Share

8

Author: R.S.Tama
last update Last Updated: 2021-06-24 00:59:12

Suara doa ini semakin dekat! Rombongan ini penyebabnya ternyata. Aku harus mencari tahu kepada mereka. Kenapa suara doa mereka bisa terdengar di dalam kepalaku?

“Karena diriku.”

Lagi-lagi suara wanita ini. Apa sih maumu? Jangan ganggu kehidupanku.

“Tanpa diriku kamu sudah mati dimakan mayat hidup dan mutan. Ditangkap lagi oleh Sovyet tahu. Oh ya, aku sekarang bisa nampak tipis di hadapanmu.”

Sebuah kabut terbentuk di hadapanku. Membentuk figur seorang wanita. “Bagaimana? Kamu masih kurang 3 kubus lagi untuk memberiku kekuatan menjadi manusia dan tidak mengganggu pikiranmu.”

“Ah kamu. Terima kasih kalau begitu. Apakah aku harus mengikuti orang-orang dengan doa itu?” tanyaku padanya.

“Hmm. Aku juga tidak tahu, selama 15rb tahun aku hidup. Baru kali ini aku lihat mereka.” Jawab kabut itu.

“Kalau begitu aku akan mengikuti mereka dan bertanya-tanya kepada mereka. Keberuntungan berpihak pada mereka yang berani!” balasku. Kabut itu masuk ke dalam tubuhku lagi.

“Aku juga penasaran cepat ke sana.”

Oke. Saatnya mengikuti rombongan itu dan-, Madania menangkap pundakku. Dia tampak terengah-engah. Sepertinya dia tadi mengejarku dan berhasil menyusulku.

“HAH! Cepat sekali larimu.” Katanya. “Mau ke mana? Jangan ikuti mereka! Hah... .”

“Manusia lainnya. Lemah dan tidak berdaya. Siapa manusia ini?” tanya kabut itu dan keluar dari tubuhku.

Aku mengabaikan pertanyaannya dan memberi Madania air minum. “Kenapa tidak? aku mau tanya sesuatu soal doa di-.”

BRUK.

Aku jatuh ke tanah, kulihat kabut itu mendekati wajahku. “Berani sekali mengabaikanku. Rasakan kamu akan tidak sadarkan diri selama 1 jam ke depan.”

Pandanganku semakin menggelap. Kenapa? Kamu ini kenapa?

***

Eh Atma kenapa kamu tiba-tiba pingsan? Aku menyeretnya ke dekat kursi taman dan mengangkatnya dan menaruh kakinya pada kursi taman. Kutelepon ambulans dan Komandan Vina soal kondisi adiknya. Haruskah aku beri CPR?

Ah benar, ingat kursus pertolongan pertamamu Madania! Kamu mendapat nilai tinggi pada pelajaran ini. Masa aku sudah lupa cara menolong orang pingsan?

Gawaiku kurasa masih ada materinya! Syukurlah masih ada berkas digital catatanku. Em, semua yang kulakukan sudah benar. Tinggal menunggu ambulans tiba, bila tidak segera tiba aku harus memberinya napas buatan kan?

Tunggu dulu!

Itu berarti aku memberikan ciuman pertamaku pada dia? Ah tidak! Aku hanya mau memberikannya pada orang yang aku cintai! Tapi ini kan situasi darurat Madania!

Sudah 3 menit dia tak bangun. Kuperiksa denyut nadinya, dan napasnya. Tidak ada! Berpikir Madania kamu harus segera memberinya napas buatan. Tapi ciuman pertamaku nanti hilang dan kuberikan padanya! Ahahahaahahahh! Aku pusing, persetan!

Ketimbang dimarahi Komandan Vina atau mungkin dibunuh karena adiknya tewas gara-gara tidak mendapat pertolongan pertama! Persetan dengan hal ciuman pertama! Sampai jumpa impian di buku harianku.

Aku memberi Atma napas buatan. Aku tidak bisa meminta orang lain untuk memberinya napas buatan. Karena situasi sekarang sepi karena semua orang menuju rombongan yang berdoa itu. Ambulans pasti juga kesusahan.

Ayo sadarlah, paling tidak bernapaslah! Ambulans tiba  tepat di saat Atma membuka matanya. Raut muanya terkejut melihatku yang sedang memberinya napas buatan. Aku menghentikan napas buatanku. Dia mencoba untuk terbangun. Tapi aku melarangnya, petugas medis memeriksanya lebih lanjut.

