Beranda / Pendekar / Geger Pendekar Naga / 1. Pemberontakan Jaka Waruga

Share

Geger Pendekar Naga
Geger Pendekar Naga
Penulis: Aldo paikerz15

1. Pemberontakan Jaka Waruga

Penulis: Aldo paikerz15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-28 20:29:46

Banyu Aji adalah putra pertama dari pasangan Prabu Galih Panuraga dan Sri Pramudita.

Kelahiran sosok Banyu Aji di ramalkan akan membawa kejayaan dan kemakmuran di seluruh penjuru negeri. Bahkan salah seorang tabib yang memeriksa tubuh Banyu Aji ketika baru lahir di buat begitu terkejut, karena sosok ini memiliki tubuh spesial dan di takdirkan menjadi seorang pendekar yang tangguh dan perkasa di masa depan nantinya.

"Anakmu sangat berbakat Gusti Prabu... " Ucap tabib itu.

Galih Panuraga tersenyum, dirinya dibelah menemukan sosok yang akan menjadi penerusnya di masa, putra pertamanya, BANYU AJI.

Kelahiran Banyu Aji semakin membuat kebahagiaan keluarganya semakin lengkap, dia akan bertekad mencarikan guru yang hebat untuk mendidik Banyu Aji menjadi sosok pendekar yang tangguh dan di takuti lawan nan di segani oleh kawan.

Perkembangan Banyu Aji bisa di katakan sangat luar biasa, di usianya yang ketiga bulan saja dia sudah mampu berjalan seorang diri, seolah kembali menunjukkan jika dirinya bukan sosok biasa dan sosok yang mendapatkan anugerah dari Dewata.

Namun, ketika kebahagiaan di rasa lengkap oleh Galih Panuraga, berita besar datang menghampirinya, telah terjadi pemberontakan di Kota Raja.

Penyerangan yang di lakukan oleh Jaka Waruga kepada Kota Raja tentu menjadi berita besar di seluruh dunia persilatan.

Jaka Waruga yang di tompang oleh perguruan besar dari dua aliran berbeda itu benar-benar membuat semua orang menggelengkan kepalanya. Perguruan Cakra Dewa dari aliran putih dan Perguruan Tengkorak Iblis dari aliran hitam menjadi dua pendukung utama Jaka Waruga.

Patih Almatama berlari cepat menuju ruang keluarga raja, dia bahkan langsung masuk ke dalam tanpa sempat mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Patih Almatama lancang sekali kau masuk ke ruangan keluarga raja tanpa izin!!!" Galih Panuraga merasa murka dengan tindakan kurang ajar dari Mahapatihnya ini.

"Mohon ampun gusti raja, hamba bukan bermaksud kurang ajar gusti, akan tetapi situasi benar-benar mendesak gusti ... " Patih Almatama memohon ampun atas kelancangannya itu.

"Katakan berita apa yang kau bawah, Patih. Sampai berani masuk ke dalam ruangan keluarga raja?" Tanya Galih Panuraga.

Patih Almatama tanpa berbasa-basi langsung menjelaskan jika Kota Raja sudah di serang dan di kuasai oleh pasukan yang berada di bawah pimpinan Jaka Waruga. Prajurit keraton yang berjaga di wilayah Kota Raja yang melakukan perlawanan di hajar dan di bunuh dengan kejam. 

"Kakang Waruga menyerang Kota Raja? Kau tidak salah membawa berita, Patih?"

Patih Almatama menggelengkan kepalanya, dia juga menambah jika kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga sangat kuat karena di dukung oleh dua perguruan besar di rimba persilatan saat ini.

Galih Panuraga menggepalkan tangannya dengan keras, dia tidak pernah menduga jika kakak sepupunya itu akan menyerang Kota Raja. Galih Panuraga menyesali telah memberikan wilayah Kadipaten Sorong kepada kakak sepupunya itu beberapa tahun yang silam.

"Kakang Waruga benar-benar tidak tahu balas budi!!! Patih, siapkan semua armada tempur yang kita miliki, kita sambut kedatangan mereka di alun-alun keraton," perintah Galih Panuraga.

