Ini kisahku, mungkin memang tidak begitu mengasyikkan, menikah muda lalu bercerai bukan hal yang terlalu menarik, tapi menjadi seorang Ibu diusia muda. Mungkin juga bukan hal baru. Tapi? Hal yang paling menyakitkan bukan perpisahan yang terjadi, tapi melihat putraku harus menjadi anak yang kuat, disaat temannya bercanda tawa dengan ayahnya, lalu merasakan apa itu pergi ketaman bermain dengan sang ayah. Namun, putraku hanya bisa tersenyum murung, mungkin dia ingin bertanya namun rasa itu terlalu takut untuk disampaikan, dia anak yang sangat pengertian, tidak manja, bahkan bertingkah layaknya seorang kakak. Kadang bertanya, bagaimana bisa putraku lebih kuat dariku, yang jelas-jelas tidak pernah melihat daddy-nya. Aku menyayanginya, teramat sangat mencintainya dan selalu menjadi sosok Ibu atau ayah untuknya. Semua berubah ketika ada seseorang yang mencoba mengusik hidupku, dengan banyak hal tak terduga mengacu pada hubungan dengan mantan suamiku, ketika hati kembali menanyakan menghuni baru dan Haru yang mulai menanyakan kehidupan ayahnya. "Mom, apakah itu—daddy-ku?" Apa yang harus aku katakan? Pada akhirnya putraku harus memahami keadaan dimana Ibu dan Ayahnya, sudah lama tidak bersama.
View MoreBeberapa hari berlalu.Kehidupan tetap berjalan seperti biasanya, Liera pikir setelah pindah ke Group Choi, hidupnya akan selalu bertemu dengan pria itu, tapi—nyatanya tidak.Sejauh ini, setelah lima hari dirinya bekerja di gedung ini, dia tidak pernah bertemu dengannya, bisa di katakan Liera nyaman bekerja disini, dia juga tidak bertemu dengan mantan suaminya.Ex Husband.Setidaknya hidupnya tidak benar-benar buruk, mungkin ini sebuah takdir baik, setelah dia terluka dan mendapatkan penghianatan, kini Tuhan sedang berbaik hati padanya, memberikan kehidupan dan pekerjaan yang sesuai, terutama fasilitas dan tidak lupa gajinya.Dimana dia bisa menyisihkan lebih banyak untuk masa depan Haru."Nona Song? Hari ini seluruh divisi akan melakukan rapat pertemuan, apakah anda sibuk?" Tanya seseorang yang datang keruangan Liera, dia berdiri tepat di depan meja kantor Liera.Liera mengangkat wajahnya, melepaskan pekerjaan sementara, menatapnya dan memberikan bungkuk hormat padanya, karena di kan
Perjalanan ke pantai.Selama perjalanan hanya ada pertanyaan yang keluar dari mulut kecil Haru, seperti biasanya pria kecil itu banyak bertanya dan Liera? Dia hanya terkadang menjawabnya dan terkadang diam. Mencoba tetap fokus mengemudi tapi dia tetap juga fokus mendengarkan Haru, sampai akhirnya mobil itu terparkirkan dengan rapi, Liera dan Haru keluar secara bergantian.Wanita itu membawa tas besar dengan sebagain dari isinya adalah punya Haru, siang hari dimana matahari rasa begitu terik saat kaki keduanya menginjak pasir putih, suasana kali ini cukup ramai. Mengingat ini adalah akhir pekan.Siapapun akan berkunjung kesini, apalagi ini akhir penghujung musim panas dan akan segera datangnga musim semi.Terlihat sangat jelas wajah bahagia Haru ketika tangannya masih bergandengan dengan ibunya, dia melihat pantai dan suasana dengan tatapan tidak percaya, kesini lagi setelah sekian lama, tentu saja dia sangat senang dan tidak akan menyia-siakan kesempatan ini, sebisa mungkin dia akan
Keesokan paginya.Liera bangun lebih awal karena nada dering ponselnya dan bisingnya suara bell apartemennya, dia mengusap matanya, lalu menyingkirkan selimut di tubuhnya, melihat siapa yang berkunjung di akhir pekan ini, dia mengintip siapa melalui layar monitor. Bola matanya langsung terbuka lebar, sungguh dia dengan terburu-buru langsung membukanya dan mengabaikan dirinya yang begitu kacau, dia belum sempat mengganti pakaiannya."Mom? Ada apa? Kenapa lama sekali membuka pintu dan bahkan mom tidak menjawab panggilan dari nenek." Ucap Haru, putranya sudah berdiri di depan pintu, dengan tatapan bingung bersama ibunya Liera.Hanya memberikan memberikan menggelengkan kepalanya, dari cari Liera berdiri sudah pasti semalam wanita itu minum, dengan singkat wanita itu memutuskan membawa masuk Haru, pria kecil itu bisa marah jika tahu ibunya kembali meminum."Haru meminta cepat pulang, dia mengatakan kamu sudah menjadi akan mengajaknya jalan-jalan hari ini." Ucap ibunya Liera, dia melepaska
'Pak Ceo? Bagaimana dia—,' "Tiba-tiba menghubungiku, katakan. Kenapa kamu bisa berakhir seperti ini?" Tanya Sean, pria itu memang datang kesini karena khawatir, dia tahu jika ini sangatlah bukan haknya, entahlah hal apa yang membuatnya bisa berakhir berada di sini. Liera terdiam, dia tidak bisa mengatakan hal apapun, siatuasi apa ini, tangannya di menggenggam erat oleh mantan suaminya di hadapannya ada pak ceo, dimana dia akan mulai bekerja di bawah naungan Group Media T. "Maaf, maafkan saya. Hal itu—," Sean hanya menghela nafas, dia terkejut melihat pria yang berdiri tepat di belakang Liera, pria itu—yang sering mengganggu Liera dan kini dia menggenggam tangan wanita itu? "Maaf, tapi anda tidak bisa memaksa Nona Song. Aku bisa mengantarnya pulang." Ucap Sean, dia memutuskan melepaskan tangan Liera dari genggaman pria itu, menarik wanita itu untuk menjauh darinya dan berdiri di belakang dirinya. Jun hanya menatap tidak percaya, dia mengenal pria yang kini membawa Liera menjauh, hanya
Sampai tanpa sadar tengah malam sudah waktunya. Jalanan kota semakin dipenuhi oleh banyaknya taksi yang melintas. Dan beberapa toko juga yang memutuskan untuk tutup, kedai-kedai semakin ramai, tidak terkendali jika mulai banyak yang terlarut dalam minuman dengan kadar alkohol rendah. Memang, jika hanya meminum satu sampai dua botol tidak berat, lebih dari itu semua akan mabuk pada waktunya. Jun memperhatikan setiap hal yang mantan istrinya lakukan dengan temannya, pertemuannya dengan seseorang membuatnya tidak fokus, sesekali harus melirik ke arahnya, terkadang dia juga harus menghela nafas. 'Leira, bagaimana aku tidak memikirkanmu.' "Bagaimana jika kita akhirnya pertemuan ini saja? Seperti Tuan Nam juga terlihat lelah, yang terpenting aku sudah menjelaskan dan jika berkenan anda bisa membacanya kembali." Ucap pria yang ada di hadapan Jun, dia memberikan sebuah map coklat, mendorong hingga berhenti di hadapannya. Pria itu mengalihkan pandangannya, memberikan senyuman padanya, lalu men
Alisnya terangkat, Leira mengurungkan niatnya untuk kembali meneguk gelas miliknya, apakah dirinya butuh persetujuan Mira? Padahal jelas jika penawaran yang pria itu berikan benar-benar diluar harapan Leira, dalam artian gaji yang dirinya harapan sudah ada didepannya.“Ini demi kebaikanku Mir,” ucapnya, Leira tidak bisa berbohong jika dirinya merasa tidak nyaman saat tatapan dari tempat lain begitu mengusiknya, kenapa harus terus bertemu dengannya? Apakah kota Seoul sesempit itu?“kebaikanmu? Apakah masih ada hal yang ingin kamu dapatkan?” Mira bertanya, dia gadis yang suka bertanya dan keingintahuannya begitu tinggi, seorang yang tidak pandai berkencan dan begitu menyukai kedamaian.Leira tidak tahu hal apa yang membuat keduanya bisa bertemu dan berteman hingga saat ini, tapi itu adalah sebuah takdir, dimana hal tak terduga selalu datang diwaktu tertentu.“Tentu, seperti sekarang waktunya—untukku mematangkan segala kebutuhan Haru, menja
Malam harinya, Tepatnya setelah Leira meninggalkan rumahnya pada pukul 8 malam, butuh perjuang untuk keluar dari rumah. Leira juga sampai minta sang Ibu untuk menemani Haru.Kakinya melangkah dipertengahan malamnya kota Seoul, pusat kota memang tidak pernah sepi dari pejalan kaki, ada banyak sekali pertunjukkan jalan yang dilakukan para remaja. Entah itu dance cover atau pertujukkan sulap dan lainnya. Sudah lama Leira tidak berkeliaran dimalam hari, dia menghirup udara dimalam itu dengan senyumannya.Dia sudah berjanji pada Mira untuk membicarakan tentang perpindahannya ke Group Choi sekaligus mereka berdua akan minum bersama, tapi dengan batas yang normal, tidak sampai mabuk dan fokus pada tujuan mereka yaitu merayakan perpindahan Leira.Mira yang sudah sampai dahulu melambaikan tangannya pada Leira yang mulai dekat ditempat dimana mereka bertemu. “Hei, Leira. Come Here!”Leira tersenyum, dia mengurungkan niat untuk ikut
“80% Tuan, aku akan segera menyelesaikan sebelum tanggal penyerahnya.” ucap Leira, sebenarnya diri belum mencapai angka itu, tapi dia tidak ingin mendengarkan Tuan Han untuk membiarkan dirinya menerima semua itu. “Leira, tinggal tiga hari lagi. Aku sudah sering mengingatkan kamu bukan? Berhentilah menerima naskah lebih dari yang aku katakan, jika seperti ini—Aku tidak bisa melepaskanmu.” Leira terdiam, apakah sudah waktu untuk mengundurkan diri? Kenapa? Selama ini dia sudah melakukan sebaik mungkin walau terkadang Leira jarang datang ke kantor dan memilih bekerja di rumah.“Tuan Han, aku pastikan kedepannya—,”Tuan Han memberikan sebuah dokumen pada Leira, membuat kebingungan itu semakin terlihat di wajah wanita itu, apalagi Leira tahu, Tuan Han tidak pernah berbohong dalam berbicara.“Kamu akan dipindahkan di Group Choi mulai minggu depan.” ucap Tuan Han, dia memberikan dokumen memindahkan Leira, walau dia berat melepaskan ka
Pukul sebelas siang, tangan Leira menuntun putranya masukin kantornya, sorotan mata Haru begitu berbinar setiap kali langkah kaki menelusuri ke seluruh sudut, menatap kagum dengan apa yang sedang dia lihat. Leira terburu-buru untuk menghindari satu orang, tentu saja Nam-jun. Berharap tidak pertemuan yang harus membuat Haru melihatnya dan Leira tidak yakin apa yang akan dijelaskan pada putranya. Rencana awal Leira tidak ingin datang ke kantor untuk menyelesaikan naskah tapi karena Tuan Han memerintahkan untuk datang. Dia tidak bisa memberikan alasan apapun. “Mom, aku tidak tahu jika kantor Mom begitu besar.” ucap Haru, dia juga begitu senang dan rasa ingin tahunya begitu tinggi sekarang, dia ingin mengenal semua yang ada disini. “Suatu hari Haru juga akan mendapatkan kantor lebih besar dari ini.” ucap Liera, dia sengaja mengambil waktu disaat jam istirahat, selain kantor yang tidak terlalu ramai, waktu yang baik untuk menghindari pria itu.“Kapan itu
Ini hidupku, menjadi single Mom dengan satu anak memang bukan hal yang bisa dibanggakan, usiaku masih 26 tahun. namaku Hye Leira Song, bagi orang Korea Selatan umur 26 adalah hal yang masih muda untuk mengurus seorang putra. Tapi tak apa, aku tidak pernah memikirkan apapun yang orang lain katakan, bagiku putraku adalah duniaku. Dunia dimana hanya ada aku dan dia, orang lain hanya orang lain, tidak ada hubungan apapun dengan kehidupanku. Aku tidak masalah ketika para teman kuliahku menanyakan bagaimana kehidupan putraku, dan aku dengan bangga selalu berkata. 'Dia putraku, anak yang hebat, cerdas, kuat dan mandiri, dia adalah my galaxy. My World and my heart, aku sangat mencintainya dan tidak ada kata penyesalan saat putraku lahir kedunia ini.'Aku menikah di usia dua puluh tahun. Bercerai setelah usia kandunganku berjalan tiga bulan, pernikahan yang terjadi karena tidak pernah ada kata aku mencintaimu dari mulutnya, pernikahan itu murni karena sebuah...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments