Istri hanya Status

Istri hanya Status

last updateLast Updated : 2022-11-28
By:  Farid-ha ChannelCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
133Chapters
44.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Silvia seorang gadis yatim piatu yang terpaksa menikahi Abian. Mereka terpaksa menikah sebab perjodohan. Silvia menerima pernikahan itu demi untuk balas budi pada Bu Anis, ibunya Abian. Silvia adalah seorang istri yang tidak dianggap oleh suaminya. Bagi Abian, Silvia hanyalah istri yang ada di status surat nikah saja. Tidak ada di hatinya. Mampukah Silvia bertahan pada pernikahan yang rumit?

View More

Chapter 1

Istri hanya Status

Istri hanya Status

Bab 1. Jangan Berharap

Pagi-pagi aku sudah dikagetkan dengan pecahan piring. 

Mas Abian membanting piring berisi nasi dan lauk pauk yang telah aku siapkan untuknya. 

"Kamu bisa masak nggak, sih? Kamu mau membunuhku, ya? Itu makanan apa? Rasanya tidak jelas begitu. Bikinkan aku makanan yang lainnya. Nggak sudi aku memakan masakan tidak jelas seperti itu!" 

"Ta — tapi, Mas. Sudah tidak ada bahan lagi di kulkas. Silvia masakin mi instan mau?" 

"Kamu pikir aku suka mi instan?" Matanya menatap nyalang ke arahku, sebelum meninggal meja makan.

Hatiku terasa sangat sakit.

Air mata ini sudah tak dapat lagi aku tahan. Aku menangis sembari memunguti pecahan piring. 

 Hari pertama memasuki rumah suami aku harus mengalami sakit yang tak berdarah seperti ini. Apakah aku kuat menjalani rumah tangga bersamanya? 

Aku mengira setelah menikah hidup ini akan bahagia. Nyatanya pernikahan ini tak seindah yang aku bayangkan.

Suara deru mobil meninggalkan rumah, artinya Mas Abian pergi.

Aku segera membersihkan dapur bekas masak tadi dengan deraian air mata. Pernikahan ini tentu tidak akan pernah terjadi kalau saja aku mampu mengembalikan hutang-hutang almarhum bapak dengan uangku sendiri. 

Aku terpaksa menerima lamaran ibunya Mas Abian karena untuk menebus hutang-hutang yang sudah menggunung.

Almarhum bapak meninggalkan hutang yang tak sedikit jumlahnya bagi kami. Saat itu bapak dengan terpaksa harus meminjam uang pada bosnya demi mengobati ibu yang sakit jantung. 

Namun, ibu tetap tidak terselamatkan meskipun sudah diupayakan kesembuhannya. Belum ada setahun ibu meninggalkan dunia fana ini, bapak ikut menyusulnya. Sungguh perjalanan hidup yang tak mudah bagiku. 

 Bu Anis, sang pemberi hutang akan mengangap lunas semuanya, apabila aku mau menikah dengan anak semata wayangnya. 

Aku yakin mas Abian tidak menginginkan pernikahan ini. Itu sebabnya dia sangat membenciku. 

 "Bangun! Bukan di sini tempat tidur kamu!" Suaranya sangat tinggi. Membuatku kaget. Seketika mata ini sembuh dari ngantuk.

Aku tidak tahu harus tidur di mana? Tadi melihat kamar ini yang aku yakin bukan milik Mas Abian, sehinga berani masuk ke sini dan membawa koper.  

Sejak kakiku melangkah di rumah ini aku belum dikasih tahu harus tidur di mana. Bahkan koperku pun masih ada di ruang tamu, karena mas Abian langsung menyuruhku masak.

"Bawa koper kamu ke luar dari kamar ini!" 

Lekas, aku beringsut dari ranjang dan menyeret koper. Tidak tahu lagi harus tidur di mana? 

"Aku tidur di kamar. Kamu di gudang kecil itu. Jangan pernah berharap kita akan tidur di ranjang yang sama. Ingat! kamu adalah seorang istri yang hanya di status saja."  

Tes! 

Bulir bening ini tanpa permisi langsung menerobos ke luar dari tempatnya. Saking sakitnya hati ini.

Sungguh kata-katanya sangat tajam. Bagai belati yang mampu menusuk relung hati. Segitu hina kah diriku di matanya?

"Tanda tangani ini."

