Terlahir dengan julukan aib keluarga, membuat Xiao Xian dikucilkan dan menjalani masa kecil seperti di neraka. Tak ada hal baik yang terjadi pada hidup Xiao Xian hingga ia menganggap kelahirannya di dunia sebagai kutukan dari langit. Pada suatu kesempatan, sebuah bencana membawanya bertemu dengan Roh Ashura dan membuat kesepakatan dengan iblis tersebut. Menggunakan kekuatan Ashura yang menyatu di tubuhnya, Xiao Xian bertekad untuk membalaskan dendam pada ketidakadilan orang-orang kepadanya. “Dengan menjadi yang terkuat, aku bisa meletekkan kepala mereka di bawah kakiku!” Namun, ketika Xiao Xian memiliki kekuatan untuk membalas dendam, takdir memaksanya menjadi penyelamat. Apa jadinya jika kekuatan Iblis Ashura, justru digunakan demi kebaikan? Apakah Xiao Xian akan baik-baik saja? Bagaimana dengan Iblis Ashura yang bersemayam di tubuhnya? Jalan mana yang akan ia pilih?
View MoreXiao Xian tak memahami apa maksud dari pria tembus pandang itu tetapi yang jelas, ia yakin itu bukanlah hal yang baik. Ia segera berlari menuju ke pintu keluar tetapi tiba-tiba, tubuhnya seperti terhisap oleh pusaran angin lalu semuanya menjadi gelap gulita.Bug!!!Tubuh Xiao Xian menghantam permukaan yang keras. Bocah itu mendesis kesakitan lalu membuka mata lebar-lebar dan menemukan dirinya tengah berada di ruang temaram tanpa atap dan tanpa lantai. Kebingungan segera menyergapnya, Xiao Xian menghentak-hentakkan kaki ke lantai yang terlihat seperti udara bebas.“Apa lagi ini?!” Xiao Xian bergumam setengah mengumpat. Rasa-rasanya, seumur hidupnya ia selalu bertemu dengan kesialan bertubi-tubi.“Bocah… Aku belum memperkenalkan diri, bukan?”Seketika, mata Xiao Xian menyisir ke seluruh ruangan, berusaha menemukan keberadaan pria tembus pandang. Tetapi, ia tak menemukan apapun selain udara kosong dan ruang aneh yang tak
“Tidak ada siapa-siapa?!” Xiao Xian menjerit tertahan. Jelas jelas ia merasakan adanya hembusan napas, tak hanya suara tetapi juga sensasi dingin seperti ditiup-tiup, ia yakin ia benar-benar merasakan hembusan napas sesuatu.‘Hhh… Hhhh… Hhh…’Kali itu, hembusan napas terasa kembali, yaitu tepat di sebelah kiri telinga Xiao Xian. Xiao Xian melompat mundur dan menggosok telinganya dengan tangan gemetaran. Tak menunggu lama, Xiao Xian berlari ke arah pintu tetapi anehnya, sekencang apapun ia berlari menuju ke pintu perpustakaan lama, jarak keduanya seolah tak pernah berkurang.Keringat dingin mulai mengucur di pelipis Xiao Xian, membuat lukanya yang menganga terasa perih kembali setelah terkena kucuran keringat.“Aku tidak percaya hantu! Lagi pula, ini masih siang! Siapa sebenarnya yang sedang mengerjaiku, keluarlah, kita selesaikan ini secara jantan!” Xiao Xian menjerit sekuat tenaga, nyatanya, tak se
Hari itu, beberapa guru dan penatua di Sekte Pedang Bambu tengah menghadiri pertemuan penting antar sekte di luar Wu’an. Zhang Liao termasuk dalam jajaran guru yang menghadiri pertemuan dan jelas tidak sedang berada di sekte sebagaimana dengan apa yang dituturkan Wang Chong juga Lei Xiu. Keduanya berbohong demi bisa membawa Xiao Xian ke dalam sekte. Sudah sekian lama Wang Chong dan teman-temannya ingin membawa Xiao Xian tetapi selama ada Zhang Liao di dalam sekte, Wang Chong khawatir rencana busuknya akan digagalkan Zhang Liao.‘Cih, bocah sialan, tak ada lagi yang akan melindungimu kali ini. Kalaupun kau tewas di tangan kami, tak seorang pun akan merasa kehilangan karenamu!’ Wang Chong membatin mana kala ia dan Lei Xiu telah berhasil membawa Xiao Xian menginjak gerbang masuk sekte.“Akhirnya kita tiba, Kakak… Di mana Guru Zhang, junior ingin segera menemuinya.” Xiao Xian berdecak gembira, benar-benar tak menyangka akan bisa menginj
