Share

5. Kematian Galih Panuraga 

Gelegar!!!

Galih Panuraga terpental jauh ke belakang, hingga tubuhnya menghantam bagian beton dinding Keraton.

"Uhukkk ... " Galih Panuraga terbatuk keras. Dia merasakan sesak di bagian dadanya itu.

"Apakah kau baik-baik saja, Jaka?" Tanya seorang laki-laki berusia payah.

"Terima kasih, Tetua. Jika tidak ada dirimu aku tidak apakah masih bernyawa," balas Jaka Waruga.

"Hemm, kau berhutang satu nyawa denganku. Suatu hari aku akan menagih gantinya,"

Jaka Waruga hanya tersenyum tipis, jika saja dia memiliki kekuatan yang besar, maka sudah ingin sekali Jaka Waruga ingin melenyapkannya.

'Suatu hari, aku akan menghabisimu!!!' batin Jaka Waruga.

"Saryoni, ternyata Perguruan Cakra Dewa benar-benar sudah menghianatiku. Ternyata apa yang sudah ku berikan tidak cukup untuk membuat kalian menegakkan keadilan, nama Cakra Dewa terlalu berambisi sampai tanpa sadar sudah tersesat terlalu jauh. 

Kalian rela berkerja sama dengan aliran sesat... " Galih Panuraga tersenyum tipis, tidak terlihat rasa ketakutan di wajahnya.

Laki-laki paruh baya bernama Saryoni itu tertawa keras nan terbahak-bahak. "Bersetan dengan itu semua!!! Perguruan Cakra Dewa harus menjadi yang terbesar di Java Dwipa, Jaka Waruga berjanji untuk memberikan banyak sumber daya yang akan membantu kami berkembangnya... " 

"Haha, memang sifat manusia yang rela menjual harga dirinya untuk kepentingannya, aku tidak terlalu terkejut untuk itu," balas Galih Panuraga, "Kau akan hancur akibat dari keserakahanmu itu!!!"

Galih Panuraga mengalirkan tenaga dalam ke bagian dadanya untuk merendam rasa sesaknya, sebelum mengalirkan kembali ke pedangnya.

Galih Panuraga jelas sudah mengenal sosok Saryoni karena Perguruan Cakra Dewa adalah salah satu perguruan silat yang berada di bawah lindungan keraton. Saryoni sendiri adalah pendekar yang memiliki nama besar di dunia persilatan. Kemampuannya terbilang tinggi.

"Aku tidak menduga, jika hari ini aku akan mencabut nyawa seorang Raja yang sangat di segani namanya di seluruh penjuru negeri," 

Saryoni melesat cepat ke depan melepaskan beberapa serangan cepat ke arah Galih Panuraga. 

Saryoni dan Galih Panuraga terlibat jual beli serangan yang sengit. Dari belasan kali pertukaran serangan, memperlihatkan jika kekuatan mereka berdua seimbang. Lebih tepatnya Galih Panuraga jauh lebih kuat, tetapi karena Galih Panuraga sudah terlibat pertarungan dengan Jaka Waruga, membuat staminanya menurun.

Saryoni tertegun, rasa tidak percaya menghampiri dirinya. Sungguh, dia tidak pernah menduga jika Galih Panuraga semakin bertambah kuat dan sudah melampaui kemampuannya saat ini.

"Jika dia dalam kondisinya prima, aku bukanlah lawannya, dia harus segera di singkirkan atau Perguruan Cakra Dewa akan berada dalam masalah besar nantinya," gumam Saryoni.

Saryoni tidak lagi berusaha menahan kekuatannya, dia menggunakan kekuatan penuhnya menyerang Galih Panuraga, begitu pula Galih Panuraga. Dia yang sadar posisinya berharap mampu mengakhiri pertarungan dengan cepat, mengingat kondisi tubuhnya.

Keduanya yang sama-sama menjadikan pedang sebagai senjata utama, membuat pertarungan menjadi sangat menarik dan seru, lagi sengit.

Galih Panuraga benar-benar membuat Saryoni terkagum-kagum, seorang Raja yang memiliki kemampuan silat tingkat tinggi memang sangat jarang di temukan.

"Pedang Dewa Mengusir Kegelapan"

Pedang Saryoni memancarkan Kilauan sinar putih, sebelum tiga kilatan sinar itu melesat cepat memburu Galih Panuraga.

Galih Panuraga yang sudah mengenal jurus-jurus yang di gunakan oleh Saryoni, tentu mampu dengan cepat melakukan gerakan menghindar dan menangkis serangan itu. Bukan hanya itu, Galih Panuraga langsung menggenjot tubuh ke udara.

