Share

6

Penulis: R.S.Tama
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-30 11:58:17

Hup! Hup! Hiyah!

SRAK!

Aku mendarat di semak belukar di halaman belakang gedung. Yang tidak kupikirkan adalah ada pengawal juga di sini. Untung mereka tidak melihatku turun ke sini tadi. Nah sekarang ada apa di sini, saatnya mencari tahu.

Walaupun aku masih terbilang baru sebagai prajurit bayaran dari Silverstar. Kemampuanku mencari informasi sangatlah hebat. Perlahan-lahan aku mendengar perbincangan mereka.

“Benarkah dia adalah ... .” kata pengawal satunya. Tidak terlalu jelas dan samar-samar pembicaraan mereka. Mau tidak mau aku harus mendekat. Tapi jika mendekat akan merisikokan posisiku.

Kuputuskan untuk diam di sini. Pengawal satunya lagi membalas, “Jika benar, bumi akan terselamatkan. Nanti akhirnya kita bisa tinggal di permukaan tanpa takut adanya serangan dari mutan dan lain-lain.”

Menarik, apa yang mereka bicarakan. Tapi itu saja tidak cukup. Perlahan aku keluar dari semak ini dan melangkah dengan hati-hati. Kemudian aku pastikan mereka tidak melihatku dan mendengarku.

Aman, mereka tidak menyadari keberadaanku sama sekali. Aku menuju samping kanan gedung ini. kugoyangkan satu-satu tambalan kayu dari jendela ini. Akh, kenapa semuanya di paku rapat? Apa telah diperbaiki dengan rapat?

Krieeet...

Beruntungnya aku, ada yang bisa kucopot! Kucopot perlahan tambalan bagian bawah ini. kulihat ke dalam. Ini sepertinya lorong kamar mandi, dekat ruangan vaksin dan lain-lain. Mata melihat gerak-gerik aneh petugas berbaju hazmat tersebut yang berbincang-bincang dengan Komandan Vina dan pengawalnya.

Kemudian Komandan Vina dan pengawalnya besembunyi di balik pilar. Kenapa mereka bersembunyi? Di manakah peri hutan itu?

Tak lama peri hutan itu keluar dari kamar mandi. Dia tampak tidak menyadari apa yang terjadi. Dia dituntun oleh petugas berbaju hazmat itu entah ke mana. Tapi, tiba-tiba dia disekap oleh komandan dan pengawalnya!

Gawat! Apa yang terjadi? Aku hanya bisa mengamati dari sini. Mereka menangkap peri hutan itu dan membawanya keluar. Kuintip dari tembok gedung, peri hutan itu dibawa masuk ke dalam mobil komandan.

Apakah aku harus menyelamatkannya? Tapi itu Komandan Vina sendiri. Mana mungkin aku melawan komandan? Ah sialan, tapi dia kan orang baik juga. Kenapa perlakuannya seperti itu?

Persetan, aku akan mengikutinya! Aku menunggu semua pengawal pergi. Barulah aku akan mulai mengikutinya. Aku keluar dari persembunyianku dan melihat mobil komandan dan rombongan pengawalnya pergi.

Sial. Dia kan penyelamat kita di Bumi. Kenapa harus diperlakukan seperti itu? Bahkan aku belum sempat mengetahui nama asli peri itu. Bagaimana caraku bisa mencarinya? Kukirimkan pesan pada adikku kalau aku pergi pulang.

Lalu berjalan menuju pool kendaraan mencari motorku. Motorku yang mana lagi, tiga hari bertugas aku sudah lupa kendaraanku yang mana! Kuambil dompetku, lalu kutepuk jidatku.

“Aku lupa mengambil kembali barang bawaanku setelah pulang dari tugas! Madania kamu bego sekali,” kataku. Petugas yang menjaga pool tertawa melihatku. “Maaf aku akan kembali lagi nanti!”

Aku berjalan menuju tempat penyimpanan barang sebelum bertugas di gedung di dekat hangar. Sial, berjalan kaki cukup jauh juga. Kurasa aku akan kehilangan jejaknya dia dibawa ke mana. Lebih baik, mampir ke kota sendirian dan minum di bar hingga malam.

Setelah berjalan cukup jauh juga, perlu diketahui luas daerah di permukaan ini luas sekali. Aku sendiri melupakan berapa luasnya. Begitu tiba di depan gedungnya, aku pindai langsung kartu karyawanku dan menunggu pintunya terbuka.

Terlihat hanya tinggal loker milikku yang masih ada tanda belum diambil. Bangunan gudang yang dialihfungsikan ini sepi sekali saat tidak ada yang bertugas keluar. Untung saja lokasi lokerku dekat dengan pintu masuk.

