barikade. Ada juga yang masuk ke dalam parit. Kutembakkan suarku ke atas, kemudian menunggu hingga suar tersebut jatuh dan menerangi posisi mereka.

Aku melihat beberapa posisi mereka. Kamuflase mereka memantulkan cahaya dari suarku. “Buka tembakan! Lalu ganti posisi!”

Adams dan Robby melaksanakan perintahku. Mereka berdua lari dan melaporkan situasinya. Sedangkan kami harus menahan mereka sebisa mungkin di garis pertahanan ini. Aku menghitung rata-rata tembakan kami. Akurasi kami bagus, mereka sudah tewas 4 sedangkan kami belum.

Sebuah cahaya bersinar terang di atas markas kami. Artileri bantuan mereka menembakkan peluru cahaya. Posisi kami ketahuan, musuh mulai menembaki prajurit yang berada di atas tower pertahanan. Semuanya menjadi kacau, tiba-tiba teriakan serbuan dari musuh terdengar.

Kami bingung karena kamuflase optik mereka tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa bantuan khusus. “Bertahan di posisi kalian! Jangan sampai mereka merangsek lebih dekat ke markas!”

Adams dan Robby kembali. “Pak! Perintah dari komandan adalah mundur dari markas ini! Peleton kita ditugaskan untuk bertahan hingga proses mundurnya selesai  bersama peleton 25!”

“Kalau begitu kembali ke posisi kalian!” balasku. Hujan turun semakin deras, sebuah petir menyambar. Cahaya dari kilatan petir itu memantulkan salah satu musuh yang diam-diam ke arahku. Aku menembaknya dengan senapanku. “Cepat!”

“Siap!” Robby dan Adams masuk ke dalam parit mereka. “Ah becek! Kondisi paritnya parah!”

DUAR!

Peluru artileri meledak di belakang kami. Keluar gas tak berwarna dan tak berbau dari proyektilnya. “Gas beracun! Sial! Mundur! Ambil masker gas kalian atau seadanya!”

Aku merisikokan diriku menuju gudang perlengkapan yang tidak jauh dari barak kami dan mengambil beberapa kotak masker gas. Aku memakai satu dan membawanya keluar ke sana dan membagikannya. Tapi anehnya, aku tidak mendengar suara tembakan dari musuh.

Bukannya saat bagus untuk menyerang secara membabi buta saat kami panik? Semuanya terdiam dan sunyi. Tiba-tiba seseorang berteriak kesakitan. Ada sebuah makhluk aneh menyerang kami.

“Mayat hidup!” teriak Baskins. “Tembak! Apakah proses mundurnya belum selesai? Kita harus mundur juga!”

“Mundur! Kita mundur ke bagian dalam markas!” perintahku. Aku menuju posisi di mana peleton 25 berjaga. Sialnya mereka semua sudah tewas terkena gas. Tepat saat kami memasuki bangunan di markas. Peluru artileri mulai ditembakkan lagi.

Kami terus mati-matian bertahan di sini. Hingga akhirnya seorang pembawa pesan menghampiriku. “Proses mundur selesai! Kalian boleh mundur! Ada beberapa kend-.”

Belum sempat ia menghabiskan kalimatnya. Dia tertembak di kepalanya. “Mundur semuanya! Lari dan berpencar!”

DUAR!

Bangunan tempatku berlindung roboh dan beberapa reruntuhan menimpaku. Aku menutup mataku karena separuh badanku tertimpa reruntuhan. Kukira inilah saatku untuk pergi.

Ketika aku tersadar, aku segera membersihkan reruntuhan yang menimbuh bagian bawahku sebisa mungkin. Kukira aku tewas! Ternyata tidak! Mayat pembawa pesan ini melindungi bagian bawahku. Sehingga tubuhku masih utuh!

