Penyebab Suamiku Mandul

Penyebab Suamiku Mandul

last updateLast Updated : 2024-11-05
By:   Iyustine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
36Chapters
398views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Di masa lalunya, Biyan pernah menghamili seorang gadis yatim yang sangat miskin. Namun dengan tega Biyan mencampakkannya begitu saja. Apakah itu yang menjadi penyebab dia mandul? Padahal Biyan dan Melati, istrinya, sama-sama anak tunggal, yang tentu saja ingin mempunyai keturunan. Untuk itu Biyan bersedia melakukan apa pun untuk mengembalikan kesuburannya, termasuk memburu maaf pada gadis yang sudah dia nodai.

View More

Latest chapter

Free Preview

Vonis Mengerikan

“Apa? Sa-saya mandul, Dok?” Biyan terbelalak tidak percaya. “Ta-tapi itu tidak mungkin.”Melati segera meraih tangan Biyan. Berusaha menenangkan sang suami dengan mengusap-usap penuh sayang. Lelaki itu menoleh kepada Melati, lalu menggeleng kuat-kuat.“Enggak, enggak, aku enggak mungkin mandul, Mel. Pasti semua ini salah. Pasti ini bukan hasil pemeriksaanku. Pasti ini tertukar, ini tertukar… iya kan, Dok?”Mata Biyan bergerak-gerak cepat. Antara memindai kertas yang tengah dibacanya, lalu melihat ke arah Melati, kemudian kepada sang dokter yang duduk di hadapan mereka. Bibir Biyan kentara bergetar hebat.“Bisa jadi ini tertukar kan, Dok?” Biyan mengacungkan kertas hasil pemeriksaan, yang baru beberapa detik lalu dia terima dari sang dokter.Melati menahan tangis. Dia mengangguk-angguk seakan mengiyakan semua perkataan Biyan. Perempuan itu paham, lelaki mana pun tidak akan sanggup mendengar vonis seperti ini.“Mohon maaf Pak Biyan, itu adalah hasil yang sebenarnya—““TIDAK MUNGKIN!” Bi...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
36 Chapters
Vonis Mengerikan
“Apa? Sa-saya mandul, Dok?” Biyan terbelalak tidak percaya. “Ta-tapi itu tidak mungkin.”Melati segera meraih tangan Biyan. Berusaha menenangkan sang suami dengan mengusap-usap penuh sayang. Lelaki itu menoleh kepada Melati, lalu menggeleng kuat-kuat.“Enggak, enggak, aku enggak mungkin mandul, Mel. Pasti semua ini salah. Pasti ini bukan hasil pemeriksaanku. Pasti ini tertukar, ini tertukar… iya kan, Dok?”Mata Biyan bergerak-gerak cepat. Antara memindai kertas yang tengah dibacanya, lalu melihat ke arah Melati, kemudian kepada sang dokter yang duduk di hadapan mereka. Bibir Biyan kentara bergetar hebat.“Bisa jadi ini tertukar kan, Dok?” Biyan mengacungkan kertas hasil pemeriksaan, yang baru beberapa detik lalu dia terima dari sang dokter.Melati menahan tangis. Dia mengangguk-angguk seakan mengiyakan semua perkataan Biyan. Perempuan itu paham, lelaki mana pun tidak akan sanggup mendengar vonis seperti ini.“Mohon maaf Pak Biyan, itu adalah hasil yang sebenarnya—““TIDAK MUNGKIN!” Bi
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Mimpi Buruk
“Ibu, kenapa bisa keceplosan begini?” keluh Biyan lemas, di sela-sela tangisnya.“Ja-jadi ma-maksud Ibu dan Mas Biyan ….”“Maafkan aku menyembunyikan fakta ini dari kamu, Mel. Tapi itu sudah menjadi masa laluku.”Lelaki itu bergeser, untuk kemudian berganti bersimpuh di hadapan Melati. Dia memegang kedua kaki istrinya dengan tatapan penuh kekuatiran.“Jadi Mas Biyan sudah punya istri sebelum aku?” tanya Melati dengan nada naik. Dadanya panas, jantungnya meradang. Ternyata suami dan ibu mertua yang sangat baik ini sudah menipunya?Melati ingin menangis, tetapi ditahannya sekuat tenaga.“Bukan, bukan begitu, Mel,” Dewi menyahut. Saat hendak meraih tubuh Melati, istri Biyan itu reflek menolak Dewi dengan tangannya, sehingga tubuh perempuan lima puluh empat tahun itu sedikit oleng.“Enggak, Mel, bukan begitu. Demi Tuhan, aku belum pernah menikah. Itu adalah kenakalan masa mudaku, kesalahan fatal yang sudah terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu.” Biyan berusaha menjelaskan dengan cepat.Me
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Inikah Karma