Pria yang kemarin malam mengucapkan ijab qobul di depan pamanku itu menyodorkan kertas yang berisi perjanjian pernikahan. 

Aku menerima kertas itu setelah mengusap kasar air mataku.

"Baca baik-baik supaya kamu paham!" tegasnya.

Aku membaca dengan mata yang berembun. Isi dari perjanjian tersebut adalah.

1.Jangan melibatkan perasaan di hubungan ini.

2. Tidak boleh ikut campur urusan masing-masing.

3. Kita harus bersandiwara di depan orang lain. Terutama Ibu. Seolah kita bahagia dengan pernikahan ini.

"Ada yang mau ditanyakan?" tanyanya penuh penekan.

"Tidak, Mas. Aku paham dengan semua ini. Tidak usah khawatir."

"Bagus kalau begitu. Diingat-ingat isi perjanjiannya. Jangan sampai lupa. Sekarang tanda tangani!" 

Tanpa protes aku pun segera membubuhkan tanda tangan di atas kertas tersebut. Percuma menolak juga. Toh, dia tidak memberi pilihan. Namun, memaksaku untuk menerima pernjanjian yang dia buat sendiri.

"Bagus anak pinter," ucapnya setelah aku menyerahkan kertas yang telah kami tanda tangani berdua. 

"Satu lagi. Jangan pernah berharap aku akan menyentuhmu. Nafkah batin itu tidak akan pernah aku berikan untukmu. Aku hanya akan menyerahkan tubuhku pada orang yang aku cintai. Itu bukan kamu. Paham! Ingat kamu hanya istri di status saja. Tidak lebih!" 

Dia pun telah ke luar dari gudang dengan senyum mengembang. Mungkin dia bahagia telah menyiksaku begini.

"Ya Allah. Kuatkan hamba-Mu dalam menjalankan pernikahan ini. Berikan kekuatan serta kesabaran dalam menjalani ujian yang Engkau berikan. Hanya pada Engkaulah hamba meminta berikan jalan keluar terbaik dari masalah ini, ya, Allah."

Aku berdoa di dalam hati. 

Aku berusaha untuk tegar dan tak ingin menagis. Sayangnya tidak bisa. 

Pertahanan ku jebol kembali. Air mata terus berlinangan. Segitu rendahkah aku? Sehinga suamiku hanya menganggap aku hanya istri di status.

Pak, maafkan putri bungsu mu ini apabila tidak sekuat yang engkau harapkan. Aku lemah, Pak. 

Aku kembali tergugu saat meratapi nasib hidup ini.

"Nduk, hidup itu penuh perjuangan yang di dalamnya dibutuhkan pengorbanan. Urip itu keras. Kalau mau memenangkan sesuatu harus berjuang hingga titik darah penghabisan. Jangan cengeng ketika mendapatkan rintangan diawal. Bisa jadi di balik itu kamu akan menemukan kesuksesan."

 Nasihat bapak tiba-tiba kembali terngiang di telingaku. Seperti gulungan film yang berputar di kepalaku saat bapak mengucapkan petuahnya. 

Aku segera menyusut air mata dengan kasar. 

 Aku tidak boleh kalah dari pertarungan ini. Aku sudah terlanjur berperang maka harus berjuang hingga titik darah penghabisan. Masalah kalah menang itu urusan belakangan. Setidaknya aku tidak menyerah di awal. Tidak mundur sebelum berjuang. Syukur-syujur akulah pemenangnya. 

Air mata ini tidak boleh lagi jatuh di depan orang yang bergelar suamiku. Aku harus terlihat tegar ketika berurusan dengan Mas Abian.

Aku terima tantanganmu, Mas! Mari kita lihat, siapa yang akan menang dalam pertarungan ini!

Segera ku lipat lengan kaus panjang ini. Tanganku lekas membersihkan kamar kecil ini. Banyak barang-barang yang berserak di setiap sudutnya. 

Mataku menatap kasur kapuk yang tak terpakai, teronggok di salah satu sudut gudang ini.

Aku harus mengubah tempat ini menjadi kamar yang nyaman.

 Tak apa menggunakan kasur seadanya.

~~

"Mas, sarapannya sudah siap," ucapku saat bertemunya dengannya di dapur pagi ini.

"Kamu itu lemot ya jadi orang! Semalam saja sudah aku tolak masakan mu, kini kamu kembali menawari aku makan? Dasar tidak tahu malu!"  

