Talita rela menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang masih kecil. Kakaknya meninggal saat melahirkan. Namun Talita tidak dianggap sebagai istri oleh suaminya dan ibu mertuanya. Kakaknya dituduh selingkuh dengan pria lain, itu alasan Emir membenci Talita. Ia berjuang mencari kebenaran kalau tuduhan suami dan ibu mertuanya, Talita berjanji akan membuktikan kalau sang kakak tidak pernah selingkuh. Apakah Hanum benar tidak pernah selingkuh? Mampukah kah Talita mengungkap kebenaran tentang kakaknya?
ดูเพิ่มเติมApa yang ditakutkan Emir akhirnya terjadi, Irfan bersama dokter yang merawat Hasan melaporkan Dinar dengan tuduhan penganiayaan anak di bawah umur.Dengan cepat polisi menanggapi kasus mengenai keluarga Emir, tepat saat Emir di rumah sakit menemani Talita, rumah Emir kedatangan tamu dua orang yang berseragam polisi.“Selamat Siang Ibu kami dari kepolisian, menerima laporan kalau saudara Dinar Wulandari melakukan kekerasan pada anak dibawah umur dan di laporkan team dokter yang merawat baby Hasan.Ibu Emir yang saat itu ada di rumah hanya bisa diam, ia tidak tahu harus berkata apa. Ia takut ucapannya malah bumerang untuk Dinar maupun Emir.“Kalau bapak ingin menyelidiki rumah saya dan keluarga saya, berbicaralah dulu dengan anak saya, karena dia juga seorang polisi.”“Baik kami mengerti, tetapi kami tidak ingin menunggu, kami akan membawa anak ibu ke kantor polisi untuk di mintai keterangan," ujar salah seorang polisi.“Dia tidak ada.”“Apa kami boleh tahu yang bersangkutan kemana?”“S
Keajaiban benar-benar terjadi saat itu, saat Emir meminta dengan tulus kesembuhan untuk Baby Hasan. Tetapi Emir menganggap Ibu mereka yang membantu membangunkan Hasan.“Terimakasih, karena kamu sudah membangunkan dia,” ujar Dokter Vero ikut tersenyum bahagia.Emir berpikir roh Hanum yang membangunkan anak kembarnya.Para Dokter yang menangani bayi Malang tersebut, mereka terlihat bergembira saat Hasan menangis.Semua dokter menyebutnya anak ajaib karena ia bisa bangun dari koma.Emir hanya mengangguk kecil saat semua dokter mengucapkan selamat padanya dengan tulus karena sang anak akhirnya siuman.“Aku percaya kekuatan ikatan batin itu sangat kuat,” ujar seorang dokter.Lagi-lagi Emir tersenyum datar menanggapi yang menyebut baby Hasan bangun karena kekuatan ikatan batin dan sentuhan darinya.Setelah Hasan bangun, Desi menangis histeris, dari semua orang di ruangan hanya dia yang benar-benar merasa terpukul karena wanita itu menarik Hasan dari gendongannya dan melemparnya ke lantai.“
Emir tahu dokter Irfan akan melaporkan masalah kecelakaan itu ke pihak ke kepolisian, karena ia dan sang dokter sudah berselisih dari sejak istrinya masih hidup, dan puncak perselisihan itu saat dr. Irfan menjadi dokter pribadinya saat ia kecelakaan.Tetapi Emir marah besar karena ternyata Irfan mantan kekasih sang istri sejak dari kuliah.Emir menuduh istrinya selingkuh dengan Irfan, didukung dengan bukti yang ia lihat, karena beberapa kali ia mengikuti istrinya. Ia melihat Hanum bertemu dengan Dr. Irfan, bertemu diam-diam.Sejak saat itulah Emir meyakini istrinya memiliki hubungan terlarang d
Setelah Talita pulang, supir menelepon Emir yang saat itu berada di ruang penyelidikan.“Hallo” Emir mengangkat teleponnya dengan semangat, Emir yakin kalau Talita sudah pulang. Emir tidak tahu karena perbuatanya yang meninggalkan Talita di jalanan, telah terjadi hal besar di rumahnya.“Pak Emir, Bapak harus segera pulang, terjadi masalah besar di rumah Pak”“Ada apa?”“Ibu Dinar, melempar Baby Hasan ke lantai dan terluka, saat ini berada dirumah sakit dan belum sadarkan diri.”“Apa?” Wajah Emir menegang.“Lalu …”“Ibu sudah pulang saat ini, ibu belum sadarkan diri juga.”“Baik Pak Bayu, saya datang.”Emir yang sudah mengetahui kalau Talita sudang pulang, ia berdiri dan meninggalkan ruangan interogasi tanpa mengatakan apa-apa, ia menyambar jaket kulit di atas meja dan keluar.Polisi wanita yang menginterogasinya hanya bisa diam dan melihat Emir meninggalkan ruangan.Bahkan kata permisi tidak keluar dari mulut Emir, tetapi mereka semua hanya diam, mereka tahu kalau Talita sudah pulang
Saat baby Hasan bertaruh nyawa di rumah sakit dan Emir masih di interogasi di kantor polisi, Talita masih tertidur.Karena saat ia jemput Dr, Irfan, ia ketakutan dan demam tinggi. Karena dari pagi, ia belum serapan sampai malam belum makan juga sebelum akhirnya ia ditinggalkan Emir pinggir Tol, belakangan ini, Talita kurang menjaga kesehatan juga, ia terlalu banyak beban pikiran membuatnya tidak memperhatikan kesehatan.Tetapi aksi Emir yang meninggalkan, membuatnya benar-benar shock dan ketakutan, saat Irfan membawa Talita malam itu, ia tampak panas tinggi beberapa kali ia memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya tubuh itu benar-benar meriang dan masih terlihat ketakutan.“Tidak apa-apa, kamu sudah aman Talita, saya mau antar kemana?” tanya Irfan.“Aku sangat marah pada Emir, jangan membawaku pulang Dok, bawa saja aku ke tempat teman,” ujar Talita.Niatnya ia ingin meng
Apa yang dilakukan Emir malam itu, akan menyebabkan bencana besar di kelurganya yang akan ia sesali seumur hidupnya.Emir masih di ruangan interogasi sampai tengah malam, tidak mengapa baginya, walau ia diselidiki bahkan dituduh ingin menghabisi istrinya sendiri, semua tuduhan itu akan ia terima asalkan Talita selamat itu yang paling utama saat itu.Emir yang biasa mengintrogasi, kali ini harus menerima keadaan di mana ia diintrogasi bahkan disudutkan, ia merasa ada permainan di dalam institusinya yang menunggangi kasus istrinya untuk menyingkirkannya. Oleh karena itu dengan sisa-sisa kesabarannya ia berusaha menghadapi penyidik dengan tenang, ia menahan kepalan tangannya dengan kuat untuk menahan dan mengontrol emosinya, satu penyakit yang bisa menghancurkan kehidupannya dan hidup Talita, bahkan hidup keluarganya.Emir orang yang paling banyak musuh di kesatuannya karena sifat pemarahnya dan sifatnya yang mudah emosi, k
Penyesalan selalu datang terlambat, hal itu yang dirasakan Emir, ada rasa bersalah dan ketakutan di hatinya, saat ia tidak menemukan Talita, ia semakin merasa bersalah saat mengingat bagaimana tadi Talita memohon padanya agar tidak ditinggal. Tetapi, ia menghiraukan permintaan istrinya karena emosi yang tidak bisa ia kontrol.“Aku tadi niatnya ingin mencoba memperbaiki hubunganku dengan Talita, tetapi yang terjadi malah seperti ini.” Emir, menggaruk kepalanya dengan kasar.Ia menelepon ke rumah menanyakan apakah Talita sudah pulang, mengetahui Talita belum pulang ia semakin frustasi.‘Bagaimana kalau ada yang menculik?’ Emir mulai memikirkan hal yang buruk.Saat ia duduk dengan putus asa, tiba-tiba truk yang berhenti tadi putar balik dan berhenti.“Pak, apa wanita yang tadi tidak apa-apa?” tanya sang supir melihat seragam polisi Emir.“Apa kamu tadi melihat seorang wanita di sini, apa benar?” tanya Emir bersemangat.“Iya, tadinya kami ingin menolong makanya kami ingin berhenti, tetapi
Emir membawa Talita pulang ke rumah karena ia menolak ajakan Emir untuk jalan-jalan malam itu.Emir hanya ingin memperbaiki rumah tangga, ia ingin berbaikan dengan Talita.Emir berpikir akan mencoba memulai hidup yang baru dengan Talita, ingin menerima anak kembar itu sebagai anaknya. Tetap Talita tidak tahu kalau Emir sulit mengendalikan emosinya dan muda tersinggung jika membahas bagian pribadinya. Bagian yang membuat jadi tampak lemah.“Talita apa yang kamu pikirkan kenapa kamu hanya diam?”“Mas, mari kita bicara sebentar,” ujar Talita menghela nafas panjang.Emir menghentikan mobil di pinggir jalan.“Ada apa?”“ Saat ini aku sudah menjadi istri Mas Emir, katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, maksudku tentang kesehatan mas Emir.”Emir tertawa menyeringai, ia tertawa miring seolah-olah menertawakan Talita.“Apa kamu ingin bertanya, apa aku tidak bisa memberimu nafkah batin?”“Aku tidak mengartikan ke arah sana Mas.”“Tujuannya sama, aku mau katakan, aku tidak bisa memberimu ha
“Aku kesiangan bangun, jadi berangkat siang, Mas,” ujar Talita tetapi matanya menatap lurus ke depan, Talita merasa ada jarak yang begitu curam antara ia dan Emir saat itu, membuat perasaan asing pada lelaki yang sudah menikahinya beberapa bulan lalu.Sejak pengakuan Emir kalau Hanum berselingkuh dan melahirkan anak dari selingkuhannya, pengakuan Emir yang tidak bisa memberi keturunan membuat hatinya membeku. Talita merasa malu pada dirinya sendiri, ia berpikir kalau semua pengorbanannya sia-siaan.‘Harusnya, ibu tidak memaksaku menikahi Emir, harusnya hidupku sudah bahagia menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku, tetapi saat ini aku tidak tahu menjalani hidup yang bagaimana Talita membatin.“Mulai besok aku yang akan mengantarmu kerja dan menjemputmu,” ucap Emir mencoba bersikap layaknya suami yang baik.Talita hanya mengangguk kecil, tanpa menoleh, Saat bersama Emir saat ini, bersikap diam hal yang paling tepat untuk menghindari masalah.Talita sudah tahu kalau di dalam
“Tangisan kedua anak itu membuat ibu ingin meledak. Apa kamu tidak bisa membeli susu yang bagus supaya anak itu berhenti menangis!” bentak seorang wanita sambil berdecak pinggang.“Sudah Bu.”“Lalu kenapa mereka selalu menangis tiap malam, aku jadi terganggu tidur kepalaku sakit.”‘Astagfirullah, namanya juga bayi yang masih berusia dua bulan, wajar masih sering menangis,” ujar Talita dalam hati, tetapi tidak sekalipun ia melawan ataupun ia membantah omongan ibu mertuanya. Ia sudah memutuskan jadi ibu sambung untuk kedua bayi malang itu, itu artinya ia sudah siap dengan semua yang akan terjadi.“Bayi baru dua bulan memang sering rewel Bu.”“Tidak! kata siapa? Anak saya semuanya tidak ada yang rewel.”Talita diam, ia tidak menyahut lagi.Emir juga diam, ia menikmati makan malamnya tanpa membela Talita ataupun ibunya.Kadang Talita berpikir kalau mantan kakak iparnya punya penyakit jiwa, karena ia hanya diam.Talita merasa sangat kasihan pada mbaknya karena mendapat suami dan ibu mertu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น