Geger Pendekar Naga

Geger Pendekar Naga

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Oleh:  Aldo paikerz15On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
81Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Banyu Aji adalah pewaris dari tahta Kerajaan Sungaisari. Akan tetapi pemberontakan yang di lakukan oleh Jaka Waruga membuat Banyu Aji harus hidup dalam pengasingan di Perguruan Tirta Kencana sampai usia remaja. Dengan pedang naga iblis yang ada di tangannya, Banyu Aji bertekad merebut kembali tahta Kerajaan Sungaisari dari tangan Jaka Waruga yang kejam dan lalim. Mampukah Banyu Aji merebut kembali tahta miliknya? Ikuti kelanjutannya yang di balut persahabatan, percintaan, pengkhianatan dan perjuangan.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Pemberontakan Jaka Waruga

Banyu Aji adalah putra pertama dari pasangan Prabu Galih Panuraga dan Sri Pramudita.

Kelahiran sosok Banyu Aji di ramalkan akan membawa kejayaan dan kemakmuran di seluruh penjuru negeri. Bahkan salah seorang tabib yang memeriksa tubuh Banyu Aji ketika baru lahir di buat begitu terkejut, karena sosok ini memiliki tubuh spesial dan di takdirkan menjadi seorang pendekar yang tangguh dan perkasa di masa depan nantinya.

"Anakmu sangat berbakat Gusti Prabu... " Ucap tabib itu.

Galih Panuraga tersenyum, dirinya dibelah menemukan sosok yang akan menjadi penerusnya di masa, putra pertamanya, BANYU AJI.

Kelahiran Banyu Aji semakin membuat kebahagiaan keluarganya semakin lengkap, dia akan bertekad mencarikan guru yang hebat untuk mendidik Banyu Aji menjadi sosok pendekar yang tangguh dan di takuti lawan nan di segani oleh kawan.

Perkembangan Banyu Aji bisa di katakan sangat luar biasa, di usianya yang ketiga bulan saja dia sudah mampu berjalan seorang diri, seolah kembali menunjukkan jika dirinya bukan sosok biasa dan sosok yang mendapatkan anugerah dari Dewata.

Namun, ketika kebahagiaan di rasa lengkap oleh Galih Panuraga, berita besar datang menghampirinya, telah terjadi pemberontakan di Kota Raja.

Penyerangan yang di lakukan oleh Jaka Waruga kepada Kota Raja tentu menjadi berita besar di seluruh dunia persilatan.

Jaka Waruga yang di tompang oleh perguruan besar dari dua aliran berbeda itu benar-benar membuat semua orang menggelengkan kepalanya. Perguruan Cakra Dewa dari aliran putih dan Perguruan Tengkorak Iblis dari aliran hitam menjadi dua pendukung utama Jaka Waruga.

Patih Almatama berlari cepat menuju ruang keluarga raja, dia bahkan langsung masuk ke dalam tanpa sempat mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Patih Almatama lancang sekali kau masuk ke ruangan keluarga raja tanpa izin!!!" Galih Panuraga merasa murka dengan tindakan kurang ajar dari Mahapatihnya ini.

"Mohon ampun gusti raja, hamba bukan bermaksud kurang ajar gusti, akan tetapi situasi benar-benar mendesak gusti ... " Patih Almatama memohon ampun atas kelancangannya itu.

"Katakan berita apa yang kau bawah, Patih. Sampai berani masuk ke dalam ruangan keluarga raja?" Tanya Galih Panuraga.

Patih Almatama tanpa berbasa-basi langsung menjelaskan jika Kota Raja sudah di serang dan di kuasai oleh pasukan yang berada di bawah pimpinan Jaka Waruga. Prajurit keraton yang berjaga di wilayah Kota Raja yang melakukan perlawanan di hajar dan di bunuh dengan kejam. 

"Kakang Waruga menyerang Kota Raja? Kau tidak salah membawa berita, Patih?"

Patih Almatama menggelengkan kepalanya, dia juga menambah jika kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga sangat kuat karena di dukung oleh dua perguruan besar di rimba persilatan saat ini.

Galih Panuraga menggepalkan tangannya dengan keras, dia tidak pernah menduga jika kakak sepupunya itu akan menyerang Kota Raja. Galih Panuraga menyesali telah memberikan wilayah Kadipaten Sorong kepada kakak sepupunya itu beberapa tahun yang silam.

"Kakang Waruga benar-benar tidak tahu balas budi!!! Patih, siapkan semua armada tempur yang kita miliki, kita sambut kedatangan mereka di alun-alun keraton," perintah Galih Panuraga.

"Mohon ampun Gusti, kekuatan yang di miliki keraton tidak akan mampu menghadapi pasukan yang di bawah oleh Jaka Waruga, kita sudah kalah Gusti. Kedatangan hamba kemarin agar gusti berserta keluarga melarikan diri dan mengasingkan diri terlebih dahulu gusti... Hamba akan menahan mereka untuk memberikan Gusti waktu untuk pergi dari keraton," Patih Almatama berusaha mencegah Galih Panuraga untuk ikut bertempur di alun-alun keraton.

"Patih, aku adalah Raja. Aku tidak akan melarikan diri sebagai seorang pengecut saat bumi leluhurku di injak-injak oleh penghianat itu!!!" Galih Panuraga menolak untuk lari menyelamatkan diri bersama dengan keluarganya.

Patih Almatama yang mendengarnya menjadi serba salah. Dia sungguh tidak ingin jika keraton jatuh di tangan orang yang salah, dengan selamatnya Galih Panuraga maka masih ada kemungkinan untuk mereka merebut kembali tahta keraton ini.

"Gusti, tolong dengarkan hamba gusti. Hamba melakukan ini semua demi kebaikan keraton ke depannya," Patih Almatama masih berusaha membujuk rajanya itu.

Galih Panuraga yang terkenal bijaksana dan memegang ucapannya menggelengkan kepalanya, "Patih, Raja sejati tidak pernah lari. Aku akan menghadapi mereka semua, pemberontak itu harus kita habisi. Aku hanya ingin kau menugaskan orang kepercayaanmu untuk membawa anak dan permaisuriku mengungsi lebih dulu,"

Patih Almatama tidak memiliki pilihan lain, dia menganggukkan kepalanya dengan berat. Patih Almatama langsung mohon undur diri untuk segera mempersiapkan pasukan dan menugaskan salah satu panglima untuk mengawal pelarian pangeran dan permaisuri.

Galih Panuraga langsung menyambar pedang di samping singgasananya. Tidak lupa pula, Galih Panuraga menggunakan baju tempurnya.

"Sudah lama sekali rasanya tidak menggunakan jubah tempurku ini," gumam Galih Panuraga dengan pelan. Sekilas Galih Panuraga bernolstagia masa mudanya yang selalu turun di setiap pertempuran dan berdiri di garis terdepan memimpin pasukan keraton.

"Setelah lama tidak bertempur, aku tidak menduga jika kembali harus turun ke Medan Tempur menghadapi keluargaku sendiri,"

Galih Panuraga masih sulit untuk percaya jika pamannya sendiri akan melakukan pemberontakan dan berusaha untuk menaklukkan Keraton Kerajaan Sungaisari yang di pimpin oleh Galih Panuraga. Padahal Galih Panuraga sudah berbesar hati memberikan jabatan Adipati kepada Jaka Waruga di Kadipaten Wandu Angin.

"Air susu yang ku beri, tapi air tuba yang kau balas paman."

***

Sri Pramudita sangat terkejut dan tidak percaya saat mendengar tentang pemberontakan yang di lakukan Jaka Waruga yang tidak lain adalah pamannya sendiri.

"Senopati Arya, jaga mulutmu, jika itu tidak terbukti maka kau bisa membusuk di dalam penjara bawah tanah," serang Sri Pramudi.