Ting!

Lokerku terbuka begitu saja saat aku menempelkan sidik jariku ke pemindai. Tasku ada di sana, tas berisi barang-barang penting. “Hmmm, meskipun begitu aku tetap penasaran.”

Saatnya berjalan jauh kembali ke pool kendaraan dan menuju kota! Soal peri hutan itu tetap saja membuatku penasaran. Tapi ciri-cirinya kekuatannya cocok dengan sang penyelamat Bumi di buku yang kami pelajari di sekolah sini.

Hmm.

Atau aku ke perpustakaan saja ya memahami soal ini lagi. Sesampainya di pool kendaraan, aku tunnjukkan kartu kepemilikan kendaraan yang aku punya. Petugas yang di sana memindai kartuku ke dalam komputernya. Lalu secara otomatis, motorku pun muncul di lift kendaraan bermotor di seberang posnya.

“Selamat mengemudi, lain kali jangan pelupa lagi. Err, Madania.” Petugas itu memberikan kembali kartuku. Saat menuntun kendaraanku ini keluar. Terlihat beberapa helikopter dan pesawat terbang mengarah keluar dari kota ini.

“Semoga kembali dengan selamat siapapun itu yang berangkat.” Ucapku dan memakai helmku. Setelah menempelkan jari jempolku ke pemindai untuk menyalakan motorku. Aku menuju jalan menuju bawah tanah.

Ada pemeriksaan di dekat gerbang jalan menuju kota bawah tanah. Tempat tinggal umat manusia semenjak permukaan belum aman 100%. Aku pun mengantri di belakang tumpukan kendaraan ini.

Tunggu dulu, aku melihat mobil komandan! Dia ada di depan sana! Komandan Vina adalah orang yang taat hukum. Dia pasti tidak meminta untuk melewati titik ini dengan memanfaatkan kekuasaannya.

Tunggu dulu, masih ada waktu untuk mengikutinya. Untung antrian motor lebih cepat ketimbang mobil! Aku bisa mendahuluinya! Beruntung sekali hari ini. Setelah mendahului mobil komandan dan masuk menuju kota bawah tanah duluan. Aku sengaja berhenti di depan mulut terowongan yang khusus untuk lajur motor dan menunggu mobilnya lewat.

Setelah 15 menit menunggu. Mobil Komandan Vina lewat, aku menyalakan motorku kembali dan membuntutinya dari jarak aman. Aku ikuti dari belakang berjarak dua kendaraan dari belakang.

Lambat laun jalan kendaraan ini semakin menjauh dari kota bawah tanah dan menuju ke terowongan yang menghubungkan ke B1. Aku masih tetap membuntuti mereka, semoga saja mereka tidak curiga karena semakin masuk ke zona B1 ini isinya cuma pertanian dan peternakan semakin sepi kendaraan lainnya.

Saat menuju daerah pasar B1. Mobilnya berhenti, aku terpaksa menyalip mereka karena tidak ingin mereka tahu kalau aku mengikuti mereka. Setelah menyalip mereka, aku bersembunyi di perempatan jalan selanjutnya. Kumasukkan motorku ke dalam tanaman jagung yang tumbuh tinggi. Lalu mengintip apa yang dilakukan oleh Komandan Vina.

Sang peri hutan kelihatan. Dia diturunkan dari mobil dan nampak linglung. Komandan Vina tampak membeli sebuah apel dan diberikannya kepadanya.  Sepertinya dia memperlakukannya dengan baik.

Kemudian dia membawa peri hutan itu dituntun oleh seorang warga B1 masuk ke dalam pasar. Sial, aku kehilangan penglihatan lagi kalau begini. Aku membuka tasku dan mengeluarkan robot lalatku.

Kuharap tidak rusak karena selalu kupakai. Aku mengaktifkannya dan mengambil alat monitor kendalinya. Lalat itu aku terbangkan dan kendalikan mengikuti di belakang mereka. Samar-samar terdengar pembicaraan mereka.

“Dirimu spesial.” Kata Komandan Vina. “Kamu ditunjuk menjadi salah satu Anak Bumi. Orang-orang yang beruntung yang akan menetapkan nasib Bumi ke depannya.”

“Aku? Ah aku dengar dari orang yang menyelamatkanku. Roger dan Madania bilang juga kalau aku akan menyelamatkan Bumi ini juga. Tapi aku tidak tahu kekuatanku ini bersumber dari mana.” Kata peri hutan itu.

“Wajahmu mirip sekali dengan wajah adikku, Atma. Sayang sekali waktu kecil kami harus terpisah akibat perang. Maaf karena tadi memanggilmu adik.” Kata Komandan Vina.