"Mohon ampun Gusti, kekuatan yang di miliki keraton tidak akan mampu menghadapi pasukan yang di bawah oleh Jaka Waruga, kita sudah kalah Gusti. Kedatangan hamba kemarin agar gusti berserta keluarga melarikan diri dan mengasingkan diri terlebih dahulu gusti... Hamba akan menahan mereka untuk memberikan Gusti waktu untuk pergi dari keraton," Patih Almatama berusaha mencegah Galih Panuraga untuk ikut bertempur di alun-alun keraton.

"Patih, aku adalah Raja. Aku tidak akan melarikan diri sebagai seorang pengecut saat bumi leluhurku di injak-injak oleh penghianat itu!!!" Galih Panuraga menolak untuk lari menyelamatkan diri bersama dengan keluarganya.

Patih Almatama yang mendengarnya menjadi serba salah. Dia sungguh tidak ingin jika keraton jatuh di tangan orang yang salah, dengan selamatnya Galih Panuraga maka masih ada kemungkinan untuk mereka merebut kembali tahta keraton ini.

"Gusti, tolong dengarkan hamba gusti. Hamba melakukan ini semua demi kebaikan keraton ke depannya," Patih Almatama masih berusaha membujuk rajanya itu.

Galih Panuraga yang terkenal bijaksana dan memegang ucapannya menggelengkan kepalanya, "Patih, Raja sejati tidak pernah lari. Aku akan menghadapi mereka semua, pemberontak itu harus kita habisi. Aku hanya ingin kau menugaskan orang kepercayaanmu untuk membawa anak dan permaisuriku mengungsi lebih dulu,"

Patih Almatama tidak memiliki pilihan lain, dia menganggukkan kepalanya dengan berat. Patih Almatama langsung mohon undur diri untuk segera mempersiapkan pasukan dan menugaskan salah satu panglima untuk mengawal pelarian pangeran dan permaisuri.

Galih Panuraga langsung menyambar pedang di samping singgasananya. Tidak lupa pula, Galih Panuraga menggunakan baju tempurnya.

"Sudah lama sekali rasanya tidak menggunakan jubah tempurku ini," gumam Galih Panuraga dengan pelan. Sekilas Galih Panuraga bernolstagia masa mudanya yang selalu turun di setiap pertempuran dan berdiri di garis terdepan memimpin pasukan keraton.

"Setelah lama tidak bertempur, aku tidak menduga jika kembali harus turun ke Medan Tempur menghadapi keluargaku sendiri,"

Galih Panuraga masih sulit untuk percaya jika pamannya sendiri akan melakukan pemberontakan dan berusaha untuk menaklukkan Keraton Kerajaan Sungaisari yang di pimpin oleh Galih Panuraga. Padahal Galih Panuraga sudah berbesar hati memberikan jabatan Adipati kepada Jaka Waruga di Kadipaten Wandu Angin.

"Air susu yang ku beri, tapi air tuba yang kau balas paman."

***

Sri Pramudita sangat terkejut dan tidak percaya saat mendengar tentang pemberontakan yang di lakukan Jaka Waruga yang tidak lain adalah pamannya sendiri.

"Senopati Arya, jaga mulutmu, jika itu tidak terbukti maka kau bisa membusuk di dalam penjara bawah tanah," serang Sri Pramudi.

Senopati Arya membisu untuk beberapa saat, dia menunggu Sri Pramudita untuk lebih tenang. Senopati Arya memahami betul posisi Sri Pramudita, karena memang sulit untuk menerima seseorang yang bagian dari keluarganya sendiri melakukan pemberontakan.

"Mohon ampun gusti Ratu, hamba hanya menjalankan titah dari Ya Mulia Raja Galih ini membawa Gusti Ratu dan Pangeran menjauh dari keraton untuk menjamin keselamatan gusti," Senopati Arya menjelaskan dengan berlahan.

Sri Pramudita masih diam. Sulit baginya percaya dengan informasi yang di sampaikan oleh orang kepercayaan keraton ini, tetapi tidak ada alasan kuat untuk Senopati Arya berbohong.

"Dinda, apakah kau sudah berkemas?" Galih Panuraga berjalan mendekat ke arah Sri Pramudita.

Sri Pramudita dengan spontan langsung berlari memeluk suaminya itu, "Kanda, apakah benar yang di katakan oleh Senopati, jika Paman Jaka menyerang keraton?" 

Tangis Sri Pramudita pecah dan terisak-isak.

Galih Panuraga menarik nafasnya dengan berat, dia sendiri masih sulit percaya jika pamannya sendiri yang sudah di berikan kedudukan menjadi Adipati Kadipaten Wandu Angin malah berbalik menyerang Keraton Kerajaan Sungaisari.

"Tenangkan dirimu, dinda. Akupun sulit percaya jika paman akan melakukan penyerangan setelah kita memberikan banyak bantuan untuknya," Galih Panuraga memeluk erat permaisurinya ini, "Sekarang kemasi barang-barangmu, mengungsilah bersama Banyu Aji. Nanti setelah semuanya selesai, aku akan menjemputmu," 

Sri Pramudita menolak untuk mengungsi, dia ingin berjuang bersama Galih Panuraga untuk mempertahankan keraton. Sebelumnya di persunting oleh Galih Panuraga, dahulunya Sri Pramudita adalah seorang pendekar wanita yang tangguh.

"Dinda, aku tahu kau ingin berjuang denganku, tetapi kau harus ingat juga keselamatan putra kita yang akan menjadi penerus tahta Keraton," 

Galih Panuraga dapat bernafas lege setelah mampu meyakinkan Sri Pramudita untuk pergi mengungsi bersama putranya dan Senopati Arya yang akan mengawal mereka.

"Kanda berjanji akan menjemput kami bukan?" 

Galih Panuraga menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia tidak percaya diri akan memenangkan pertempurannya ini, tetapi untuk menenangkan istrinya dia harus berbohong.

"Kanda pasti akan menjemputmu, Dinda. Kanda berjanji,"

Galih Panuraga kembali memeluk erat permaisurinya itu. Galih Panuraga merasa jika ini akan menjadi pelukan terakhirnya untuk Sri Pramudita. Besar kemungkinannya jika dia akan gugur dalam pertempuran kali ini, mengingat kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga sangat kuat dan besar.

Bab terkait

  • Geger Pendekar Naga   2. Pemberontakan Jaka Waruga II

    "Patih apakah semua pasukan sudah siap?" Tanya Galih Panuraga yang sudah siap dengan jubah tempurnya dan pusaka kebanggaannya yang menjadi saksi pengembaraannya saat muda dulu."Semua prajurit sudah siap gusti, hanya tinggal menunggu perintah dari Gusti Prabu," jawab Patih Almatama.Galih Panuraga mengangguk pelan, dia sudah sedikit lega karena Sri Pramudita dan putranya Banyu Aji sudah bergerak meninggalkan keraton menuju salah satu Perguruan Silat."Dengarkan aku, pemberontakan yang di lakukan Jaka Waruga adalah penghinaan nama besar Kerajaan Sungaisari. Mereka harus mendapatkan hukuman atas tindakan mereka ini, jika sudah berani datang ke Kotaraja, maka tidak ada tempat untuk mereka kembali, kecuali kematian... " Galih Panuraga orasi membakar semangat tempur prajuritnya.Semangat prajurit menggelora mendengar orasi dari Galih Panuraga. Mereka jelas terbakar semangatnya, menyaksikan semangat raja mereka yang juga akan turun ke medan tempur. Atas nama kehormatan Kerajaan Sungaisari d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Geger Pendekar Naga   3. Pemberontakan Jaka Waruga III

    ka Waruga harus menelan dalam-dalam ludahnya karena terlalu meremehkan Galih Panuraga. "Apa paman pikir selama ini aku tidak pernah lagi melatih kemampuanku? Kau salah paman, aku sudah memperhitungkan jika suatu hari nanti akan terjadi pemberontakan, tapi aku tidak pernah menduga jika pemberontakan itu di lakukan oleh orang yang sudah ku tolong dan ku berikan posisi Adipati," ucap Galih Panuraga."Haha kau terlalu mudah memberikan kepercayaan kepada orang lain, Galih. Tanpa kau sadari jika orang lain itu tidak akan puas dengan posisi yang telah kau berikan, bagiku menjadi Raja Kerajaan Sungaisari adalah puncak impianku selama ini," balas Jaka Waruga.Galih Panuraga menggeleng pelan, sebenarnya Galih masih memiliki belas kasih kepada Jaka Waruga, jika dia berhasil memenangkan pertempuran ini, Galih Parunurga hanya ingin memasukkan Jaka Waruga ke penjara tahanan bawah tanah, tetapi setelah melihat ambisi besarnya, membuat Galih Panuraga berubah pikiran."Maaf paman, aku tidak bisa memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Geger Pendekar Naga   4. Pemberontakan Jaka Waruga IV

    4. Pemberontakan Jaka Waruga IVDua kilatan cahaya saling beradu dan menciptakan gelombang kekuatan yang sangat besar.Kilatan biru dan hitam pekat itu membuat kondisi alun-alun Semaki porak-porandakan. Dua kekuatan itu juga merenggut banyak nyawa akibat salah sasaran."Kau sangat tangguh rupanya, Mahapatih," Junggo tanpa sungkan sekali lagi memberikan pujiannya."Kau terlalu memuji, aku hanya mengikuti permainanmu," balas Patih Almatama.Junggo tertawa kecil, sebelum kembali membangun serangan dengan luapan energi yang sangat besar dari pedangnya.Bukannya takut, tatapi Patih Almatama malah bergerak ke depan menyongsong serangan yang di lakukan oleh Junggo.Gelegar!!!Gelagar!!!Gelegar!!!Benturan dua kekuatan besar itu membuat banyak kerusakan demi kerusakan dinding beton alun-alun.Baik Patih Almatama ataupun Junggo sama-sama terlempar jauh ke belakang dan merasakan sesak di bagian dadanya. Namun, Ninggalkan menderita luka yang lebih parah sampai membuatku memuntahkan isi perutnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Geger Pendekar Naga   5. Kematian Galih Panuraga 

    Gelegar!!!Galih Panuraga terpental jauh ke belakang, hingga tubuhnya menghantam bagian beton dinding Keraton."Uhukkk ... " Galih Panuraga terbatuk keras. Dia merasakan sesak di bagian dadanya itu."Apakah kau baik-baik saja, Jaka?" Tanya seorang laki-laki berusia payah."Terima kasih, Tetua. Jika tidak ada dirimu aku tidak apakah masih bernyawa," balas Jaka Waruga."Hemm, kau berhutang satu nyawa denganku. Suatu hari aku akan menagih gantinya,"Jaka Waruga hanya tersenyum tipis, jika saja dia memiliki kekuatan yang besar, maka sudah ingin sekali Jaka Waruga ingin melenyapkannya.'Suatu hari, aku akan menghabisimu!!!' batin Jaka Waruga."Saryoni, ternyata Perguruan Cakra Dewa benar-benar sudah menghianatiku. Ternyata apa yang sudah ku berikan tidak cukup untuk membuat kalian menegakkan keadilan, nama Cakra Dewa terlalu berambisi sampai tanpa sadar sudah tersesat terlalu jauh. Kalian rela berkerja sama dengan aliran sesat... " Galih Panuraga tersenyum tipis, tidak terlihat rasa ketak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Geger Pendekar Naga   6. Penghianatan Jaka Waruga.

    Tepat bersamaan dengan Galih Panuraga yang menghembuskan nafas terakhirnya, Saryoni juga terlena jauh ke belakang.Saryoni sedikit lebih baik dari Galih Panuraga, dia masih bernafas, sekalipun mengalami luka yang parah.Saryoni dengan cepat mengambil posisi duduk bersila berusaha meredam luka dalamnya.Sleshhh!!!"Akhh... "Namun betapa terkejutnya Saryoni saat bilah pedang menusuk punggung belakangnya."Jaka Waruga, apa yang kau lakukan?""Maafkan aku, Saryoni. Kau terlalu berbahaya Saryoni, kau harus di lenyapkan agar tidak menjadi halangan dan batu sandungan untukku di masa depan," ucap Jaka Waruga.Saryoni bak tersambar petir dan tersedak ludahnya sendiri. Jaka Waruga menghianatinya setelah semua bantuan yang telah di berikannya dan pula Perguruan Cakra Dewa."Kau akan menyesal, Jaka. Perguruan Cakra Dewa tidak akan tinggal diam dengan kematianku ini," tegas Saryoni, bersama dengan itu pula mulutnya mengeluarkan darah kehitaman."Itu tidak akan terjadi, karena tidak akan ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Geger Pendekar Naga   7. Perguruan Tirta Kencana

    Hutan yang menjadi wilayah pertarungan antara Senopati Arya dan Segoro dengan cepat menjadi medan pertarungan untuk menciptakan banyak kerusakan.Dalam waktu singkat, banyak pepohonan mulai tumbang akibat dari serangan salah sasaran dari dua orang tersebut.Hanya dalam hitungan menit, Senopati Arya dan Segoro sudah bertukar belasan serangan yang dahsyat. Kecepatan ke-duanya dalam membangun serangan menunjukkan jika keduanya sudah malang melintang di dunia persilatan dalam waktu yang lama.Senopati Arya dengan aliran pedang lembut mampu memberikan perlawanan sengit dengan Segoro yang lebih pada aliran pedang lentur. Meskipun ke-dua aliran ini di katakan sama, tetapi keduanya saling bertolak belakang satu sama lain.Tring!!!Tring!!!Dua pedang itu bertemu dan menghasilkan dentingan suara yang memekakkan telinga. Tidak ada yang mendominasi serangan dalam rentan waktu yang lama, lebih tepatnya mereka saling bergantian mendominasi pertarungan.Senopati Arya yang memilih konsentrasi tingka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Geger Pendekar Naga   8. Banyu Aji

    8. Banyu Aji10 tahun sudah berlalu pasca pemberontakan yang di lakukan oleh Jaka Waruga dan kelompoknya. Seorang anak manusia berdiri di tengah tanah lapang sedang memainkan pedang kayu sejak pagi tadi.Anak itu berusia 10 tahun, memiliki fisik yang berisi dan rambut yang panjang. Anak itu bernama Banyu Aji, putra dari mendiang Galih Panuraga yang telah tewas dalam pemberontakan yang di lakukan oleh Jaka Waruga."Banyu, kemarilah," seorang laki-laki paruh baya berambut putih memanggil anak itu.Banyu Aji langsung menghentikan kegiatannya dan berlari ke arah laki-laki paruh baya itu."Iya, kek? Ada apa?" Tanya Banyu Aji.Laki-laki paruh baya itu bernama Whira Bumi, Ketua Perguruan Tirta Kencana. Dia adalah orang yang merawat sosok Banyu Aji sejak bayi setelah di titipkan oleh Sri Pramudita.Whira Bumi ingat betul kala itu ketika waktu menjelang malam, satu kereta kencana datang ke perguruannya."Arya, siapa yang kau bawa?" Tanya Whira Bumi.Senopati Arya melompat dari atas kereta kuda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Geger Pendekar Naga   9. Mewarisi Bakat Yang Hebat

    9. Mewarisi Bakat Yang Hebat Whira Bumi mengelus pucuk rambut Banyu Aji. Selama lima tahun terakhir Banyu Aji terus berlatih di bawah bimbingan langsung Whira Bumi.Selama itu pula Banyu Aji terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Bahkan, di usia yang baru mencapainya 10 tahun, Banyu Aji sudah menikah fisik yang berisi layaknya anak usia 15 tahun."Kakek, kenapa kau memanggilku tadi?" Tanya Banyu Aji."Kakek hanya ingin kau istirahat, sudah sejak pagi tadi kau berlatih, apa kau tidak merasa letih?" Whira Bumi balik bertanya.Banyu Aji menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku tidak merasa letih, aku harus cepat menjadi kuat, agar kakek mau mengajarkanku ilmu yang kakek miliki,"Whira Bumi tersenyum, dia merasa tidak salah mengangkat Banyu Aji menjadi murid dan cucunya. Membesarkan seorang pewaris dari Kerajaan Sungaisari yang saat ini sedang di duduki oleh orang yang serakah adalah sebuah kebanggaan bagi Whira Bumi."Tapi tetap saja kau harus menjaga kesehatanmu itu," ucap Whira

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Geger Pendekar Naga   81. Janayo Yang Tangguh 

    81. Janayo Yang Tangguh Jurenggo menarik nafas panjang, dia jelas paling menyadari jika pertarungan dengan Janayo akan berjalan alot. Tidak ada jaminan untuk dirinya akan memenangkan pertarungan kali ini.Di tambah lagi, Jurenggo tidak mengetahui sekuat apa kemampuan yang di miliki Janayo saat ini."Sial, aku tidak memiliki gambaran seberapa kuat kemampuan yang di miliki oleh Janayo saat ini," umpat Jurenggo.Janayo tersenyum tipis, dia yang sudah lama menghilang dari dunia persilatan jelas akan membuat lawan tidak mengetahui batasan kekuatan yang di milikinya. Hal ini jelas menjadi suatu keuntungan untuknya di dalam pertarungan hidup mati seperti saat ini.Janayo mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, dalam satu tarikan nafas dia sudah berpindah tempat dan melesatkan serangan pembuka kepala Jurenggo.Jurenggo dengan cekatan menyilangkan pedangnya menangkis setiap serangan yang di buat oleh Janayo. Kecepatan hujan serangan yang di buat oleh Janayo masih mampu untuk di imbangi dan di

  • Geger Pendekar Naga   80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana

    80. Jurenggo Vs Yudha Wardhana Banyu Aji langsung bergerak cepat menuju gerbang masuk desa Suba. Dia melompat ke bangunan paling tinggi, berusaha untuk melihat apa yang sebenernya terjadi, sehingga perseteruan antar para pendekar berhenti seketika.Banyu Aji dengan cepat dapat menyimpulkan jika perseteruan itu terhenti karena kedatangan sekelompok pendekar yang menggunakan jubah yang sama."Jubah itu milik Tengkorak Iblis, jadi mereka benar-benar ingin menghapus Harimau Putih dengan menggerakkan para pendekar yang mereka miliki sebanyak ini," gumam Banyu Aji.Banyu Aji memilih untuk menjadi penonton, dia tidak ingin terlibat terlalu dalam pada konflik yang sedang terjadi di bawah sana, tentu karena dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran besar itu.***Yudha Wardhana tersenyum tipis, dia tidak ingin meladeni basa-basi Jurenggo lebih jauh, Yudha Wardhana mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, sebelum berpindah tempat ke hadapan Jurenggo.Tebasan dan tusukan ped

  • Geger Pendekar Naga   79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan

    79. Tengkorak Iblis Vs Dunia Persilatan Yudha Wardhana dengan cepat dapat melihat kedatangan kelompok Tengkorak Iblis. Dia tersenyum tipis, sejauh ini rencana mereka berjalan dengan baik. Kedatangan pendekat Tengkorak Iblis sesuai dengan perkiraan, tepat ketika suasana desa Suba sedang sangat kacau.Bersama dengan itu pula, Yudha Wardhana memberikan kode kepada rekannya untuk segera memberitahu anggota yang lain, guna melakukan rencana selajutnya. Yaitu, menyebarkan kepada dunia persilatan jika Tengkorak Iblis menggerakkan banyak pendekar untuk menjarah semua hasil lelang yang di adakan Perguruan Harimau Putih."Gusma, jika semua rencanamu berjalan lancar, maka bersiaplah Tengkorak Iblis akan mengalami masalah besar dan dunia persilatan akan melihat Harimau Putih sebagai perguruan besar," gumam Yudha Wardhana.Sementara itu, di desa Suba pertarungan sudah benar-benar pecah. Jurenggo yang baru tiba di buat naik pitam saat salah satu anggotanya membawa berita jika Gelato yang menjadi u

  • Geger Pendekar Naga   78. Pertempuran di Desa Suba IV

    78. Pertempuran di Desa Suba IV"Mundurlah sedikit, tapi jangan terlalu jauh. Karena akan ada bahaya lain yang mengincar dirimu nanti," ucap Banyu Aji sambil bersiap dengan kuda-kuda tarungnya Banyu Aji menarik pedangnya, bergegas menangkis setiap serangan yang di lakukan oleh Lapan. Banyu Aji bukan hanya bertahan, dia juga berbalik menyerang Lapan, bahkan dalam waktu singkat Banyu Aji mendominasi serangan.Lapan tentu tidak terlalu terkejut, mengingat latar belakang Banyu Aji yang merupakan pendekar Perguruan Tirta Kencana tidak mungkin memiliki kemampuan rendahan.Lapan sejak awal pertarungan di mulai langsung menggunakan kemampuan terbaiknya dan berusaha mengakhiri pertarungan dengan singkat. Namun tampaknya hal itu sulit terjadi, karena Banyu Aji bukanlah lawan yang mudah."Kau membuatku kagum, tidak banyak pendekar muda yang memiliki kemampuan seperti dirimu. Tapi sayang, aku harus menghabisimu hari ini... " Kata Lapan.Banyu Aji tertawa dengan pelan, dia tidak ingin terlalu lam

  • Geger Pendekar Naga   77. Pertempuran Di Desa Suba III

    77. Pertempuran Di Desa Suba IIITubuh Rana Jelina berkeringat dingin dan bergetar dengan hebat. Perkataan dari Lapan terngiang-ngiang di kepalanya. Dia jelas tidak pernah rela jika harus mati, akan tetapi lebih tidak rela lagi harus menyerahkan kehormatannya kepada lelaki jelek seperti Lapan.Rana Jelina menarik pedangnya, sekalipun tangannya gemetar dengan hebatnya."Haha, kau ingin memberikan perlawanan? Percuma saja, karena semua itu akan sia-sia... " Ejek Lapan dengan menjilati bibirnya bersiap menerkam Rana Jelina. Di kepalanya jelas sudah tergambar apa yang akan di lewati bersama Rana Jelina.Tubuh Rana Jelina semakin berkeringat dingin. Rasa takut jelas menyelimuti tubuhnya dan hatinya. Tidak pernah terbayangkan jika dia akan mengalami nasib sesial ini, jika saja dia tahu akan berada di posisi seperti saat ini, mungkin dia tidak akan berpikir untuk datang ke desa Suba atau mungkin pula dia akan meminta beberapa orang tetua yang memiliki kekuatan tinggi untuk menjadi pengawalny

  • Geger Pendekar Naga   76. Pertempuran di Desa Suba III

    76. Pertempuran di Desa Suba IIIRana Jelina yang baru saja keluar dari penginapan tentu merasa sangat terkejut dengan kejadian di desa Suba. Sungguh dia tidak pernah menduga jika sedang terjadi kericuhan hampir di seluruh desa ini."Tetua, apa yang sedang terjadi di desa ini? Di mana para pendekar Harimau Putih? Kenapa tidak ada yang berusaha melerai pertarungan ini?" Tanya Rana Jelina dengan cemas.Tetua itu sama halnya seperti Rana Jelina. Dia pun merasa cukup terkejut melihat situasi di desa Suba. Bahkan dia menemukan beberapa prajuritnya sedang meregang nyawa dengan mengenaskan. Kondisi desa Suba sudah tidak ubahnya seperti area pertempuran. Bangun-bangunan rumah penduduk sudah jebol dan beberapa pula sudah ambruk. "Pendekar Perguruan Cakra Dewa, sepertinya kalian memiliki barang-barang berharga," kata salah seorang dari pendekar yang menggunakan jubah berwarna hitam itu bercorak kepala gagak itu."Lapan, Tetua tertinggi Perguruan Gagak Hitam. Apa maksud perkataanmu itu!!!" Cer

  • Geger Pendekar Naga   75.Pertempuran Di Desa Suba II

    75.Pertempuran Di Desa Suba IISuasana di seluruh penjuru desa benar-benar kacau. Bau anyir darah dengan cepat memenuhi di seluruh penjuru desa. Hampir di setiap tempat terdengar bunyi dua pedang beradu dan teriakan atau jeritan kesakitan dan kematian yang menyayat hati.Desa Suba yang sebelumnya sangat nyaman, sekarang tidak ubahnya lautan mayat manusia yang terus-menerus melakukan pertarungan, sampai mereka mendapatkan apa yang menjadi incarannya itu."Jurang Neraka akan selalu mengingat apa yang sudah kau lakukan Prayogo. Perguruan Bukit Bintang akan merasakan akibat dari kesombonganmu ini," kata Jenata yang murka, karena setengah murid yang di bawahnya meregang nyawa. Yups, mereka semua tewas dalam pertarungan dengan kelompok Prayogo. Satu yang menjadi kesalahan dari Jenata, dia terlalu percaya diri dengan pasukan yang di bawahnya dan nama besar Jurang Neraka sudah lebih dari cukup untuk membungkam banyak lawannya."Aku tidak terlalu peduli, Jenata. Apa kau pikir Jurang Neraka aka

  • Geger Pendekar Naga   74. Pertempuran Di Desa Suba 

    74. Pertempuran Di Desa Suba "Gusma, jika rencana yang kau susun ini berhasil maka Perguruan Tengkorak Iblis akan mendapatkan banyak tamu penting yang mengetuk perguruan mereka setelah ini bukan?" Kata Jaya Wardhana bernada tanya kepada pemuda itu."Benar, Ketua. Para pendekar Tengkorak Iblis sangat terkenal serakah dan arogan, mereka yang berada di bawah lindungan keraton jelas merasa tinggi. Sampai lupa jika keraton bukan ancaman bagi perguruan-perguruan besar persilatan ini," jawab Gusma, tanpa melepas senyum di wajahnya.Gusma Wardhana adalah salah seorang tetua termuda yang di miliki oleh Perguruan Harimau Putih. Namanya mungkin tidak seterkenal Yudha Wardhana di dunia persilatan, karena memang kemampuan utamanya bukan terletak pada ilmu kanuragan dan silatnya, akan tetapi pada kemampuannya dalam meramu siasat, taktik dan strategi untuk menaklukkan lawannya, tanpa harus menguras stamina dan tenaga dalam yang besar.Berkembangnya Perguruan Harimau Putih tentu berkat andil dari Gu

  • Geger Pendekar Naga   73. Rencana Perguruan Harimau Putih 

    73. Rencana Perguruan Harimau Putih Banyu Aji yang masih berada di desa suba tentu melihat pertarungan antara Ki Ciung Alam dengan Gelato.Dari percakapan keduanya, Banyu Aji dapat menarik kesimpulannya jika Ki Ciung Alam dan Perguruan Pedang Tunggal menaruh rasa benci kepada pemerintahan keraton saat ini. Akan tetapi, dia tentu tidak ingin terlalu cepat menarik kesimpulan karena jika melakukan kesalahan fatal maka semua rencana yang di susunnya akan menjadi sia-sia."Perguruan Pedang Tunggal, sepertinya aku harus berkunjung ke sana. Barulah bisa ku putuskan apakah mereka bisa menjadi sekutu atau tidak nantinya," guman Banyu Aji.Banyu Aji turut menyaksikan pertarungan antara Gelato dan Ki Ciung Alam, dalam beberapa kali pertukaran jurus saja Banyu Aji sudah dapat menebak jika Ki Ciung Alam menang dalam segala hal, akan tetapi lebih kepada menahan diri agar tidak terlalu menarik perhatian para pendekar lainnya.Benar saja, pertarungan di antara mereka di menangkan dengan mudah oleh K

DMCA.com Protection Status