Senopati Arya membisu untuk beberapa saat, dia menunggu Sri Pramudita untuk lebih tenang. Senopati Arya memahami betul posisi Sri Pramudita, karena memang sulit untuk menerima seseorang yang bagian dari keluarganya sendiri melakukan pemberontakan.

"Mohon ampun gusti Ratu, hamba hanya menjalankan titah dari Ya Mulia Raja Galih ini membawa Gusti Ratu dan Pangeran menjauh dari keraton untuk menjamin keselamatan gusti," Senopati Arya menjelaskan dengan berlahan.

Sri Pramudita masih diam. Sulit baginya percaya dengan informasi yang di sampaikan oleh orang kepercayaan keraton ini, tetapi tidak ada alasan kuat untuk Senopati Arya berbohong.

"Dinda, apakah kau sudah berkemas?" Galih Panuraga berjalan mendekat ke arah Sri Pramudita.

Sri Pramudita dengan spontan langsung berlari memeluk suaminya itu, "Kanda, apakah benar yang di katakan oleh Senopati, jika Paman Jaka menyerang keraton?" 

Tangis Sri Pramudita pecah dan terisak-isak.

Galih Panuraga menarik nafasnya dengan berat, dia sendiri masih sulit percaya jika pamannya sendiri yang sudah di berikan kedudukan menjadi Adipati Kadipaten Wandu Angin malah berbalik menyerang Keraton Kerajaan Sungaisari.

"Tenangkan dirimu, dinda. Akupun sulit percaya jika paman akan melakukan penyerangan setelah kita memberikan banyak bantuan untuknya," Galih Panuraga memeluk erat permaisurinya ini, "Sekarang kemasi barang-barangmu, mengungsilah bersama Banyu Aji. Nanti setelah semuanya selesai, aku akan menjemputmu," 

Sri Pramudita menolak untuk mengungsi, dia ingin berjuang bersama Galih Panuraga untuk mempertahankan keraton. Sebelumnya di persunting oleh Galih Panuraga, dahulunya Sri Pramudita adalah seorang pendekar wanita yang tangguh.

"Dinda, aku tahu kau ingin berjuang denganku, tetapi kau harus ingat juga keselamatan putra kita yang akan menjadi penerus tahta Keraton," 

Galih Panuraga dapat bernafas lege setelah mampu meyakinkan Sri Pramudita untuk pergi mengungsi bersama putranya dan Senopati Arya yang akan mengawal mereka.

"Kanda berjanji akan menjemput kami bukan?" 

Galih Panuraga menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia tidak percaya diri akan memenangkan pertempurannya ini, tetapi untuk menenangkan istrinya dia harus berbohong.

"Kanda pasti akan menjemputmu, Dinda. Kanda berjanji,"

Galih Panuraga kembali memeluk erat permaisurinya itu. Galih Panuraga merasa jika ini akan menjadi pelukan terakhirnya untuk Sri Pramudita. Besar kemungkinannya jika dia akan gugur dalam pertempuran kali ini, mengingat kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga sangat kuat dan besar.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Jerprener Gabe
terlalu lama menunggu..blm ada kelanjutan critanya...sampahhhh
2024-11-27 20:44:12
1
81 Bab
1. Pemberontakan Jaka Waruga
Banyu Aji adalah putra pertama dari pasangan Prabu Galih Panuraga dan Sri Pramudita.Kelahiran sosok Banyu Aji di ramalkan akan membawa kejayaan dan kemakmuran di seluruh penjuru negeri. Bahkan salah seorang tabib yang memeriksa tubuh Banyu Aji ketika baru lahir di buat begitu terkejut, karena sosok ini memiliki tubuh spesial dan di takdirkan menjadi seorang pendekar yang tangguh dan perkasa di masa depan nantinya."Anakmu sangat berbakat Gusti Prabu... " Ucap tabib itu.Galih Panuraga tersenyum, dirinya dibelah menemukan sosok yang akan menjadi penerusnya di masa, putra pertamanya, BANYU AJI.Kelahiran Banyu Aji semakin membuat kebahagiaan keluarganya semakin lengkap, dia akan bertekad mencarikan guru yang hebat untuk mendidik Banyu Aji menjadi sosok pendekar yang tangguh dan di takuti lawan nan di segani oleh kawan.Perkembangan Banyu Aji bisa di katakan sangat luar biasa, di usianya yang ketiga bulan saja dia sudah mampu berjalan seorang diri, seolah kembali menunjukkan jika diriny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
2. Pemberontakan Jaka Waruga II
"Patih apakah semua pasukan sudah siap?" Tanya Galih Panuraga yang sudah siap dengan jubah tempurnya dan pusaka kebanggaannya yang menjadi saksi pengembaraannya saat muda dulu."Semua prajurit sudah siap gusti, hanya tinggal menunggu perintah dari Gusti Prabu," jawab Patih Almatama.Galih Panuraga mengangguk pelan, dia sudah sedikit lega karena Sri Pramudita dan putranya Banyu Aji sudah bergerak meninggalkan keraton menuju salah satu Perguruan Silat."Dengarkan aku, pemberontakan yang di lakukan Jaka Waruga adalah penghinaan nama besar Kerajaan Sungaisari. Mereka harus mendapatkan hukuman atas tindakan mereka ini, jika sudah berani datang ke Kotaraja, maka tidak ada tempat untuk mereka kembali, kecuali kematian... " Galih Panuraga orasi membakar semangat tempur prajuritnya.Semangat prajurit menggelora mendengar orasi dari Galih Panuraga. Mereka jelas terbakar semangatnya, menyaksikan semangat raja mereka yang juga akan turun ke medan tempur. Atas nama kehormatan Kerajaan Sungaisari d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
3. Pemberontakan Jaka Waruga III
ka Waruga harus menelan dalam-dalam ludahnya karena terlalu meremehkan Galih Panuraga. "Apa paman pikir selama ini aku tidak pernah lagi melatih kemampuanku? Kau salah paman, aku sudah memperhitungkan jika suatu hari nanti akan terjadi pemberontakan, tapi aku tidak pernah menduga jika pemberontakan itu di lakukan oleh orang yang sudah ku tolong dan ku berikan posisi Adipati," ucap Galih Panuraga."Haha kau terlalu mudah memberikan kepercayaan kepada orang lain, Galih. Tanpa kau sadari jika orang lain itu tidak akan puas dengan posisi yang telah kau berikan, bagiku menjadi Raja Kerajaan Sungaisari adalah puncak impianku selama ini," balas Jaka Waruga.Galih Panuraga menggeleng pelan, sebenarnya Galih masih memiliki belas kasih kepada Jaka Waruga, jika dia berhasil memenangkan pertempuran ini, Galih Parunurga hanya ingin memasukkan Jaka Waruga ke penjara tahanan bawah tanah, tetapi setelah melihat ambisi besarnya, membuat Galih Panuraga berubah pikiran."Maaf paman, aku tidak bisa memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya
4. Pemberontakan Jaka Waruga IV
4. Pemberontakan Jaka Waruga IVDua kilatan cahaya saling beradu dan menciptakan gelombang kekuatan yang sangat besar.Kilatan biru dan hitam pekat itu membuat kondisi alun-alun Semaki porak-porandakan. Dua kekuatan itu juga merenggut banyak nyawa akibat salah sasaran."Kau sangat tangguh rupanya, Mahapatih," Junggo tanpa sungkan sekali lagi memberikan pujiannya."Kau terlalu memuji, aku hanya mengikuti permainanmu," balas Patih Almatama.Junggo tertawa kecil, sebelum kembali membangun serangan dengan luapan energi yang sangat besar dari pedangnya.Bukannya takut, tatapi Patih Almatama malah bergerak ke depan menyongsong serangan yang di lakukan oleh Junggo.Gelegar!!!Gelagar!!!Gelegar!!!Benturan dua kekuatan besar itu membuat banyak kerusakan demi kerusakan dinding beton alun-alun.Baik Patih Almatama ataupun Junggo sama-sama terlempar jauh ke belakang dan merasakan sesak di bagian dadanya. Namun, Ninggalkan menderita luka yang lebih parah sampai membuatku memuntahkan isi perutnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya
5. Kematian Galih Panuraga 
Gelegar!!!Galih Panuraga terpental jauh ke belakang, hingga tubuhnya menghantam bagian beton dinding Keraton."Uhukkk ... " Galih Panuraga terbatuk keras. Dia merasakan sesak di bagian dadanya itu."Apakah kau baik-baik saja, Jaka?" Tanya seorang laki-laki berusia payah."Terima kasih, Tetua. Jika tidak ada dirimu aku tidak apakah masih bernyawa," balas Jaka Waruga."Hemm, kau berhutang satu nyawa denganku. Suatu hari aku akan menagih gantinya,"Jaka Waruga hanya tersenyum tipis, jika saja dia memiliki kekuatan yang besar, maka sudah ingin sekali Jaka Waruga ingin melenyapkannya.'Suatu hari, aku akan menghabisimu!!!' batin Jaka Waruga."Saryoni, ternyata Perguruan Cakra Dewa benar-benar sudah menghianatiku. Ternyata apa yang sudah ku berikan tidak cukup untuk membuat kalian menegakkan keadilan, nama Cakra Dewa terlalu berambisi sampai tanpa sadar sudah tersesat terlalu jauh. Kalian rela berkerja sama dengan aliran sesat... " Galih Panuraga tersenyum tipis, tidak terlihat rasa ketak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya
6. Penghianatan Jaka Waruga.
Tepat bersamaan dengan Galih Panuraga yang menghembuskan nafas terakhirnya, Saryoni juga terlena jauh ke belakang.Saryoni sedikit lebih baik dari Galih Panuraga, dia masih bernafas, sekalipun mengalami luka yang parah.Saryoni dengan cepat mengambil posisi duduk bersila berusaha meredam luka dalamnya.Sleshhh!!!"Akhh... "Namun betapa terkejutnya Saryoni saat bilah pedang menusuk punggung belakangnya."Jaka Waruga, apa yang kau lakukan?""Maafkan aku, Saryoni. Kau terlalu berbahaya Saryoni, kau harus di lenyapkan agar tidak menjadi halangan dan batu sandungan untukku di masa depan," ucap Jaka Waruga.Saryoni bak tersambar petir dan tersedak ludahnya sendiri. Jaka Waruga menghianatinya setelah semua bantuan yang telah di berikannya dan pula Perguruan Cakra Dewa."Kau akan menyesal, Jaka. Perguruan Cakra Dewa tidak akan tinggal diam dengan kematianku ini," tegas Saryoni, bersama dengan itu pula mulutnya mengeluarkan darah kehitaman."Itu tidak akan terjadi, karena tidak akan ada yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya
7. Perguruan Tirta Kencana
Hutan yang menjadi wilayah pertarungan antara Senopati Arya dan Segoro dengan cepat menjadi medan pertarungan untuk menciptakan banyak kerusakan.Dalam waktu singkat, banyak pepohonan mulai tumbang akibat dari serangan salah sasaran dari dua orang tersebut.Hanya dalam hitungan menit, Senopati Arya dan Segoro sudah bertukar belasan serangan yang dahsyat. Kecepatan ke-duanya dalam membangun serangan menunjukkan jika keduanya sudah malang melintang di dunia persilatan dalam waktu yang lama.Senopati Arya dengan aliran pedang lembut mampu memberikan perlawanan sengit dengan Segoro yang lebih pada aliran pedang lentur. Meskipun ke-dua aliran ini di katakan sama, tetapi keduanya saling bertolak belakang satu sama lain.Tring!!!Tring!!!Dua pedang itu bertemu dan menghasilkan dentingan suara yang memekakkan telinga. Tidak ada yang mendominasi serangan dalam rentan waktu yang lama, lebih tepatnya mereka saling bergantian mendominasi pertarungan.Senopati Arya yang memilih konsentrasi tingka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya
8. Banyu Aji
8. Banyu Aji10 tahun sudah berlalu pasca pemberontakan yang di lakukan oleh Jaka Waruga dan kelompoknya. Seorang anak manusia berdiri di tengah tanah lapang sedang memainkan pedang kayu sejak pagi tadi.Anak itu berusia 10 tahun, memiliki fisik yang berisi dan rambut yang panjang. Anak itu bernama Banyu Aji, putra dari mendiang Galih Panuraga yang telah tewas dalam pemberontakan yang di lakukan oleh Jaka Waruga."Banyu, kemarilah," seorang laki-laki paruh baya berambut putih memanggil anak itu.Banyu Aji langsung menghentikan kegiatannya dan berlari ke arah laki-laki paruh baya itu."Iya, kek? Ada apa?" Tanya Banyu Aji.Laki-laki paruh baya itu bernama Whira Bumi, Ketua Perguruan Tirta Kencana. Dia adalah orang yang merawat sosok Banyu Aji sejak bayi setelah di titipkan oleh Sri Pramudita.Whira Bumi ingat betul kala itu ketika waktu menjelang malam, satu kereta kencana datang ke perguruannya."Arya, siapa yang kau bawa?" Tanya Whira Bumi.Senopati Arya melompat dari atas kereta kuda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya
9. Mewarisi Bakat Yang Hebat
9. Mewarisi Bakat Yang Hebat Whira Bumi mengelus pucuk rambut Banyu Aji. Selama lima tahun terakhir Banyu Aji terus berlatih di bawah bimbingan langsung Whira Bumi.Selama itu pula Banyu Aji terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Bahkan, di usia yang baru mencapainya 10 tahun, Banyu Aji sudah menikah fisik yang berisi layaknya anak usia 15 tahun."Kakek, kenapa kau memanggilku tadi?" Tanya Banyu Aji."Kakek hanya ingin kau istirahat, sudah sejak pagi tadi kau berlatih, apa kau tidak merasa letih?" Whira Bumi balik bertanya.Banyu Aji menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku tidak merasa letih, aku harus cepat menjadi kuat, agar kakek mau mengajarkanku ilmu yang kakek miliki,"Whira Bumi tersenyum, dia merasa tidak salah mengangkat Banyu Aji menjadi murid dan cucunya. Membesarkan seorang pewaris dari Kerajaan Sungaisari yang saat ini sedang di duduki oleh orang yang serakah adalah sebuah kebanggaan bagi Whira Bumi."Tapi tetap saja kau harus menjaga kesehatanmu itu," ucap Whira
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya
10. Pewaris Pedang Naga Iblis
10. Pewaris Pedang Naga IblisPertarungan yang melibatkan Ki Ranang Rupo dan Sayuri Geni itu benar-benar hebat. Bukan hanya menggunakan jurus-jurus tingkat tinggi, tetapi juga dengan Ajian yang meledak-ledak dan hanya beberapa pendekar saja yang memilikinya dan mampu menggunakannya.Beberapa pendekar yang memperhatikan pertarungan dua pendekar sepuh itu sudah kehilangan nyawa dengan mengenaskan."Mau sampai kapan kita terus bertarung, Sayuri? Apa kau ingin lembah ini hancur dan menjadi cekungan raksasa?" Tanya Ki Ranang Rupo.Sayuri Geni tersenyum tipis, dia yang bertindak sebagai seorang Biksu memang paling menghindari pertarungan yang akan mencipta kerusakan dan kehancuran, tetapi kali ini posisinya sedikit berbeda. Jika Pedang Naga Iblis itu jatuh ke tangan yang salah, maka dunia akan dalam kehancuran.Sayuri Geni tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, yaitu memilih bersikap netral sama seperti saat terjadi peperangan antara Galih Panuraga dan Jaka Waruga yang akhirnya di mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status