Pagi-pagi aku sudah sarapan dengan kata-kata pedas yang Mas Abian berikan.

 Rasanya aku ingin mengurut dada. Namun, aku tidak akan melakukan itu di depannya. Aku terlihat tegar meski hati ingin menjerit dan menangis.

Pria di depanku sedang meneguk air minum hingga tandas. Matanya menatap nyalang ke arahku.

Tak lama kemudian bel pintu berbunyi. Mas Abian buru-buru keluar menemui tamunya. Aku yang penasaran mengikutinya dari belakang. 

"Tara." Seorang perempuan tersenyum lebar saat menatap mas Abian. Anggraini merentangkan kedua tangannya. Akan memeluk pria di depanku.

"Aku kangen banget, Sayang." Dia hendak memeluk mas Abian, tetapi urung karena ada aku di belakangnya. 

Mas Abian segera membalikkan badan menatap tajam ke arahku 

"Mengapa kamu berdiri di situ? Cepat buatkan kekasihku jus strawberry kesukaannya!" Gegas aku meninggalkan mereka. Aku berjalan ke arah dapur.

Ooh jadi itu kekasihnya mas Abian. Pantas saja memposisikan aku sebagai istri yang hanya di status. 

"Sayang, itu istrimu? Wanita seperti itu yang menjadi sainganku? Sungguh tidak sepadan denganku. Kamu apa tidak malu membawanya ke mana-mana?" Suara Anggraini terdengar sangat lantang dari dapur. Mungkin disengaja agar aku sakit hati.

"Jelas malulah, Sayang. Tidak mungkin aku membawanya bepergian. Dia itu pantasnya jadi asisten rumah tangga. Bukan nyonya Abian. Gelar itu kan hanya akan menjadi milikmu." Ucapan Mas Abian pun tak kalah kerasnya. Sepertinya mereka sengaja. 

 Dari tertawanya yang renyah sepertinya Anggraini sedang bahagia. Pasti karena ucapan Mas Abian. Jangan tanyakan perasaanku. Sungguh sakit. Harga diri ini terasa diinjak-injak. Namun, seperti nasihat bapak aku tidak boleh menyerah sebelum berperang.

"Kalau begitu cepat ceraikan dia!" Anggraini kembali bersuara.

"Tidak semudah itu menceraikan dia, Sayang. Wanita itu kan pilihan ibu."

"Aku akan membuat ibumu membencinya. Sehingga menyuruhmu bercerai." 

Anggraini ini manusia aneh masa membicarakan sesuatu yang sifatnya rahasia tetap suaranya lantang. Aku kan jadi tahu meski sedang berjalan ke arah ruang tamu. 

Tadi aku sempat membuat jus Strawberry sebelum menawari sarapan mas Abian. Kini aku tinggal menuangkan ke dalam gelas saja.

"Bagaimana caranya, Sayang?" Wanita itu membisikkan sesuatu di telinga suamiku. Mereka tidak menyadari kehadiranku. di

"Mbak, Mas, silakan diminum jusnya." 

Anggraini langsung menyeruput jus kesukaannya itu. Namun, segera menyemburkan ke arahku. Aku berhasil menghindarinya.

"Kamu mau meracuni aku, ya? Mengapa jus rasanya asin begini?" 

"Sengaja! Ini tak seberapa dibandingkan sakit hatiku padamu!" 

Aku sengaja mengucapkan itu dengan santainya. 

Raut Mas Abian terlihat tak suka sekaligus kaget. Bodo amat. Pasti pria itu tak menyangka aku akan melakukan perbuatan bar-bar macam ini. 

Aku harus membuat perhitungan dengan Anggraini. Aku akan membuatnya terluka. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Denovanti
Ini novel kedua yang aku baca karya othor Farid ha.....mari mulai bertualang......
2023-02-10 12:28:53
0
user avatar
Aleeaaz
Bagus.. Suka dgn karakter Silvia
2023-01-08 21:27:57
1
user avatar
Wahyu Pj
cerita bagus..aq suka dengan silvia
2022-11-12 10:58:03
0
user avatar
'Vindri Kusumawardani
baguusss ceritanya .........
2022-09-05 07:09:01
0
user avatar
Terimaniat Zebua
bagus........,..
2022-09-03 08:11:44
0
user avatar
Mahzuni
menarik sekali good
2022-09-02 16:59:15
0
default avatar
riahaeriah8
cerita nya bgus
2022-07-11 15:09:01
0
133 Chapters
Istri hanya Status
Istri hanya StatusBab 1. Jangan BerharapPagi-pagi aku sudah dikagetkan dengan pecahan piring. Mas Abian membanting piring berisi nasi dan lauk pauk yang telah aku siapkan untuknya. "Kamu bisa masak nggak, sih? Kamu mau membunuhku, ya? Itu makanan apa? Rasanya tidak jelas begitu. Bikinkan aku makanan yang lainnya. Nggak sudi aku memakan masakan tidak jelas seperti itu!" "Ta — tapi, Mas. Sudah tidak ada bahan lagi di kulkas. Silvia masakin mi instan mau?" "Kamu pikir aku suka mi instan?" Matanya menatap nyalang ke arahku, sebelum meninggal meja makan.Hatiku terasa sangat sakit.Air mata ini sudah tak dapat lagi aku tahan. Aku menangis sembari memunguti pecahan piring. Hari pertama memasuki rumah suami aku harus mengalami sakit yang tak berdarah seperti ini. Apakah aku kuat menjalani rumah tangga bersamanya? Aku mengira setelah menikah hidup ini akan bahagia. Nyatanya pernikahan ini tak seindah yang aku bayangkan.Suara deru mobil meninggalkan rumah, artinya Mas Abian pergi.Ak
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
Istri hanya Status
Istri hanya Status Bab 2. Anggraini Memiliki Rahasia."Abian. Wanita ini telah gila. Aku saja tidak mengenalnya. Kenapa dia seperti punya dendam kesumat padaku? Jangan-jangan dia cemburu. Kasih pelajaran dia dong! Bisa jadi jus ini telah dikasih racun olehnya." Aku tersenyum saat mendengar ocehan perempuan itu. Dia seolah-olah tidak mengenalku. Mau mencoba menghilangkan jejak rupanya. Eh, memang benar dia tidak mengenalku. Namun, aku sangat mengenalnya. "Kurang ajar kamu, Silvia. Rasakan ini!" Mas Abian sudah siap melayangkan tangan. Aku tak boleh takut. Selama aku tidak bersalah maka akan aku lawan."Silakan tampar pipiku sekarang. Agar aku tak ragu untuk menggugat cerai secepatnya. Biar saja ibumu tahu perlakuan anak semata wayangnya padaku." Pria yang menyandang gelar suami itu segera menurunkan tangannya yang telah berada di udara."Sudahlah, Abian, lebih baik aku pulang saja daripada di sini merusak suasana hatiku. Gara-gara istrimu yang cemburu." Anggraini merajuk. Dia pur
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
Istri hanya Status
Istri hanya StatusBab 3. Kembali Kehilangan.Dering ponselku mengusik gendang telinga. Siapa menelpon tengah malam begini. Aku lihat jam yang menempel cantik di atas tembok, telah menujukan pukul dua belas malam. Mas Andi– Kakak iparku. Ada apa? Ya Allah ini pasti permintaan mbak ku yang belum aku penuhi."Assalamualaikum, Mas.""Innalilahi wa innaillahi rojiun." Tangisku pecah seketika. Lututku langsung lemas, rasanya aku tidak sanggup menginjak bumi. Ya Allah mengapa Engkau kembali mengambil satu-satunya keluarga yang aku miliki? Padahal tadi siang masih berbalas pesan denganku. Saat kutanya kabar dia jawab baik-baik saja. Kini aku sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Mengapa Engkau menggariskan hidupku seperti ini ya Allah?"Iya, Mas. Malam ini aku akan segera ke sana. Assalamualaikum."Penyesalan selalu datang terlambat. Mengapa aku tidak segera memenuhi permintaan mbak Ana? Dan itu penyesalan terbesarku. Mbak ku meningal dalam keadaan punya keinginan yang belum tersampaik
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
Istri hanya Status
Istri hanya StatusBab 4. Bulan Madu. Kapan ibu datang? Apa yang harus aku lakukan agar beliau tidak mengetahui kalau kami pisah kamar. Ah, entahlah. Saat ini aku harus menemui ibu dulu. Selama ini ibu tinggal di Lampung Barat. Beliau sendiri yang mengelola rumah makan miliknya di sana. Ting!Tanda ada pesan masuk. [Kamu jadi pulang hari ini kan? Barang-barangmu sudah aku pindahkan ke kamarku. Jangan geer! Ini karena ada ibu di rumah. Aku tidak mau beliau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ingat! Kamu harus bisa menjaga nama baikku di depan beliau. Jangan pernah menceritakan apa pun tentang kita!]Segitu bodohnya kah aku di matanya? Sehingga perkara seperti ini pun harus diajarin? Aku tahu bagaimana cara menyelamatkan muka suamiku. Minta nama baiknya dijaga? Sedangkan dia suka bertindak semaunya sendiri! Manusia egois yang hanya mementingkan diri sendiri! Aku menarik napas dalam dan membuangnya pelan. Aku harus terlihat bahagia pulang ke rumah suami."Assalamualaikum, Ibu. Kapan
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more
Bab 5. Firasat Ibu
"Ibu." Aku mendekati dan mencium punggung tangannya.Beliau menatapku penuh selidik. Rasa gugup menyelimuti perasaan. "Nanti jelaskan pada ibu!" bisiknya di telingaku. Suaranya penuh penekanan. Aku hanya bisa mengangguk. Selama kajian berlangsung, kami tidak saling berbicara satu sama lain. Orang lain mungkin khusyuk mendengarkan ceramah. Aku? Jangan tanyakan, karena otakku tak mampu menyerap materi kajian. Sibuk menyusun kalimat apa yang tepat untuk menjelaskan semua ini pada ibu. Masalah ini begitu rumit untukku.Tanpa terasa telah berada di ujung acara. Kajian sudah ditutup dengan doa kafaratul majlis. Ibu menarikku ke mobilnya. Kami berbicara di dalam kendaraan roda empat ini. Sopirnya entah ke mana. Mungkin sedang cari makan. Sehingga kami leluasa berbicara.Degup jantungku tak berirama. Rasa takut dan bingung melebur menjadi satu. "Kenapa kamu ada di sini, Silvia? Di mana suamimu?" Suaranya meninggi, sorot Matanya menyimpan amarah. Mungkin dikiranya aku yang membangkang d
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more
Bab 6. Pengakuan Anggraini.
"Ibu benar-benar kecewa dengan Abian. Ibu … hiks hiks hiks." Tangis ibu pecah. Sangat terluka.Aku pun ikut menangis melihat ibu begitu tersayat. Aku mengusap air mata yang menetes di pipi mertua. Beliau tidak hanya mertua tapi juga ibu keduaku. Deritanya adalah lukaku. Kami menangis bersama hingga sopir ibu terlihat panik saat mendekati mobil. Dikiranya kami kenapa-kenapa.Ibu pun mengangkat tangannya sebagai isyarat. Sepertinya Pak Paimo paham, sehinga sopir itu pun kembali menjauh dari kami."Sejak kapan kamu mengetahui pernikahan mereka? Kenapa kamu menutup semua ini dari ibu?" tanya ibu setelah berhenti menangis. "Silvia baru tahu pernikahan mereka, ketika dalam perjalanan menuju rumah Anggriani, Bu. Silvia sengaja tidak mau memberitahu, karena takut membuat ibu bersedih seperti ini. Maafkan Silvia, Bu." Cukup lama aku dan ibu terdiam. Kami larut dengan pikiran masing-masing. Ibu berulang kali mengurut dadanya seraya beristighfar. Mungkin untuk meredakan emosinya. "Selama i
last updateLast Updated : 2022-06-30
Read more
Bab 7. Ibu Mengusir Mereka
