All Chapters of Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku: Chapter 31 - Chapter 40

83 Chapters

Chapter 31 -Pria lain

"Dylan? Kamu kenapa di sini?" Keona terkejut sekaligus tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dylan pria baik dan menyenangkan, Keona nyaman ngobrol dengannya dan sudah menganggap teman meski selama ini hanya ngobrol lewat ponsel. Dylan tidak pernah lupa menanyakan kabarnya. "Kamu merindukan ku?" Senyum semringah di bibir Dylan semakin membuat wajah pria itu semakin tampan. "Aku serius. Apa yang kamu lakukan di sini?" Lagi-lagi Dylan hanya menyunggingkan senyum. Berjalan mengikis jarak diantara mereka. "Aku sudah kembali, dan mulai bekerja di sini," jawabnya lembut. Pandangan matanya begitu lembut, menyiratkan rasa rindu untuk Keona. "Bagaimana mungkin?" Keona masih belum mengerti. Seketika dia lupa niat awalnya ingin ke lantai atas, Kairos memanggilnya. Entah untuk apa lagi sekarang. Kehadiran Dylan tiba-tiba begini buatnya melupakan tujuannya. "Aku sudah menyelesaikan kuliah ku. Lalu melamar di perusahaan ini, dan diterima. Begitulah," jawab Dylan tersenyum. Dengan kem
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Chapter 32 - Candu yang Berbahaya

"Apa benar, gaun ini hanya 200 ribu?" Keona masih tidak percaya. Keona awalnya tidak akan hadir di pesta ulang tahun Candra, selain karena merasa tidak nyaman berada di acara orang-orang kaya, juga karena tidak punya gaun pesta. Tapi berkat Lili, masalahnya kini punya solusi. Selepas makan siang, Lili menghampiri mejanya dan menawarkan gaun yang sangat indah, bahkan menurut Keona itu adalah gaun yang paling indah yang pernah dia lihat di dunia. "Aku mau jual ini 200 ribu, Keona. Ukurannya tidak pas untuk ku," ujar Lili menyerahkan kotak berisi gaun itu. Keona membuka dan sangat terkejut melihat betapa indahnya gaun berwarna burgundy muda. Jari-jari ragu untuk menyentuh, takut akan rusak. Namun, dorongan untuk menyentuh gaun itu sangat besar hingga dia pun memutuskan untuk melakukannya. "Mau, ya?" desak Lili. Kamu bisa pakai ke pesta tuan Candra." "Kok, kamu tahu aku diundang?" Keona menatap serius wajah Lili. "Bukan kamu aja, semua karyawan diundang." Wajah Keona ber
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Chapter 33 -Layu Sebelum Berkembang

Kairos menarik diri. Dengan terpaksa harus mengakhiri ciuman panas mereka karena Keona megap meraih udara untuk bernapas. Senyum Kairos mengembang memandangi gadis itu. Pipi putih mulus Keona memerah dan bibirnya terlihat membengkak. Disapunya kembali bibir itu dengan ibu jarinya. Perasaan bahagia melingkupi hatinya saat ini. Dia semakin yakin, kalau dia sudah jatuh cinta pada Keona. Selalu merasa nyaman setiap berada di dekat gadis itu. "Kita sudah dua kali berciuman, tapi selalu saja kau tampak kesulitan mengambil napas. Ternyata kau sepolos itu," goda Kairos meletakkan dagunya di atas kepala Keona. Tangannya melingkar di pinggang ramping Keona, mendekap lebih erat. Perkataan Kairos tentu saja tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Keona. Terlalu malu untuk menyangkal atau sebaliknya. Lamat laun, Keona pun sadar, kalau dia juga merasakan perasaan yang nyaman setiap di dekat Kairos. Terlalu membuai setiap sentuhan jari Kairos. "Bicaralah. Aku ingin sekali mendengar suaramu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Chapter 34- Kebenaran Terkuak

