Bukan Cinderella

Bukan Cinderella

Oleh:  Kanietha  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 Peringkat
15Bab
812Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

#spinoffcinderellahotstory Akibat pergaulan bebas dan ambisi tanpa batas, Jelita mendapati dirinya hamil di luar nikah dengan suami orang. Kehidupannya pun berubah 180 derajat, saat pria yang seharusnya bertanggung jawab menolak mengakui anak itu dan melimpahkan semua kesalahan pada Jelita. Meskipun tertatih, Jelita akhirnya memilih untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan menjalankan perannya untuk membesarkan anaknya seorang sendiri. Namun, pandangan negatif yang masih saja Jelita terima, membuatnya mengambil sebuah keputusan demi masa depan putranya.

Lihat lebih banyak
Bukan Cinderella Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Noerfitri
Selalu seru cerita dr author ini bikin ketagihan,,
2024-10-06 10:44:08
0
user avatar
Mulya Purnama
top banget
2024-10-06 09:08:17
1
user avatar
Aan Kuselalu
bagus ceritanya,menarik
2024-10-06 02:19:21
1
user avatar
Siti Juli
semangat up nya mba beb....pokonya mulai pantengin terus nih GN hahaha
2024-10-05 22:59:52
1
user avatar
yayuk kurdiana
tidak perlu diragukan ceritanya .........
2024-10-05 21:24:05
1
user avatar
Cilon Kecil
yuhuuuuu ada cerita baru lagi karya Mbak Beib... nambah lahi nih kerjaan kita selain nunngu update Anggun nunggu update Jelita juga .........
2024-10-04 22:02:06
2
user avatar
Fransiska
mak beibbbbb maunya cerita anak-anak rindu sama dewa dong
2024-10-04 21:46:37
1
user avatar
Tia Dea
Alhamdulillah dapet notif langsung cusss masukin rak buku yg ditunggu tunggu akhirnya muncul juga
2024-10-04 20:40:24
1
user avatar
Indah Wirdianingsih
selalu suka karya mbk beb.........
2024-10-04 20:11:10
1
15 Bab

BC ~ 1

“Litaaa! Anakmu nangis!”Lita menarik napas panjang. Tidak jadi menyuap sarapan. Sesaat, ia memejamkan mata, kemudian membuang napas perlahan. Sejak skandal itu, sikap sang bapak kepadanya berubah drastis. Radit tidak lagi memberi perhatian dan kasih sayang seperti dulu. Lita tahu, ia telah membuat malu keluarga dengan hamil di luar nikah. Namun, perubahan sikap Raditlah yang membuat Lita semakin serba salah dalam bersikap.“Tahu begini, ngapain Bapak sekolahin kamu tinggi-tinggi, kalau jatohnya cuma hamil di luar nikah!” Radit masih saja melanjutkan ocehannya. “Rindu yang cuma lulusan SMA bisa nikah sama orang kaya! Suaminya anggota dewan, mertuanya punya perusahaan! Kamu apa?”Lita kembali menarik napas panjang sembari meninggalkan meja makan dengan langkah tergesa. Ia bergegas ke kamar, membuka pintu dengan hati yang gelisah dan mendapati Tirta, bayi laki-laki hasil hubungan terlarangnya terbangun.Lita segera masuk kamar dan menutup pintu. Duduk di tepi ranjang, lalu membawa bayi
Baca selengkapnya

BC ~ 2

Tutup mata, tutup telinga.Kalimat itulah yang Lita tanamkan ketika nanti bekerja di A-Lee Kontruksi, perusahaan milik mertua saudara tirinya, Rindu. Lita harus fokus pada masa depan dan meninggalkan semua masa lalu kelamnya di belakang. Terus berjalan maju dan menjadikan semua hal yang dialami di hidupnya menjadi pelajaran berharga.Lita yang dulu, bukanlah Lita yang sekarang.Semua sudah berubah. Ada buah hati yang harus dibesarkan dan dididik dengan penuh tanggung jawab, agar tidak mengulangi kesalahan seperti orang tuanya.Tiba-tiba, suara dering ponsel memecah lamunannya. Saat masih berdiri di pelataran perusahaan, Lita melihat layar ponselnya menampilkan nomor tidak dikenal. Tadinya, Lita enggan menerima panggilan dari nomor yang tidak disimpannya. Namun, saat melihat 10 digit nomor cantik yang tertera di layar, maka Lita memutuskan untuk menerimanya. Ia berasumsi, tidak ada orang yang memakai nomor cantik seperti itu untuk menipu atau sekadar iseng.“Halo?” sapanya dengan sedik
Baca selengkapnya

BC ~ 3

“Kosongkan semua jadwalku di luar kantor jumat ini,” titah Reno pada asisten pribadi yang berjalan di sampingnya. Mereka memasuki lobi perusahaan, sembari membicarakan semua agenda kantor hari itu. “Aku mau istirahat, di kantor aja.”“Siap, Ndan.” Pria yang bernama Willy itu mengangguk santai, sambil menulis titah Reno pada tablet di genggaman.“Aku juga minta—”Brukk!Langkah Reno terhenti ketika seorang wanita tiba-tiba menabraknya.Lita terbelalak dan menahan napas, saat melihat pria yang baru meneleponnya ada di hadapan. Yang lebih parah, Lita baru saja menabrak karena keteledorannya. “Pa-Pak Reno! Maaf!”“Kaaamu.” Reno mendelik saat mendengar Lita menyerukan namanya cukup keras. Namun, ia mencoba menenangkan diri dengan cepat. “Kamu karyawan baru?” tanyanya dengan nada lebih terkendali untuk menjaga wibawanya sebagai seorang direktur. Untung saja Lita memakai pakaian putih hitam layaknya karyawan magang, sehingga Reno bisa berakting maklum dan melemparkan pertanyaan seperti barus
Baca selengkapnya

BC ~ 4

Setelah keluar kamar mandi, Lita buru-buru menjemur handuknya lalu pergi ke kamar. Melewati Radit di meja makan dan enggan menegur pria itu karena tidak akan ada gunanya. Radit hanya bisa berkLita saja sampai heran, ke mana perginya Radit yang dulu?Ke mana gerangan sosok bapak yang selalu mengasihinya dan memberi apa pun yang Lita minta. Ya, meskipun terkadang Lita harus sabar menunggu, tetapi Radit pasti akan mengabulkan permintaannya.“Ibu makan dulu,” ujar Lita ketika memasuki kamar. “Istirahat. Biar Tirta sama aku.”“Kamulah yang makan dulu,” balas Tiara masih menepuk-nepuk bókong Tirta yang tidur dalam gendongan jariknya. “Mumpung Tirta tidur.”“Masih ada bapak.” Lita menutup pintu dan memelankan suaranya. “Nanti aja, Bu. Lagian aku sudah makan gorengan di kantor sebelum pulang.”“Kalau lagi ngasih ASI, jangan makan sembarangan.” Tiara membuka gendongannya dengan perlahan, lalu menurunkan Tirta di tempat tidur. “Makan makanan yang bergizi.”Lita mengangguk. Belajar tidak memban
Baca selengkapnya

BC ~ 5

“Tante itu heran, apa yang dilihat mamamu dari Lita?” Maria langsung membeo ketika ia dan Reno keluar dari kamar inap rumah sakit. Ia akan pergi ke hotel dekat rumah sakit dan menginap di sana. Sementara Reno, hanya akan mengantarkannya sampai bawah dan kembali menemani Fathiya. “Cantik juga nggak, akhlak mines, hamil di luar nikah sama suami orang, terus ... dilihat dari sudut mana aja, Lita itu nggak ada enak-enaknya. Janji sama Tante, jangan pernah dekat-dekat sama saudara tirinya Rindu. Kamu juga tahu, kan, bapaknya itu seperti apa?”“Iya, Tan.” Reno tidak bisa membantah, karena ia setuju dengan semua ucapan Maria. “Aku juga nggak pernah tertarik sama Lita.”“Bagus!” Ketika keduanya memasuki lift, Maria mengeluarkan ponselnya dari tas dan melihat daftar nama teman-temannya yang ada di kontaknya. Siapa tahu saja, dengan begini ia mengingat salah satu temannya yang memiliki anak perempuan yang belum menikah. “Nanti, kalau Tante balik ke Jakarta, Tante kenalin sama anak teman-teman T
Baca selengkapnya

BC ~ 6

Akhirnya, Reno berhasil membujuk Fathiya kembali ke Jakarta setelah dua minggu berada di Malaysia. Tentunya dengan bantuan Maria, yang mengatakan akan menjodohkan Reno dengan anak perempuan temannya. Mereka sudah mengatur jadwal dan akan melakukan sebuah kencan setelah Fathiya kembali ke Jakarta.Jadi, di sinilah Fathiya sekarang. Berada di rumah putranya dengan seorang suster yang akan membantu dengan segala sesuatunya.“Bawa mama ke rumah Rindu pagi esok,” pinta Fathiya setelah selesai makan malam. “Mama nak jumpa Dewi.”Reno mengangguk. Mereka tengah bersantai di ruang keluarga dan sedang membicarakan beberapa hal. “Biar aku telpon Dewa bentar lagi.”“Untuk ape?”“Cuma mau ngecek, besok Rindu ada di rumahnya sendiri atau di rumah tante Maria.”“Kesian Rindu,” ucap Fathiya geleng-geleng. “Semoga dia dapat bersabar dengan mertua macam tante kau, tu.”Reno terkekeh karena sudah paham dengan sifat Maria yang sangat cerewet itu. Rindu saja tidak bisa berkata tidak dan mengelak, ketika M
Baca selengkapnya

