Pada Awalnya Kairos menatap jijik sekitar yang mereka lalui. Becek, banyak sampai di sisi jalan, bau busuk yang menyengat, membuatnya Ingi. muntah. Namun, melihat Keona yang gesit dan bersemangat saat berbelanja, terlebih bagian menawarnya, Kairos bisa melupakan semua hal buruk itu. "Hanya beberapa perak, kau menawar berjam-jam?" delik Kairos menaikkan satu alisnya. Takjub melihat gadis itu memperjuangkan satu sen pun. "Bapak tidak akan mengerti. Dua ribu itu sangat berharga. Bisa nambah buat beli garam," jawab Keona melanjutkan perjalanan. Kali ini dia singgah di tempat penjual bumbu dapur. Setelah lebih setengah jam, akhirnya perbelanjaan itu berakhir. Kening Kairos mengkerut kala memperhatikan hidung Keona yang tengah mengendus sesuatu. "Bapak, lapar tidak? Ayok, saya traktir makan mi ayam." Kairos tentu saja menolak, tapi niatnya hanya bisa tersimpan di hati, Keona sudah beranjak tanpa menunggu jawaban Kairos hingga terpaksa pria itu pun ikut masuk ke warung mi ayam. H
Last Updated : 2024-10-28 Read more