Tampaknya kesedihan Keona belum berakhir malam ini. Lantunan musik sudah berhenti. Semua tamu menyambut pasangan yang berbahagia kembali ke mejanya. Tapi, belum sempat melangkah, Winda menarik tangan Kairos. Tepat di hadapan semua orang, gadis itu mencium bibir Kairos. Dia ingin mengklaim Kairos hanya miliknya. Banyak sorot lampu wartawan mengambil gambar mereka. Bisa dipastikan kalau mereka akan menjadi headline di semua media berita. Para wartawan seperti haus akan berita tentang keluarga Mahesa. Terus mengambil gambar sampai ciuman itu berakhir. Ciuman yang cukup lama dan membuat hati Keona sakit. "Betapa beruntungnya bu Winda bisa mendapatkan suami seperti pak Kairos. Sudahlah tampan maksimal kaya raya lagi," celetuk Hani menatap kagum pada mereka. "Sial bagi pak Kairos karena punya calon istri jahat seperti Bu Winda," sambut Lili. Dia jelas ingat perbuatan Winda pada Keona selama ini. "Gak boleh gitu. Semua juga tahu, kalau pak Kairos lah yang datang melamar Bu Winda,"
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Chapter 35- Terbakar Cemburu

Keona menghempaskan tubuhnya di sisi ranjang. Duduk dengan dada naik turun. Pandangannya tertuju pada pintu yang masih terbuka. Winda sudah keluar dari kamarnya. Pertengkaran mereka sudah berakhir, tapi masih menyisakan kengerian di wajah Keona. Winda sempat memberikan satu ancaman agar Keona tidak macam-macam, tapi Keona yang sudah lelah diancam, melakukan perlawanan. Dia hanya ingin miliknya kembali. Satu-satunya benda peninggalan ibunya. "Kalau kau berani macam-macam, ayahmu akan menderita. Kau tahu betul bagaimana ibuku akan memperlakukannya!" Hanya Bram pegangan Winda sebagai kartu Asnya. Keona diam sebentar, lalu menjawab, "Lakukan apapun yang ingin kalian lakukan. Kembalikan kalung itu, atau aku akan buka mulut!" Winda tidak punya pilihan lain. Dengan tubuh gemetar dia keluar dari kamar Keona. Winda masih belum kembali. Pupil mata Keona bahkan sudah lelah mengamati pintu kamarnya. Harapannya usai. Winda tidak akan mengembalikan kalungnya. Tak lama, terdengar sua
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Chapter 36 -Berpisah

Keona menurunkan pandangannya. Lelah menatap langit biru sore ini. Trik ini ternyata ampuh juga. Air matanya tidak lagi jatuh. Pertengkarannya dengan Kaisar menyisakan kesedihan mendalam. Dia sudah coba untuk tidak menangis, tapi kenyataannya tidak bisa. Sakit sekali. Terngiang kembali pembicaraan mereka di ruangan Kairos tadi. "Ada apa denganmu? Harusnya aku yang marah karena kau bersama pria brengsek itu!" Kairos menatap tajam Keona, keningnya berkerut, tidak habis pikir. Mengapa sekarang keadaan jadi berbalik? "Namanya Dylan, dan dia bukan pria brengsek!" Intonasi Keona meninggi. Lupa kalau saat ini dia sedang bicara dengan bosnya sendiri. Gigi Kairos menggeretak, menahan amarah. Dia benci kalau Keona membela Dylan. Tidak ada pria lain yang boleh dibela bibir gadis itu. "Keona ..." Kairos bicara lembut. Dia sendiri bingung kalau dirinya ternyata bisa bersikap lembut pada orang lain. Amarahnya meledak-ledak, tapi untuk marah pada Keona, sungguh dia tidak bisa. Kairos
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Chapter 37 -Kekasih Palsu

Perhelatan akbar kembali digelar keluarga Mahesa. Kali ini menyelenggarakan acara ulang tahun perusahaan. Semua karyawan wajib hadir! Itulah bunyi pengumuman yang dikirimkan pada semua orang lewat email masing-masing. Undangan sekaligus ancaman. Bukan tanpa sebab, ada hal istimewa yang akan diumumkan pada acara itu. Rumors sudah beredar di kalangan karyawan, baik setingkat OB sampai para direksi dan manager. "Aku pusing, kali ini harus pakai gaun mana lagi?" sungut Keona merenungi nasib diri di depan komputernya. Cicitan itu justru terdengar oleh Lili dan segera mendekatkan diri guna menanggapi. "Pulang kerja kita cari sama-sama. Aku tahu tempat bagus dengan harga terjangkau," tukas Lili menjadi solusi dari permasalahan Keona saat ini. Keona jadi termenung. Dia ingat saat pesta ulang tahun Candra dua bulan lalu. Ya, sudah dua bulan, dan selama itu juga Keona hampir tidak pernah tegur sapa dengan Kairos. Ada beberapa kali dia berpapasan dengan pria itu, tapi Kairos bersikap sep
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Chapter 38 -Cucu Lainnya