BC ~ 7

“Huuu ...” Ledekan tersebut kompak terlontar dari mulut Dewa dan Riko. Kemudian, disusul dengan tawa karena Reno telah kalah telak di depan Lita. Wanita itu baru saja pergi dan tenggelam di balik pintu rumah Dewa dengan hentakan kaki yang kasar.“Pak Reno nggak cocok jadi pemeran antagonis,” celetuk Riko melepas pengait besi yang menyangga kap mobil, lalu menutup mesinya. “Jadi, kalem aja, Pak. Nggak usah digalak-galakin.”“Dia lagi stres, Rik,” sambar Dewa lalu duduk pada sudut mobilnya. Ia masih saja terkekeh, karena mengingat Reno yang terdiam di hadapan Lita. “Sudah diburu-buru nikah sama mamanya. Kita tunggu aja undangannya sebentar lagi.”“Undangan kepala lo, Wa.” Reno ikut menjatuhkan bokongnya di samping Dewa. “Minggu depan, mamamu sudah buat jadwal makan malam sama anak temannya.”“Berarti pak Dewa betul,” ujar Riko sedikit bergeser lalu duduk pada pembatas carport. “Kita tinggal tunggu undangan bentar lagi.”Reno mendengkus kasar saat melihat Riko. “Lo pikir, nikah segampang
Baca selengkapnya

BC ~ 8

Apes bagi Reno karena masuk rumah dalam situasi yang sangat tidak tepat. Bahkan, bisa dibilang sangat tidak menguntungkan karena sang mama langsung menodongnya untuk mengantarkan Tiara. Mamanya cerdik, karena menggunakan nama Tiara sehingga Reno tidak bisa menolak. Terlebih lagi, wanita tua itu adalah ibu kandung Rindu sekaligus mertua Dewa.Jadi, Fathiya sudah menjebak putranya sendiri dan tepat sasaran.Kendati Tiara dan Lita sudah menolak sedemikian rupa, tetapi titah Fathiya tidak bisa terelakkan juga. Reno akhirnya mengantarkan kedua wanita itu dan menyimpan kekesalannya dalam-dalam.“Maaf, ya, Pak Reno,” ucap Tiara sungguh tidak enak hati. Terlebih, status Reno saat ini adalah atasan Lita di kantor. Karena itulah, Tiara tetap bersikap hormat dan merasa segan pada pria itu. “Padahal Lita sudah pesan taksi online.”Reno tersenyum saat menoleh sekilas pada Tiara yang duduk di sebelahnya. Sementara Lita, duduk di belakang sembari memangku Tirta yang tampaknya baru terbangun.“Nggak
Baca selengkapnya

BR ~ 9

Pagi itu, Tiara sampai tidak bisa berkata-kata ketika mendengar Lita bercerita perihal Reno. Sebagai seorang ibu, jelas hatinya terasa pilu ketika tahu Lita ternyata dipandang sebelah mata. Jika berada di posisi Reno, mungkin Tiara bisa memaklumi bila pria itu memiliki pikiran buruk pada Lita karena pernah hamil di luar nikah dan melahirkan tanpa seorang suami. Namun, Tiara merasa Reno tidak perlu sampai berkata demikian pada Lita.Entahlah.Tiara jadi serba salah karena pria itu adalah ipar Rindu. Kendati hanya ipar, tetapi jauh di lubuk hati Tiara yang terdalam, ia memiliki kekhawatiran jika semua ini akan menjadi konflik yang mengganggu rumah tangga Rindu.Di satu sisi, Tiara tidak bisa membiarkan Lita diperlakukan seperti demikian oleh Reno. Namun, di sisi lain ada keharmonisan rumah tangga Rindu yang harus Tiara jaga benar-benar.“Ta ... gimana kalau sambil jalan, kamu cari kerja di tempat lain?” Untuk sementara, hanya saran tersebut yang bisa Lita berikan pada Lita.“Cari kerja
Baca selengkapnya

BR ~ 10

Dirumahkan.Lita berdecih saat mengingat ucapan Reno mengenai pemecatannya. Tidak hanya pemecatan, tetapi tentang semua perkataan Reno yang tidak mengenakkan hati tentang dirinya.Lita tahu, sifat dan sikapnya dahulu kala selalu berada di luar kendali. Salah satu bukti dan akibatnya ialah, Lita hamil di luar nikah. Melahirkan seorang bayi tidak berdosa, tanpa seorang ayah.Akan tetapi, Lita sudah berubah. Benar-benar berubah dan ingin memperbaiki diri demi sosok tidak berdosa yang mungkin akan menanggung rasa sakit di masa depan. Semua ini Lita lakukan hanya untuk Tirta seorang.“Lembur lagi, Ta?” tanya Tiara yang berbaring di karpet bersama cucunya di depan televisi.“Iya, Bu.” Lita menghampiri Tiara sembari melirik sekilas pada Radit yang duduk bersila di kursi rotan di belakang karpet.Pria hanya melirik sekilas, tetapi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tatapan Radit masih penuh dengan amarah, serta kekesalan yang entah kapan akan mereda.“Mandi dulu, terus makan,” titah Tiara k
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status