Perjalanan dari Beringin tua menuju ke Sekte Pedang Bambu merupakan perjalanan paling mendebarkan yang pernah dirasakan oleh Xiao Xian. Hal itu mengingatkannya pada tiga tahun silam kala Kasim Hong Li membawanya untuk pertama kali ke desa Wu’an. Tiga tahun sebelumnya, Xiao Xian adalah putra dari bangsawan terpandang di ibu kota Negeri Atas Angin. Meski terlahir sebagai anak keluarga bangsawan, Xiao Xian sama sekali tak merasakan masa indah atau kebahagiaan. Hal tersebut lantaran Xiao Xian hanya hidup dalam rumah pengasingan yang jauh dari kemegahan keluarga bangsawan.Setiap tiga kali sehari, seorang pelayan akan mengirimkan makanan di pengasingan lalu pergi setelahnya. Meninggalkan Xiao Xian kecil sendirian. Bocah itu bahkan belum pernah mengenal atau bertemu dengan ayahnya. Suatu ketika, seorang kasim mendatangi pengasingan Xiao Xian dan mengatakan bahwa ayah Xiao Xian memerintahkannya untuk membawa Xiao Xian berguru ke sekte kecil di pegunungan yang bernama Sekte Ped
Negeri Atas Angin merupakan daratan tinggi yang berada pada dua ribu meter di atas permukaan air laut. Dengan ketinggian tersebut, Negeri Atas Angin menjadi tempat dengan pemandangan paling syahdu di seluruh wilayah Kekaisaran Bulan Perak. Pada puncak ketinggian Negeri Atas Angin, terdapat gubuk reot dengan atap dedaunan kering dan dinding kayu yang nyaris dipenuhi lubang. Xiao Xian menganggap tempat itu sebagai rumah meski semua orang lebih setuju menyebutnya sebagai kandang sapi. Setiap pagi datang, Xiao Xian akan menuruni gunung, berjalan sejauh tiga kilo meter lalu berhenti pada satu-satunya pohon beringin tua di desa Wu’an. Dengan kaki-kaki kecilnya, Xiao Xian terbiasa memanjat Beringin tua itu demi bisa melihat dengan jelas kegiatan latihan yang ada di Sekte Pedang Bambu. Sesekali, bocah berumur sepuluh tahun itu akan berangan-angan, andai ia hidup tak membawa kutukan, mungkin ia akan berada di dalam Sekte Pedang Bambu dan menjadi murid dalam di sana, memiliki teman, mendapat pe
Negeri Atas Angin merupakan daratan tinggi yang berada pada dua ribu meter di atas permukaan air laut. Dengan ketinggian tersebut, Negeri Atas Angin menjadi tempat dengan pemandangan paling syahdu di seluruh wilayah Kekaisaran Bulan Perak. Pada puncak ketinggian Negeri Atas Angin, terdapat gubuk reot dengan atap dedaunan kering dan dinding kayu yang nyaris dipenuhi lubang. Xiao Xian menganggap tempat itu sebagai rumah meski semua orang lebih setuju menyebutnya sebagai kandang sapi. Setiap pagi datang, Xiao Xian akan menuruni gunung, berjalan sejauh tiga kilo meter lalu berhenti pada satu-satunya pohon beringin tua di desa Wu’an. Dengan kaki-kaki kecilnya, Xiao Xian terbiasa memanjat Beringin tua itu demi bisa melihat dengan jelas kegiatan latihan yang ada di Sekte Pedang Bambu. Sesekali, bocah berumur sepuluh tahun itu akan berangan-angan, andai ia hidup tak membawa kutukan, mungkin ia akan berada di dalam Sekte Pedang Bambu dan menjadi murid dalam di sana, memiliki teman, mendapat pe...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments