All Chapters of Pria yang Menciumku Malam Itu Ternyata Bosku: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Chapter 41- Selamat Tinggal

"Kau mau kemana?" Candra menghalangi langkah Kairos. Pria itu terbangun mendengar keributan dan bergegas keluar dari kamarnya. Awalnya dia pikir Kairos bertengkar lagi dengan Daren tapi ternyata hanya ada Kairo yang ada di sana dan bersiap pergi. "Aku akan kembali ke Amerika!" "Ke Amerika? Kenapa? Apa karena kakek memberikan kesempatan pada Daren untuk berkompetisi bersama mu?" tebak Candra. Hanya itu alasan yang masuk akal. "Kek, sebelum kakek memintaku kembali ke sini, kakek tahu sendiri kalau aku dan sahabatku punya usaha di sana. Saat ini, perusahaan ku membutuhkan bantuan jadi, aku harus berangkat ke sana," terang Kairos berbohong. Dia terlalu malu memberi alasan patah hati yang menjadi penyebab kepergiannya. "Tapi mengapa tiba-tiba? Kakek masih membutuhkan mu. Greenland berkembang setelah kamu pimpin." Candra masih berusaha menghentikan niat Kairos. "Maaf, Kek. Aku harus tetap pergi." Kamu nggak bisa pergi. Kek, tolong hentikan niat Kairos, Kek. Jangan biarkan dia p
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Chapter 42- Gadis yang disukai Kairos

Kalau Keona merasa dia akan hidup tenang setelah kepergian Kairos, maka dia salah besar. Justru hidupnya kini semakin menyedihkan. Hampa dan kosong. Benar kata orang, setelah kehilangan, barulah menyadari betapa berati orang itu. Tidak ada lagi gairah hidup Keona. Perlakuan kejam Ratna dan Winda juga tidak mampu menyakitinya lebih dalam lagi. Keona sempat terkejut saat mendengar Winda berteriak histeris mengatakan kalau Kairos sudah membatalkan pertunangan mereka. Pun dengan Ratna dan Bram. Ratna tidak terima pemutusan sepihak ini dan meminta Winda agar pergi protes pada keluarga Mahesa. Namun, setelah Winda menceritakan alasan Kairos, tubuh Ratna bergetar hebat dan pada akhirnya jatuh terduduk di kursi. Malam itu, Keona dimaki bahkan ditampar oleh Ratna tepat di depan Bram, tapi pria itu tidak mengatakan apapun demi membela anaknya "Brengsek! Ternyata ini semua ulahmu. Kau busuk, sengaja menghancurkan kebahagiaan kakakmu." Ratna melampiaskan rasa kesalnya pada Keona. Hancur
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Chapter 43 -Melamar Keona

"Kenapa baru sampai? Tadi dicari pak Deni, tapi hanya sekali. Setelahnya dia nggak mencarimu lagi, sih," terang Lili penasaran. Keona bisanya tidak pernah terlambat begitu lama seperti ini. Keona meletakkan tas di atas meja kerja lalu menarik kursinya dan menikmati keempukan kursi itu. "Aku sudah izin, ada keperluan sedikit tadi," jawab Keona singkat. Lili mengangguk lalu menggeser kursinya kembali ke depan komputernya. Tubuhnya masih sakit. Dan kini, dalam benaknya masih terngiang-ngiang pembicaraannya dengan Candra di kantin tadi. "Jawab Keona, apa kamu bersaudara dengan Winda?" Rasanya tidak ada jalan lain selain mengaku. Perlahan dan sedikit takut, Keona mengangguk. Candra terlihat mengatur napas. Diam sesaat baru melanjutkan ucapnya. "Mengapa selama ini kamu tidak pernah bilang? Lantas, dimana kamu saat acara pertunangan itu?" cecar Candra penasaran. "Maaf, Kek. Waktu itu aku lagi di rumah teman." Keona memilih untuk tidak membuka semua kebenarannya. Bagaimanapu
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Chapter 44 -Terancam Gulung Tikar

"Pak Daren," sentak Keona tidak menyangka kalau hal penting yang ingin disampaikan Daren pada ayahnya justru melamar dirinya. Terkejut dan kehilangan kata-kata. "Kamu serius?" tanya Bram menatap tajam pada Daren. Harusnya masalah seperti ini tidak bisa diucapkan sembarangan dan tiba-tiba. Tadi Keona hanya izin keluar bersama Daren, mengapa sekarang justru melamar putrinya? "Saya serius, Pak." "Pak Daren, saya mohon jangan bercanda." Ratna merasa kalau ini waktu yang tepat untuk membalas dendam. Jika Winda tidak bisa memiliki suami yang kaya raya maka Keona pun tidak boleh. Terlebih, Daren dan Kairos itu saudara sepupu. "Pembicara ini tidak bisa dilanjutkan sekarang. Kalian pergi saja kalau mau jalan. Nanti kalau mau bahas hal penting seperti ini, paling tidak berkabar beberapa hari sebelumnya," tandas Ratna memberi sinyal pada Bram agar mendukung ucapannya. "Apa yang dikatakan istri saya benar. Kami harus rapat keluarga terlebih dulu." Daren paham kalau lamaran ini terla
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Chapter 45 -Rencana Licik

"Kegilaan apa yang telah kau lakukan?" bentak Candra dengan kepala mendidih. Pegangan tongkatnya diremas sedemikian kuat sebagai lampiaskan amarahnya. Daren diadili di depan keluarga sebelum besok dibawa pada rapat dewan direksi. Perusahaan yang selama ini dibangun Candra goyang hanya karena satu tindakan Daren yang gegabah. Dia menyesali perbuatannya. Tapi apa hendak mau dikata lagi, nasi sudah jadi bubur. Orang yang menawarkan kerja sama juga sudah kabur dan perusahaan yang diperkenalkan pun ternyata fiktif belaka. Hanya karena modal percaya pada sahabat, Daren terjerumus dalam masalah besar. "Ayah, jangan marah lagi, ingat kesehatan ayah," celetuk Atika, ibunda Daren. Wanita itu selalu menjadi garda terdepan untuk Daren. Sangat ambisius, dan menginginkan anaknya yang menjadi pewaris tunggal. Bukan tanpa usaha Atika coba menyingkirkan Kairos yang menurutnya tidak jelas asal usulnya. Menganggap jauh lebih pantas anaknya yang menjadi pemimpin. Hanya saja usaha Atika mulai d
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Chapter 46 -Berpihak pada yang Salah

Keona menentang keras rencana Candra. Dia tidak ingin berbohong dan terlibat dalam urusan keluarga Mahesa, bukan tidak peduli, tapi bukan kapasitasnya. Belum lagi harus berbohong pada Kairos soal kesehatan Candra. Kalau sampai Kairos tahu dia bisa marah besar pada Keona dan semakin membencinya. "Lagi pula, aku juga tidak tahu nomor teleponnya, Kek," tukas Keona jadi tidak enak hati. "Jadi bagaimana ini?" tanya Candra terduduk lemas. Dia pikir Keona bisa menjembatani mereka. Pria tua itu sudah coba menghubungi Gen, tapi nomor pria itu tidak lagi aktif. Tampaknya Candra menemui jalan buntu. Candra pun pamit pulang dengan kegagalan. Keona mengantar hingga pintu mobil pemilik perusahaan itu, terus melihat hingga mobil mewah tidak lagi terlihat. Wajah Candra terlihat sangat sedih, tubuhnya juga terlihat semakin kurus. Beban Candra saat ini sangat berat. Untuk datang ke perusahaan sendiri pun dia harus curi-curi waktu, melihat situasi jangan sampai ada wartawan melihatnya. Berita
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Chapter 47 -Antara Mimpi Dan Kenyataan

"Kamu Keona?" Lamunan Keona buyar oleh teguran seorang wanita yang berada di dalam mobil. Wajahnya tampak tidak asing, tapi Keona lupa pernah bertemu dimana. "I-iya, Bu. Maaf, ibu siapa?" Keona balik bertanya. Dia merasa tidak mengenal wanita itu. Dari mobil yang cara bicaranya, serta perhiasan yang dia gunakan Keona menebak bahwa wanita itu pastilah orang berada. "Boleh kita bicara sebentar?" tanya wanita itu masih dengan nada angkuh dan dingin serta dagu diangkat. Perasaan Keona tidak pernah bersinggungan dengan siapapun. Dia hampir tidak punya musuh, lantas siapa wanita ini? Mengapa sorot matanya justru menunjukkan sikap permusuhan? "Maaf, sa-saya tidak bisa, Bu. Lagi menunggu teman," ujar Keona menolak. Dia tidak bohong. Keona duduk di kursi taman tepat di depan perusahaan karena memang sedang menunggu kedatangan Daren. Pria itu memaksa Keona menunggu dirinya dan berjanji akan mengantar gadis itu pulang. Akibat masalah yang ditimbulkan Daren, sudah beberapa hari pria itu
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Chapter 48 -Kembali