Mereka berjalan sampai di sebuah lahan gersang. Komandan Vina merusak borgol peri hutan itu. “Lakukan sesuatu dengan tanah ini.”

“Lakukan apa?” tanya peri hutan.

Komandan Vina mencengkram tangannya dengan kasar. Kemudian menancapkannya ke dalam tanah. Sebuah cahaya dengan kilauannya yang silau muncul. Suara gemuruh tanah terdengar dan tanah pun bergetar. Saat kilauan selesai, tanah gersang tadi berubah menjadi kawasan hutan lebat. Tiba-tiba dari dalam tanahnya keluar bermacam-macam hewan yang menghuninya.

Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Kusimpan rekaman lalat ini. Lalu kulihat lalatku ditangkap oleh Komandan Vina. Kemudian ia hancurkan dengan jarinya. Aku ketahuan!

Kumasukkan dengan segera semua peralatanku dan kabur menuju area kota bawah tanah. Sesampainya di asrama, Roger terlihat sedang kencan dengan kekasihnya di ruang tamu asrama. “Wups. Aku masuk di saat yang salah. Tapi kalian harus lihat ini!”

“Lihat apaan Madania. Ini kali ketiganya kamu merusuhi kencanku.” Ucap Roger, “Pastikan hal yang menarik dan bagus.”

“Haah, Madania kamu selalu datang di saat yang salah.” Ucap Vivi, kekasih Roger.

“Kalian mau lihat tidak?” tanyaku. “Yang lain masih belum pulang?”

“Belum.” Jawab Roger menunjuk ke papan hadir asrama. “Cepat tunjukkan!”

Aku mengeluarkan memori penyimpanan dari rekaman lalat itu. Kemudian menyalakan laptopku, kumasukkan memorinya dan memutar rekaman soal peri hutan yang disebut Atma oleh Komandan Vina.

“Lihat ini dan kagetlah!” kataku memutarkan rekaman itu. Roger dan Vivi melihat rekaman dariku. Mata mereka terbelalak tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mulut mereka ternganga, Vivi pun sampai menangis.

“Akhirnya, suatu saat manusia akan tinggal kembali di permukaan.” Ujarnya. Roger kemudian mematikan rekaman itu.

“Madania, pasti kamu tidak berbuat masalah dengan mendapatkan rekaman ini kan?” tanyanya padaku. Aku tersenyum gugup dan nyengir.

“Tenang saja hehe.” Aku memasang senyumku. “Tidak ada masalah kok.”

“Simpan baik-baik rekamannya. Jangan sampai bocor. Siapapun tidak boleh tahu. Demi keamanan kita. Siapa tahu, nanti pihak Silverstars menyembunyikan ini sebagai informasi rahasia.” Ucap Roger. Memang Roger sang ketua dapat diandalkan dalam hal beginian.

“Ini rahasia kita bertiga.” Roger mengambil kartu memori dari laptopku. Dia memberikannya padaku, “Kamu bisa menyimpannya kan?”

KRIIING! KRIING! KRIIING!

Telepon asrama kami berbunyi. Kami bertiga keringat dingin. Was-was apakah kami ketahuan atau tidak. Roger memberi isyarat padaku untuk menjawab telepon itu. Aku berlari ke telepon yang menempel di dinding. Setelah menempelkan jariku untuk menggunakan telepon. Aku jawab telepon itu.

“Asrama 130?” kata penelpon dengan tegas. Kusetel panggilan itu menjadi lewat pengeras suara. Supaya Roger dan Vivi mendengarnya juga. “Yang bernama Madania harap segera menuju B3.”

GLEK!

Keringat dingin bercucuran di dahiku. Begitu juga Roger dan Vivi, muka mereka pucat. “Siap, saya Madania sendiri akan menuju B3 dengan segera.”

Aku tutup teleponnya. Roger dan Vivi segera mengusirku untuk menuju ke daerah B3. Daerah B3 merupakan daerah khusus bagi mereka yang penting. Detak jantungku tidak karuan saat menerima panggilan itu tadi. Aku ketahuan kah?

Diantarkan oleh Vivi aku menuju stasiun kereta. Lalu membeli tiket khusus menuju B3. Petugas loket meminta kartu pengenalku. Aku berikan, kemudian mengembalikannya lagi dengan tiket eksklusif menuju B3.

“Semangat. Semoga hal baik terjadi padamu.” Ucap petugas itu. Mendengar ucapannya, mengerikan juga. Apakah ia pernah ke B3?

“Apakah Anda pernah ke B3?” tanyaku padanya.

Dia menyuruhku mendekat dan dia mulai berbisik. “Rumornya, di sana adalah lab penelitian. Entah itu penelitian terhadap mutan maupun manusia!”

“Seriusan?” tanyaku.

“Iya. Nah sekarang berangkatlah! Antrian di belakangmu sudah menumpuk!” petugas itu mengusirku.

Aku masuk ke dalam stasiun. Setelah memindai tiketku di salah satu gerbang menuju peron. Aku terkejut begitu tempat pindai itu bergeser dan menghilang ke bawah tanah. Kemudian terbuka tangga menuju bawah tanah stasiun. Wow, seperti ini kah rasanya menjadi orang penting yang diundang ke B3.

Semua penumpang di sekitar alat pemindai tiket khusus ini terkesima. Aku menuruninya dan sampai di sebuah peron khusus. Di sana sudah ada kereta yang menunggu. Kereta ini cuma ada dua gerbong penumpang.

Sang masinis tampak santai sedang merokok di luar keretanya. Melihatku dia mematikan rokoknya dan membukakan pintu gerbong penumpang padaku. “Baru pertama kali ke B3 Nona?”

“Anda pasti sangat penting sekali jika diundang ke sini.” Kata masinisnya. “Hari ini penumpangnya cuma Anda.”

“Ada apa di zona B3?” tanyaku. Masinis itu tidak menjawab dan bungkam. Setelah menutup pintu gerbong yang kutumpangi. Dia masuk ke dalam lokomotif dan menyalakan mesin lokomotif.

Kami melewati terowongan panjang menuju ke arah bawah tanah. Dulu bawah tanah merupakan tempat yang paling tidak diinginkan manusia untuk tinggal. Namun dengan kondisi seperti ini, manusia akhirnya mau beradaptasi dan tinggal di bawah tanah.

Manusia jaman sekarang sudah terbiasa dengan suhu bawah tanah yang agak berbeda dengan di permukaan. Kulihat ponselku, semakin tidak ada sinyal. Sudah 30 menit lebih kereta ini berjalan. Hingga akhirnya kami tiba disuatu stasiun.

Di peronnya, ada Komandan Vina dengan pengawalnya. Aku keringat dingin apabila kau dipanggil akibat ketahuan. Kereta berhenti, masinis turun dan membuka pintu gerbong. Aku bangkit dari kursiku dan melangkahkan kakiku dengan hati-hati.

GLEK!

Apa yang akan terjadi pada diriku di bawah sini? Komandan Vina tersenyum melihat di hadapannya. Dia menepuk pundakku dan merangkulku. Kami berdua berjalan keluar stasiun tanpa banyak bicara.

“Kudengar kamu yang pertama menemukannya. Bisa jelaskan padaku kronologinya? Lalu katakan semua yang kamu tahu tentangnya.” Kata Komandan Vina dengan sedikit mengancam.

Bab terkait

  • Re:Diva dari Gaia   7

    “Tentu saja akan saya jelaskan,” balasku. Komandan Vina tersenyum dan menepuk pundakku berulang kali.“Nah akan kujelaskan tentang B3. B3 area penelitian dan laboratorium. Serta area pembangkit energi kita.” Ucap Komandan Vina. Kami memasuki lift, “Gaiantum, tahu kan soal Gaiantum?”“Sumber daya yang baru kan?” tanyaku. “Mohon maaf saya tidak begitu mengerti soal ini.”“Dasarnya seperti itu. Lalu kamu tahu soal penyelamat Bumi?” tanya balik Komandan Vina. “Kurasa waktu di sekolah sudah dijelaskan kan?”Aku mengangguk-angguk. Komandan Vina melangkah keluar lift. Kami berada di sebuah lorong penuh dengan ruangan. Komandan Vina memberiku isyarat untuk mengikutinya. Aku mengekor di belakangnya.“Pria yang kamu temukan adalah adikku.” Komandan Vina berhenti di sebuah tembok kaca satu arah. Di dalam ruangan itu ada peri hutan, dia sedang berada di dalam sana b

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-11
  • Re:Diva dari Gaia   8

    Suara doa ini semakin dekat! Rombongan ini penyebabnya ternyata. Aku harus mencari tahu kepada mereka. Kenapa suara doa mereka bisa terdengar di dalam kepalaku?“Karena diriku.”Lagi-lagi suara wanita ini. Apa sih maumu? Jangan ganggu kehidupanku.“Tanpa diriku kamu sudah mati dimakan mayat hidup dan mutan. Ditangkap lagi oleh Sovyet tahu. Oh ya, aku sekarang bisa nampak tipis di hadapanmu.”Sebuah kabut terbentuk di hadapanku. Membentuk figur seorang wanita. “Bagaimana? Kamu masih kurang 3 kubus lagi untuk memberiku kekuatan menjadi manusia dan tidak mengganggu pikiranmu.”“Ah kamu. Terima kasih kalau begitu. Apakah aku harus mengikuti orang-orang dengan doa itu?” tanyaku padanya.“Hmm. Aku juga tidak tahu, selama 15rb tahun aku hidup. Baru kali ini aku lihat mereka.” Jawab kabut itu.“Kalau begitu aku akan mengikuti mereka dan bertanya-tanya kepada mereka. Keberuntung

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Re:Diva dari Gaia   9

    Mataku terbuka kembali. Kudapati aku di kamar pasien. Sekarang kamu puas sudah membuat luka di kepalaku dan membuatku tidak sadarkan diri?“Puas sekali rasanya. Masih mau melawanku? Bagaimana kekuatanku?”Sudah, aku cukup tidak mau melawanmu. Aku kapok, kenapa kamu memilihku? Kamu bisa merasuki orang lain kan?“Ada sesuatu yang membuatmu cocok. Ngomong-ngomong, kamu tidak mau keluar dan berjalan-jalan? Sekaligus bantu aku mengamati kehidupan manusia di sini dong.”Bayangannya masuk ke tubuhku lagi. “Nih aku kasih kekuatanku. Badanmu perlahan akan sama seperti kaumku.”Kaummu?Perlahan-lahan aku merasakan tenagaku berubah dan badanku ringan sekali. Aku menuju jendela kamarku dan melompat keluar. Aku mendengan tembok bawah jendela sebagai tumpuan untuk meloncat.Hebat! Kaummu kaum apa? Aku semakin penasaran juga. Aku kamu peri hutan?“Entah.”Saat berada di atas atap ruko. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Re:Diva dari Gaia   10

    Kalau kehebohan seperti ini. Pasti ayah akan tahu. Adikku tolol sekali kamu menunjukkan kekuatanmu. Kulipat kembali foto kami berdua di masa lalu di dompet. Foto berwarna satu-satunya yang tetap membuatku semangat hidup dan bertekad menemukan adikku.Adikku kini sudah ketemu. Tapi dia hilang ingatan, ditambah lagi dia punya kekuatan yang sangat dicari-cari oleh ayah angkatku. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada adikku sehingga ia dirasuki seorang perwujudan dari Bumi.TOK! TOK! TOK!“Ayah, ini aku.” Kataku dan menutup mataku sebentar dan menarik napas panjang. Aku akan mencoba bernegosiasi dengannya supaya dia tidak dijadikan alat olehnya.“Silakan masuk” katanya melalui interkom. Pintu terbuka dan terlihat dia sedang rapat bersama para komandan pemimpin kota lainnya. Meja bundar di sini sudah hampir penuh, kecuali kursi milikku. Sengaja aku biarkan kosong, aku ssengaja tidak ikut rapat ini.“Silakan duduk. Kamu terla

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Re:Diva dari Gaia   11

    TENG! TENG! TENG!Apakah ini pertanda jam tidur? Bayangan ini keluar dari tubuhku dan memegang tanganku. Dia berhenti sejenak entah menatapku atau tidak.“Ruang bawah tanah. Aku merasakan sesuatu di dalam sana.” Katanya. “Aku mohon carilah cara menuju ruang bawah tanah itu.”“Kamu tidak mendengar perkataan kakakku? Ayah angkatku akan membunuhku bila aku ke sana.” Jawabku dan menolaknya. “Terlebih lagi aku sudah berjanji akan ke kamar kakakku.”“Aku mohon. Aku merasakan sesuatu di dalam sana. Entah berbahaya atau tidak.” tukasnya. “Jika berbahaya bukankah akan membahayakan keluargamu?”Tok! Tok!Gawat! Aku segera melompat kembali ke dalam kasur dan pura-pura tertidur. Pintu kamar ini terbuka dan terdengar derap langkah suara orang banyak. Aku merasakan diriku digendong oleh seseorang.Aku membuka mataku dan melihat siapa yang menggendongku ternyata seseorang memaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Re:Diva dari Gaia   12

