Share

Chapter 7 - Diam dan Mengamati

Penulis: R. Angela
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 00:53:35

Pada Awalnya Kairos menatap jijik sekitar yang mereka lalui. Becek, banyak sampai di sisi jalan, bau busuk yang menyengat, membuatnya Ingi. muntah. Namun, melihat Keona yang gesit dan bersemangat saat berbelanja, terlebih bagian menawarnya, Kairos bisa melupakan semua hal buruk itu.

"Hanya beberapa perak, kau menawar berjam-jam?" delik Kairos menaikkan satu alisnya. Takjub melihat gadis itu memperjuangkan satu sen pun.

"Bapak tidak akan mengerti. Dua ribu itu sangat berharga. Bisa nambah buat beli garam," jawab Keona melanjutkan perjalanan. Kali ini dia singgah di tempat penjual bumbu dapur.

Setelah lebih setengah jam, akhirnya perbelanjaan itu berakhir. Kening Kairos mengkerut kala memperhatikan hidung Keona yang tengah mengendus sesuatu.

"Bapak, lapar tidak? Ayok, saya traktir makan mi ayam."

Kairos tentu saja menolak, tapi niatnya hanya bisa tersimpan di hati, Keona sudah beranjak tanpa menunggu jawaban Kairos hingga terpaksa pria itu pun ikut masuk ke warung mi ayam.

Hanya kios kecil di pinggir pasar, dengan gerobak mi ayam di depannya. Sangat tidak layak jika menuruti gaya Kairos, tapi entah mengapa dia justru ikut masuk ke dalam, alih-alih pergi dari sana.

"Duduk, Pak. Sudah saya bersihkan." Keona mempersilakan Kairos duduk di kursi yang baru dia lap dengan tisu. Dia tahu Kairos merasa tidak nyaman, tapi perutnya sudah sangat lapar dan tidak peduli kalau bosnya itu pergi lebih dulu.

Nyatanya Kairos ikut duduk, mengamati sekeliling tempat, memperhatikan beberapa ibu-ibu yang tengah menikmati mi ayamnya.

"Pesan apa, Neng? Mi ayam, mi ayam bakso, atau mi yamin?" istri pemilik warung menghampiri meja mereka.

"Mi ayam aja, Bu. 2 ya," jawab Keona tanpa menanyakan Kairos terlebih dulu. Kairos sendiri heran, mengapa dia justru tidak berkutik di hadapan gadis yang bahkan memutuskan segalanya untuk dirinya.

Pesanan datang dan dihidangkan di depan mereka. Kairos mengamati wajah Keona yang berseri memandangi mangkok berisi mi.

"Ayo makan, Pak. Enak loh, ini. Jamin bersih dan higienis," ucap Keona mulai mengaduk mi nya.

"Pesan satu lagi."

Keona menatap heran, gerakan tangannya yang mengaduk mi berhenti.

"Kenapa, Pak?"

"Aku benci semua yang berwarna hijau ini!" jawabnya menunjuk taburan daun bawang dan juga potongan sawi.

"Oh, biar aku ambilkan. Gak boleh boros-boros, Pak." Penuh serius, Keona mulai memunguti daun bawang dan sawi dari mangkok mi Kairos. Hal itu justru jadi pemandangan menarik bagi Kairos. Kalau biasanya dia akan jijik dan memaksa minta ganti, kali ini dia dengan sabar menunggu sampai Keona menyiapkan baginya.

"Sudah," teriak Keona penuh kemenangan. Mangkok itu kembali di hadapkan pada tuannya. "Selamat menikmati, Pak."

Usai menikmati semangkok mi ayam, keduanya bergegas kembali ke mobil. Lagi-lagi Kairos merasa takjub, bahwa dia bisa menghabiskan mi ayam itu. Baru kali ini dia mengakui makanan pinggir jalan bisa seenak itu. Dan satu lagi sejarah dalam hidupnya, kali pertama ditraktir oleh seorang wanita.

Kairos ingin memaksa membayar, tapi ketika hendak mengambil dompet, dia baru ingat kalau dompetnya ada di tas kerjanya, sementara tas itu ada di mobil.