Oh benar! Rekan-rekanku? Adakah mereka yang selamat? Aku segera bangkit dan melihat sekelilingku. Semuanya hancur lebur, menyisakan puing-puing dan mayat di mana-mana. Beberapa mayat juga tidak utuh.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nita Kusuma
Ditunggu chapter terbarunya~ semangat ya writer~
2021-08-31 12:57:38
0
user avatar
Athia Nasta
Jangan ngegantung endingnya atau di Axe
2021-11-27 20:05:13
0
47 Bab
1
“Letnan? Letnan! Jangan melamun!”PLAK!DUAR!Petir menyambar, aku tersadar kembali dari lamunanku. Komandanku menamparku berkali-kali untuk membuatku tersadar. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan memberi hormat. Komandan Aung Hwan mengembalikan teropongku.“Amati medan pertempurannya. Saat ini markas kena serangan gangguan elektromagnetik. Mereka tidak akan bisa membantu mengobservasi area pertempuran.” Kata Komandan Aung Hwan. “Bawa pletonmu untuk mengintai!”“Siap pak!” jawabku. Aku keluar dari tenda komando. Kutembus hujan ini menuju tenda tempat pletonku berada. Hujan disertai angin kencang dan petir ini menambah susah tugas kami saja.Aku memasuki masing-masing tenda dan mengumpulkan pletonku. Aku membagi mereka ke dalam beberapa grup dan menyuruh mereka berpencar. Petir ini membuat kami tidak bisa menggunakan peralatan digital kami. Begitu juga saat ini menara pemancar sinyal penggangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-13
Baca selengkapnya
2
Oh ya, tadi ada mayat hidup. Mayat hidup itu adalah senjata biologis milik Sovyet. Hal ini akan tercatat dalam sejarah bahwa mereka menggunakan mayat hidup untuk berperang. Karena aku masih hidup pastinya. Aku akan jadi saksi mata pelanggaran aturan perang ini. Tapi hebat juga mereka menciptakan mayat hidup yang tak menyerang pasukan mereka sendiri?Bukan saatnya berspekulasi Atma! Saatnya mencari rekanmu yang masih hidup. Kuharap mereka tidak dimakan oleh mayat hidup itu. “Robby! Baskins! Adams?”Setiap konflik pasti ada korban jiwanya. Bagi mereka yang berada di dalam rumah duduk nyawan karena kami berada di sini. Mereka pasti tidak akan tahu rasanya bagaimana kehilangan nyawa di sini. Atau mungkin mereka bersedih saat akan tahu kerabat mereka sudah menjadi mayat.Aku menemukan mayat mereka. Rekan-rekanku tewas semua, syukurlah mereka tidak jadi makanan. Mereka tewas terkena tembakan. Hujan juga sudah berhenti, aku menyeret dan mengumpulkan semua m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-13
Baca selengkapnya
3
Aku akhirnya ikut dengan orang sialan ini. Ketika aku mencoba membunuh diriku. Mereka semua menahannya dan mempertahankanku tetap hidup. Aku merindukan kakakku. Semoga aku segera keluar dari tempat neraka ini.Setiap hari diperlakukan boneka pemuas bagi setiap petinggi yang datang ke sini. Baik pria maupun wanita semuanya datang dan menggunakanku. Di dalam kamar tidur yang persis sel tahanan ini. Aku meringkuk ketakutan.“Hei. Jangan begitu.”Suara siapa tadi itu? Aku pasti berhalusinasi kan? Aku sudah gila rupanya.“Mengakhiri hidupmu tidak mengakhiri segalanya.”Seriusan, suara siapa itu? Kulihat para tahanan lain sedang tertidur. Aku berteriak sekeras-kerasnya. Para penjaga datang dan membawaku pergi. Mereka mencelupkan kepalaku ke dalam toilet.“Mau keluar dari sini?”Aku mau! Keluarkan aku dari sini! Kumohon keluarkan aku!“Kalau begitu, setelah kepalamu dimasukkan ke dalam toilet.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-30
Baca selengkapnya
4