“Pertolongan pertama yang bagus dan tepat. Temanku tadi kenapa?” tanya seorang petugas medis padaku.

“Entah. Tiba-tiba jatuh sendiri dan pingsan begitu.” Jawabku jujur.

“Apakah dia ada riwayat penyakit dan sebagaimana lainnya?” tanyanya lagi.

“Aku tidak tahu. Kami baru saja bertemu dan menjadi 2 hari yang lalu.” Jawabku.

“Untuk saat ini akan kami bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.” Kata petugas itu. “Kamu bersedia menemaninya?”

“Sebentar lagi kakaknya akan sampai ke sini.” Kataku. “Kakaknya pasti sebentar lagi sampai.”

Sebuah sepeda motor dengan pengemudi berpakaian hitam-hitam datang. Helmnya dia lepas dan menunjukkan raut muka khawatir dari Komandan Vina. Dia melihatku dengan penuh ancaman. Mampus tamat sudah diriku.

Komandan Vina berlari menuju diriku. Dengan cepat kerah bajuku ia cengkram dan diangkatnya ke atas. “Apa yang terjadi pada adikku? Kamu aku suruh menjaganya sudah seperti ini.”

“Bukan salahku! Adik Anda tiba-tiba pingsan sendiri!” kataku membela diri. “Lihat saja pada cctv sekitar sini.”

“Jelaskan kronologinya lengkap!” Komandan Vina semakin meninggikanku. Hek!

“Tu-turunkan dulu!” pintaku.

“Adik Anda ada di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ini kartunya untuk menjenguk,” kata petugas medis yang melihat kami dan pergi.

Komandan Vina menurunkan diriku. Tangan kirinya bersiap-siap mengambil tongkat kejutnya di bagian pinggang kanannya. “Nah jelaskan. Lengkap dari jam, menit, detik, milidetiknya.”

“Kalau dari penilaianku ini salahmu. Bersiap-siaplah,” Komandan Vina kini mengacungkan tongkat listriknya dan menyalakannya di hadapanku.

Aku menjelaskan semuanya dengan jujur. Komandan Vina meninggalkanku begitu saja. “Rahasiakan kejadian dia mendengar doa. Kamu boleh pulang, aku akan mengantarkannya ke sana nanti saat dia pulih.”

Ngomong-ngomong aku baru saja ingat sesuatu. Ketika melihat Atma tidak sadarkan diri tadi, aku teringat bahwa kejadian di kuil dalam air terjun masih terekam dan belum aku pindah maupun aku serahkan.

Dengan segera aku kembali ke asrama dan menemukan hanya beberapa rekanku yang lainnya masih terbangun dan minum-minum. “Serius? Kalian minum di saat kalian besok dapat giliran berjaga di atas?”

“Kami besok libur Madania. Giliran kamu dan timmu besok.” Jawab Lidia. “Mau bergabung?”

“Tidak. Aku harus beristirahat.” Kutempelkan sidik jariku di papan absensi asrama. Setelah kupastikan tanda kehadiran di asramaku berubah hadir. Baru aku masuk ke dalam kamar. Kunyalakan komputerku, aku tahu komputer yang ada di sini diawasi. Aku merubah komputerku di sini ke jaringan yang lebih aman dan terenskripsi dengan kuat.

Alasannya aku tidak ingin seorangpun tahu tentang apa yang aku cari dan telusuri di internet lah! Sekarang di mana aku menaruh adaptermya? Eh tunggu!

CKRACK!

Ah sial, aku menginjaknya dan menghancurkannya. Terpaksa harus beli lagi besok, atau beli sekarang ya? Aku masih belum terlalu mengantuk sih. Besok saja lah, hari ini istirahat dulu terlalu banyak hal gila yang terjadi.

Mandi sebelum tidur boleh juga. Menyegarkan pikiran dan badan supaya segar saat mandi. Saat melepas pakaianku dan hendak masuk kamar mandi. Sirene berbunyi, segera kupakai kembali pakaianku dan keluar kamar. Roger dan Vivian beserta rekan-rekan kami yang lainnya bersiap-siap.

“Nah kalian menyesal kan karena mabuk!” kataku pada teman-temanku yang mabuk.

“Jangan khawatir, mabuk pun kami masih bisa menembak.” Jawab mereka.

Setelah bersiap kami segera menuju gudang senjata di atas. Sirene berbunyi 8 kali panjang berarti ada gerombolan mutan yang berhasil menerobos masuk hingga ke zona oranye permukaan. Zona oranye adalah zona terdepan sendiri setelah kubah perlindungan.

Roger tampak berbicara dengan seseorang di alat komunikasinya. “Oke dengarkan padaku, kita datang sebagai bantuan bagi garnisun 54 yang terjebak dalam kepungan mutan dan mayat hidup. Saran perlengkapan, pakai yang dapat menembus kulit tebal mutan dan sesuatu yang bisa membakar.”

“Kita gunakan formasi campuran, Madania kamu gunakan senapan penyembur apinya. Karena Vivian jarinya sudah sembuh dia bisa pakai senapan runduk lagi.” tambahnya.

Mendengar perkataan Roger. Kami tiba dan berlari ke gudang senjata untuk mengambil perlengkapan kami. Aku mengambil kartu pengambilan senjata penyembur api. Kutukarkan kartu itu ke sebuah mesin pengambil senjata berat. Tak lama sebuah lift terbuka, di dalamnya lengkap senjataku dan baju pelindungnya.

“Aku jadi tanker kalian hari ini?” tanyaku pada teman-temanku. “Berat tahu jalan pakai baju seperti ini.”

“Sudahlah, memang posisimu yang utama kan tanker.” Jawab Roger. “Berkat kamu kita tidak jalan kaki ke medan depan. Satu APC menunggu kita di pool kendaraan.”

“Baiklah.” Jawabku sambil memasang dan menarik kancing tarik baju pelindung terakhirku. Aku sinkron kan durabilitasnya dengan jam tangan monitorku. Masih 100% dan kuat, berarti ini baju pelindung baru.

Kuambil dua tabung di hadapanku dan keluar duluan. Kupasangkan tabung itu dengan alat penyembur apinya. Kemudian pengamannya aku nyalakan, supaya nanti di kendaraan tidak sengaja menyala dan membakar teman. Aku segera menuju pool kendaraan dan sebuah konvoi APC ada di sana.

Roger melapor pada pimpinan pasukan tambahan ini. Sementara kami masuk ke dalam APC kami. Tak lama Roger masuk dan kami berangkat. Sekitar 20 menit kemudian, kendaraan kami berhenti.

“Gerombolan mutan di depan! Maaf kawan, kalian harus jalan kaki dari sini. Kabar baiknya APC kami ada kubah senapan mesinnya. Seseorang dari kalian gunakan itu, sisanya turun!” ucap supir kami.

Sebagai tanker mereka, aku memakai helm pelengkap baju pelindungku. Roger membuka pintu belakang APC, aku turun dari tempatku duduk. Untung aku wanita kuat, baju ini memang berat sekali. Tapi sepadan dengan perlindungan yang diberikan.

BRAK! JLEG! JLEG!

Aku maju ke depan dan melihat gerombolan mutan sedang menyerbu ke arah kendaraan kami. Apakah zonanya berhasil ditembus? Suara senapan mesin di atas APC terdengar dan mulai menembaki para mutan. Aku menyalakan penyembur apiku dan membakar mutan yang mendekat.

“Bakar mereka Madania!” seru Roger dari belakangku.

“Squad 9-2 di mana kalian?” tanya seseorang di saluran komunikasi kami. “Cepat kemari sebelum kami tewas! Tanker kami tewas menghadapi mutan tipe baru!”

“9-2-3 di sini. Kami mendekati posisi kalian, dua blok jauhnyaada gerombolan mutan menyerang kami.” balasku. Mutan-mutan di hadapanku menjadi abu, aku merangsek maju dan membakar mereka yang mau mendekati ku.

Roger dan tim lainnya mengekor di belakangku. “Aku akan maju dan menabrak gerombolan itu dan membuka jalan. Perhatikan tembakan kalian!”

Aku mengaktifkan penguat pelindung dan mulai berlari ke depan. Aku hempaskan semua mutan yang di hadapanku. Lalu membakar mereka, Roger dan rekan satu tim mulai menembaki dari garis aman. Sungguh mulia sekali posisi sebagai tanker.