    Begitu terbangun, aku mendapati aku berada di sebuah kamar. Hanya tersedia meja belajar, satu lemari, gantungan pakaian dan satu pintu lagi yang aku yakini pintu ke kamar mandi kamar. Er, semalam terjadi apa ya?Benar, percobaan di bawah tanah. Aku pingsan lalu bagaimana caranya aku bisa sampai ke sini? Pasti orang-orang bertandu itu kah yang membawaku ke sini. Lalu kamar ini di mana?Aku bangkit dari kasur ini dan menuju jendela. Aku buka jendelanya dan mendapati fakta bahwa aku berada di lantai 3. Whoa, dingin sekali saat membuka jendela rasanya. Yah karena tempat ini berada di atas bukit sih.Saatnya ke kamar mandi dan melepas berat yang kuterima dalam tubuh. Tisu toilet di dalamnya juga tertata dengan rapi. Setelah membersihkan diri aku teringat bahwa aku belum punya baju ganti sama sekali.Aku menuju lemari dan mengecek lemari. Sudah ada beberapa baju yang tersedia bagiku. Belum selesai aku berpakaian pintu sudah diketuk saja dari luar.Tok!

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Re:Diva dari Gaia   13

    Setelah memakai peralatan yang diberikan padaku. Aku diberikan sebuah senapan serbu. Madania masih tampak senang melihatku. “Ah benar Atma. Aku lupa memberikan sesuatu padamu. Nanti kalau sudah pulang aku kasihkan.” “Ngomong-ngomong enak jadi tanker dengan pakaian seberat itu?” tanyaku padanya. “Enak saja sih walaupun berat. Enaknya tingkat bertahan hidupku paling tinggi di tim. Tidak enaknya jadi tameng tubuh!” Madania mendengus kesal. “Terlebih lagi Roger sering plin-plan! Aku pernah dikeroyok segerombolan mutan dan Roger belum memerintahkan apapun buat menyelamatkanku!” “Terkepung selama 20 menit dan pelindungku hampir rusak! Barulah Roger membantu sialan!” katanya lagi. “Ah waktu itu kan aku sengaja menunggu gerombolannya lebih banyak biar banyak yang kena jebakan!” tukas Roger membela diri. “Kalian simpan pembicaraan untuk nanti. Fokusnya sekarang adalah menghentikan para mutan dan makhluk aneh itu.” Terdengar suara kakak melalui alat kom

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-12
  • Re:Diva dari Gaia   14

    Aku membuka topengku dan melepaskan tali penarik ini dari bajuku. Temanku yang satu ini punya kekuatan hebat. Sepertinya harus mendesakku untuk mencari tahu lebih dalam padanya. Aku membuka saluran komunikasiku.“Komandan VVIP berhasil aku dapatkan.” Laporku pada Komandan Vina.“Bagus. Cepat bawa ke kembali.” Jawabnya.Atma, kekuatanmu bisa berguna dan berbahaya sekaligus. Tapi aku merasa aneh dengan kepribadiannya saat mengeluarkan kekuatan dan tidak. Sekilas sebelum aku terkena lemparan batu besar itu aku melihat dia seperti menahan diri.Setelah itu dia berubah menjadi seseorang yang berbeda sekali. Bahkan menyerang kami seolah-olah sesuatu mengendalikan dirinya. Anehnya lagi para mutan dan makhluk aneh itu seolah tunduk dan menurut padanya.Mereka menganggapnya tidak ada sama sekali dan hanya terdiam saat Atma menyentuhnya dan mengubah mereka jadi tanaman dan meleburkan mereka ke tanah. Setelah perlahan-lahan muncu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20

Bab terbaru

  • Re:Diva dari Gaia   47

    Madania kembali mengambil buku kuno yang isinya kosong. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi pada buku itu. Buku kuno tebal itu isinya hanya lembaran kosong. Peneliti dan dirinya sendiri bingung kenapa buku kuno yang dikatakan kitab suci ini bisa kosong. Madania membuka kembali buku itu dan kini sudah ada isinya. “Kok bisa? Kenapa bisa ada isinya? Padahal dulu kosong kan?” Madania dengan cepat berlari ke meja kerjanya. Menyalakan komputernya dan memeriksa foto dokumentasi buku kuno itu dulu. “Memang benar kosong. Lalu kenapa ada tulisannya sekarang?” Madania mengambil kamus bahasa kuno miliknya dan buku kuno ini. “Diva dari Gaia, asal-usul. Diva, dewi yang terlahir dari perkawinan X dengan Gaia. Tunggu, ini buku sejarah jadinya?” “Kalau begitu ini buku yang asli?” Madania menaruh buku kuno itu dan mengambil buku-buku kuno lainnya. Namun, buku kuno lainnya kini menjadi kosong. “Kok kosong.” “Berarti ... ada apa ini? Kenapa aku tidak paham?” Madania memegang kepalanya. “Ap

  • Re:Diva dari Gaia   46

    Madania menerima laporan langsung dari pasukan elit yang menyerang Emirat Timur Tengah. Atma malah melarikan diri dan lolos dari kepungan pasukan elitnya. Tingkah laku Atma hanya menambah rasa penasaran Madania.Tapi dia tidak bisa meninggalkan kursi pemerintahan. Siapa yang akan dia percayai untuk memerintah bila dia pergi ke sana. Vina, kakak iparnya belum kembali. Hanya dia yang bisa dia percayai untuk menggantikan dirinya.“Harusnya invasinya dibagi menjadi 3. Tapi karena keterbatasan personel kita cuma bisa 2 saja.” Madania bergumam. “Andai saja sekutu berhenti menyerang dan meminta untuk berdamai.”“Dua front sangat tidak menguntungkan bagi kita.” Madania mendengus. “Apakah kita meminta front timur untuk berdamai dengan pecahan RKAT dan Sekutu?”“Kurasa itu hal buruk Yang Mulia,” jawab mentri pertahanannya. “Kita harus tetap tegar dan kuat. Kaisar kembali, pastilah dia bisa mengatasi

  • Re:Diva dari Gaia   45

    Atma kini berada di satu gudang pusat di wilayah Kairo. Zaidin menunjuk ke arah puluhan silo yang berisi gandum. “Kira-kira sebanyak inilah yang akan aku gunakan untuk mendapatkan hati rakyat yang pro terhadap ayahku.”“Kamu bisa menggunakan sihirmu untuk menyuburkan tanah pertanian juga kan? Kamu saat ini berguna sekali dan sangat berharga bagiku.” Zaidin menepuk pundak Atma. “Thoma, kamu pasti bisa kan?”“Tuanku kalau aku sudah tidak berguna bagi tuan. Tuan akan membuangku?” Atma memelas pada Zaidin.“Tentu saja tidak. Tanpamu semua ini tidak akan bisa terjadi Thoma! Aku tidak pernah berpikiran untuk membuangmu.” Zaidin memeluk Atma. “Kamu sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.”“Tu-tuanku,” Atma berpura-pura terharu. “Saya senang akhirnya punya tempat yang menetap. Selama ini saya diusir karena kemampuan saya.”“Tetapi tuan memberi saya temp

  • Re:Diva dari Gaia   44

    Madania kaget saat membaca berita tentang Emirat Timur Tengah. Serta kehadiran sosok penyihir yang muncul di sana membantu Zaidin untuk merebut kekuasaan. Itu pasti Atma, suaminya yang diculik oleh Dewi Diva yang kini adalah dewi yang mereka sembah.Madania berjalan perlahan menuju ruang dewan rakyat. Eksistensi tambang kerjasama mereka dengan emir terdahulu soal Gaiantum terancam. Namun Madania juga ingin memastikan apakah penyihir yang ada di berita tersebut adalah Atma atau bukan.“Semuanya berdiri!” teriak perdana mentri ketika Madania memasuki ruangan. Suaranya menggema karena keheningan semua anggota rapat menghormati Madania.“Silakan duduk kembali.” Perintah Madania. “Kurasa dalam rapat bulanan hari ini. Kita akan mendahulukan agenda untuk memastikan keamanan tambang Gaiantum kita di emirat.”“Bagaimana tentang kesiapan pasukan di front timur tengah? Jendral Roger?” tanya Madania pada Roger.&

  • Re:Diva dari Gaia   43

    Kompleks Istana seluas 15km ini memiliki 4 bagian. Bagian di tengah tempat istana Emir, bangunan 5 lantai bergaya timur-tengah di depannya ada lapangan luas. Bagian kedua adalah kompleks selir dan keluarga Emir yang terletak di belakang istana. Bagian ketiga adalah kompleks perumahan untuk bangsawan dan perwakilan rakyat. Bagian keempat terletak di depan lapangan luas istana adalah kompleks gedung pemerintahan pusat.Jalur masuk ke kompleks ini bisa dari sisi kanan istana yang berupa taman luas, tetapi hanya diperuntukkan oleh Emir dan keluarganya saja. Tempat pesta rakyat terjadi, selebihnya rakyat biasa masuk melalui jalur pemerintahan pusat. Sekarang kami berada di lapangan depan istana.Keluarga Emir Rifai dikumpulkan di tengah lapangan. Disaksikan oleh para warga. Zaidin menarik adiknya yang sakit-sakitan. Kemudian dilemparkan padaku. Dari matanya sepertinya ia tidak tega mengeksekusi adiknya yang paling bungsu dan sakit-sakitan ini.“Eksekusi saja ak