Sudah dua jam kami menunggu di sini. Madania dari tadi tidak henti-hentinya mengelus bulu kelinci yang ia pegang. Apakah benar di luar sana hewan sudah punah? Ketika aku menempelkan telingaku ke  tanah. Aku mendengar suara langkah kaki.Kutarik Madania untuk bersembunyi di balik sebuah batang kayu besar. Terdengar juga suara pengaman senjata di matikan. Apakah mereka musuh atau teman?“Sinyal Madania berasal dari sini. Tapi di mana orangnya?” ucap mereka.Madania keluar dari persembunyian kami. Dia melambaikan tangannya, “Aku di sini! Terima kasih karena sudah datang!”Madania kemudian terlibat sedikit percakapan dengan temannya. Kemudian dia dan temannya menarikku keluar dari persembunyianku. “Perkenalkan, aku Roger. Senang bertemu denganmu peri hutan.”“Kami ada tugas tambahan untuk menginvestigasi lokasi di sekitar sini. Kamu mau ikut?” tanya Roger padaku. “Lalu Madania bilang kamu punya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-19
Baca selengkapnya
5
Aku tiba-tiba saja berada di tempat lain. Banyak bintang-bintang di langitnya. Ada sebuah pohon besar di sana. Lalu ada seorang wanita di sana. Kakiku melangkah menghampirinya.Wanita itu melihatku dan tersenyum. Dia melompat secara tiba-tiba pada tubuhku. Lalu tidak terjadi apa-apa. Apakah ini aku pertanda dulunya wanita?Tempat ini pasti tempat sebelum menuju neraka atau surga. Mungkin wanita itu tadi malaikat maut? Aku lihat ada semacam garis-garis aneh di bawah pohon itu. Hingga beberapa waktu kemudian, aku menyadari bahwa garis-garis ini bukan garis. Melainkan gambar tata surya.Belum hilang rasa penasaranku tentang gambar ini. Tiba-tiba aku kembali ke dunia nyata. Kudapati Roger dan Madania memeriksa tentara sovyet yang tiba-tiba tewas begitu saja. Di tubuh mereka tumbuh tanaman yang menjulur keluar dari mulut mereka.Mereka juga menempel di tembok ruangan ini yang notabenenya adalah tanah. Roger melihatku yang memegang kubus ini. “Apa yang te
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya
6
Hup! Hup! Hiyah!SRAK!Aku mendarat di semak belukar di halaman belakang gedung. Yang tidak kupikirkan adalah ada pengawal juga di sini. Untung mereka tidak melihatku turun ke sini tadi. Nah sekarang ada apa di sini, saatnya mencari tahu.Walaupun aku masih terbilang baru sebagai prajurit bayaran dari Silverstar. Kemampuanku mencari informasi sangatlah hebat. Perlahan-lahan aku mendengar perbincangan mereka.“Benarkah dia adalah ... .” kata pengawal satunya. Tidak terlalu jelas dan samar-samar pembicaraan mereka. Mau tidak mau aku harus mendekat. Tapi jika mendekat akan merisikokan posisiku.Kuputuskan untuk diam di sini. Pengawal satunya lagi membalas, “Jika benar, bumi akan terselamatkan. Nanti akhirnya kita bisa tinggal di permukaan tanpa takut adanya serangan dari mutan dan lain-lain.”Menarik, apa yang mereka bicarakan. Tapi itu saja tidak cukup. Perlahan aku keluar dari semak ini dan melangkah dengan hati-hati.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-30
Baca selengkapnya
7
“Tentu saja akan saya jelaskan,” balasku. Komandan Vina tersenyum dan menepuk pundakku berulang kali.“Nah akan kujelaskan tentang B3. B3 area penelitian dan laboratorium. Serta area pembangkit energi kita.” Ucap Komandan Vina. Kami memasuki lift, “Gaiantum, tahu kan soal Gaiantum?”“Sumber daya yang baru kan?” tanyaku. “Mohon maaf saya tidak begitu mengerti soal ini.”“Dasarnya seperti itu. Lalu kamu tahu soal penyelamat Bumi?” tanya balik Komandan Vina. “Kurasa waktu di sekolah sudah dijelaskan kan?”Aku mengangguk-angguk. Komandan Vina melangkah keluar lift. Kami berada di sebuah lorong penuh dengan ruangan. Komandan Vina memberiku isyarat untuk mengikutinya. Aku mengekor di belakangnya.“Pria yang kamu temukan adalah adikku.” Komandan Vina berhenti di sebuah tembok kaca satu arah. Di dalam ruangan itu ada peri hutan, dia sedang berada di dalam sana b
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-11
Baca selengkapnya
8
Suara doa ini semakin dekat! Rombongan ini penyebabnya ternyata. Aku harus mencari tahu kepada mereka. Kenapa suara doa mereka bisa terdengar di dalam kepalaku?“Karena diriku.”Lagi-lagi suara wanita ini. Apa sih maumu? Jangan ganggu kehidupanku.“Tanpa diriku kamu sudah mati dimakan mayat hidup dan mutan. Ditangkap lagi oleh Sovyet tahu. Oh ya, aku sekarang bisa nampak tipis di hadapanmu.”Sebuah kabut terbentuk di hadapanku. Membentuk figur seorang wanita. “Bagaimana? Kamu masih kurang 3 kubus lagi untuk memberiku kekuatan menjadi manusia dan tidak mengganggu pikiranmu.”“Ah kamu. Terima kasih kalau begitu. Apakah aku harus mengikuti orang-orang dengan doa itu?” tanyaku padanya.“Hmm. Aku juga tidak tahu, selama 15rb tahun aku hidup. Baru kali ini aku lihat mereka.” Jawab kabut itu.“Kalau begitu aku akan mengikuti mereka dan bertanya-tanya kepada mereka. Keberuntung
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-24
Baca selengkapnya
9
Mataku terbuka kembali. Kudapati aku di kamar pasien. Sekarang kamu puas sudah membuat luka di kepalaku dan membuatku tidak sadarkan diri?“Puas sekali rasanya. Masih mau melawanku? Bagaimana kekuatanku?”Sudah, aku cukup tidak mau melawanmu. Aku kapok, kenapa kamu memilihku? Kamu bisa merasuki orang lain kan?“Ada sesuatu yang membuatmu cocok. Ngomong-ngomong, kamu tidak mau keluar dan berjalan-jalan? Sekaligus bantu aku mengamati kehidupan manusia di sini dong.”Bayangannya masuk ke tubuhku lagi. “Nih aku kasih kekuatanku. Badanmu perlahan akan sama seperti kaumku.”Kaummu?Perlahan-lahan aku merasakan tenagaku berubah dan badanku ringan sekali. Aku menuju jendela kamarku dan melompat keluar. Aku mendengan tembok bawah jendela sebagai tumpuan untuk meloncat.Hebat! Kaummu kaum apa? Aku semakin penasaran juga. Aku kamu peri hutan?“Entah.”Saat berada di atas atap ruko. Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-29
Baca selengkapnya
10
Kalau kehebohan seperti ini. Pasti ayah akan tahu. Adikku tolol sekali kamu menunjukkan kekuatanmu. Kulipat kembali foto kami berdua di masa lalu di dompet. Foto berwarna satu-satunya yang tetap membuatku semangat hidup dan bertekad menemukan adikku.Adikku kini sudah ketemu. Tapi dia hilang ingatan, ditambah lagi dia punya kekuatan yang sangat dicari-cari oleh ayah angkatku. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada adikku sehingga ia dirasuki seorang perwujudan dari Bumi.TOK! TOK! TOK!“Ayah, ini aku.” Kataku dan menutup mataku sebentar dan menarik napas panjang. Aku akan mencoba bernegosiasi dengannya supaya dia tidak dijadikan alat olehnya.“Silakan masuk” katanya melalui interkom. Pintu terbuka dan terlihat dia sedang rapat bersama para komandan pemimpin kota lainnya. Meja bundar di sini sudah hampir penuh, kecuali kursi milikku. Sengaja aku biarkan kosong, aku ssengaja tidak ikut rapat ini.“Silakan duduk. Kamu terla
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-02
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status