“Siapa Aneta?” selidik Melati.Biyan diam menundukkan kepala.“Jawab, Mas.”Biyan tergugu, isak terdengar satu per satu dengan nada pelan.“Jangan-jangan Aneta adalah gadis yang telah kamu hamili?” tanya Melati lagi. Tangan perempuan itu sudah terkepal kuat, serasa syarat-syaraf di kepalannya menggetarkan gelombang entah apa.“Jawab, Mas! Aneta adalah gadis yang telah kamu nodai kan?” Melati menaikkan volume suara.“I-iya ….” Biyan mengangkat kepala perlahan, memandang Melati dengan matanya yang penuh air. Saat dia hendak meraih tubuh Melati, istrinya itu reflek menghindar. Biyan pun menutup wajah disertai menarik napas dalam. Hatinya tiba-tiba merasa sakit.“Apa dengan begini, kamu mau menceraikan aku kan, Mel?”Melati memandang tajam suaminya. Perempuan itu bergeser, lalu duduk di tepian ranjang. Kini mereka telah berhadapan sejajar. Tatapan Melati masih lekat.“Tolong ceritakan tentang Aneta,” pintanya dengan suara dingin.Biyan terlihat menelan ludahnya beberapa kali. “Apa kamu be
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Pesona Biyan
“Mel ….”Melati mendongak. Menyusut air mata, kemudian mendekatkan diri kepada ibu mertuanya.“Syukurlah ibu sudah sadar,” ucap Melati lega.“Loh ini Ibu dimana?” Dewi mengerjap-ngerjapkan mata.“Kita di rumah sakit, Bu,” jawab Melati. Ingin tersenyum tetapi mulut hanya bisa membentuk seringai kecil. “Maafkan aku ya, Bu ….”Dewi menggeleng. “Kok kamu yang minta maaf? Padahal Ibu yang merepotkan kamu.”Melati akhirnya bisa tersenyum.“Biyan mana?” Dewi berusaha mengangkat kepalanya. Memindai ruangan untuk mencari keberadaan anak semata wayangnya.“Mas Biyan lagi ambil hasil tes yang kemarin,” lirih Melati. Kebetulan Dewi dibawa ke rumah sakit yang sama dengan tempat mereka melakukan cek kesuburan yang kedua.Dewi terlihat menghela napas. Perempuan lima puluh empat tahun itu reflek memegang dadanya sembari mengernyit.“Bu … apa sakit lagi?” cemas Melati. Dia bangkit, lalu membungkuk dan mendekat kepada Dewi.Wajah mereka yang berhadapan dalam jarak dekat, membuat Dewi dengan mudah menj
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Boleh Dimaafkan
“Mak ….”Melati sudah berada di pintu rumahnya. Penampilan perempuan itu kusut, hidung dan matanya memerah.“Loh, Mbak Melati, kok sendirian, mana—“Tangis Melati meledak keras, membuat Mak Tarwih urung untuk meneruskan pertanyaannya. Melati menubruk Mak Tarwih, memeluknya erat. Sambil tetap menangis, Melati pasrah dituntun Mak Tarwih untuk duduk di sofa ruang tamu.Begitu menyentuh sofa, Melati ambruk kembali di pelukan Mak Tarwih. Dia menangis puas-puas. Tangis yang sedari kemarin dia tahan, demi terlihat tegar, namun akhirnya bobol juga.Melati terus terisak, sedang Mak Tarwih hanya menyediakan lengan dan bahunya. Mereka berpelukan lama dalam diam. Sesuatu yang sudah lama tidak mereka lakukan.Sejak menikah, Melati memang lebih sering bersama suami dan mertuanya. Bahkan peran Mak Tarwih menjaga dan memijat di kala Melati sakit, sudah diambil alih oleh Dewi. Namun Mak Tarwih sama sekali tidak merasa iri, dia justru bahagia. Biyan dan Dewi kelihatannya benar-benar sayang kepada Melat
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Misterius
“Bu, kalau nanti perlu istirahat lagi, bilang ya?” kata Melati lembut. Mereka baru saja masuk ke dalam mobil, setelah istirahat yang ketiga.Dewi tersenyum. Tangannya meraih wajah sang menantu. Dia belai dengan kelembutan beberapa jenak.“Kamu jangan terlalu kuatir, Mel. Ibu sudah benar-benar sehat. Lagi pula Ibu kan juga cuma duduk.”“Ya, tetap aja yang namanya dalam perjalanan pasti capek, Bu. Beda dong duduk-duduk santai di rumah dan duduk di mobil. Apalagi ini perjalanan jauh,” timpal Melati.Istri dari Biyan itu sungguh-sungguh kuatir dengan kondisi mertuanya. Dia baru keluar dari rumah sakit, tetapi terus memaksa ikut serta dalam mencari Aneta. Padahal kampung yang dituju cukup jauh, hampir empat ratus kilometer dari kota tempat mereka menetap.“Alhamdulillah, gerbang kabupatennya udah keliatan.” Biyan menunjuk gapura besar yang terbuat dari semen kokoh. Di situ tertulis jelas: Selamat Datang Di Kabupaten Kami.“Alhamdulillah,” desis Dewi.“Kita sudah sampai?” Entah mengapa Mela
