Ketika Selingkuhan Suamiku Datang ke Rumahku

Ketika Selingkuhan Suamiku Datang ke Rumahku

last updateLast Updated : 2023-05-27
By:  Fahira Khanza  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
77Chapters
43.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dunia Fiona hacur ketika seorang wanita misterius datang dan mengaku menjalin hubungan dengan suaminya selama ini. Tak hanya itu, Fiona diminta untuk membantu perempuan itu menghapus video seks keduanya. Bagaimana ini? Apakah Fiona harus percaya pada wanita asing atau justru suaminya? Terlebih, keduanya sama mencurigakan untuk Fiona.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1. Kedatangan Tamu

"Mbak Fiona, bantu saya untuk menghapus video seks yang dibuat oleh suami Mbak saat kami sedang melakukan hubungan terlarang itu, Mbak." Wanita bergaun merah maroon dengan tubuh berisi itu kini menatap penuh permohonan ke arahku. Dari sorot matanya, dapat kutangkap sebuah harapan besar. "Saya janji, Mbak. Setelah video itu terhapus, saya akan benar-benar meninggalkan Mas Narendra. Saya janji." Lagi, wanita itu menghiba. Memasang wajah semenyedihkan mungkin.Aku menarik nafas dalam. Badanku terasa lemas dan kepalaku pening.Aku menyesal mempersilakan wanita ini masuk ke rumahku karena mengaku sebagai kenalan Mas Narendra. Sejak tadi, dia berkata yang bukan-bukan. Ia mengaku telah menjadi selingkuhan suamiku selama lima tahun lamanya, lalu meminta maaf padaku.Belum sempat aku meresponsnya, sekarang wanita ini bilang suamiku membuat video seks dengannya? Yang benar saja! "Berhenti bercanda, Mbak Citra." Akhirnya, satu kalimat berhasil lolos aku keluarkan. Sayangnya, wanita bernama C

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
77 Chapters

Bab 1. Kedatangan Tamu

"Mbak Fiona, bantu saya untuk menghapus video seks yang dibuat oleh suami Mbak saat kami sedang melakukan hubungan terlarang itu, Mbak." Wanita bergaun merah maroon dengan tubuh berisi itu kini menatap penuh permohonan ke arahku. Dari sorot matanya, dapat kutangkap sebuah harapan besar. "Saya janji, Mbak. Setelah video itu terhapus, saya akan benar-benar meninggalkan Mas Narendra. Saya janji." Lagi, wanita itu menghiba. Memasang wajah semenyedihkan mungkin.Aku menarik nafas dalam. Badanku terasa lemas dan kepalaku pening.Aku menyesal mempersilakan wanita ini masuk ke rumahku karena mengaku sebagai kenalan Mas Narendra. Sejak tadi, dia berkata yang bukan-bukan. Ia mengaku telah menjadi selingkuhan suamiku selama lima tahun lamanya, lalu meminta maaf padaku.Belum sempat aku meresponsnya, sekarang wanita ini bilang suamiku membuat video seks dengannya? Yang benar saja! "Berhenti bercanda, Mbak Citra." Akhirnya, satu kalimat berhasil lolos aku keluarkan. Sayangnya, wanita bernama C
Read more

Bab 2. Fiona yang Bimbang

"Mas mau makan malam apa?" Aku bertanya pada suamiku yang tengah fokus menatap layar laptop yang ada di hadapannya. Kulihat banyak kertas-kertas berserakan di meja kerja. Sudah kuputuskan melupakan kejadian tadi siang. Aku lebih percaya suamiku."Mas?" "Eh, iya, Sayang. Maaf, kamu tadi bicara apa? Mas tidak mendengarnya." Lelaki itu akhirnya menoleh ke arahku dengan mengulas senyum yang selalu membuat hati ini terasa begitu sejuk. "Mau makan malam apa?" Kuulangi pertanyaanku. "Apapun hasil dari tanganmu, Mas akan selalu melahapnya, Sayang." Aku memutar bola mata. Selalu itu jawabannya. Akhirnya, tanpa melemparkan pertanyaan lagi aku melangkah menuju dapur. Menyiapkan menu makan malam untuk hidangan kami berdua. Puluhan menit berkutat di dapur akhirnya pekerjaanku selesai. Aku pun kembali berjalan menuju kamar, ingin memanggil Mas Narendra yang masih disibukkan dengan segudang pekerjaannya. "Berikan yang aku minta sekarang atau siap-siap terima akibatnya!" Deg!Seketika jantun
Read more

Bab 3. Ucapan Pedas Ibu Mertua

Aku kembali meletakkan ponsel di atas nakas. Setelahnya, kembali kubaringkan tubuhku. Berkali-kali aku mencoba memejamkan kedua netraku, namun tak kunjung berhasil juga. Sesekali aku menatap wajah tampan suamiku, wajah tampan yang disempurnakan dengan senyuman yang begitu melembutkan. Dengkuran halus terdengar dengan jelas berasal dari bibir Mas Narendra. Pertanda jika lelaki itu benar-benar terlelap dalam tidurnya. "Sepertinya aku harus cari ponsel Mas Narendra yang aku lihat tadi," batinku. Setelahnya, aku pun secara perlahan bangkit dari pembaringan. Lalu aku melangkah dengan mengendap-endap menuju dimana meja kerja suamiku berada. Aku pun mulai mencari ponsel, kugeledah tas dan setiap laci yang ada. Namun tak kunjung kutemukan juga.Aku mendudukkan tubuhku frustasi. Entah dimana Mas Narendra menyimpan benda pipih asing itu. "Sayang, kamu ngapain?" Aku tersentak kaget saat mendengar suara suamiku, seketika jantung seperti berdegup lebih kencang. Aku menoleh ke arah suami, seke
Read more

Bab 4. Tanda Merah

"Narendra itu lelaki tampan dan mapan, Fiona! Mudah bagi dia untuk mencari istri yang bisa memanjakan matanya!"Ucapan Ibu terus terngiang-ngiang di telingaku. Meskipun apa yang dikatakannya adalah fakta, namun hal itu terasa begitu sesak di dada. Aku mengamati cermin yang ada di depanku. Cermin yang memantulkan bagaimana bentuk fisikku saat ini. Wajah yang berjerawat, kulit kusam, dan lingkaran hitam di sekeliling kedua netraku. Ditambah tubuh yang begitu kurus menambah kesan tak menarik lagi. Sungguh, aku sama sekali tak menyadari. Aku terlalu tenggelam pada masalah yang mendera, masalah yang belum sanggup kucari bagaimana kebenarannya. Kedatangan wanita itu benar-benar membuat perubahan pada diriku. Hidup tak tenang, makan pun tak berselera. "Fiona, aku mau ada acara makan malam. Siapkan pakaian terbaikku, ya." Suara Mas Narendra terdengar dan menyadarkan lamunanku. Aku menoleh, lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk putih yang ia lilitkan seb
Read more

Bab 5. Liburan ke Bali

Emosi yang sedari tadi kutahan, kini sudah berada di puncak ubun-ubun dan siap untuk diledakkan. Cepat, aku melangkah mendekat ke arah suamiku. Dan begitu sudah dekat, aroma keringat khas setelah melakukan olahraga ranjang pun menguar di indra penciumanku. 10 tahun kami berumah tangga, sudah cukup membuatku hapal dengan hal kecil seperti ini. "Mas?!" pekikku dengan kedua tangan yang terkepal. Napasku begitu memburu seiring emosi yang semakin menguasai diriku. "Bekas apa di lehermu itu, Mas?!" Aku menatap lekat ke arah Mas Narendra tanpa menyentuh bekas yang kurasa begitu menjijikkan. Masih aku berusaha menekan kuat-kuat rasa emosi Mendengar ucapanku, Mas Narendra mendekatkan wajah ke cermin. Dan dengan ekspresi yang tak bisa kutebak, lelaki itu kembali menoleh ke arahku. "Ini bekas lipstik, tadi ada tragedi. Temen kantor mau jatuh, aku tangkap. Terus mungkin tidak sengaja bibirnya menyentuh leherku." "Oh ya? Bekas lipstik?""Ya. Memangnya apa lagi?" Gegas aku mengambil tisu yan
Read more

Bab 6. Citra dan Aruni?

Begitu panggilan terputus, kuletakkan ponsel di tempatnya semula. Setelahnya kusandarkan tubuhku lalu kuhela napas dalam-dalam dan kukeluarkan secara perlahan, berharap mampu meredamkan gejolak di dalam dada dan bisa berpikir secara tenang. "Apa aku harus ke rumah ibu ya?" lirihku. "Ya, daripada penasaran Mas Narendra pergi liburan dengan siapa. Lebih baik aku memastikannya saja."Gegas aku bangkit dari tempat dudukku, lalu melangkah menuju kamar setelah kuambil ponsel yang ada di meja. Dan begitu sampai di kamar, cepat aku mengganti baju. Duduk di depan cermin sembari memoleskan make up tipis ke wajahku. Pandangan yang semula tertuju pada cermin beralih ke sebuah ponsel yang berdering. Aku pun segera mengangkat panggilan itu. "Halo, selamat siang, Mbak Fiona. Saya sudah sampai di depan rumah sesuai alamat yang tertera pada pesanan di aplikasi." Suara seorang lelaki terdengar saat panggilan itu terhubung. "Baik, Pak. Saya segera keluar."Panggilan ku
Read more