"Tebasan Dewa Suci"

Tiga tebasan pedang energi melesat cepat ke arah Saryoni. Kecepatan tiga serangan di di luar dugaan dari Saryoni.

Alhasil dua di antara serangan itu masih mampu di hindari, tetapi satu tebasan pedang terakhir gagal dan bersarang telak di bagian bahu kirinya.

"Bedebah!! Sialan kau, Galih!!" Umpat Saryoni sambil meringis kesakitan.

"Mau sampai kapan kau berdiam diri, Jaka. Apa menungguku mati, aku pastikan jika kau juga akan mati jika aku mati,"

Jaka Waruga langsung menggenggam erat pedang dan bergerak cepat ke arah Saryoni.

"Ah, maafkan aku Tetua. Kita akan menyerangnya bersama-sama,"

Jaka Waruga jelas tidak ingin mati di tempat ini, jika dia mati maka semua rencana dan impiannya akan terkubur bersamanya di tempat ini.

Jaka Waruga melesat cepat ke depan menyerang Galih Panuraga, sekaligus memberikan ruang dan waktu untuk Saryoni memulihkan dirinya.

Jaka Waruga jelas menggunakan semua kemampuan dan kekuatannya. Namun, Galih Panuraga masih mampu mengantisipasi setiap serangan yang di buat oleh Jaka Waruga, bahkan dalam waktu singkat, Jaka Waruga puas tubuhnya terluka.

Jaka Waruga mengeram kesal, sekalipun sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari dan mematangkan strategi, dia tetap saja kesulitan untuk menaklukkan Kerajaan Sungaisari ini.

"Paman, apa kau pikir kekuatan yang di miliki keraton begitu lemah? Sampai kau begitu yakin akan memenangkan pertandingan ini?" Tanya Galih Panuraga.

Jaka Waruga hanya diam dan bungkam, dia memang tidak begitu memperhitungkan kekuatan yang akan di miliki oleh Galih Panuraga.

"Tidak peduli sekuat apapun kalian, Galih!! Apapun caranya keraton tetap akan jadi milikku," Jaka Waruga buka suara.

Galih Waruga tidak menafik hal itu, karena memang dengan kekuatan yang di bawah oleh Jaka Waruga yang melibatkan dua perguruan besar akan membuatnya memiliki kemungkinan besar menguasai keraton ini.

Di menit kemudian, Jaka Waruga dan Saryoni bergerak bersama menyerang Galih Panuraga.

Kali ini tidak main-main, pertemuan senjata mereka menghasilkan gelombang kekuatan yang besar. Dalam beberapa kali pertemuan saja, mereka sudah sama-sama terlempar jauh ke belakang dan memuntahkan darah segar.

Di antara mereka, Galih Panuraga yang menderita luka paling parah, karena dia di paksa menghadapi dua kekuatan besar secara bersamaan.

"Seandainya aku bisa sedih lebih kuat lagi, maka mereka berdua bukan lawan yang sulit bagiku," gumam Galih Panuraga sambilan merasakan tubuhnya yang sangat sakit.

Meskipun berada di kondisi sedikit lebih baik, tetapi Jaka Waruga dan Saryoni merasakan kecemasan yang besar. Mereka tidak pernah menduga jika kali ini akan mempertaruhkan nyawanya untuk mengunci kemenangan.

"Kita di atas angin, jangan gegabah dan kita akan membunuhnya," ucap Saryoni memberi peringatan kepada Jaka Waruga.

Jaka Waruga menganggukkan kepalanya mengerti. Dia tidak akan mati di tempat ini, itulah pikiran yang ada di kepala Jaka Waruga.

Tidak menunggu waktu lama, mereka kembali terlibat pertarungan. Kali ini terlihat jelas jika Galih Panuraga mulai kehabisan tenaga dalam dan staminanya.

"Kegelapan Menguasai Dunia"

Saryoni memanfaatkan celah yang tercipta, langsung menggunakan kekuatan penuhnya untuk segera menghabisi Galih Panuraga.

Galih Panuraga yang sadar akan hal itu, memutar tubuhnya ke udara dan memusatkan tenaga dalam di pedangnya.

"Kebajikan Menghapus Kegelapan"

Galih Panuraga menggunakan semua sisa kekuatannya untuk menyongsong serangan yang di lakukan oleh Saryoni.

Gelegar!!!

BOM!!!

Ledakan keras memenuhi alun-alun keraton itu, tidak berselang lama Galih Panuraga terlempar jauh ke  belakang dengan tubuh memprihatinkan. Tidak lama setelah itu, Galih Panuraga jatuh ke tanah untuk selamanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status