Beranda / Pendekar / Pewaris Tahta Ashura / CH. 5 - Keputusan Xiao Xian

Share

CH. 5 - Keputusan Xiao Xian

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-27 09:57:39

Xiao Xian tak memahami apa maksud dari pria tembus pandang itu tetapi yang jelas, ia yakin itu bukanlah hal yang baik. Ia segera berlari menuju ke pintu keluar tetapi tiba-tiba, tubuhnya seperti terhisap oleh pusaran angin lalu semuanya menjadi gelap gulita.

Bug!!!

Tubuh Xiao Xian menghantam permukaan yang keras. Bocah itu mendesis kesakitan lalu membuka mata lebar-lebar dan menemukan dirinya tengah berada di ruang temaram tanpa atap dan tanpa lantai. Kebingungan segera menyergapnya, Xiao Xian menghentak-hentakkan kaki ke lantai yang terlihat seperti udara bebas.

“Apa lagi ini?!” Xiao Xian bergumam setengah mengumpat. Rasa-rasanya, seumur hidupnya ia selalu bertemu dengan kesialan bertubi-tubi.

“Bocah… Aku belum memperkenalkan diri, bukan?”

Seketika, mata Xiao Xian menyisir ke seluruh ruangan, berusaha menemukan keberadaan pria tembus pandang. Tetapi, ia tak menemukan apapun selain udara kosong dan ruang aneh yang tak memiliki atap juga lantai.

“Orang-orang menyebutku dengan julukan Iblis Ashura! Dimensi yang kau tempati saat ini adalah bentuk dari formasi sihir yang mengurungku selama ratusan tahun. Selama itu juga, aku berusaha keluar dari segel sialan ini tetapi satu-satunya cara untuk bisa kembali bebas adalah menemukan wadah yang cocok untuk jiwaku. Ha ha ha, kebetulan sekali sekarang aku menemukannya!”

Iblis Ashura lantas menjawab bahwa dalam dimensi tempat di mana jiwanya tersegel, ia tak memiliki wujud karena dimensi segel itu sendiri terbentuk dari jiwanya. Jiwanya baru akan bebas ketika menemukan seseorang yang bisa mendeteksi keberadaannya, sebab hanya orang-orang dengan potensi tertentu saja yang mampu melihat wujudnya.

“kau tahu, di perpustakaan ini terdapat beberapa cermin. Aku sendiri bahkan tak mampu melihat bagaimana pantulan tubuhku di cermin. Ah… tentu saja itu mustahil, aku tak memiliki bentuk. Ha ha ha. Tetapi, asal kau tahu saja, aku bisa melihat wujudmu, tetapi, aku bahkan tak bisa melihat tanganku, melihat kakiku, melihat rambutku. Semuanya. Aku merasakan keberadaan tubuhku tetapi tak mampu melihatnya. Ha ha ha!”

Iblis Ashura tertawa terbahak-bahak, kegembiraannya memuncak sebab tak lama lagi ia akan mendapatkan tubuh yang bisa ditempati, setelahnya, ia akan bisa membuat kekacauan lagi di dunia. Memporak-porandakan tatanan kehidupan seperti apa yang dulu pernah ia lakukan.

“Tidak! Aku tidak mengizinkan siapapun untuk menempati tubuhku!” Xiao Xian membalikkan badan lalu berlari tanpa arah.

“Mau lari ke mana kau? Seluruh tempat ini adalah jiwaku. Kau hanya sedang berputar-putar di jiwaku, bodoh! Sudahlah, terima saja nasibmu. Bersiap-siaplah, aku akan melakukan ritual penggabungan jiwa!”

Iblish Ashura melakukan sesuatu pada tubuh Xiao Xian, membuat bocah itu tiba-tiba terdiam terpaku tanpa bisa menggerakkan tubuhnya. Xiao Xian meronta berulang kali tetapi itu tak berguna. Ia menjerit meminta tolong tetapi tak seorang pun mampu mendengar suaranya kecuali dia dan si Iblis Ashura.

“Kutukan penggabungan Jiwa!”

Suara iblis Ashura menggelegar dan menggema di udara, Xiao Xian merasa telinganya nyaris tuli karena dihantam kerasnya suara tersebut.

BUUUMMM!!!

Ledakan energi berkekuatan besar terjadi dalam ruang dimensi lain, tubuh Xiao Xian terpental berpuluh-puluh meter lalu keluar dari ruang dimensi dan terjatuh di perpustakaan lama. Punggungnya menghantam bagian atas rak kayu dan membuat rak tersebut jatuh menghantam lantai, diikuti juga dengan jatuhnya tubuh Xiao Xian.

Di lain sisi, Xiao Xian melihat Iblis Ashura juga tengah terpental beberapa meter dari tempatnya berada. Iblis Ashura terlihat tak baik-baik saja dari caranya terbatuk hebat. Andai sosok tersebut memiliki fisik layaknya manusia normal, Xiao Xian yakin pria itu mengalami batuk darah.

“Sial! Siapa kau sebenarnya?!” Iblis Ashura mengumpat ia ingin menerjang tubuh Xiao Xian tetapi di saat yang bersamaan, pintu perpustakaan lama berderit. Suara gelak tawa dari beberapa remaja terdengar cukup mengganggu telinga.

“Apa-apaan ini?”

Suara itu terdengar sebagai suara milik Lei Xiu. “Eh, bocah itu tersungkur di sana? Rak rak kayu jatuh ke lantai dan buku-buku berserakan di mana-mana? Bocah, sefrustrasi itukah kau hingga membuat kekacauan seperti ini?”

Xiao Xian berjuang keras untuk bangkit dari posisi tersungkur, bibirnya telah mengeluarkan darah tetapi ia masih memiliki cukup tenaga untuk melakukan sesuatu.

“Kalian semua, cepat keluar dari sini! Ada sosok pria berbahaya yang mendiami perpustakaan ini!” Xiao Xian berjuang keras memberi peringatan kepada lima remaja yang baru saja memasuki perpustakaan lama.

Bukannya takut atau percaya, Wang Chong justru tertawa terbahak-bahak menanggapi peringatan dari Xiao Xian. Ia dan empat temannya melangkah masuk ke dalam dan menghampiri Xiao Xian dengan memamerkan seringai mengerikan.

“Apa kau sudah mengetahui rencana kami dan kau berniat menakut-nakuti kami agar kami pergi dari sini secepatnya, begitu? Cih, jangan harap bisa lepas dari Lei Xiu!”

Lei Xiu mendekati tubuh Xiao Xian lalu mencengkeram dagu Xiao Xian cukup kuat. “Pintar sekali sandiwaramu, kau bahkan membuat bibirmu benar-benar berdarah. Ha ha ha, sebegitu takutkah kau pada rencana kami?!”

Xiao Xian menelan ludah, ia baru saja keluar dari mara bahaya besar tetapi kini kembali diterkam oleh bahaya yang lain. “Me.. menangnya, apa rencana kalian? Bukankah kalian mengatakan Guru Zhang mencariku?!”

Semua orang tertawa terbahak-bahak meledek kepolosan Xiao Xian, satu demi satu mereka semua melontarkan kalimat cacian pada bocah malang itu. “Kau benar-benar ingin tahu rencana kami?” Wang Chong mengangkat tubuh Xiao Xian dengan kasar. “Kami semua akan menghajarmu sampai tewas dan membiarkan jasadmu membusuk di tempat ini! Ha ha ha!”

Xiao Xian yakin nyawanya tak akan selamat hari itu. Andai keadaannya masih cukup baik, ia mungkin masih berkesempatan untuk mencoba kabur, tetapi, setelah peristiwa ledakan energy dahsyat di dimensi lain, Xiao Xian merasa ketahanan fisiknya sedang menurun lebih dari 50%.