Bab 7. Wanita lain lagi

[Padahal besok pagi jam 9 mau berangkat ke Bandara, menjemput kakak perempuan tersayang. Tapi apalah daya, tiba-tiba dapat kelas di kampus.]Aku memicingkan kedua netraku saat membaca serangkaian kalimat status what'sapp milik Mona–adik iparku. "Siapa yang dimaksud kakak perempuan tersayang? Mereka kan hanya 2 bersaudara. Mas Narendra anak pertama, dan Mona anak kedua. "Yaudah, seneng-seneng saja di sana. Besok kalau pulang hati-hati ya. Besok ibu nggak bisa jemput, soalnya jam 9 ada acara arisan sama ibu-ibu kompleks."Seketika ucapan Ibu Mertua kemarin kembali terngiang-ngiang di telingaku.Dan begitu aku mengusap layar datar itu–bertujuan untuk mengomentari status what'sapp Mona– tiba tiba saja status tersebut menghilang, yang artinya sang pemilik menghapus status tersebut. ****Semalaman aku memikirkan apa yang harus aku lakukan. Bertindak atau diam, dan aku memutuskan akan menemui Mas Narendra bersama temannya itu di Bandara. Ya, aku melakukan itu bertujuan agar Mas Narendra
Read more

Bab 8. Tuduhan Narendra

KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 8Fiona membeku, menatap punggung Narendra dan Aruni yang semakin mengecil dengan ekspresi wajah yang begitu menyedihkan.Wanita berusia 33 tahun itu pun lantas menghembuskan napas berat, dan ia melangkah dengan gontai. Seolah-olah seperti tak ada lagi semangat dalam hidupnya. Fiona terus mengayunkan kedua kakinya dengan pandangan kosong, hingga tiba-tiba ....Bugh!Tubuh kurus itu terjerembab karena seseorang menabrak pundak Fiona. "Astaga ... maaf, Mbak. Maaf." Seorang lelaki yang menabrak tubuh Fiona ingin membantunya berdiri, namun Fiona enggan menerima. Wanita itu lantas bangkit sendiri, pandangan yang menunduk, kini terangkat. Hingga sepasang mata Fiona pun membelalak. "Fahri?" "Fiona?" Berbeda dengan Fiona, lelaki yang bernama Fahri menatap heran ke arah Fiona. Bahkan pandangan lelaki itu menyorot tubuh Fiona mulai ujung kaki hingga ke atas kepala. "Hey, gitu amat lihatnya."
Read more

Bab 9. Kekuatan dari Sang Ibu

KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 9Fiona tertegun mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Fahri."Kita duduk dulu di sana, ya. Tenangin diri kamu dulu," ajak Fahri dan Fiona mengangguk. Gegas Fahri melangkah dan diikuti Fiona di belakangnya. "Minumlah dulu." Fahri mengulurkan sebotol air mineral yang baru saja ia ambil di tas ransel miliknya. Fahri terus menatap wajah Fiona dengan perasaan penuh kasihan. Fiona menerima botol yang diulurkan oleh Fahri, lalu ia pun berujar, "Terima kasih." Setelahnya, Fiona membuka tutupnya lalu mulai menyesap air mineral itu hingga akhirnya tenggorokan yang semula kering, kini teraliri. "Sejak kapan, Fi? Kenapa kamu diam saja?" Fahri kembali menodongnya dengan pertanyaan saat melihat teman di masa lalunya sudah terlihat membaik. "Entahlah." Singkat Fiona menjawab, dan tentu saja membuat Fahri mengerutkan kening. "Apa kamu sedang buru-buru?" "Enggak. Jadwal putriku tiba masih 30 menit lagi," ucap Fahri dengan lemah setelah meli
Read more

Bab 10. Kedatangan Narendra dan Aruni

KETIKA SELINGKUHAN SUAMIKU DATANG KE RUMAHKUBAB 10Mobil yang dikendarai oleh Narendra, dan Aruni yang ada di sampingnya masuk ke halaman rumah yang dihuni oleh Fiona. Kendaraan roda empat itu pun berhenti tepat di depan pintu utama. "Terima kasih ya sudah menuruti apa yang aku inginkan," ucap Aruni dengan begitu manja. Bahkan kali ini ia sedang memeluk mesra lengan Narendra. "Apapun yang kamu inginkan, selagi bisa, akan aku lakukan." Tangan Narendra mengusap lembut pucuk kepala Aruni. Mendengar ucapan dari sang kekasih, membuat Aruni melebarkan senyumannya. Setelahnya, ia mendaratkan kecupan mesra di pipi milik Narendra. "Ayo turun lalu masuk." "Semoga saja istrimu yang kata ibu seperti risoles itu menerima keputusanmu ya, Sayang." "Harus! Aku sudah siapkan senjatanya agar Fiona tidak bisa berkutik," ucap Narendra penuh dengan rasa percaya diri."Dan aku percaya sama kamu." Sepasang kekasih itu pun saling melempar senyum. Gegas mereka membuka pintu– bergerak keluar–lalu kemba
Read more
DMCA.com Protection Status