"Apa kau akan terus menggandeng tanganku?" Keona segera melepas tangannya. Dia sudah berhasil masuk dengan memanfaatkan pria itu. Meski diawal pria tampan itu terkejut karena Keona memperkenalkan diri sebagai kekasihnya, nyatanya pria itu tetap saja membawanya masuk melewati penjaga, tanpa ingin membuka identitas palsunya. "Oh, terima kasih, Tuan. Maaf sudah merepotkan Anda. Saya permisi dulu," ucapnya tersenyum sembari membungkus sedikit mengucapkan rasa terima kasihnya. "Tunggu! Apa kamu pikir semua ini gratis?" hardik pria itu dengan sikap dingin dan wajah datar. Keona dia, tapi kerut keningnya jelas menunjukkan kalau saat ini dia sedang berpikir. "Apa yang anda inginkan? Membayar jasa anda tadi? Maaf, saya tidak punya uang. Kalau begitu, lebih baik saya keluar saja," tukasnya memutar badan. "Gadis bodoh. Apa kau pikir aku menginginkan uangmu?" Kedua bahu Keona terangkat sebagai jawaban. "Jadi, apa aku sudah boleh pergi?" Dengan gaya cuek, pria itu mengikuti gaya K
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Chapter 39 - Mengapa Kalung itu Ada Padamu?

Langkah Daren berderap cepat, kaki panjangnya dengan mudah mempersingkat waktu hingga mereka sudah tiba di depan hotel. "Lepaskan dia!" Kairos ternyata ikut menyusul. Dia tidak akan membiarkan Daren membawa Keona. Ada momen dimana Kairos terkejut saat mengetahui Keona dan sepupunya itu saling kenal, bahkan sudah menjalin kasih. Nanti, dia akan minta penjelasan pada Keona, tapi yang terpenting sekarang adalah menghentikan niat Daren membawa Keona dari tempat itu. "Wow, lihat siapa yang datang? Cucu kesayangan kakek? Si anak aneh, introvert?" ejek Daren dengan santai. Tubuh mereka menjulang tinggi dengan Keona berada di tengah-tengah mereka. "Tutup mulutmu!" umpat Kairos kehilangan kendali, segera melepaskan satu pukulan keras ke wajar Daren dan berhasil memecah sudut bibirnya hingga mengeluarkan tetes darah segar. "Brengsek!" balas Daren ingin membalas. Sigap Kairos menarik Keona agar berlindung di belakangnya, jangan sampai pukulan Daren ikut melukai gadis itu. Suasana se
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Chapter 40 -Menuntut Penjelasan

Pertanyaan Kairos sontak membuat tangan Keona segera menutupi lehernya. Dia lupa mengancing bagian atas kerah kemejanya hingga Kairos melihat kalung ibunya. "Jawab aku!" salak Kairos menuntut jawaban. Dia tidak salah lihat, itu kalung yang dia temukan di kamar hotel dan di klaim Winda sebagai miliknya. Kalung itu jadi satu-satunya alasan Kairos bertunangan dengan Winda. Kini melihat benda itu melingkar di leher Keona, membuat keraguan Kairos akan pengakuan Winda semakin besar. "Berhenti membentaknya. Kau tidak lihat wajahnya jadi pucat?" potong Daren yang melihat riak wajah Keona seperti ketakutan. "Tutup mulutmu! Ini urusanku dengan dia!" Kairos membentak Daren. Kata sabar sudah sangat jauh meninggalkannya sejak hubungan dengan Keona berantakan setelah malam utang tahun Candra. "Ini menjadi urusanku sekarang, karena aku menyukainya." "Apa?" bentak Kairos melotot pada Daren lalu setelah beberapa detik mengalihkan pandangan pada Keona, menuntut penjelasan pada pernyataan p
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status