“Tunggu… Aku tak pernah membuat masalah pada kalian… Mengapa kalian melakukan hal buruk padaku?”

Lei Xiu meludah tepat di depan Xiao Xian. “Apa menurutmu kami harus memiliki alasan untuk menghabisi bocah pembawa sial sepertimu? Kalau pun kau meminta alasan, anggap saja karena kau lancang mempelajari jurus di sekte kami. Tapi, oh… Tanpa kau melakukan hal itu pun, kami juga ingin menghabisimu, benar, ‘kan, teman-teman?”

Ledakan tawa kembali terdengar nyaring di telinga. Sedetik berselang, Wang Chong memberi aba-aba kepada teman-temannya untuk mulai menyerang.

Bug! Bug! Bug! Bug!

“Aaaaarrrghh!!!”

Berpuluh-puluh pukulan dan tendangan mendarat di tubuh Xiao Xian tanpa bisa dihindari. Dua teman Wang Chong memegangi tubuh Xiao Xian sementara tiga lainnya melakukan pemukulan dan tendangan ke berbagai sisi.

Di sudut ruangan, Iblis Ashura tengah mengamati selama beberapa saat. Sesekali ia menggeleng-gelengkan kepala karena tak menduga jika calon wadah jiwanya ternyata memiliki nasib yang cukup tragis.

“Ehm… Hei, bocah! Apa kau butuh bantuanku?!”

Terdengar suara iblis Ashura menawarkan pertolongan. Xiao Xian mencoba mengamati lima remaja yang merundungnya dan meski matanya nyaris dipenuhi deraian darah, ia bisa melihat semua remaja itu tak ada yang bereaksi pada suara Iblis Ashura, menandakan bahwa memang hanya dia seorang yang bisa mendengar dan melihat wujud Iblis Ashura.

“Aku hanya perlu menjentikkan jari kelingkingku untuk membuat tubuh lima remaja itu meledak dan bercerai berai! Kau mau aku melakukannya?”

Xiao Xian bergidik ngeri. Pukulan dan tendangan masih menghujani tubuhnya tetapi tak sekeras di awal, mungkin karena mereka semua telah sedikit lelah atau bosan. Hal itu membuat Xiao Xian memiliki sedikit waktu untuk bernapas. Ia lantas bergumam dengan lantang. “Ashura, kukira hidupku memang tak ada gunanya di dunia ini. Aku berubah pikiran, aku akan membiarkanmu menggunakan tubuhku tetapi dengan satu syarat, kau juga harus menghabisi mereka berlima. Mereka berlima lebih tak pantas untuk hidup di dunia ketimbang aku! Kau mendengarku, Ashura?!”

“Ha ha ha ha! Leluconmu itu benar-benar lucu, Xiao Xian!” Wang Chong tertawa lantang diikuti dengan empat teman lainnya, semuanya kian bersemangat melakukan pemukulan dan tendangan kepada Xiao Xian.

Whuuuusssss!!!

Tiba-tiba, hawa dingin menyeruak ke seluruh ruangan di Perpustakaan Lama, menciptakan aura intimidasi yang cukup kuat. Seketika, Wang Chong, Lei Xiu, dan tiga lainnya ambruk ke tanah dalam posisi berlutut karena tertekan oleh desakan kekuatan asing yang seolah menghantam pundak mereka.

“Apa?? APa yang terjadi?!”

Wang Chong dan empat remaja lainnya mulai merasakan ketakutan besar ketika melihat Xiao Xian ternyata sama sekali tak terpengaruh oleh dorongan kekuatan asing yang menyerang mereka.

“Jangan bilang jika yang tadi itu bukan bercanda…” Lei Xiu bergumam dengan mulut tercekat.

Xiao Xian mengambil posisi berdiri tegak, ia lantas tertawa terbahak-bahak menikmati ketakutan dan keputusasaan yang melanda lima remaja di depannya.