"Udah, gak papa, Pak. Biar saya yang bayar. Kan, saya yang ngajak," sambar Keona tidak ingin mempermalukan Kairos di depan juragan mi.

"Akhirnya kalian kembali, kakek sempat berpikir kalau kalian sudah kawin lari," celetuk Candra Mahesa menyinggung kan sudut bibirnya.

Kairos tidak menjawab, memilih untuk segera masuk ke dalam mobil dan mengunci rapat mulutnya hingga sampai tujuan.

"Benar kamu turun di sini saja? Kakek ingin tahu rumah mu," ucap Candra mengamati sekeliling. Keona meminta mereka berhenti di simpang tiga jalan mau ke rumahnya.

"Iya, Kek. Lagi ada perbaikan jalan, jadi mobil tidak bisa masuk. Lain kali saja," jawab Keona tersenyum manis. Sejujurnya, dia juga belum siap kalau harus membawa tamu ke rumahnya saat ini. Apa yang akan dikatakan Ratna dan Winda nanti?

"Baiklah. Tapi ingat janjimu. Kamu harus sering mengunjungi kakek. Kamu itu malaikat penyelamat kakek, jadi jangan sungkan meminta bantuan kakek jika ada hal buruk yang terjadi padamu. Misalnya saja, jika bos mu coba untuk menyulitkan mu," ujar Candra melirik Kairos dengan ekor matanya yang dibalas pemuda itu dengan mendelik kesal pada sang kakek.

***

"Dari mana saja kamu, jam segini baru sampai di rumah? Kenapa sih, jadi perempuan hobby benar kelayapan?" sambut Ratna dengan bentakan.

"Maaf, Bu. Jalanan macet." Keona melirik jam di dinding, hampir satu jam keterlambatannya.

"Gara-gara kamu, Winda jadi kelaparan. Kamu tahu sendiri kan, dia lagi diet, nungguin ayam buat di masak. Atau kamu memang sengaja mau buat Winda mati kelaparan?"

Dari pada memperpanjang perdebatan yang Keona tahu tidak akan pernah dia menangkan, lebih baik dia minta maaf, dah bergegas ke dapur untuk memasak menu diet Winda.

Saudara tirinya itu memang lebih memperhatikan tubuh dari isi otaknya. Jangankan mencari kerja, melanjutkan kuliah pun tidak mau. Alasannya cuma satu, dia tidak ingin buang waktu belajar dan bekerja, lebih baik cari suami kaya raya sebagai jalan ninja nya.

Urusan dapur sudah diselesaikan oleh Keona. Dia pun bersiap untuk memberikan ayahnya makan. Kalau bukan dia, siapa lagi yang peduli pada sang ayah. Begitu membuka pintu, baki yang ada di tangannya hampir saja terjatuh, ketika melihat ayahnya sudah jatuh ke lantai dan tidak bergerak.

"Ayah, bangun ayah!" teriak Keona mengangkat kepala ayahnya dan meletakkan di pangkuannya.

"Tolong, siapapun tolong bantu bawa ayah ke rumah sakit..."

Bab terkait

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 8 - Pelayan Pribadi

    Tak satupun orang yang mau membantu Keona membawa ayahnya ke rumah sakit. Saat kejadian itu, Ratna dan Winda pergi entah kemana. Susah payah, Keona membawa ayahnya dengan taksi online ke rumah sakit. "Ya, Tuhan, aku harus bagaimana?" keluhnya, mendapati hanya ada uang merah dua lembar pengisi dompetnya. "Mbak, kita harus segera melakukan penanganan, usus buntu nya sudah sangat parah bahkan sudah pecah di dalam perut. Kalau tidak segera di operasi, nyawa pasien bisa tidak tertolong." Kepanikan Keona semakin besar. Kemana dia harus meminta tolong. Selama ini dia sudah mengusahakan untuk mengurus kartu berobat gratis dari pemerintah, tapi Ratna melarang. Dia berang dan meminta Keona menghentikan niatnya karena dianggap buat malu dan takut ketahuan kalau mereka sebenarnya sudah jatuh miskin. Tidak ingin bertengkar dan terjadi keributan lebih lanjut, ayahnya meminta Keona membatalkan niatnya. "Lakukan tindakan apapun, yng penting ayah saya bisa selamat," jawab Keona cepat. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 9 Mencari Pemilik Kalung

    Keona tidak punya pilihan lain selain menyetujui syarat dari Kairos. Mulai hari itu, Keona membersihkan apartemen pria itu. Selama sebulan penuh sehabis pulang kerja. Sudah seminggu penuh.Apartemen itu cukup bersih, hanya butuh dua jam baginya membersihkan seluruh ruangan. Pada hari ketiga dia dapat, Keona melihat banyak tumpukan berkas yang bertebaran di atas meja, pun gelas kopi Kairos. Dia menebak kalau pria itu sangat sibuk akhir-akhir ini karena dia kantor pun jarang terlihat."Bukannya pak Kairos punya sakit maag? Minum kopi sebanyak ini," batinnya membereskan gelas dan sampah bekas makan malam yang sama sekali tidak disentuh, tergeletak begitu saja dan sudah bau basi."Orang kaya beda, pesan makanan mahal-mahal tapi nggak dimakan," cicitnya memasukkan semua sampah pada kantong hitam.Terpikir olehnya untuk memasakkan makan malam untuk Kairos. Pastinya lebih sehat. Kebetulan, sebelum ke apartemen, dia singgah ke pasar membeli bahan makanan untuk dibawa pulang.Satu jam berkutat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 10 - Sandiwara

    Winda melempar tatapan minta tolong pada Ratna. Wanita itu juga bingung harus bagaimana sekarang. Winda mengingat kapan terakhir dia melihat Keona memakai benda itu. Biasanya kalung itu tidak pernah lepas dari leher saudara tirinya itu. Tiba-tiba ingatannya membawa jalan keluar.“A-aku ... waktu itu aku ada di hotel Star, tanpa sadar mungkin jatuh di sana. Aku baru sadar setelah keesokan paginya.” Winda yakin jawabnya benar. Dia sempat mendengar Keona bertanya pada bi Sum soal kalungnya, sekembalinya dia dari rencana jual diri itu.Kekecewaan terlihat jelas di mata Kairos. Jadi benar, Winda adalah pemilik kalung itu. Tubuhnya lemas seketika, tapi dia sudah berjanji akan bertanggung jawab.“Ini kalungmu.” Kairos menyerahkan benda berkilau itu pada Winda. Ragu awalnya, tapi Winda pada akhirnya mengambil benda itu.“Lalu?” Winda tampaknya sudah merasa di atas awan. Entah mengapa, hatinya berkata kalau ada sesuatu yang mendesak pria itu untuk menemui pemilik kalung itu, ya, seperti rasa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 11 - Engagement

    Tidak banyak keluarga Mahesa yang Keona kenal , lebih lagi calon suami Winda juga bernama Kairos, jadi tidak salah kalau Keona menduga bosnya lah yang akan menjadi iparnya. Tapi, bagaimana mungkin itu terjadi? Keona tidak mau ambil pusing akan hal itu. Kalau pun Memnag benar, tidak ada hubungannya dengan dirinya. Hanya saja, semakin dia coba menyingkirkan dari pikirannya, justru dia semakin terusik. "Ayah, besok pakai kemeja dan stelan jas ini, ya," ucap Keona meletakkan pakaian ayahnya. Tampak wajah Bram semakin cerah, kesehatannya perlahan membaik. Tidak bisa dipungkiri, ini semua berkat bantuan Kairos. Pada akhirnya, Gen bercerita, kalau dia berani mengizinkan personalia mencairkan pinjaman nya karena Kairos pun setuju. Jadi, tahukan, mengapa Keona merasa berhutang budi pada Kairos. "Memang besok ada acara apa?" Bram coba duduk, punggungnya sakit kalau harus rebahan terus. Sigap, Keona membantu, menyanggah dengan bantal. "Ayah tidak diberitahu ibu? Winda akan bertunangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 12 - Penggoda Kecil

    Wajah Winda benar-benar pucat, seakan nyawa tidak lagi bersemayam dalam raganya. Lewat ekor mata, dia melirik ke arah Ratna. "Kemarin kalung itu terlepas saat Winda bersih-bersih rumah, hingga pengaitnya rusak," sambar Ratna pasang badan. Jangankan hanya sekedar berbohong, matipun dia siap untuk Winda. Kairos tampak tidak peduli, mengabaikan jawab Ratna. Selesai mengobrol, lanjut acara tukar cincin. Kairos masih menunjukkan sikap acuh tak acuhnya. Dalam benak terus berpikir, apa benar Winda adalah gadis beraroma vanila itu? Mengapa dia tidak mencium wangi itu dari tubuhnya padahal mereka duduk bersebelahan. "Kai, mengapa kau masih bengong? Keluarkan cincinnya," ujar Chandra melotot pada Kairos. Pria itu balas menoleh pada Gen. Untuk semua persiapan lamaran ini, Kairos menyerahkan semuanya pada Gen, bahkan soal cincin sekali pun. "Oh, itu ada di sini," potong Gen, mengeluarkan kotak berbalut beludru merah dari balik saku jasnya. Wajah Winda semringah. Senyumnya terus mengembang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 13 - Kehangatan yang Dirindukan

    Dengan jalan sempoyongan, Kairos berjalan menuju kamarnya. Syukurlah, tidak terjadi kecelakaan karena berkendara saat mabuk. Tubuhnya mulai gerah, padahal pendingin udara sudah dihidupkan sejak mulai perjalanan. Pangannya mulai mengabur, tapi pada akhirnya dia berhasil menekan passcode dan masuk ke dalam. Gelap, tidak ada cahaya. Perjalanan terhenti, kepalanya berputar hingga tubuhnya jatuh ke sofa. Sofa berwarna putih, lembut dan luas, bahkan ukuran setengah dari ranjangnya, buat Kairos tidak masalah untuk tidur di sana saja. "Ah, nyamannya," batinnya memeluk seseorang di samping, yang dalam pikirannya dikira bantal. Hidungnya mulai mengendus wangi yang kini sudah familiar baginya. Menarik tubuh itu lebih masuk dalam pelukannya. Untuk sesaat, tubuh ramping itu menolak, dia kesal karena tidur nya terganggu. Tapi tenaga Kairos lebih kuat, pria itu tidak ingin dibantah. Dia ingin memeluk tubuh yang berbaring bersamanya saat ini, dalam gelap dan dihiasi rasa ngantuk. *** Cahaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 14 - Cemburu

    "Mau pak Kairos apa, sih? Menambah kerjaan aja," sungut Keona menatap tempat bekalnya di atas meja. Berisi nasi goreng yang sudah siap angkut. Dia harus bangun lebih pagi hanya untuk menyiapkan bekal sarapan untuk Kairos. Menyesal kemarin menawarkan, dia pikir Kairos akan jijik terlebih sudah dijelaskan dari nasi kemarin, tapi setelah mencicipi, justru dia sendiri yang menghabiskan isi piring Keona. Namun, di bagian hati Keona menghangat. Dia senang karena hal kecil dan sederhana seperti itu mempu membuat Kairos tampak gembira. Sepertinya, mereka berdua kini sudah punya kesamaan. Sama-sama kurang perhatian dari keluarga dan selalu merasa sendiri. "Belum berangkat kerja kamu?" sapa Winda meletakkan tangannya di atas meja, sengaja mengembangkan jarinya, agar Keona melihat cincin yang ada di jarinya. Tanpa dikatakan pun, Keona tahu itu cincin pertunangannya dengan Kairos. Keona menarik napas, lalu mengambil bekal yang sudah dia siapkan. "Harusnya menyiapkan bekal pak Kairos

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 15 - Pura-pura Tidak Kenal

    "Oh, ini Dylan, Pak. Teman sekolah saya," sambar Lili memberi jawaban. Kini tatapan ketiga wanita itu bukan hanya pada Kairos, meski rasa kaget mereka masih sangat ketara. Rasa ingin tahu beralih pada gadis yang sejak tadi berdiri di samping Kairos, memegang lengan pria itu sekolah takut kehilangan Kairos. Keona tidak menyangka akan bertemu dengan Kairos, bersama Winda juga di tempat ini. "Oh, kenalkan, ini Winda, tunangan saya." Dagu Winda menjulang tinggi menampakkan kesombongannya. Saat diperkenalkan sebagai tunangan Kairos, Winda merasa sebagai wanita paling cantik dan dicintai di jagat raya ini. Sementara Keona sendiri yang sudah pulih dari rasa terkejut, bersikap biasa saja. Justru Winda yang terkaget karena mengetahui Keona terbayar bekerja di perusahaan Greenfield. "Sayang, apa mereka karyawan mu?" Kairos mengangguk, tapi matanya masih tertuju pada wajah Keona. Dia sangat marah, dan itu awal dari rasa cemburunya pada Dylan. Awalnya Kairos menolak permintaan Win

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 83- Hamil

    Pada akhirnya Keona memutuskan untuk memberi maaf dan kesempatan bagi kairos. bagaimanapun semua orang punya kesalahan kairos bersumpah dia tidak akan pernah lagi menyembunyikan apapun dari Keona. Meski tidak mudah percaya 100% pada Kairos, keona tetap memperlakukan Kairo selayaknya suaminya menghargai pria itu dan melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Lambat laun suasana mulai mencair kairos menunjukkan perubahannya dia mulai memberikan waktu untuk membahagiakan Keona. kairos bahkan membawa keona ke beberapa tempat di Eropa sebagai bukti dari janjinya mengganti bulan madu mereka yang sempat gagal. Kairos pun akhirnya menceritakan alasannya mengajak keona segera pulang dari Bali karena tidak ingin Alena mengganggu mereka terlebih menemui keona dan mengatakan hal yang tidak benar. "Alena memang wanita yang pernah aku cintai dan aku tidak memungkirinya namun ternyata dia tidak pantas untuk kucintai karena dengan tega berkhianat pengkhianatan yang pertama sudah aku maafk

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 82- Pisah Ranjang

    "Sayang, kau sedang apa?"kairos mendekati keona. gadis itu sedang duduk di depan TV tapi dengan tatapan kosong "Kau sudah pulang seperti yang kau lihat Aku sedang menonton televisi. Apa ada yang aneh?" tanya Keona ketus. Kalau Kairos pikir akan mendapati istrinya menangis di rumah maka dia salah keona sudah terlalu lelah untuk menangisi kejadian buruk yang terjadi dalam hidupmu kini dia sudah kebal. "Keona, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." "Silakan." Keona mengambil sikap tegak. Kalau dipermukaan di terlihat tenang, maka di dalam sudah hancur. "Tentang Alena-" "Alena? Mmm... " Keona tampak berpikir lalu mulutnya terbuka, ekspresi orang yang lupa lantas beberapa kemudian ingat kembali. Kairos mempelajari mimik wajah Keona, mengukur seberapa besar amarah gadis itu padanya. akting keona tentu saja bisa dibaca oleh kairos dia tahu gadis itu pura-pura lupa sosok Alena sebagai tamparan untuknya karena sudah menyembunyikan cerita ini darinya. "aku tahu Kau pasti sanga

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 81- Kejujuran Kairos

    "Puas kau sekarang?" Bentak Kairos penuh emosi. Dia masih memandangi pintu yang baru saja ditutup oleh Keona. Seujung kuku pun dia tidak menyangka kalau istrinya itu akan mendatangi kantornya ini. Mungkin saja ini sudah kehendak semesta, menunjukkan kepada Keona bahwa dia kembali berkomunikasi dengan Alena. Dia menyesal karena sudah mau menerima gadis itu, kini rumah tangganya berantakan. Pasti Keona sangat marah padanya. Kairos jadi ingat dua minggu yang lalu Alena tiba-tiba saja muncul di depannya, entah dari mana wanita itu tahu perusahaan Blessing ini adalah miliknya. Dia datang memaksa untuk bertemu hingga akhirnya Kairos mengizinkannya masuk. "Apa tujuanmu ke sini? Kalau aku jadi kau, aku tidak akan pernah berani menunjukkan batang hidungku di hadapan Kairos Mahesa!" umpat Kairos ketika sudah berada di satu ruangan dengan Alena. Daripada wanita itu buat ribut, akhirnya mengizinkan Alena masuk,.itu pun demi menghindari rumor yang beredar. Dia tidak mau ada orang yang menya

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 80- Intel

    Keona ingin pembuktian. Dia tidak ingin Lili memfitnah suaminya tanpa ada bukti. Akhirnya Lili membawanya ke sebuah rumah. "Aku mengikuti gadis yang bersama Kairos dan inilah tempat tinggalnya. Keona masih mengamati rumah itu. Dia diam seribu bahasa. Kalau kemarin hanya dia yang melihat kebersamaan Kairos dan Alena kini bertambah satu dengan Lili. "Apakah kau yakin Lili?" tanya Keona datar. "Aku sangat yakin, bahkan Arlan juga melihatnya. Hanya saja dia mengatakan bahwa aku sebaiknya tidak ikut campur dan tidak usah memberitahumu. Menurutku, aku tidak bisa diam. Kau sahabatku, tentu saja aku berpihak padamu," jawab Lili merasa kasihan pada Keona. Pernikahan mereka masih seumur jagung, tapi harus sudah kandas karena orang ketiga. Tapi dia berjanji seburuk apapun keadaan Keona, apapun yang terjadi menimpa sahabatnya itu dia akan selalu berada di garda terdepan membela dan melindungi Keona. "Terima kasih Lili mungkin aku harus jujur padamu." Keona pun menceritakan tentang p

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 79- Kebohongan Lainnya

    Besoknya saat Kairos pulang, Keona tidak lagi menyambutnya dengan seantusias sebelumnya. Bayangan Kairos yang jalan bersama Alena di mall masih membekas dalam benaknya. "Aku membawakan oleh-oleh untukmu." "Terima kasih," jawab Keona seadanya. Kairos memandangi istrinya, lagi-lagi wanita itu terlihat tidak bersahabat bahkan bisa dibilang tidak senang dengan kepulangannya tapi Kairos terlalu lelah untuk berdebat jadi dia memilih untuk mengecup puncak kepala Keona dan naik ke atas untuk membersihkan diri. "Bu, hanya sekedar saran sebaiknya kalau suami baru pulang dari luar kota disambut dengan gembira, penuh senyum jangan cemberut. Mungkin bapak sudah lelah, capek pulang bekerja. Nanti kalau ibu terus menyambut bapak dengan wajah cemberut, bisa-bisa bapak bosan dan malas pulang ke rumah. Bibi hanya sekedar mengingatkan karena bibi sudah menganggap Bu Keona seperti anak sendiri. Zaman sekarang ini banyak wanita yang sudi menggantikan tempat istri sah," nasihat Bi Darsih panjang lebar.

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 78 -Sandiwara kah Selama ini?

    Keona terbangun di tengah malam. Mimpinya sangat buruk. Napasnya masih setengah-setengah bangun terbangun dari tidurnya. Rasanya seperti nyata. Keona pun memanjatkan doa agar mimpi buruknya hanyalah sebatas mimpi. Setelah mencuci muka Keona tidak bisa tertidur lagi. Pandangannya terus tertuju pada foto pernikahan mereka yang digantung di dinding. Meskipun tidak ingin mengingat kembali mimpi buruk itu tapi Keona tidak bisa untuk mengabaikan kegelisahan hatinya. Mimpinya sangat buruk. Dia melihat Kairos bermesraan dengan Alena. Awalnya hanya ada Alena dalam mimpinya wanita itu tengah berbincang dengan seorang pria semakin lama ketika memperhatikan dan Alena melihat dirinya keduanya menoleh ke arah Keona. Saat itulah Keona bisa melihat wajah pria yang tengah bicara dengan Alena adalah suaminya. Dalam mimpi itu Alena dan Kairos mentertawakan kebodohannya yang selama ini tidak menyadari hubungan terlarang yang ada di antara mereka. Keona menangis memohon kepada Kairos agar kemba