Aku menjadi tameng bagi mereka di sini sendirian. Entah masih bisa hidup atau tidak setelah pelindungku rusak. Sialnya waktu di akademi skorku paling tinggi sebagai tanker. Sisanya hanya biasa-biasa saja.

Terdengar suara langkah yang berat. Apa ini? Dari kejauhan kulihat bayangan sosok besar. Perlahan-lahan mendekat, juga satu tim yang mundur.

“Squad 9-2 ke Squad 52-1 apakah kalian itu yang mundur?” tanya Roger melalui saluran komunikasi. “Jaga lini pertahanan atau kami akan menembak mati kalian!”

“Persetan! Segerombolan mutan berukuran raksasa menuju posisi kami! S-15 menyuruh kami semua mundur ke zona berikutnya!” jawab ketua tim mereka.

Vivian menggunakan teropongnya dan terdiam. “Oh tidak, demi Gaia. Makhluk apa lagi itu. Kita harus mundur juga!”

Roger mengambil teropong dari Vivian dan terkejut apa yang ia lihat melalui teropong itu. Makhluk setinggi 4 meter, dengan 6 tangan dan satu mata besar sebagai kepalanya. “Oh sial. Keberuntungan kita habis sekarang.”

“Ada apa?” tanyaku. “Hei jawab!”

Related chapters

  • Re:Diva dari Gaia   9

    Mataku terbuka kembali. Kudapati aku di kamar pasien. Sekarang kamu puas sudah membuat luka di kepalaku dan membuatku tidak sadarkan diri?“Puas sekali rasanya. Masih mau melawanku? Bagaimana kekuatanku?”Sudah, aku cukup tidak mau melawanmu. Aku kapok, kenapa kamu memilihku? Kamu bisa merasuki orang lain kan?“Ada sesuatu yang membuatmu cocok. Ngomong-ngomong, kamu tidak mau keluar dan berjalan-jalan? Sekaligus bantu aku mengamati kehidupan manusia di sini dong.”Bayangannya masuk ke tubuhku lagi. “Nih aku kasih kekuatanku. Badanmu perlahan akan sama seperti kaumku.”Kaummu?Perlahan-lahan aku merasakan tenagaku berubah dan badanku ringan sekali. Aku menuju jendela kamarku dan melompat keluar. Aku mendengan tembok bawah jendela sebagai tumpuan untuk meloncat.Hebat! Kaummu kaum apa? Aku semakin penasaran juga. Aku kamu peri hutan?“Entah.”Saat berada di atas atap ruko. Ak

    Last Updated : 2021-06-29
  • Re:Diva dari Gaia   10

    Kalau kehebohan seperti ini. Pasti ayah akan tahu. Adikku tolol sekali kamu menunjukkan kekuatanmu. Kulipat kembali foto kami berdua di masa lalu di dompet. Foto berwarna satu-satunya yang tetap membuatku semangat hidup dan bertekad menemukan adikku.Adikku kini sudah ketemu. Tapi dia hilang ingatan, ditambah lagi dia punya kekuatan yang sangat dicari-cari oleh ayah angkatku. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada adikku sehingga ia dirasuki seorang perwujudan dari Bumi.TOK! TOK! TOK!“Ayah, ini aku.” Kataku dan menutup mataku sebentar dan menarik napas panjang. Aku akan mencoba bernegosiasi dengannya supaya dia tidak dijadikan alat olehnya.“Silakan masuk” katanya melalui interkom. Pintu terbuka dan terlihat dia sedang rapat bersama para komandan pemimpin kota lainnya. Meja bundar di sini sudah hampir penuh, kecuali kursi milikku. Sengaja aku biarkan kosong, aku ssengaja tidak ikut rapat ini.“Silakan duduk. Kamu terla

    Last Updated : 2021-07-02
  • Re:Diva dari Gaia   11

    TENG! TENG! TENG!Apakah ini pertanda jam tidur? Bayangan ini keluar dari tubuhku dan memegang tanganku. Dia berhenti sejenak entah menatapku atau tidak.“Ruang bawah tanah. Aku merasakan sesuatu di dalam sana.” Katanya. “Aku mohon carilah cara menuju ruang bawah tanah itu.”“Kamu tidak mendengar perkataan kakakku? Ayah angkatku akan membunuhku bila aku ke sana.” Jawabku dan menolaknya. “Terlebih lagi aku sudah berjanji akan ke kamar kakakku.”“Aku mohon. Aku merasakan sesuatu di dalam sana. Entah berbahaya atau tidak.” tukasnya. “Jika berbahaya bukankah akan membahayakan keluargamu?”Tok! Tok!Gawat! Aku segera melompat kembali ke dalam kasur dan pura-pura tertidur. Pintu kamar ini terbuka dan terdengar derap langkah suara orang banyak. Aku merasakan diriku digendong oleh seseorang.Aku membuka mataku dan melihat siapa yang menggendongku ternyata seseorang memaka

    Last Updated : 2021-07-03
  • Re:Diva dari Gaia   12

    Begitu terbangun, aku mendapati aku berada di sebuah kamar. Hanya tersedia meja belajar, satu lemari, gantungan pakaian dan satu pintu lagi yang aku yakini pintu ke kamar mandi kamar. Er, semalam terjadi apa ya?Benar, percobaan di bawah tanah. Aku pingsan lalu bagaimana caranya aku bisa sampai ke sini? Pasti orang-orang bertandu itu kah yang membawaku ke sini. Lalu kamar ini di mana?Aku bangkit dari kasur ini dan menuju jendela. Aku buka jendelanya dan mendapati fakta bahwa aku berada di lantai 3. Whoa, dingin sekali saat membuka jendela rasanya. Yah karena tempat ini berada di atas bukit sih.Saatnya ke kamar mandi dan melepas berat yang kuterima dalam tubuh. Tisu toilet di dalamnya juga tertata dengan rapi. Setelah membersihkan diri aku teringat bahwa aku belum punya baju ganti sama sekali.Aku menuju lemari dan mengecek lemari. Sudah ada beberapa baju yang tersedia bagiku. Belum selesai aku berpakaian pintu sudah diketuk saja dari luar.Tok!

    Last Updated : 2021-07-05
  • Re:Diva dari Gaia   13

    Setelah memakai peralatan yang diberikan padaku. Aku diberikan sebuah senapan serbu. Madania masih tampak senang melihatku. “Ah benar Atma. Aku lupa memberikan sesuatu padamu. Nanti kalau sudah pulang aku kasihkan.” “Ngomong-ngomong enak jadi tanker dengan pakaian seberat itu?” tanyaku padanya. “Enak saja sih walaupun berat. Enaknya tingkat bertahan hidupku paling tinggi di tim. Tidak enaknya jadi tameng tubuh!” Madania mendengus kesal. “Terlebih lagi Roger sering plin-plan! Aku pernah dikeroyok segerombolan mutan dan Roger belum memerintahkan apapun buat menyelamatkanku!” “Terkepung selama 20 menit dan pelindungku hampir rusak! Barulah Roger membantu sialan!” katanya lagi. “Ah waktu itu kan aku sengaja menunggu gerombolannya lebih banyak biar banyak yang kena jebakan!” tukas Roger membela diri. “Kalian simpan pembicaraan untuk nanti. Fokusnya sekarang adalah menghentikan para mutan dan makhluk aneh itu.” Terdengar suara kakak melalui alat kom

    Last Updated : 2021-07-12
  • Re:Diva dari Gaia   14

    Aku membuka topengku dan melepaskan tali penarik ini dari bajuku. Temanku yang satu ini punya kekuatan hebat. Sepertinya harus mendesakku untuk mencari tahu lebih dalam padanya. Aku membuka saluran komunikasiku.“Komandan VVIP berhasil aku dapatkan.” Laporku pada Komandan Vina.“Bagus. Cepat bawa ke kembali.” Jawabnya.Atma, kekuatanmu bisa berguna dan berbahaya sekaligus. Tapi aku merasa aneh dengan kepribadiannya saat mengeluarkan kekuatan dan tidak. Sekilas sebelum aku terkena lemparan batu besar itu aku melihat dia seperti menahan diri.Setelah itu dia berubah menjadi seseorang yang berbeda sekali. Bahkan menyerang kami seolah-olah sesuatu mengendalikan dirinya. Anehnya lagi para mutan dan makhluk aneh itu seolah tunduk dan menurut padanya.Mereka menganggapnya tidak ada sama sekali dan hanya terdiam saat Atma menyentuhnya dan mengubah mereka jadi tanaman dan meleburkan mereka ke tanah. Setelah perlahan-lahan muncu

    Last Updated : 2021-07-20
  • Re:Diva dari Gaia   15

    Keesokan harinya, adalah hari pertama masuk ke Universitas Kota 1. Universitas terbaik diseluruh kota-kota buatan Silverstars. Warga umum bisa masuk ke dalam sini. Tapi pendidikan yang mereka terima hanya akan berfokus terhadap ilmu-ilmu penunjang pemerintahan dan menjadikan mereka menjadi ilmuwan.Tapi khusus mereka yang menjadi anggota yang bersenjata universitas ini menyajikan segalanya. Alaram kamarku berbunyi dahulu kumatikan dengan halus sekali. Aku keluar kamar dan mendapati yang lain masih tidur. Serius kalian ini sudah dapat promosi khusus malah malas-malasan.Oh ya. Saat ini kami berada di asrama yang disediakan universitas. Bangunannya mirip bangunan rumah susun. Tinggi bangunan ini mencapai lantai 6. Oh, gawaiku bergetar.Aku ambil gawai disaku celanaku. Pesan rahasia dari Komandan Vina. Yang berbunyi, “Gawat, aku tidak menemukan Atma di mana saja. Terakhir aku lihat dia bersama James. Tidak sesuai ekspetasiku, ternyata orang tua itu berg

    Last Updated : 2021-07-28
  • Re:Diva dari Gaia   16

    Kubawa Atma keluar melalui gerbang utama universitas dan sialnya lagi. Kami berpapasan dengan James yang ingin menjemput Atma. Uh-oh, ini tidak ada di dalam rencanaku.“Nah di sini kamu rupanya Atma,” ucap James dan mencengkram lengan Atma. Kulihat reaksi Atma sedikit kesakitan. “Kamu tidak melupakan setelah ini ikut ayah ke pertemuan penting?”Atma memejamkan matanya sebentar. Dia tampak menahan sesuatu rasa sakit. “Benar. Aku ingat. Maaf Madania, aku harus ikut ayahku.”“Kamu siapanya? Temannya?” tanya James padaku. Pria tua itu menatapku dengan tajam. “Hoo. Atau jangan-jangan kekasihnya? Kamu kalau mau ikut tidak apa-apa.”“Bukan, aku bukan kekasihnya. Saya hanya teman satu timnya.” Jawabku. Tapi melihat raut muka Atma yang aneh. Akan bagus juga apabila aku ikut dia.Kini tangan kirinya menggenggam tanganku dengan erat. Tak ingin melepaskanku entah kenapa. Apakah ini isyarat

    Last Updated : 2021-08-01

Latest chapter

  • Re:Diva dari Gaia   47

    Madania kembali mengambil buku kuno yang isinya kosong. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi pada buku itu. Buku kuno tebal itu isinya hanya lembaran kosong. Peneliti dan dirinya sendiri bingung kenapa buku kuno yang dikatakan kitab suci ini bisa kosong. Madania membuka kembali buku itu dan kini sudah ada isinya. “Kok bisa? Kenapa bisa ada isinya? Padahal dulu kosong kan?” Madania dengan cepat berlari ke meja kerjanya. Menyalakan komputernya dan memeriksa foto dokumentasi buku kuno itu dulu. “Memang benar kosong. Lalu kenapa ada tulisannya sekarang?” Madania mengambil kamus bahasa kuno miliknya dan buku kuno ini. “Diva dari Gaia, asal-usul. Diva, dewi yang terlahir dari perkawinan X dengan Gaia. Tunggu, ini buku sejarah jadinya?” “Kalau begitu ini buku yang asli?” Madania menaruh buku kuno itu dan mengambil buku-buku kuno lainnya. Namun, buku kuno lainnya kini menjadi kosong. “Kok kosong.” “Berarti ... ada apa ini? Kenapa aku tidak paham?” Madania memegang kepalanya. “Ap

  • Re:Diva dari Gaia   46

    Madania menerima laporan langsung dari pasukan elit yang menyerang Emirat Timur Tengah. Atma malah melarikan diri dan lolos dari kepungan pasukan elitnya. Tingkah laku Atma hanya menambah rasa penasaran Madania.Tapi dia tidak bisa meninggalkan kursi pemerintahan. Siapa yang akan dia percayai untuk memerintah bila dia pergi ke sana. Vina, kakak iparnya belum kembali. Hanya dia yang bisa dia percayai untuk menggantikan dirinya.“Harusnya invasinya dibagi menjadi 3. Tapi karena keterbatasan personel kita cuma bisa 2 saja.” Madania bergumam. “Andai saja sekutu berhenti menyerang dan meminta untuk berdamai.”“Dua front sangat tidak menguntungkan bagi kita.” Madania mendengus. “Apakah kita meminta front timur untuk berdamai dengan pecahan RKAT dan Sekutu?”“Kurasa itu hal buruk Yang Mulia,” jawab mentri pertahanannya. “Kita harus tetap tegar dan kuat. Kaisar kembali, pastilah dia bisa mengatasi