“Ngomong-ngomong, apa permintaan terakhir kalian?” Xiao Xian bertanya penuh dengan kebanggaan.

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Mahyudin Udin
sbungan nya dimana cari nya min
goodnovel comment avatar
Palui Banjar
tidak ada lg kah sambungannya
goodnovel comment avatar
Tempe Super
pasti pembacanya orang2 yg sabar...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 1 - Kandang Sapi

    Negeri Atas Angin merupakan daratan tinggi yang berada pada dua ribu meter di atas permukaan air laut. Dengan ketinggian tersebut, Negeri Atas Angin menjadi tempat dengan pemandangan paling syahdu di seluruh wilayah Kekaisaran Bulan Perak. Pada puncak ketinggian Negeri Atas Angin, terdapat gubuk reot dengan atap dedaunan kering dan dinding kayu yang nyaris dipenuhi lubang. Xiao Xian menganggap tempat itu sebagai rumah meski semua orang lebih setuju menyebutnya sebagai kandang sapi. Setiap pagi datang, Xiao Xian akan menuruni gunung, berjalan sejauh tiga kilo meter lalu berhenti pada satu-satunya pohon beringin tua di desa Wu’an. Dengan kaki-kaki kecilnya, Xiao Xian terbiasa memanjat Beringin tua itu demi bisa melihat dengan jelas kegiatan latihan yang ada di Sekte Pedang Bambu. Sesekali, bocah berumur sepuluh tahun itu akan berangan-angan, andai ia hidup tak membawa kutukan, mungkin ia akan berada di dalam Sekte Pedang Bambu dan menjadi murid dalam di sana, memiliki teman, mendapat pe

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 2 - Latar Belakang Xiao Xian

    Perjalanan dari Beringin tua menuju ke Sekte Pedang Bambu merupakan perjalanan paling mendebarkan yang pernah dirasakan oleh Xiao Xian. Hal itu mengingatkannya pada tiga tahun silam kala Kasim Hong Li membawanya untuk pertama kali ke desa Wu’an. Tiga tahun sebelumnya, Xiao Xian adalah putra dari bangsawan terpandang di ibu kota Negeri Atas Angin. Meski terlahir sebagai anak keluarga bangsawan, Xiao Xian sama sekali tak merasakan masa indah atau kebahagiaan. Hal tersebut lantaran Xiao Xian hanya hidup dalam rumah pengasingan yang jauh dari kemegahan keluarga bangsawan.Setiap tiga kali sehari, seorang pelayan akan mengirimkan makanan di pengasingan lalu pergi setelahnya. Meninggalkan Xiao Xian kecil sendirian. Bocah itu bahkan belum pernah mengenal atau bertemu dengan ayahnya. Suatu ketika, seorang kasim mendatangi pengasingan Xiao Xian dan mengatakan bahwa ayah Xiao Xian memerintahkannya untuk membawa Xiao Xian berguru ke sekte kecil di pegunungan yang bernama Sekte Ped

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 3 - Perpustakaan Lama

    Hari itu, beberapa guru dan penatua di Sekte Pedang Bambu tengah menghadiri pertemuan penting antar sekte di luar Wu’an. Zhang Liao termasuk dalam jajaran guru yang menghadiri pertemuan dan jelas tidak sedang berada di sekte sebagaimana dengan apa yang dituturkan Wang Chong juga Lei Xiu. Keduanya berbohong demi bisa membawa Xiao Xian ke dalam sekte. Sudah sekian lama Wang Chong dan teman-temannya ingin membawa Xiao Xian tetapi selama ada Zhang Liao di dalam sekte, Wang Chong khawatir rencana busuknya akan digagalkan Zhang Liao.‘Cih, bocah sialan, tak ada lagi yang akan melindungimu kali ini. Kalaupun kau tewas di tangan kami, tak seorang pun akan merasa kehilangan karenamu!’ Wang Chong membatin mana kala ia dan Lei Xiu telah berhasil membawa Xiao Xian menginjak gerbang masuk sekte.“Akhirnya kita tiba, Kakak… Di mana Guru Zhang, junior ingin segera menemuinya.” Xiao Xian berdecak gembira, benar-benar tak menyangka akan bisa menginj

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 4 - Menjawab Pertanyaan

    “Tidak ada siapa-siapa?!” Xiao Xian menjerit tertahan. Jelas jelas ia merasakan adanya hembusan napas, tak hanya suara tetapi juga sensasi dingin seperti ditiup-tiup, ia yakin ia benar-benar merasakan hembusan napas sesuatu.‘Hhh… Hhhh… Hhh…’Kali itu, hembusan napas terasa kembali, yaitu tepat di sebelah kiri telinga Xiao Xian. Xiao Xian melompat mundur dan menggosok telinganya dengan tangan gemetaran. Tak menunggu lama, Xiao Xian berlari ke arah pintu tetapi anehnya, sekencang apapun ia berlari menuju ke pintu perpustakaan lama, jarak keduanya seolah tak pernah berkurang.Keringat dingin mulai mengucur di pelipis Xiao Xian, membuat lukanya yang menganga terasa perih kembali setelah terkena kucuran keringat.“Aku tidak percaya hantu! Lagi pula, ini masih siang! Siapa sebenarnya yang sedang mengerjaiku, keluarlah, kita selesaikan ini secara jantan!” Xiao Xian menjerit sekuat tenaga, nyatanya, tak se

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27

Bab terbaru

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 5 - Keputusan Xiao Xian

    Xiao Xian tak memahami apa maksud dari pria tembus pandang itu tetapi yang jelas, ia yakin itu bukanlah hal yang baik. Ia segera berlari menuju ke pintu keluar tetapi tiba-tiba, tubuhnya seperti terhisap oleh pusaran angin lalu semuanya menjadi gelap gulita.Bug!!!Tubuh Xiao Xian menghantam permukaan yang keras. Bocah itu mendesis kesakitan lalu membuka mata lebar-lebar dan menemukan dirinya tengah berada di ruang temaram tanpa atap dan tanpa lantai. Kebingungan segera menyergapnya, Xiao Xian menghentak-hentakkan kaki ke lantai yang terlihat seperti udara bebas.“Apa lagi ini?!” Xiao Xian bergumam setengah mengumpat. Rasa-rasanya, seumur hidupnya ia selalu bertemu dengan kesialan bertubi-tubi.“Bocah… Aku belum memperkenalkan diri, bukan?”Seketika, mata Xiao Xian menyisir ke seluruh ruangan, berusaha menemukan keberadaan pria tembus pandang. Tetapi, ia tak menemukan apapun selain udara kosong dan ruang aneh yang tak

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 4 - Menjawab Pertanyaan

    “Tidak ada siapa-siapa?!” Xiao Xian menjerit tertahan. Jelas jelas ia merasakan adanya hembusan napas, tak hanya suara tetapi juga sensasi dingin seperti ditiup-tiup, ia yakin ia benar-benar merasakan hembusan napas sesuatu.‘Hhh… Hhhh… Hhh…’Kali itu, hembusan napas terasa kembali, yaitu tepat di sebelah kiri telinga Xiao Xian. Xiao Xian melompat mundur dan menggosok telinganya dengan tangan gemetaran. Tak menunggu lama, Xiao Xian berlari ke arah pintu tetapi anehnya, sekencang apapun ia berlari menuju ke pintu perpustakaan lama, jarak keduanya seolah tak pernah berkurang.Keringat dingin mulai mengucur di pelipis Xiao Xian, membuat lukanya yang menganga terasa perih kembali setelah terkena kucuran keringat.“Aku tidak percaya hantu! Lagi pula, ini masih siang! Siapa sebenarnya yang sedang mengerjaiku, keluarlah, kita selesaikan ini secara jantan!” Xiao Xian menjerit sekuat tenaga, nyatanya, tak se

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 3 - Perpustakaan Lama

    Hari itu, beberapa guru dan penatua di Sekte Pedang Bambu tengah menghadiri pertemuan penting antar sekte di luar Wu’an. Zhang Liao termasuk dalam jajaran guru yang menghadiri pertemuan dan jelas tidak sedang berada di sekte sebagaimana dengan apa yang dituturkan Wang Chong juga Lei Xiu. Keduanya berbohong demi bisa membawa Xiao Xian ke dalam sekte. Sudah sekian lama Wang Chong dan teman-temannya ingin membawa Xiao Xian tetapi selama ada Zhang Liao di dalam sekte, Wang Chong khawatir rencana busuknya akan digagalkan Zhang Liao.‘Cih, bocah sialan, tak ada lagi yang akan melindungimu kali ini. Kalaupun kau tewas di tangan kami, tak seorang pun akan merasa kehilangan karenamu!’ Wang Chong membatin mana kala ia dan Lei Xiu telah berhasil membawa Xiao Xian menginjak gerbang masuk sekte.“Akhirnya kita tiba, Kakak… Di mana Guru Zhang, junior ingin segera menemuinya.” Xiao Xian berdecak gembira, benar-benar tak menyangka akan bisa menginj

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 2 - Latar Belakang Xiao Xian

    Perjalanan dari Beringin tua menuju ke Sekte Pedang Bambu merupakan perjalanan paling mendebarkan yang pernah dirasakan oleh Xiao Xian. Hal itu mengingatkannya pada tiga tahun silam kala Kasim Hong Li membawanya untuk pertama kali ke desa Wu’an. Tiga tahun sebelumnya, Xiao Xian adalah putra dari bangsawan terpandang di ibu kota Negeri Atas Angin. Meski terlahir sebagai anak keluarga bangsawan, Xiao Xian sama sekali tak merasakan masa indah atau kebahagiaan. Hal tersebut lantaran Xiao Xian hanya hidup dalam rumah pengasingan yang jauh dari kemegahan keluarga bangsawan.Setiap tiga kali sehari, seorang pelayan akan mengirimkan makanan di pengasingan lalu pergi setelahnya. Meninggalkan Xiao Xian kecil sendirian. Bocah itu bahkan belum pernah mengenal atau bertemu dengan ayahnya. Suatu ketika, seorang kasim mendatangi pengasingan Xiao Xian dan mengatakan bahwa ayah Xiao Xian memerintahkannya untuk membawa Xiao Xian berguru ke sekte kecil di pegunungan yang bernama Sekte Ped

  • Pewaris Tahta Ashura   CH. 1 - Kandang Sapi

    Negeri Atas Angin merupakan daratan tinggi yang berada pada dua ribu meter di atas permukaan air laut. Dengan ketinggian tersebut, Negeri Atas Angin menjadi tempat dengan pemandangan paling syahdu di seluruh wilayah Kekaisaran Bulan Perak. Pada puncak ketinggian Negeri Atas Angin, terdapat gubuk reot dengan atap dedaunan kering dan dinding kayu yang nyaris dipenuhi lubang. Xiao Xian menganggap tempat itu sebagai rumah meski semua orang lebih setuju menyebutnya sebagai kandang sapi. Setiap pagi datang, Xiao Xian akan menuruni gunung, berjalan sejauh tiga kilo meter lalu berhenti pada satu-satunya pohon beringin tua di desa Wu’an. Dengan kaki-kaki kecilnya, Xiao Xian terbiasa memanjat Beringin tua itu demi bisa melihat dengan jelas kegiatan latihan yang ada di Sekte Pedang Bambu. Sesekali, bocah berumur sepuluh tahun itu akan berangan-angan, andai ia hidup tak membawa kutukan, mungkin ia akan berada di dalam Sekte Pedang Bambu dan menjadi murid dalam di sana, memiliki teman, mendapat pe

DMCA.com Protection Status