"Ngapain kalian ke sini?" tanya ibu. Sepasang mata paruh baya itu menatap ke arah anaknya. Sorotnya melukiskan kesedihan, kekecewaan, amarah yang melebur menjadi satu.Mas Abian seolah membaca sorot mata itu. lekas, anak tunggal itu mendekat dan berlutut di hadapan ibu. Ibu bergeming bahkan membuang muka. "Bu. Maafkan Abian." Pria itu mengambil tangan ibu. "Untuk apa kamu meminta maaf padaku? Bukankah aku ini bukan siapa-siapa kamu?" tanya ibu, pelan tapi cukup menikam bagiku. "Kok, Ibu ngomong seperti itu? Sampai kapan pun Abian adalah anak, Ibu.""Ibu yang tidak dihargai! Ibu yang telah melahirkan anak tak tahu diri seperti kamu! Ibu yang tak dianggap! Sehingga tak perlu berpamitan padaku ketika menikahi perempuan itu!" Ibu meninggikan suaranya beberapa oktaf. Wanita peruh baya yang terlihat masih cantik itu benar-benar meluapkan emosinya. Suaranya bergetar hebat. Napas ibu terlihat memburu. Saat ini kedua mata indah itu mulai berkaca-kaca. Ibu terlihat sangat terluka. Merasa
last updateLast Updated : 2022-07-01
Read more
Bab 8. Silvia Ternodai?
Istri hanya Status Bab 8Silvia Ternodai? Apa tujuan dia ke sini?Dia maju ke arahku. Aku sangat takut. Dari gesturnya dia sedang marah. Aku mencoba menghindari, tapi sudah terlambat. Parahnya lagi pintu kamar ini dikunci. Anak kuncinya tidak menggantung. Artinya Mas Abian telah mengambilnya.Aku tidak bisa maju. Dia berusaha keras menghadangku. Aku ke kiri dia pun mengikuti. Sengaja. Aku semakin ketakutan. Mau apa dia?Mas Abian berhasil membuat aku terdiam di pojokan kamar. Pria itu tersenyum menyeringai.Jarak kami hanya sejengkal. Tangannya menempel pada tembok. Tubuhnya mengunci aku agar tak pergi. "Tolong bujuk ibu untuk memaafkan aku dan menerima Anggraini sebagai menantunya. Aku akan melakukan apa saja untukmu. Aku akan menyentuhmu sekarang juga. Asal lakukan apa yang aku mau. Jangan ragu aku akan memberikan imbalan yang selama ini kamu inginkan." Dia tersenyum sinis. Tangannya mulai kurang ajar. Mengelus pipiku, segera aku tangkis. Namun, tak menghentikan ulahnya. "Jang
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more
Bab 9. Ibu Jatuh Sakit
Plak! Kini tangan ibu menampar pipi Abian yang sebelah lagi. Setelah satunya aku tampar. "Kamu apakan Silvia, Abian? Aku tidak pernah mendidikmu untuk kasar dengan perempuan. Terlebih ia istrimu. Bapakmu pasti akan merasa sedih kalau melihat anak kebanggaannya tidak bisa menghargai wanita." Abian tertunduk sambil memegangi pipinya yang kenapa tampar ibu. Pasti sangat panas dan sakit. Belum lagi rasa malu karena ibu melakukannya di depanku. Ingin rasanya aku tertawa di atas deritanya. Ibu mendaratkan tangan ke pipi Abian dengan sekuat tenaga. Suaranya terdengar nyaring."Mas, kamu ngga papa?" Tiba-tiba Anggraini sudah muncul di depan kamar. Tangannya mengelus pipi suami sirinya."Ibu kenapa tega menampar anaknya sendiri, demi menantu kampungan seperti dia?" Kini Anggraini menatap ibu dengan nyalang. Dia seberani itu pada mertuanya? Apa dia lupa siapa lawannya? Dasar manusia tak punya akhlak!"Aku tidak akan pernah menyesali perbuatanku karena telah menampar anak yang tidak tahu di
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more
Bab 10. Orang yang Dikagumi
Mungkinkah dia dokter keluarga ibu? Apa aku tidak salah lihat? Ah, benar dia orang yang selama ini aku coba lupakan. Ternyata dunia sesempit ini. Kami dipertemukan lagi dengan kondisi seperti ini. "Assalamualaikum, Silvia." Suaranya memutuskan lamunanku.Astaghfirullah. Mengapa aku tak berkedip saat menatap manusia di depanku."Waalaikummussallam," jawabku gugup. "Kamu benar-benar Silvia, kan?" Pria berseragam putih itu ragu. Aku hanya mengangguk, pelan."Mari, sudah ditunggu ibu di dalam kamarnya," ucapku santun. Aku berusaha mengalihkan perhatiannya. Tanpa banyak bicara, orang itu berjalan di depanku. Ini salah satu kebiasaannya sedari dulu. Tidak mau berjalan di belakang perempuan. Salah satu adab di dalam Islam. Sebab, saat laki-laki berjalan dibelakang wanita, maka tidak bisa dipungkiri, ia akan melihat lekuk tubuh wanita, dan akan memperhatikan bagaimana cara jalannya. Jika sudah seperti itu, maka kemungkinan untuk terjadi kemaksiatan selanjutnya. "Bu Anis, Abian ke mana?
last updateLast Updated : 2022-07-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status