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Terlambat
“Bu-bukankah i-tu, itu ….”Dewi tergagap-gagap. Matanya seperti hampir keluar dari tempatnya. Secepat kilat tangannya dia pakai untuk membekap mulutnya sendiri.Melati mengernyit kebingungan. Apa suami dan mertuanya takut hantu? Meskipun sudah sore, tetapi langit masih lumayan terang. Yang mereka tunjuk di depan sana juga terlihat jelas bahwa itu adalah sosok nenek-nenek. Manusia biasa, bukan mahluk halus. Melati bisa melihat kaki si nenek menapak tanah, dan sama sekali tidak ada keanehan.“Itu orang, Mas, Bu … bukan—““I-itu Mbok Yul, iya kan, Bi?” Dewi menoleh pada anaknya.Biyan mengangguk, sembari menelan ludahnya.“Mbok Yul? Jadi, dia ibunya Aneta? Orang yang kita cari?” Melati ikut melotot hampir tidak percaya. Setelah sehari penuh mereka berkeliling mencari, justru orang itu muncul dengan sendirinya di tempat yang tidak mereka duga.“Mbok Yul! Tunggu!&rdq
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more
Di Belakang Kuburan
“Hu hu hu ….”Tawa yang menggema kini berganti dengan tangis pilu yang panjang. Begitu menyayat hati. Tidak lagi terdengar berasal dari atas pohon, melainkan dari arah gubuk reyot itu, di belakang  Mbok Yul.“Pergi kalian, pergi, cepat!” Mbok Yul mengayun-ayunkan balok kayunya.Beruntung mereka bertiga segera bangkit dari bersimpuh, dan mundur serempak. Biyan siaga dengan berada di depan badan istri dan ibunya. Sementara tangis yang terdengar itu berganti lagi menjadi tawa.Melati, Biyan dan Dewi saling berpandangan dengan mata menyelidik. Mulut ketiganya terpelongo. Janggan-jangan itu adalah ….“Mbok Yul, jangan bohong lagi. Itu Aneta kan?” tebak Biyan. “Bukan, Aneta sudah mati. Pergi dari sini!”“Aneta! Aneta!” tiba-tiba Biyan berseru. Seketika suara tawa itu hilang. “Pergi!” Mbok Yul belum menyerah untuk mengusir tamu yang
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more
Sang Bayi
“Anak Aneta sudah aku jual.”“APA?” Tiga mulut di situ serentak berteriak kaget.“Ma-maksudnya dijual itu apa?” tanya Biyan terbata-bata.Mbok Yul menatap tajam kepada satu-satunya lelaki yang ada di situ. Lelaki yang sudah membuat anaknya sengsara.“Dijual ya dijual. Bayi itu ditukar dengan uang, dan uangnya sudah habis untuk makan,” ketus Mbok Yul. “Kamu pikir kami orang kaya? Hidup berdua saja kami tidak bisa setiap hari makan, apalagi ada bayi. Kalau anak itu tumbuh besar, butuh sekolah, sudah pasti makan banyak uang. Belum lagi kalau diolok-olok enggak punya bapak, pikir pakai otakmu!”Semua terdiam. Mbok Yul yang tadi sudah agak melunak, kini menjadi galak kembali. Perempuan dengan penampilan renta nan kuyu itu memegang dadanya yang naik turun. Kepahitan hidup yang sudah lama dia tanggung sendiri, dia muntahkan nyaris tidak tersisa.Selama ini Mbok Yu
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
Mengharap Maaf
“Jangan, jangan! Enggak mau!”Aneta mengkerutkan badannya. Menyembunyikan wajah di kedua lututnya yang tertekuk. “Aku enggak mau, aku milik Mas Biyan, aku menunggu Mas Biyan. Jangan dekati aku,” oceh Aneta. Setelah itu dia menangis, sambil tetap menyembunyikan wajahnya.Biyan menatap Melati. Seakan ingin meminta instruksi selanjutnya dari sang istri.“Dekati pelan-pelan, Mas. Jangan sampai dia menyakiti dirinya sendiri,” bisik Melati.Biyan mengangguk.“Hati-hati, Bi,” kata Dewi dengan nada penuh kekuatiran saat melihat anaknya mulai melangkah menuju Aneta.“Aneta,” panggil Biyan lirih. Lelaki itu berjongkok di dekat Aneta, tangannya terulur menyentuh pundak perempuan dengan keadaan yang memilukan tersebut.Berlahan-lahan Aneta menganggat wajahnya. Sontak dia berteriak nyaring. Gegas dia bergeser menjauh dari Biyan, dan Aneta terpekik ketika kakinya meregang kare
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more
DMCA.com Protection Status