Share

2

Author: R.S.Tama
last update Last Updated: 2021-03-13 03:21:19

Oh ya, tadi ada mayat hidup. Mayat hidup itu adalah senjata biologis milik Sovyet. Hal ini akan tercatat dalam sejarah bahwa mereka menggunakan mayat hidup untuk berperang. Karena aku masih hidup pastinya. Aku akan jadi saksi mata pelanggaran aturan perang ini. Tapi hebat juga mereka menciptakan mayat hidup yang tak menyerang pasukan mereka sendiri?

Bukan saatnya berspekulasi Atma! Saatnya mencari rekanmu yang masih hidup. Kuharap mereka tidak dimakan oleh mayat hidup itu. “Robby! Baskins! Adams?”

Setiap konflik pasti ada korban jiwanya. Bagi mereka yang berada di dalam rumah duduk nyawan karena kami berada di sini. Mereka pasti tidak akan tahu rasanya bagaimana kehilangan nyawa di sini. Atau mungkin mereka bersedih saat akan tahu kerabat mereka sudah menjadi mayat.

Aku menemukan mayat mereka. Rekan-rekanku tewas semua, syukurlah mereka tidak jadi makanan. Mereka tewas terkena tembakan. Hujan juga sudah berhenti, aku menyeret dan mengumpulkan semua mayat teman-temanku dan menjejerkannya. Aku menutup mata mereka dan berdoa untuk mereka.

Kuambil kalung nama mereka dan mencari tahu di mana lokasi pasukan RKAT Vietnam sekarang. Kucari alat komunikasi di reruntuhan bangunan militer. Kuharap ada yang masih bisa berfungsi. Tapi semuanya yang kutemukan sudah hancur.

Aku mengambil sebuah kursi kayu dan duduk di tengah-tengah puing reruntuhan. Apakah aku harus mengakhiri hidupku saja? Semuanya juga sudah tewas, jangan! Kakakku pasti bersedih saat aku tahu aku mengakhiri hidupku dengan bunuh diri.

Aku teringat momen saat kami masih berada di daerah konflik dahulu. Bersama kakakku kami berdua mencoba bertahan dalam kerasnya kehidupan negara kami dahulu. Negara kami negara netral, tapi karena ditemukannya tambang itu. Kami harus menderita!

---

6 tahun lalu.

“Kakak, kita harus ke mana?” tanyaku pada kakakku. Kakakku hanya terdiam saja tanpa jawaban. Dia terus menyeretku untuk menjauh dari tempat konflik. “Rumah kita hancur kakak. Kita tidak ada rumah untuk berlindung lagi.”

“Pusat evakuasi!” jawab kakakku. “Pegang erat tangan kakak. Jangan sampai terlepas!”

Aku memegang erat tangan kakakku. Dari belakang terdengar suara derap langkah kaki yang semakin mendekat. Kakakku menggendongku dan membawaku masuk bersembunyi di dalam sebuah toko.

“Ke mana tadi? Sial mereka kabur!” teriak orang-orang itu di depan toko. “Hei kamu ke sini!”

Dor! Dor! Dor!

“Cih.” Kakakku mengerutkan dahinya. “Mereka bertindak seenaknya saja. Mentang-mentang kami warga sipil.”

“Sudah aman,” kakakku menurunkanku dan mengusah peluh di dahinya. “Sekarang kita cari sesuatu untuk mengobati kakimu. Supaya kamu bisa berlari dengan kencang.”

“Diperban saja ya.” Kakakku mulai mencari perban dan obat merah. Aku diam dan mengamati situasi di luar. Tapi sepertinya aman saja. Tidak ada apa-apa.

“Ke sini!” Ucap kakakku sambil memanggil namaku. Tangannya melambai kepadaku. Aku berjalan dengan perlahan dan mendekatinya. “Mungkin agak sedikit perih. Tahan ya nanti kakimu sudah sembuh lukanya.”

“Kakak bodoh ya? Luka tidak bisa langsung sembuh kakak. Mereka perlu waktu untuk memulihkan diri.” Kataku dan menahan perihnya obat merah diteteskan.

“Nah adik kakak pintar!” kakakku menaruh perban dan menciumnya. “Nah sudah selesai! Dengan begini tidak akan terasa sakit.”

“Mari kita lanjut berjalan menuju tempat evakuasi.” Aku dan kakakku melangkah keluar dari toko itu. Jalanan kembali sepi. Sesekali terdengar suara tembakan dan suara orang kesakitan. Kakakku menutupi telingaku.

Aku terkadang heran melihat tingkah laku kakakku. Seolah dia tidak ingin mendengar dan melihat apa yang terjadi. Kakakku dia bernama Rafaela, kakak yang baik hati dan penyanyang. Dia sangat perhatian terhadap adiknya. Karena itulah aku juga sayang kakakku.

“Aman kah kak?” tanyaku padanya. Kami hendak melintasi sebuah jalan raya dan menyebrang. Tapi aku melihat ada segerombolan warga lainnya yang berlari menjauh. “Tidak aman kak!”

Kakakku menggendongku dan berlari menjauh. Kami bersembunyi di dalam tempat sampah. Terdengar suara orang-orang berbicara. Dari suaranya bukan musuh. Tapi kakakku tepat menyuruh kami bersembunyi.

“Halo? Apakah ada warga yang masih bertahan atau sembunyi? Jika iya, harap ikut kami! Kami akan mengantarkan para warga sipil ke pusat evakuasi. Kami dari tim penyelamat Silverstar!”

Kakakku membuka tempat sampah ini dan membawaku keluar. “Kami! Tolong bawa kami keluar dari tempat ini! Selamatkan kami!”

“Tenang saja, anak-anak. Kalian bersama orang tepat dan aman.” Pria itu mengelus kepalaku dan kepala kakakku. “Markas, menemukan dua orang warga sipil. Kami akan segera menuju atap dan mengevakuasinya.”

Kukira kami sudah aman. Tapi ternyata prajurit musuh datang menyerang kami. Kami kabur menuju ke salah satu perempatan jalan yang terbuka. Di sana ada helikopter yang menunggu kami.

Tapi sayangnya, aku terpisah dari kakakku. Aku terjatuh dan kakakku berhasil selamat. Aku dibawa pergi oleh para tentara musuh. Dijual dengan harga mahal kepada sepasang pasutri yang ingin memiliki anak di Malaysia.

---

Ah! Aku tersadar dari lamunanku. Tubuhku sudah lemas sekali. Aku mendongak ke atas langit. Aku rindu kakakku, pasti dia masih hidup di suatu tempat. Aku tidak boleh mati.

Kulihat ada mayat hidup bergerak mendekatiku. Aku mengambil pistolku dan hendak menembaknya. Tapi mayat itu tidak meresponku. Dia malah pergi melihatku.

“Kenapa?”

Apa aku menjadi salah satu dari mereka? Kenapa mayat hidup itu tidak mau menyerangkan. Aku memukul mayat hidup itu. Mayat hidup itu tidak bereaksi sama sekali. Aku melampiaskan emosiku padanya.

Terlihat seorang prajurit sovyet mendekatiku. Dia mengarahkan senapannya kepadaku. Aku menembaknya dengan cepat. Kuperiksa dan kuambil perlengkapan prajurit itu. “Oke. Saatnya untuk mencari di mana semuanya mundur.”

Kuambil radio komunikasi miliknya. Kupasang ke saluran komunikasi markas. “Halo, Atma di sini, ada yang bisa menjawabku? Aku berada di markas di perbatasan.”

“... .”

Tidak terdengar jawaban. Seperti yang diharapkan, apakah markas yang lain hancur juga? Tak lama ada beberapa prajurit sovyet mendekatiku. “Hei kamu! Sudah selesai? Ayo! Kita harus segera kembali ke konvoi dan maju ke Hanoi!”

Mereka salah mengira diriku kah? Akan kugunakan kesempatan ini untuk mencari informasi. Untung aku bisa bahasa mandarin dan rusia. “Siap!”

Kuikuti mereka palingan mereka tidak tahu akibat masker gas yang kucuri dari mayat temannya tadi. Aku tiba-tiba tersandung dan maskerku jatuh. Mereka melihat wajahku dan menyadari siapa aku.

Sial sekali diriku. Mereka menodongkan senapan mereka kepadaku. Aku mengangkat tanganku dan menutup mataku. Tiba-tiba seorang berpangkat kapten datang dan memborgolku. “Lumayan, barang bagus. Aku yang akan membawanya.”

