Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku

Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku

Oleh:  R. Angela  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bermaksud melarikan diri dari pria hidung belang yang sudah membeli dirinya dari sang ibu tiri, Keona Putri justru salah masuk kamar untuk bersembunyi. Tak disangka, salah kamar justru membawanya terlibat satu malam panas dengan seorang CEO tampan bernama Kairos. Saat Kairos terbangun, Keona yang tak lain adalah karyawan baru di perusahaan sudah pergi dan tanpa sadar menjatuhkan kalungnya. Bertekad mencari teman tidurnya, Kairos justru salah mengenali, justru memilih saudara Keona yang mengaku sebagai gadis yang menghabiskan malam bersamanya.

Lihat lebih banyak
Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab

Chapter 1 - Malam Tak Terlupakan

“Bibirmu manis sekali.” Matanya terpejam, sementara bibir dan lidahnya sedang berdansa dengan lawan mainnya.Adalah Keona, gadis cantik bermata indah yang tengah terjebak dalam situasi tak terduga dengan pria asing di atasnya, tapi tidak bisa menolak karena tengah menikmati sensasi luar biasa. Untuk pertama kalinya.Candu. Setiap jamah tangan pria itu pada tubuhnya yang panas justru membuat Keona menginginkan lebih. Apakah itu juga yang sedang dirasakan oleh pria itu?“Tuan, aku–” Keona bergumam di antara sadar dan tidak, antara ciuman dari sosok itu yang membuatnya kehilangan napas. Sebagian sadarnya menolak kecupan sosok asing itu, serta jari pria itu yang bermain di dalam miliknya di bawah sana. Namun, pengaruh obat yang dicampur dalam minumannya tadi tidak bisa ia tolak. Tubuhnya menginginkan sentuhan pria ini lebih jauh.Permainan mereka berlanjut, makin intens tiap detiknya dan baru berakhir ketika terdengar desahan nikmat yang lolos dari bibir keduanya. Dalam kamar hotel s
Baca selengkapnya

Chapter 2 - Jejak Semalam

“Sudah dibantu, bukannya berterima kasih malah mencari masalah!”Keona menatap ibu tirinya dengan tatapan tidak percaya. “Dibantu bagaimana, Bu? Dengan mengobral tubuhku?”Ratna mendengus. “Jangan munafik. Memangnya kamu punya hal lain untuk ditawarkan?” balasnya. “Yah, meski badanmu sebenarnya juga tidak sebagus itu.”“Tapi tidak dengan menjualku, Bu!” Suara Keona naik beberapa oktaf. “Memangnya apa yang sudah kulakukan sampai Ibu tega menjualku pada pria tua itu?”“Jangan membentak, kurang ajar!” Ratna kembari menjambak rambut Keona. Meski ia sempat terkejut karena tidak menyangka Keona akan membalas ucapannya, tapi ia langsung bisa mengambil alih situasi. “Dan kamu masih bisa bertanya? Aku melakukan itu demi dirimu juga. Bukankah kamu membutuhkan biaya pengobatan untuk ayahmu? Kenapa malah menyalahkanku!?”“Aku ke sana untuk meminta bantuan, karena Ibu bilang dia bersedia membantu teman lamanya,” balas Keona. “Tapi ternyata dia bahkan bukan teman Ayah, kan? Dia–”“Kamu masih bisa p
Baca selengkapnya

Chapter 3 - Bertemu Kembali

“Sudahlah, Keona. Tidak usah dipikirkan lagi. Nasi sudah jadi bubur.”Keona menghela napas. Ia tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin saat ia bersiap-siap. Ada banyak bekas kemerahan di leher dan tulang selangkanya, bahkan dadanya. Perlahan, disentuhnya bekas-bekas itu satu per satu, sembari membubuhkan riasan agar tidak terlihat. Pikirannya melayang ke kejadian semalam.Sekalipun dalam pengaruh obat, Keona bisa mengingat sensasi yang ia rasakan dari permainan pria itu. Tidak kasar ataupun memaksa, tapi tetap penuh tuntutan. Mempermainkannya hingga menanggalkan kewarasan. Mencapai puncak kepuasan.Tanpa bisa ditahan, hal itu membuat pipi Keona bersemu.“Ah, dia pasti pria yang suka menyewa wanita,” gumam perempuan itu, mengingat kata-kata yang sempat ia dengar dari bibir pria itu semalam. “Makanya sangat ahli–ah, apa yang kukatakan.”Ia menggerutu sendiri.Sekalipun ia dirugikan karena keperawanannya hilang dan ia tidak bisa menuntut apa-apa. Bodohnya, tadi pagi ia terlalu k
Baca selengkapnya

Chapter 4

Sumpah demi apapun, kenapa kesialan datang padanya bertubi-tubi. Dia ingin melupakan malam kelam itu, tapi kenapa justru takdir mempertemukan mereka kembali? Sialnya, Keona bahkan bekerja di kantor pria itu!Lama Kairos mengamati, lalu hatinya tergerak untuk berjalan menghampiri.“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Kairos menatap Keona dengan memicingkan sebelah mata. Dia coba berlaga dengan memorinya, apa mungkin gadis itu pernah singgah di sana.“Ti-tidak mungkin, Pak. Saya anak baru. Hari ini pertama saya masuk kerja,” jawab Keona menekan rasa gugupnya.Habislah dia kali ini. Bagaimana kalau Kairos mengenali dan memecatnya? Setengah mati dia berusaha masuk ke perusahaan ini, masa di hari pertama udah dipecat!Kairos masih diam, tatapan melekat pada wajah Keona. Sulit untuk mempercayai perkataan gadis itu, karena perasaannya bilang, ini bukan kali pertama mereka bertemu. Belum lagi, aroma vanila dari tubuh Keona begitu khas, melekat di hidung Kairos, sama persis seperti arom
Baca selengkapnya

Chapter 5

Winda melempar tatapan minta tolong pada Ratna. Wanita itu juga bingung harus bagaimana sekarang. Winda mengingat kapan terakhir dia melihat Keona memakai benda itu. Biasanya kalung itu tidak pernah lepas dari leher saudara tirinya itu. Tiba-tiba ingatannya membawa jalan keluar.“A-aku ... waktu itu aku ada di hotel Star, tanpa sadar mungkin jatuh di sana. Aku baru sadar setelah keesokan paginya.” Winda yakin jawabnya benar. Dia sempat mendengar Keona bertanya pada bi Sum soal kalungnya, sekembalinya dia dari rencana jual diri itu.Kekecewaan terlihat jelas di mata Kairos. Jadi benar, Winda adalah pemilik kalung itu. Tubuhnya lemas seketika, tapi dia sudah berjanji akan bertanggung jawab.“Ini kalungmu.” Kairos menyerahkan benda berkilau itu pada Winda. Ragu awalnya, tapi Winda pada akhirnya mengambil benda itu.“Lalu?” Winda tampaknya sudah merasa di atas awan. Entah mengapa, hatinya berkata kalau ada sesuatu yang mendesak pria itu untuk menemui pemilik kalung itu, ya, seperti rasa b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status