  • Re:Diva dari Gaia   42

    Semua orang di dalam sini takjub melihat kekuatanku. Mereka bertepuk tangan dan bertanya padaku apakah aku bisa mengobati penyakit tua yang diderita oleh mereka. Kerumunan mereka dipecah oleh Zaidin.“Kalian bisa diobati semuanya oleh dia. Pokok setelah kudeta ini berakhir. Aku memberinya rumah di kompleks istana. Kalian bisa datang setelah kudeta ini berhasil.” Zaidin merangkulku. “Kita punya kartu AS.”“Kamu tidak akan mengkhianati kami kan?” tanya Zaidin.“Tentu saja tidak tuanku. Anda semua bisa percaya pada saya.” Jawabku. “Tuan Zaidin sendiri juga sudah memberi saya banyak keuntungan.”Semuanya lega mendengarkan perkataanku. Mereka membeberkan jurnal mereka dan membuka laptop mereka masing-masing. Seorang anggota militer yang duduk di samping Beria membuka suara. “Kurasa harus dimulai dari saya. Angkatan Udara juga sudah siap untuk memulai kudeta. Semua yang ada di Angkatan Udara mend

  • Re:Diva dari Gaia   41

    Suasana mulai menggelap. Kami berhenti di salah desa yang memiliki penginapan. Pemilik penginapan ketakutan melihat kami. Zaidin mendekati gadis anak pemilik penginapan di balik konter resepsionis.“Sedia berapa kamar?” tanya Zaidin.“Kosong tiga puluh lebih. Dengan 5 kamar fasilitas kelas utama sisanya kelas biasa.” Jawab gadis itu.“Aku sewa semuanya dan tutup tempat ini. Mari kita jalan-jalan sebentar Thoma. Sepertinya di desa ini banyak perempuan cantiknya.” Kata Zaidin dan mengajakku keluar.Gaya bangunan desa ini sangatlah kuno. Mereka masih terbuat dari tanah dan sangat primitif sekali. Hanya penginapan saja yang terlihat sedikit moderen. Apakah ini dulunya desa wisata tempat preservasi bangunan kuno?“Sepertinya saya tidak usah ikut Tuanku.” Jawabku. “Saya takut dengan wanita.”“Wajib ikut.” Zaidin memukul perutku lagi. “Kalau tidak ikut akan kuhajar lebih

  • Re:Diva dari Gaia   40

    Aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan introgasi berukuran 4x6 meter. Ada kaca satu arah dan aku disuruh menunggu di sini sendirian dengan beberapa buah-buahan dan minuman. Entah apa yang mereka tunggu dan tidak menanyaiku langsung.Setengah jam kemudian seseorang masuk ke sini. Dari pakaiannya tampak ia seorang petinggi militer. Dia menyuguhkan secangkir minuman coklat kepadaku. “Anda seorang penyihir?”“Penyihir? Kurasa bukan. Lalu mengapa tanganku diborgol? Kalian takut? Tenang, jangan khawatir. Aku ke sini dengan niatan yang baik tanpa ingin melukai siapapun.” Aku mengucapkannya dengan lembut dan halus.Pria militer ini tampak khawatir. “Tapi cara Anda mempraktekkan sihir membangkitkan orang mati ke salah satu anak buah saya cukup brutal. Oleh karena itu Anda kami borgol. Takutnya Anda akan berulah lagi.”“Hal konyol macam apa itu. Aku tadi hanya mempraktekkan sedikit. Mau contoh yang tidak brutal?” Aku

  • Re:Diva dari Gaia   39

    Setelah berjalan kaki selama dua hari tanpa henti. Akhirnya sampai juga di perimeter markas besar di dekat tembok ini. Kusembuhkan tubuhku dahulu dan berkemah di dekatnya. Dari pengamatanku keamanannya ketat sekali.Mereka mengganti penjaga setiap 1 jam 2 kali. Tembok menuju markas besar sangat tinggi, walaupun itu bukan masalah bagiku karena bisa terbang. Tapi mereka sudah memakai peluru anti Gaia semua, yang sepertinya tipe terbaru.Manusia masih berpikir bisa membunuh dewa mereka kah? Tapi capek juga yah seperti ini terus. Bagaimana kalau aku menyuruh Atma yang ke sana. Risikonya juga tinggi sekali jika Atma tiba-tiba tidak mau bertukar.“Kamu menunggu apa?” tanya Atma di dalam sana.“Mengumpulkan informasi. Aku masih tidak mau menggunakan kekuatanku secara berlebih.” Jawabku.“Mau kubantu?” tanya Atma.“Tidak. kamu hanya berperan seperti ini saja dan memberitahuku di mana letak komputer utamanya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status