“Kalian pergi dahulu,” ucapnya dalam bahasa mandarin. “Aku yang akan mengeksekusi dirinya.”

Akhirnya aku mati juga. Tembak sajalah, kurasa aku juga tidak mungkin selamat. Keberuntunganku sudah habis sepertinya. Aku dibawa olehnya ke salah satu bangunan yang runtuh. Dia menyalakan api di dalam sana.

“Sudah hangat?” tanyanya. “Jangan khawatir. Aku tidak akan membunuhmu.”

“Terima kasih.” Jawabku. “Anda benar tidak akan membunuhku?”

“Kamu bisa bahasaku? Wah-wah,” katanya dan memberikan mantel bulunya kepadaku. “Tentu tidak. Tapi aku meminta hal lainnya.”

Aku merasa tidak enak mendengarnya. Terlebih lagi saat dia merapatkan ikatan tangan dan kakiku. Aku mencoba perlahan untuk menjauh darinya yang sedang minum alkohol. Diam saja tanpa memberitahunya.

“Mau ke mana kamu?” Dia menatapku dengan tatapan mesum. Pria ini berniat buruk! Aku berusaha berdiri dan menjauh. Tapi dia menangkapku dan memperkosaku.

Setelah diperkosanya diriku dibiarkan begitu saja di sini. Dia memberiku dua kaleng makanan dan satu botol minum. Bahkan dia menyuapiku dan menyuruhku makan seperti anjingnya. Setelah itu dia memperkosaku sekali lagi dan membiarkanku.

“Sampai jumpa nanti.” Katanya dan menciumku. Aku membiarkannya melecehkanku sekali lagi dan dia kabur. Kucoba mendekati api berharap apinya membakar taliku dan aku bisa kabur. Tak lama muncul beberapa prajurit lain.

Hari ini kulalui seperti neraka. Malam hari dia kembali dan melepaskanku. “Sana kalau kamu bisa kabur. Maka kamu orang hebat. Jika tidak bisa kabur. Aku akan membawamu dan memilikimu.”

Aku tidak mencoba untuk kabur. Lebih baik aku mati sajalah! Aku melompat ke kobaran api. Tapi kapten itu menangkapku dan mengembalikanku. “Sempurna. Kamu pasrah untuk aku miliki.”

Aku meneteskan air mata. “Terserah padamu. Hentikan, biarkan aku mati! Aku lebih baik mati sekarang!”

“Tidak akan bisa.” Kapten itu tersenyum bengis. Dia memberiku pakaian. “Sini kamu akan jadi pemuasku. Jarang sekali aku lihat orang di sini setampan dirimu.”

Dia menyuntikku dengan sesuatu. Aku merasakan diriku melemas. Wajah bengis orang itu terlihat jelas. Sadar-sadar aku berada di rumah bordir bersama wanita dan pria lainnya. Mereka sama sepertiku kah nasibnya?

Kapten yang menangkapku tadi membawaku kepada seseorang. Dia memperkenalkanku kepada seorang pria dari Silverstar. Pria itu menyukaiku dan membeliku. Aku mengikuti pria itu ke mana ia berjalan.

Dia mengajakku masuk ke dalam mobilnya. “Namamu? Kamu pria yang cukup menarik juga.”

Persetan! Kuambil gunting yang ada di dashbor nya. Gunting tersebut aku tusukkan ke lehernya dan menendang mayatnya keluar dari mobil. Aku mengemudikan mobil ini keluar dari tempat ini. Lalu aku mendapati pemandangan yang suram.

Hanoi rata, tidak tersisa sama sekali. Beberapa tentara sovyet yang mengejarku menangkapku kembali. Mereka membawaku kembali ke rumah bordir. Kapten yang menangkapku tersenyum.

“Kerja bagus sudah membunuhnya. Kini aku dapat uang gratis.” Katanya. Dia memberiku segepok uang. “Ini nikmati buat jajan.”

“Lepaskan saja aku,” pintaku. “Aku tidak mau uang ini. Aku ingin kembali ke RKAT!”

“RKAT? Sisa dari RKAT hanyalah Indonesia dan Papua Nugini!” jawab kapten itu. “Negaramu sudah kalah telak. Mereka tidak menyangkan sekutu yang berjanji membantu mereka malah menyerang juga.”

“Mau lihat beritanya?” kapten itu menyodorkan sebuah koran dan ponsel. “Cari sana dan baca sepuasnya tentang kehancuran negerimu. Sia-sia kali kamu mau kembali ke RKAT yang tidak menyisakan apapun.”

Aku mengambil ponselnya dan mencari tahu. Yang dikatakan kapten itu benar adanya. Semuanya hancur dan tidak tersisa. RKAT hanya menyisakan Indonesia dan Papua Nugini. Aku tidak percaya melihatnya. Kenapa ini bisa terjadi?

Related chapters

  • Re:Diva dari Gaia   3

    Aku akhirnya ikut dengan orang sialan ini. Ketika aku mencoba membunuh diriku. Mereka semua menahannya dan mempertahankanku tetap hidup. Aku merindukan kakakku. Semoga aku segera keluar dari tempat neraka ini.Setiap hari diperlakukan boneka pemuas bagi setiap petinggi yang datang ke sini. Baik pria maupun wanita semuanya datang dan menggunakanku. Di dalam kamar tidur yang persis sel tahanan ini. Aku meringkuk ketakutan.“Hei. Jangan begitu.”Suara siapa tadi itu? Aku pasti berhalusinasi kan? Aku sudah gila rupanya.“Mengakhiri hidupmu tidak mengakhiri segalanya.”Seriusan, suara siapa itu? Kulihat para tahanan lain sedang tertidur. Aku berteriak sekeras-kerasnya. Para penjaga datang dan membawaku pergi. Mereka mencelupkan kepalaku ke dalam toilet.“Mau keluar dari sini?”Aku mau! Keluarkan aku dari sini! Kumohon keluarkan aku!“Kalau begitu, setelah kepalamu dimasukkan ke dalam toilet.

    Last Updated : 2021-04-30
  • Re:Diva dari Gaia   4

    Sudah dua jam kami menunggu di sini. Madania dari tadi tidak henti-hentinya mengelus bulu kelinci yang ia pegang. Apakah benar di luar sana hewan sudah punah? Ketika aku menempelkan telingaku ke tanah. Aku mendengar suara langkah kaki.Kutarik Madania untuk bersembunyi di balik sebuah batang kayu besar. Terdengar juga suara pengaman senjata di matikan. Apakah mereka musuh atau teman?“Sinyal Madania berasal dari sini. Tapi di mana orangnya?” ucap mereka.Madania keluar dari persembunyian kami. Dia melambaikan tangannya, “Aku di sini! Terima kasih karena sudah datang!”Madania kemudian terlibat sedikit percakapan dengan temannya. Kemudian dia dan temannya menarikku keluar dari persembunyianku. “Perkenalkan, aku Roger. Senang bertemu denganmu peri hutan.”“Kami ada tugas tambahan untuk menginvestigasi lokasi di sekitar sini. Kamu mau ikut?” tanya Roger padaku. “Lalu Madania bilang kamu punya

    Last Updated : 2021-05-19
  • Re:Diva dari Gaia   5

    Aku tiba-tiba saja berada di tempat lain. Banyak bintang-bintang di langitnya. Ada sebuah pohon besar di sana. Lalu ada seorang wanita di sana. Kakiku melangkah menghampirinya.Wanita itu melihatku dan tersenyum. Dia melompat secara tiba-tiba pada tubuhku. Lalu tidak terjadi apa-apa. Apakah ini aku pertanda dulunya wanita?Tempat ini pasti tempat sebelum menuju neraka atau surga. Mungkin wanita itu tadi malaikat maut? Aku lihat ada semacam garis-garis aneh di bawah pohon itu. Hingga beberapa waktu kemudian, aku menyadari bahwa garis-garis ini bukan garis. Melainkan gambar tata surya.Belum hilang rasa penasaranku tentang gambar ini. Tiba-tiba aku kembali ke dunia nyata. Kudapati Roger dan Madania memeriksa tentara sovyet yang tiba-tiba tewas begitu saja. Di tubuh mereka tumbuh tanaman yang menjulur keluar dari mulut mereka.Mereka juga menempel di tembok ruangan ini yang notabenenya adalah tanah. Roger melihatku yang memegang kubus ini. “Apa yang te

    Last Updated : 2021-05-26
  • Re:Diva dari Gaia   6

    Hup! Hup! Hiyah!SRAK!Aku mendarat di semak belukar di halaman belakang gedung. Yang tidak kupikirkan adalah ada pengawal juga di sini. Untung mereka tidak melihatku turun ke sini tadi. Nah sekarang ada apa di sini, saatnya mencari tahu.Walaupun aku masih terbilang baru sebagai prajurit bayaran dari Silverstar. Kemampuanku mencari informasi sangatlah hebat. Perlahan-lahan aku mendengar perbincangan mereka.“Benarkah dia adalah ... .” kata pengawal satunya. Tidak terlalu jelas dan samar-samar pembicaraan mereka. Mau tidak mau aku harus mendekat. Tapi jika mendekat akan merisikokan posisiku.Kuputuskan untuk diam di sini. Pengawal satunya lagi membalas, “Jika benar, bumi akan terselamatkan. Nanti akhirnya kita bisa tinggal di permukaan tanpa takut adanya serangan dari mutan dan lain-lain.”Menarik, apa yang mereka bicarakan. Tapi itu saja tidak cukup. Perlahan aku keluar dari semak ini dan melangkah dengan hati-hati.

    Last Updated : 2021-05-30
  • Re:Diva dari Gaia   7

    “Tentu saja akan saya jelaskan,” balasku. Komandan Vina tersenyum dan menepuk pundakku berulang kali.“Nah akan kujelaskan tentang B3. B3 area penelitian dan laboratorium. Serta area pembangkit energi kita.” Ucap Komandan Vina. Kami memasuki lift, “Gaiantum, tahu kan soal Gaiantum?”“Sumber daya yang baru kan?” tanyaku. “Mohon maaf saya tidak begitu mengerti soal ini.”“Dasarnya seperti itu. Lalu kamu tahu soal penyelamat Bumi?” tanya balik Komandan Vina. “Kurasa waktu di sekolah sudah dijelaskan kan?”Aku mengangguk-angguk. Komandan Vina melangkah keluar lift. Kami berada di sebuah lorong penuh dengan ruangan. Komandan Vina memberiku isyarat untuk mengikutinya. Aku mengekor di belakangnya.“Pria yang kamu temukan adalah adikku.” Komandan Vina berhenti di sebuah tembok kaca satu arah. Di dalam ruangan itu ada peri hutan, dia sedang berada di dalam sana b

    Last Updated : 2021-06-11
  • Re:Diva dari Gaia   8

    Suara doa ini semakin dekat! Rombongan ini penyebabnya ternyata. Aku harus mencari tahu kepada mereka. Kenapa suara doa mereka bisa terdengar di dalam kepalaku?“Karena diriku.”Lagi-lagi suara wanita ini. Apa sih maumu? Jangan ganggu kehidupanku.“Tanpa diriku kamu sudah mati dimakan mayat hidup dan mutan. Ditangkap lagi oleh Sovyet tahu. Oh ya, aku sekarang bisa nampak tipis di hadapanmu.”Sebuah kabut terbentuk di hadapanku. Membentuk figur seorang wanita. “Bagaimana? Kamu masih kurang 3 kubus lagi untuk memberiku kekuatan menjadi manusia dan tidak mengganggu pikiranmu.”“Ah kamu. Terima kasih kalau begitu. Apakah aku harus mengikuti orang-orang dengan doa itu?” tanyaku padanya.“Hmm. Aku juga tidak tahu, selama 15rb tahun aku hidup. Baru kali ini aku lihat mereka.” Jawab kabut itu.“Kalau begitu aku akan mengikuti mereka dan bertanya-tanya kepada mereka. Keberuntung

    Last Updated : 2021-06-24
  • Re:Diva dari Gaia   9

    Mataku terbuka kembali. Kudapati aku di kamar pasien. Sekarang kamu puas sudah membuat luka di kepalaku dan membuatku tidak sadarkan diri?“Puas sekali rasanya. Masih mau melawanku? Bagaimana kekuatanku?”Sudah, aku cukup tidak mau melawanmu. Aku kapok, kenapa kamu memilihku? Kamu bisa merasuki orang lain kan?“Ada sesuatu yang membuatmu cocok. Ngomong-ngomong, kamu tidak mau keluar dan berjalan-jalan? Sekaligus bantu aku mengamati kehidupan manusia di sini dong.”Bayangannya masuk ke tubuhku lagi. “Nih aku kasih kekuatanku. Badanmu perlahan akan sama seperti kaumku.”Kaummu?Perlahan-lahan aku merasakan tenagaku berubah dan badanku ringan sekali. Aku menuju jendela kamarku dan melompat keluar. Aku mendengan tembok bawah jendela sebagai tumpuan untuk meloncat.Hebat! Kaummu kaum apa? Aku semakin penasaran juga. Aku kamu peri hutan?“Entah.”Saat berada di atas atap ruko. Ak

    Last Updated : 2021-06-29
  • Re:Diva dari Gaia   10

    Kalau kehebohan seperti ini. Pasti ayah akan tahu. Adikku tolol sekali kamu menunjukkan kekuatanmu. Kulipat kembali foto kami berdua di masa lalu di dompet. Foto berwarna satu-satunya yang tetap membuatku semangat hidup dan bertekad menemukan adikku.Adikku kini sudah ketemu. Tapi dia hilang ingatan, ditambah lagi dia punya kekuatan yang sangat dicari-cari oleh ayah angkatku. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada adikku sehingga ia dirasuki seorang perwujudan dari Bumi.TOK! TOK! TOK!“Ayah, ini aku.” Kataku dan menutup mataku sebentar dan menarik napas panjang. Aku akan mencoba bernegosiasi dengannya supaya dia tidak dijadikan alat olehnya.“Silakan masuk” katanya melalui interkom. Pintu terbuka dan terlihat dia sedang rapat bersama para komandan pemimpin kota lainnya. Meja bundar di sini sudah hampir penuh, kecuali kursi milikku. Sengaja aku biarkan kosong, aku ssengaja tidak ikut rapat ini.“Silakan duduk. Kamu terla

    Last Updated : 2021-07-02

Latest chapter

  • Re:Diva dari Gaia   47

    Madania kembali mengambil buku kuno yang isinya kosong. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi pada buku itu. Buku kuno tebal itu isinya hanya lembaran kosong. Peneliti dan dirinya sendiri bingung kenapa buku kuno yang dikatakan kitab suci ini bisa kosong. Madania membuka kembali buku itu dan kini sudah ada isinya. “Kok bisa? Kenapa bisa ada isinya? Padahal dulu kosong kan?” Madania dengan cepat berlari ke meja kerjanya. Menyalakan komputernya dan memeriksa foto dokumentasi buku kuno itu dulu. “Memang benar kosong. Lalu kenapa ada tulisannya sekarang?” Madania mengambil kamus bahasa kuno miliknya dan buku kuno ini. “Diva dari Gaia, asal-usul. Diva, dewi yang terlahir dari perkawinan X dengan Gaia. Tunggu, ini buku sejarah jadinya?” “Kalau begitu ini buku yang asli?” Madania menaruh buku kuno itu dan mengambil buku-buku kuno lainnya. Namun, buku kuno lainnya kini menjadi kosong. “Kok kosong.” “Berarti ... ada apa ini? Kenapa aku tidak paham?” Madania memegang kepalanya. “Ap

  • Re:Diva dari Gaia   46

    Madania menerima laporan langsung dari pasukan elit yang menyerang Emirat Timur Tengah. Atma malah melarikan diri dan lolos dari kepungan pasukan elitnya. Tingkah laku Atma hanya menambah rasa penasaran Madania.Tapi dia tidak bisa meninggalkan kursi pemerintahan. Siapa yang akan dia percayai untuk memerintah bila dia pergi ke sana. Vina, kakak iparnya belum kembali. Hanya dia yang bisa dia percayai untuk menggantikan dirinya.“Harusnya invasinya dibagi menjadi 3. Tapi karena keterbatasan personel kita cuma bisa 2 saja.” Madania bergumam. “Andai saja sekutu berhenti menyerang dan meminta untuk berdamai.”“Dua front sangat tidak menguntungkan bagi kita.” Madania mendengus. “Apakah kita meminta front timur untuk berdamai dengan pecahan RKAT dan Sekutu?”“Kurasa itu hal buruk Yang Mulia,” jawab mentri pertahanannya. “Kita harus tetap tegar dan kuat. Kaisar kembali, pastilah dia bisa mengatasi

  • Re:Diva dari Gaia   45

    Atma kini berada di satu gudang pusat di wilayah Kairo. Zaidin menunjuk ke arah puluhan silo yang berisi gandum. “Kira-kira sebanyak inilah yang akan aku gunakan untuk mendapatkan hati rakyat yang pro terhadap ayahku.”“Kamu bisa menggunakan sihirmu untuk menyuburkan tanah pertanian juga kan? Kamu saat ini berguna sekali dan sangat berharga bagiku.” Zaidin menepuk pundak Atma. “Thoma, kamu pasti bisa kan?”“Tuanku kalau aku sudah tidak berguna bagi tuan. Tuan akan membuangku?” Atma memelas pada Zaidin.“Tentu saja tidak. Tanpamu semua ini tidak akan bisa terjadi Thoma! Aku tidak pernah berpikiran untuk membuangmu.” Zaidin memeluk Atma. “Kamu sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri.”“Tu-tuanku,” Atma berpura-pura terharu. “Saya senang akhirnya punya tempat yang menetap. Selama ini saya diusir karena kemampuan saya.”“Tetapi tuan memberi saya temp

  • Re:Diva dari Gaia   44

    Madania kaget saat membaca berita tentang Emirat Timur Tengah. Serta kehadiran sosok penyihir yang muncul di sana membantu Zaidin untuk merebut kekuasaan. Itu pasti Atma, suaminya yang diculik oleh Dewi Diva yang kini adalah dewi yang mereka sembah.Madania berjalan perlahan menuju ruang dewan rakyat. Eksistensi tambang kerjasama mereka dengan emir terdahulu soal Gaiantum terancam. Namun Madania juga ingin memastikan apakah penyihir yang ada di berita tersebut adalah Atma atau bukan.“Semuanya berdiri!” teriak perdana mentri ketika Madania memasuki ruangan. Suaranya menggema karena keheningan semua anggota rapat menghormati Madania.“Silakan duduk kembali.” Perintah Madania. “Kurasa dalam rapat bulanan hari ini. Kita akan mendahulukan agenda untuk memastikan keamanan tambang Gaiantum kita di emirat.”“Bagaimana tentang kesiapan pasukan di front timur tengah? Jendral Roger?” tanya Madania pada Roger.&

  • Re:Diva dari Gaia   43

    Kompleks Istana seluas 15km ini memiliki 4 bagian. Bagian di tengah tempat istana Emir, bangunan 5 lantai bergaya timur-tengah di depannya ada lapangan luas. Bagian kedua adalah kompleks selir dan keluarga Emir yang terletak di belakang istana. Bagian ketiga adalah kompleks perumahan untuk bangsawan dan perwakilan rakyat. Bagian keempat terletak di depan lapangan luas istana adalah kompleks gedung pemerintahan pusat.Jalur masuk ke kompleks ini bisa dari sisi kanan istana yang berupa taman luas, tetapi hanya diperuntukkan oleh Emir dan keluarganya saja. Tempat pesta rakyat terjadi, selebihnya rakyat biasa masuk melalui jalur pemerintahan pusat. Sekarang kami berada di lapangan depan istana.Keluarga Emir Rifai dikumpulkan di tengah lapangan. Disaksikan oleh para warga. Zaidin menarik adiknya yang sakit-sakitan. Kemudian dilemparkan padaku. Dari matanya sepertinya ia tidak tega mengeksekusi adiknya yang paling bungsu dan sakit-sakitan ini.“Eksekusi saja ak