  • Re:Diva dari Gaia   45

    Atma kini berada di satu gudang pusat di wilayah Kairo. Zaidin menunjuk ke arah puluhan silo yang berisi gandum. “Kira-kira sebanyak inilah yang akan aku gunakan untuk mendapatkan hati rakyat yang pro terhadap ayahku.”“Kamu bisa menggunakan sihirmu untuk menyuburkan tanah pertanian juga kan? Kamu saat ini berguna sekali dan sangat berharga bagiku.” Zaidin menepuk pundak Atma. “Thoma, kamu pasti bisa kan?”“Tuanku kalau aku sudah tidak berguna bagi tuan. Tuan akan membuangku?” Atma memelas pada Zaidin.“Tentu saja tidak. Tanpamu semua ini tidak akan bisa terjadi Thoma! Aku tidak pernah berpikiran untuk membuangmu.” Zaidin memeluk Atma. “Kamu sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.”“Tu-tuanku,” Atma berpura-pura terharu. “Saya senang akhirnya punya tempat yang menetap. Selama ini saya diusir karena kemampuan saya.”“Tetapi tuan memberi saya temp

  • Re:Diva dari Gaia   44

    Madania kaget saat membaca berita tentang Emirat Timur Tengah. Serta kehadiran sosok penyihir yang muncul di sana membantu Zaidin untuk merebut kekuasaan. Itu pasti Atma, suaminya yang diculik oleh Dewi Diva yang kini adalah dewi yang mereka sembah.Madania berjalan perlahan menuju ruang dewan rakyat. Eksistensi tambang kerjasama mereka dengan emir terdahulu soal Gaiantum terancam. Namun Madania juga ingin memastikan apakah penyihir yang ada di berita tersebut adalah Atma atau bukan.“Semuanya berdiri!” teriak perdana mentri ketika Madania memasuki ruangan. Suaranya menggema karena keheningan semua anggota rapat menghormati Madania.“Silakan duduk kembali.” Perintah Madania. “Kurasa dalam rapat bulanan hari ini. Kita akan mendahulukan agenda untuk memastikan keamanan tambang Gaiantum kita di emirat.”“Bagaimana tentang kesiapan pasukan di front timur tengah? Jendral Roger?” tanya Madania pada Roger.&

  • Re:Diva dari Gaia   43

    Kompleks Istana seluas 15km ini memiliki 4 bagian. Bagian di tengah tempat istana Emir, bangunan 5 lantai bergaya timur-tengah di depannya ada lapangan luas. Bagian kedua adalah kompleks selir dan keluarga Emir yang terletak di belakang istana. Bagian ketiga adalah kompleks perumahan untuk bangsawan dan perwakilan rakyat. Bagian keempat terletak di depan lapangan luas istana adalah kompleks gedung pemerintahan pusat.Jalur masuk ke kompleks ini bisa dari sisi kanan istana yang berupa taman luas, tetapi hanya diperuntukkan oleh Emir dan keluarganya saja. Tempat pesta rakyat terjadi, selebihnya rakyat biasa masuk melalui jalur pemerintahan pusat. Sekarang kami berada di lapangan depan istana.Keluarga Emir Rifai dikumpulkan di tengah lapangan. Disaksikan oleh para warga. Zaidin menarik adiknya yang sakit-sakitan. Kemudian dilemparkan padaku. Dari matanya sepertinya ia tidak tega mengeksekusi adiknya yang paling bungsu dan sakit-sakitan ini.“Eksekusi saja ak

  • Re:Diva dari Gaia   42

    Semua orang di dalam sini takjub melihat kekuatanku. Mereka bertepuk tangan dan bertanya padaku apakah aku bisa mengobati penyakit tua yang diderita oleh mereka. Kerumunan mereka dipecah oleh Zaidin.“Kalian bisa diobati semuanya oleh dia. Pokok setelah kudeta ini berakhir. Aku memberinya rumah di kompleks istana. Kalian bisa datang setelah kudeta ini berhasil.” Zaidin merangkulku. “Kita punya kartu AS.”“Kamu tidak akan mengkhianati kami kan?” tanya Zaidin.“Tentu saja tidak tuanku. Anda semua bisa percaya pada saya.” Jawabku. “Tuan Zaidin sendiri juga sudah memberi saya banyak keuntungan.”Semuanya lega mendengarkan perkataanku. Mereka membeberkan jurnal mereka dan membuka laptop mereka masing-masing. Seorang anggota militer yang duduk di samping Beria membuka suara. “Kurasa harus dimulai dari saya. Angkatan Udara juga sudah siap untuk memulai kudeta. Semua yang ada di Angkatan Udara mend

  • Re:Diva dari Gaia   41

    Suasana mulai menggelap. Kami berhenti di salah desa yang memiliki penginapan. Pemilik penginapan ketakutan melihat kami. Zaidin mendekati gadis anak pemilik penginapan di balik konter resepsionis.“Sedia berapa kamar?” tanya Zaidin.“Kosong tiga puluh lebih. Dengan 5 kamar fasilitas kelas utama sisanya kelas biasa.” Jawab gadis itu.“Aku sewa semuanya dan tutup tempat ini. Mari kita jalan-jalan sebentar Thoma. Sepertinya di desa ini banyak perempuan cantiknya.” Kata Zaidin dan mengajakku keluar.Gaya bangunan desa ini sangatlah kuno. Mereka masih terbuat dari tanah dan sangat primitif sekali. Hanya penginapan saja yang terlihat sedikit moderen. Apakah ini dulunya desa wisata tempat preservasi bangunan kuno?“Sepertinya saya tidak usah ikut Tuanku.” Jawabku. “Saya takut dengan wanita.”“Wajib ikut.” Zaidin memukul perutku lagi. “Kalau tidak ikut akan kuhajar lebih

  • Re:Diva dari Gaia   40

    Aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan introgasi berukuran 4x6 meter. Ada kaca satu arah dan aku disuruh menunggu di sini sendirian dengan beberapa buah-buahan dan minuman. Entah apa yang mereka tunggu dan tidak menanyaiku langsung.Setengah jam kemudian seseorang masuk ke sini. Dari pakaiannya tampak ia seorang petinggi militer. Dia menyuguhkan secangkir minuman coklat kepadaku. “Anda seorang penyihir?”“Penyihir? Kurasa bukan. Lalu mengapa tanganku diborgol? Kalian takut? Tenang, jangan khawatir. Aku ke sini dengan niatan yang baik tanpa ingin melukai siapapun.” Aku mengucapkannya dengan lembut dan halus.Pria militer ini tampak khawatir. “Tapi cara Anda mempraktekkan sihir membangkitkan orang mati ke salah satu anak buah saya cukup brutal. Oleh karena itu Anda kami borgol. Takutnya Anda akan berulah lagi.”“Hal konyol macam apa itu. Aku tadi hanya mempraktekkan sedikit. Mau contoh yang tidak brutal?” Aku

  • Re:Diva dari Gaia   39

    Setelah berjalan kaki selama dua hari tanpa henti. Akhirnya sampai juga di perimeter markas besar di dekat tembok ini. Kusembuhkan tubuhku dahulu dan berkemah di dekatnya. Dari pengamatanku keamanannya ketat sekali.Mereka mengganti penjaga setiap 1 jam 2 kali. Tembok menuju markas besar sangat tinggi, walaupun itu bukan masalah bagiku karena bisa terbang. Tapi mereka sudah memakai peluru anti Gaia semua, yang sepertinya tipe terbaru.Manusia masih berpikir bisa membunuh dewa mereka kah? Tapi capek juga yah seperti ini terus. Bagaimana kalau aku menyuruh Atma yang ke sana. Risikonya juga tinggi sekali jika Atma tiba-tiba tidak mau bertukar.“Kamu menunggu apa?” tanya Atma di dalam sana.“Mengumpulkan informasi. Aku masih tidak mau menggunakan kekuatanku secara berlebih.” Jawabku.“Mau kubantu?” tanya Atma.“Tidak. kamu hanya berperan seperti ini saja dan memberitahuku di mana letak komputer utamanya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status