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 77- Membuang semua Ragu

    "Kamu sudah pulang? Katanya sebulan, kenapa hanya seminggu?" Berbagai pertanyaan datang menyerbu Keona. Lili dan Hani saling bergantian melempar pertanyaan, memuaskan rasa penasaran mereka padahal ini belum jam istirahat. "Kairos ada kerjaan tiba-tiba yang sangat penting, jadi kami terpaksa pulang," jawab Keona yang diikuti anggukan dari kedua temannya. Kemudian Keona membagikan souvernir yang dia bawa, hampir semua orang di ruangan mereka mendapatkan hadiah, termasuk Deni. Pria itu sedikit lebih kaku bila berbicara dengan Keona. Terlihat segan dan minder karena kini Keona bukan sekedar karyawan biasa saja lagi, tapi juga bisa dibilang bos kedua di Greenland. "Lalu, bagaimana hubungan mu dengan Arlan?" "Mmm ... Ternyata dia lebih pemain darimu," sambar Hani menarik tangan Lili dan menunjuk cincin yang melingkar di jari manis gadis itu. "Oh, my God, selamat sayang," pekik Keona berdiri memeluk Lili penuh gembira. Dia ikut senang sahabatnya itu akhirnya mendapatkan kebahagiaan

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 76- Rahasia yang Kau simpan

    Pengamatan Kairos cukup tajam. Dia mengamati layar ponselnya, nomor baru yang tidak dia kenal. Pria itu melirik ke arah Keona, gadis itu masih memperhatikannya hingga membuatnya gugup. Dia memang tidak tahu pasti siapa pemilik nomor itu dan tujuannya menghubunginya tapi firasatnya mengatakan kalau si penelpon adalah Alena. Entah mengapa dia yakin akan hal itu, terlebih gambar gelang pada foto profilnya. "Ini pasti orang salah sambung. Sudahlah, kembalilah tidur," ucap Kairos menyimpan ponsel ke dalam saku. Meski tidak mengatakan apapun Keona menangkap sinyal aneh dari sikap Kairos. Ada yang pria itu sembunyikan. Kenapa Keona jadi kepikiran? Perasaannya juga jadi sedih. Bukan tidak pernah dia mengatakan kalau badai pasti selalu datang menerjang dalam rumah tangga. Tergantung bagaimana kita menyikapinya demi menyelamatkan ruang tangga itu. Tapi ini terlalu cepat bagi Keona. Mereka baru menikah tiga hari dan kini sudah dihadapkan dengan batu karang yang coba menghantam perahu

  • Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku   Chapter 75- Wanita Masa Lalu

    Siang hari waktu Indonesia bagian barat, Keona dan Kairos tiba di Jakarta. Kedatangan mereka disambut oleh Gen yang datang khusus menjemput. Tidak ada satu orang pun yang tahu akan kepulangan mereka. Itu sudah jadi perintah Kairos. "Welcome home, bos, nyonya bos," sapa Gen penuh semangat. jadi nggak selama dua hari membuat Gen merasa kesepian. Biasanya Kairos sering mengomelinya, kini setelah menikah bosnya itu pasti akan sibuk dengan istrinya dan mengabaikan kehadirannya. "Apa kabar, Pak Gen. Jangan panggil aku nyonya bos. Keona saja," balas Keona mengulurkan tangan menjabat Gen. "Kau juga jangan memanggilnya Pak Gen. Hanya Gen!" perintah Kairos melirik pada Gen."Baiklah, Keona. Silakan." Gen membukakan pintu bagi mereka berdua dan segera melesat sana.Gen tahu menempatkan sendiri makanya dia tidak membahas mengenai Alena dan informasi apa saja yang sudah dia dapatkan. Jangan sampai penyelidikannya membuat Keona merasa curiga yang berujung pada pertengkaran suami istri itu. Keon

DMCA.com Protection Status