  • Re:Diva dari Gaia   42

    Semua orang di dalam sini takjub melihat kekuatanku. Mereka bertepuk tangan dan bertanya padaku apakah aku bisa mengobati penyakit tua yang diderita oleh mereka. Kerumunan mereka dipecah oleh Zaidin.“Kalian bisa diobati semuanya oleh dia. Pokok setelah kudeta ini berakhir. Aku memberinya rumah di kompleks istana. Kalian bisa datang setelah kudeta ini berhasil.” Zaidin merangkulku. “Kita punya kartu AS.”“Kamu tidak akan mengkhianati kami kan?” tanya Zaidin.“Tentu saja tidak tuanku. Anda semua bisa percaya pada saya.” Jawabku. “Tuan Zaidin sendiri juga sudah memberi saya banyak keuntungan.”Semuanya lega mendengarkan perkataanku. Mereka membeberkan jurnal mereka dan membuka laptop mereka masing-masing. Seorang anggota militer yang duduk di samping Beria membuka suara. “Kurasa harus dimulai dari saya. Angkatan Udara juga sudah siap untuk memulai kudeta. Semua yang ada di Angkatan Udara mend

  • Re:Diva dari Gaia   41

    Suasana mulai menggelap. Kami berhenti di salah desa yang memiliki penginapan. Pemilik penginapan ketakutan melihat kami. Zaidin mendekati gadis anak pemilik penginapan di balik konter resepsionis.“Sedia berapa kamar?” tanya Zaidin.“Kosong tiga puluh lebih. Dengan 5 kamar fasilitas kelas utama sisanya kelas biasa.” Jawab gadis itu.“Aku sewa semuanya dan tutup tempat ini. Mari kita jalan-jalan sebentar Thoma. Sepertinya di desa ini banyak perempuan cantiknya.” Kata Zaidin dan mengajakku keluar.Gaya bangunan desa ini sangatlah kuno. Mereka masih terbuat dari tanah dan sangat primitif sekali. Hanya penginapan saja yang terlihat sedikit moderen. Apakah ini dulunya desa wisata tempat preservasi bangunan kuno?“Sepertinya saya tidak usah ikut Tuanku.” Jawabku. “Saya takut dengan wanita.”“Wajib ikut.” Zaidin memukul perutku lagi. “Kalau tidak ikut akan kuhajar lebih

  • Re:Diva dari Gaia   40

    Aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan introgasi berukuran 4x6 meter. Ada kaca satu arah dan aku disuruh menunggu di sini sendirian dengan beberapa buah-buahan dan minuman. Entah apa yang mereka tunggu dan tidak menanyaiku langsung.Setengah jam kemudian seseorang masuk ke sini. Dari pakaiannya tampak ia seorang petinggi militer. Dia menyuguhkan secangkir minuman coklat kepadaku. “Anda seorang penyihir?”“Penyihir? Kurasa bukan. Lalu mengapa tanganku diborgol? Kalian takut? Tenang, jangan khawatir. Aku ke sini dengan niatan yang baik tanpa ingin melukai siapapun.” Aku mengucapkannya dengan lembut dan halus.Pria militer ini tampak khawatir. “Tapi cara Anda mempraktekkan sihir membangkitkan orang mati ke salah satu anak buah saya cukup brutal. Oleh karena itu Anda kami borgol. Takutnya Anda akan berulah lagi.”“Hal konyol macam apa itu. Aku tadi hanya mempraktekkan sedikit. Mau contoh yang tidak brutal?” Aku

  • Re:Diva dari Gaia   39

    Setelah berjalan kaki selama dua hari tanpa henti. Akhirnya sampai juga di perimeter markas besar di dekat tembok ini. Kusembuhkan tubuhku dahulu dan berkemah di dekatnya. Dari pengamatanku keamanannya ketat sekali.Mereka mengganti penjaga setiap 1 jam 2 kali. Tembok menuju markas besar sangat tinggi, walaupun itu bukan masalah bagiku karena bisa terbang. Tapi mereka sudah memakai peluru anti Gaia semua, yang sepertinya tipe terbaru.Manusia masih berpikir bisa membunuh dewa mereka kah? Tapi capek juga yah seperti ini terus. Bagaimana kalau aku menyuruh Atma yang ke sana. Risikonya juga tinggi sekali jika Atma tiba-tiba tidak mau bertukar.“Kamu menunggu apa?” tanya Atma di dalam sana.“Mengumpulkan informasi. Aku masih tidak mau menggunakan kekuatanku secara berlebih.” Jawabku.“Mau kubantu?” tanya Atma.“Tidak. kamu hanya berperan seperti ini saja dan memberitahuku di mana letak komputer utamanya.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status