Hanya beberapa kali suara itu terdengar memanggil namanya, setelahnya, kembali senyap dan Keona bisa tidur dengan tenang. Hanya saja gadis itu tidak tahu, saat lelapnya, seorang pria terduduk mengamatinya. Menatap dengan sorot sulit dijelaskan namun yang pasti ada rindu di sana. Kairos kembali. Keona bukan mimpi saat namanya di panggil. Alam bawah sadarnya yang didera rasa ngantuk, membuatnya merasa semua kejadian itu hanya ada dalam mimpi. Berulang kali Kairos memanggil, tapi gadis itu masih tidak bangun, hingga Kairos memutuskan duduk dan hanya menatap wajah Keona. Kairos tiba malam ini, setelah mendengar dari informan ya kondisi Candra. Tidak ada yang bisa membawanya kembali, kecuali dua orang yang dianggap sangat berarti dalam hidupnya. Pria itu berencana membersihkan diri terlebih dahulu ke apartemen baru akan singgah ke rumah sakit. Lagi pula, info yang dia dapat, Candra belum sadar dan tidak boleh dijenguk. Keputusan untuk pulang ke apartemen lebih dulu ternyata mem
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Chapter 49 -Tuduhan Serius

Meski omongan Kairos nyelekit dan buat telinga panas mendengar, tapi Keona tidak sakit hati. Terlalu gembira melihat Kairos muncul. Jantung Keona masih berdebar kencang meski hanya punggung pria itu saja yang masih tampak dan semakin lama semakin menjauh. "Keona," panggil Daren menyadarkan gadis itu. Kembali Keona menoleh pada Daren. Pria itu masih meringis kesakitan. Daren menyadari kalau Keona masih menyimpan rasa pada sepupunya itu. Lamanya waktu berpisah tidak bisa mengubur semua tentang rasa. Tapi Daren sudah terlanjur main hati pada Keona. Dia tidak bisa melepas gadis itu. "Bapak tunggu sebentar, aku cari Betadine dan kapas dulu," jawab Keona berdiri. *** Mungkin berkat kedatangan Kairos, Candra siuman. Pria tua yang berbaring lemah itu mengenali Kairos dan tersenyum kecut. Kabar baik itu disambut gembira oleh semua anggota keluarga dan juga para karyawan. Keona akhirnya bisa masuk melihat Candra langsung karena Daren membawanya, mengabaikan perintah sang ibu.
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Chapter 50 -Fitnah

Segala sumpah sudah diucap oleh Keona, mencoba memohon pada Bram agar mempercayainya, tapi seujung rambut pun kepercayaan Bram tidak ada pada putrinya itu lagi. "Bisa aja kau ambil pas ayah sudah berangkat ke kantor. Belakangan ini kamu memang sering pergi siang, kan?" Winda menambahi argumen yang memojokkan dirinya. Kalau tangan Keona sampai, dia pasti sudah menjambak rambut Winda. "Aku bersumpah ayah, aku nggak ada mengambil uang ayah." Entah sudah keberapa kali Keona berkata jujur, tapi Bram masih bergeming. Dia bingung, kelakuan dan sifat Keona sejak kecil sudah sangat dipahaminya, anaknya tidak pernah berbuat nakal atau melakukan hal yang mengecewakan orang lain. Namun, semua bukti mengarah padanya. Winda bersaksi pernah mendapati Keona masuk ke kamar Bram kala pria itu sudah berangkat kerja. Saat dikonfrontasi pada Keona, gadis itu mengangguk membenarkan ucapan Winda. "Tapi saat itu aku masuk hanya untuk meletakkan obat ayah yang baru aku ambil di apotik," jawab Keona
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status