Home / Rumah Tangga / Pesona Istri yang Tak Dianggap / Lelaki Dari Masa lalu Mbak Hanum

Share

Lelaki Dari Masa lalu Mbak Hanum

Author: Borneng
last update Last Updated: 2024-11-12 22:08:48

Setelah pertengkaran Talita dengan Emir pagi itu, Talita berangkat kerja lebih awal.

Pertengkarannya dengan Emir pagi itu membuat suasana hati Talita tidak baik.

Ia tidak ingin memulai pekerjaan dengan suasana yang buruk, apalagi profesinya sebagai bidan.

Ia meminta teman seprofesinya untuk menggantikan ia pagi itu,

Talita ingin mencari udara segar untuk menenangkan pikirannya.

Talita menghentikan taxi membawanya ke pemakaman Hanum. Ia ingin mencurahkan semua kesedihan hatinya di gundukan tanah yang sudah mulai ditumbuhi rumput itu, tanah tempat sang kakak di makamkan.

Taxi membawanya ke pemakaman umum di daerah Pondok Ranggon Jakarta timur. Sebuah pemakaman umum yang sangat luas. Setelah membeli bunga dan air mawar, Talita berjalan menyusuri deretan makam-makam yang berbaris rapi. Melihat banyak tanah kuburan yang ia lewati mengingatkannya pada diri sendiri. 

“Semua manusia akan mati pada akhirnya, dunia yang fana ini, hanya tempat sementara,” 

ucap Talita menatap sebuah makam yang masih menampakkan tanah yang masih merah, dan penghuninya umurnya belum genap berusia 17 tahun, terlihat dari tanggal yang tertulis di batu nisannya.

Di samping kuburan Hanum , Talita mengeluarkan alquran kecil dari dalam tasnya yang selalu dibawa kemanapun ia pergi. Terkadang  saat ia merasa suasana hati yang tidak baik, ia akan membacanya di setiap kesempatan.

Setelah menaburkan bunga dan menuangkan air di makam Hanum, ia mulai membaca beberapa ayat alquran, setelah itu ia mulai curhat.

“Mbak, hari ini aku bertengkar dengan Mas Emir, dia sangat egois dan keras kepala,belum lagi ibunya yang sangat cerewet dan kakaknya jahat, mbak,kadang aku berpikir tidak kuat menahan tekanan dari mereka semua.Tetapi demi si kembar aku akan berusaha bertahan. Doakan aku iya mbak,” ucap Talita curhat panjang lebar.

Tetapi curhatan itu tiba-tiba terhenti karena ada seseorang lelaki yang datang bertamu di makam mbaknya.

Awalnya ia berpikir lelaki bertubuh tinggi itu akan ziarah ke kuburan di sebelah Hanum. Tetapi ia berjalan mengitari kuburan Hanum dan berdiri di depan Talita.

“Mas siapa?”

“Mbak siapanya?” Lelaki tampan itu balik bertanya.

“Saya adiknya Hanum.”

“Oh, adik iya, pantas saja  mirip.

“Saya Irfan,” ucap laki-laki tersebut.

Talita mencoba mengingat, sepertinya ia pernah mendengar nama itu.

“Irfan  pernah dengar nama itu siapa iya? dan di mana aku pernah melihatnya?'

otak Talita berputar-putar bagai baling-baling kipas.

“Mas sendiri siapnya Mbak saya?”

“Saya temannya.”

Mendengar kata teman, Talita berpikir tentang gosip perselingkuhan Hanum.

‘Apa ini orangnya, apakah gosip itu benar?’

“Teman yang seperti apa?”

“Teman tidak harus perempuan kan? lelaki juga bisa.”

“Kalau sudah menikah alangkah baiknya teman lelaki itu dibatasi, untuk menjauhkan kita dari tuduhan fitnah.”

“Oh, apa kamu yang bekerja sebagai bidan itu?”

“Sepertinya hubungan Mas dengan mbakku dekat sampai pekerjaanku juga mas tahu.”

“Iya, kami sudah berteman sejak dari kuliah, Hanum seorang perawat  dan saya dokter.”

Talita terdiam, ia teringat dengan ucapan Emir yang menyinggung teman lama yang jadi selingkuhan Hanum.

‘Apa benar seperti itu, apa orang ini yang jadi selingkuhan Mbak Hanum,

apa dia yang ayah si kembar?’

“Saya izin pamit pulang duluan karena hari ini saya ada jadwal operasi.”

“Baiklah, silahkan, saya juga harus pergi, karena hari ini saya juga ada janji.”

“Apa perlu saya antar Mbak Talita?’ tanya lelaki berwajah tampan itu,

lelaki yang bernama Irfan  ini sangat berbeda dengan Emir dan Dimas.

Emir yang bertampang tegas egois, kaku kayak kanebo, dan Dimas bertampang tegas juga tetapi bisa bersikap baik.

Kedua lelaki itu sama-sama bertampang tegas, karena bekerja sebagai abdi negara.

Tetapi lelaki yang saat ini bersama Talita, wajahnya lembut, kulitnya putih dan terlihat penyabar.

Apa karena sikap kasar Emir pada mbak Hanum membuatnya selingkuh dengan dr. Irfan?

Astagfirullah’

Talita menyebut dan mengetuk-ngetuk tangannya di tanah tanda amit-amit.

“Tidak perlu Mas, terimakasih.”

Talita menolak diantar.

“Baiklah, kalau kamu tidak mau, tapi bagaimana kabar si kembar?’

Mendengar pertanyaan itu tiba-tiba mata Talita menatap tidak suka pada lelaki berkulit putih tersebut.

‘Bahkan sama si kembar juga ia kenal, sejauh mana hubunganmu sama mbakku?

ah … ini membuatku marah’

“Apa ada masalah? “ tanya lelaki itu saat melihat Talita diam.

“Tidak, aku hanya penasaran, hubungan apa yang kamu miliki dengan mbakku, sampai-sampai kamu mengetahuinya segalanya tentang mbakku.”

Irfan  menghela napas panjang, lalu ia menoleh benda yang melingkar di pergelangan tangannya lalu ia menoleh ke Talita dan berkata;

“Saya masih punya sedikit waktu, apa kamu mau meluangkan waktu sebentar untuk kita bicara?”

Talita juga melakukan hal yang sama, ia mengusap layar ponselnya, dan melihat jam di layar ponselnya, lalu ia menjawab

“Baiklah, saya akan membatalkan janji saya hari ini,

mari kita bicara, karena sesungguhnya banyak hal yang ingin aku ketahui tentang hubunganmu dengan mbakku.”

“Ok, baiklah.”

Berjalan bersama dari pemakaman menuju mobil, tetapi saat itu teman Emir sedang berada di sana melihat berjalan bersama Irfan, membuat lelaki itu menghela nafas mengambil gambar  mengirimnya pada Emir.

[Apa istrimu yang sekarang bertemu dengan lelaki yang di temui almarhum istrimu?]

Melihat pesan yang masuk ke ponselnya,

Emir merasa sangat marah, ini kemarahan yang sama yang pernah terjadi pada almarhumah Hanum.

Pada saat itu posisinya Emir sedang di kantor menangani kasus besar,

tetapi konsentrasi nya sangat terganggu melihat pesan yang dikirim rekan kerjanya.

Ia meninggalkan kantor dan pulang ke rumah.

Disisi lain Irfan  dan Talita tidak jadi mengobrol karena Irfan  ada urusan yang sangat mendadak.

“Begini saja, mari kita bicara suatu hari nanti, ini kartu namaku, hubungi saya jika kamu punya waktu, kita akan bicara.”

“Baiklah.”

Talita pulang naik taxi, dan Irfan pulang mengendarai mobil honda berwarna merah.

Dalam taxi, Talita tiba-tiba merasa tidak enak badan, setelah banyak pikiran-pikiran buruk yang menghantui-nya, ia memutuskan tidak masuk kerja hari itu.

“Hari ini benar-benar hari yang buruk, bertengkar dengan Emir pagi-pagi, dan bertemu dengan lelaki itu lagi, semua membuat kepalaku sakit,” ujar Talita memijat keningnya.

Saat ia menutup mata, sebuah pesan masuk ke ponselnya dari pengasuh si kembar.

[Bu, bapak Emir pulang, ia berada di kamar si kembar, aku takut]

[Apa yang dia lakukan?]

[Bapak menyuruh kami keluar dan dia di dalam kamar]

[Apaaa …?

Jangan keluar, masuklah kembali dan temani mereka]

[Aku takut Bu]

“Iya Allah, apa yang ingin dia lakukan? Cepat pak, lebih cepat lagi, anak saya dalam bahaya!” teriak Talita panik.

“Baik Bu.” Supir bertubuh gemuk itu langsung tancap gas, dan mengebut, untungnya Jakarta tidak macet saat itu, karena jam kantor sudah masuk.

Hanya butuh lima belas menit dalam perjalanan, dan mobil berwarna biru itu akhirnya tiba di rumah bercat putih, berlantai dua.

Talita berlari setelah keluar dari Taxi, ia langsung menuju kamar si kembar.

Emir berdiri di sisi ranjang berpagar milik si kembar.

“Apa yang mas lakukan?” Wajah Talita panik.

Bersambung....

Related chapters

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pisah Kamar

    Talita berlari setelah keluar dari taxi, ia langsung menuju kamar si kembar.Emir berdiri di sisi ranjang berpagar milik si kembar.“Apa yang mas lakukan?” Wajah Talita berkeringat dan nafas terengah-engah saat tiba di kamar si kembar.“Kenapa? Apa aku tidak bisa melihat mereka?” tanya Emir, tatapan itu jelas tatapan kemarahan.“Tidak, Mas tidak pernah mau melihat mereka, lalu kenapa sekarang-”“Apa kamu menuduh ku!” teriak Emir membuat kedua anak kembar itu menangis, karena terkejut mendengar suara keras Emir.“Mas, apa yang kamu lakukan?”Talita menggendong Hasan dan Desi menggendong Hasna.“Justru aku yang harus bertanya itu padamu,dari mana kamu?” tatapan itu membuat Talita terkejut.‘Apa Mas Emir tahu kalau aku bertemu dengan lelaki itu tadi?’ Talita membatin.“Kenapa diam?”“Mas bisa tidak gak usah teriak-teriak, anak-anak jadi menangis mendengar suara Mas.”Talita memberikannya pada Bu Retno, wanita yang membantu merawat kedua baby kembar itu, lalu Talita mengajak Emir untuk bi

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ibu Mertua Terlalu Ikut Campur

    “Kamu itu tidak becus. Aku akan mencarikan wanita untuk mengurus putraku karena kamu tidak bisa melakukannya, kamu tidak berguna jadi seorang istri.”‘Aku memang tidak berguna untuk putramu, tetapi aku sangat berguna untuk kedua keponakanku’ ucap Talita dalam hati.“Aku mau katakan sekali lagi sama , jika ibu melakukan itu, karier mas Emir akan akan dipertanyakan nantinya, sebagai seorang polisi, mana boleh polisi memiliki dua istri?”Talita meninggalkan ibu mertuanya yang aneh itu, walau Talita sudah meninggalkannya, wanita tua itu tetap mengoceh seolah-olah ia tahu segalanya.Ia berpikir semua harus di bawah kendalinya. Namun, Talita wanita yang tangguh, ia tidak mau melakukan apa yang diinginkan Ibu mertuanya.Suasana dalam rumah itu benar-benar seperti neraka. Emir pulang malam tetapi setiap kali ia pulang akan keadaan mabuk. Talita bukannya tidak mau peduli, tetapi, Emir sendiri yang meminta agar jangan ikut campur dalam hidupnya.“Ibu dan Mbak, jangan mencampuri kehidupanku lag

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Mendapat Petunjuk

    Banyak masalah yang dihadapi Talita mempengaruhi pekerjaannya.Ia tidak ingin melakukan hal buruk dalam pekerjaannya, maka itu ia terpaksa beberapa kali izin pulang lebih awal.Baik hari itu setelah mendapat tamparan dari ibu mertuanya, ia masuk ke ruangannya dan ia menangis, walau ia bersikap sangat tegar dan kuat. Namun, ada kalanya ia merasa rapuh dan tidak berdaya sama seperti saat itu.Ia hanya bekerja setengah hari dan ijin pulang dengan alasan tidak enak badan, bukan badannya yang sakit melainkan hatinya yang terasa sangat sakit.Saat ia ingin pulang entah satu kebetulan atau ia sengaja menunggu tapi yang pasti lelaki yang saat ini sudah menjadi mantan ya berdiri di sampingnya mengendarai motor yang dulu selalu ia naiki.“Lita, kamu mau pulang?”“Iya Mas.” Talita hanya bisa menunduk menahan air mata yang sangat ia tahan, ia tidak ingin menangis ataupun kelihatan sedih di hadapan Dimas.“Mari aku antar pulang.”“Mas , tolong jangan seperti ini.”“Ta, aku hanya meminta mengantarm

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Apakah Kakak Ku Selingkuh?

    Hari itu ia mulai melakukan penyelidikan tentang perselingkuhan Hanum. Talita memulai dari dr. Irfan, ia ingin mendatangi rumah sakit di mana lelaki itu bertugas sebagai dokter. Tetapi sebelum bertemu Talita menelepon terlebih dulu bertanya apa lelaki itu punya waktu luang.“Halo, selamat siang, Mas Irfan saya Talita. Apa Mas punya waktu untuk bertemu?”“Oh, kebetulan hari ini saya lagi cuti, saya kehilangan barang, jadi saya melapor ke kantor polisi, kalau mau kita bertemu di sini saja, nanti saya kirim alamatnya.”“Baik Mas.”Irfan mengirim alamat ke ponsel Talita, tetapi melihat hal itu, Talita, merasa keberatan karena tempat itu tempat dimana Emir bertugas.“Aduh, disini lagi alamatnya, ini kantor polisi di mana Mas Emir bertugas yang ada nanti dia melihatku dan menuduhku hal yang bukan-bukan. Namun, kalau tidak pergi sekarang, kapan

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Sebab Aku Tidak Bisa Memberinya Anak

    Karena Aku Tidak Bisa Memberinya Anak.“Mau makan apa?”tanya Emir.“Haaa?” Talita menatap dengan kaget.‘Ada apa dengannya, apa ia memberiku makan dulu biar ada tenaga untuk bertengkar dengannya?’ Talita membatin, melihat raut wajah Emir, Talita yakin kalau lelaki bertampang dingin itu sedang marah.“Kamu belum makan, kan?”“Iya.”“Maka itu, mari makan." Emir memanggil pelayan restoran. "Mau mau makan, apa?" Emir menatap Talita.“Oh, sama saja sama punya Mas,” ucap Talita ter gagap, ia terkejut dengan sikap baik Emir. Tetapi, justru sikap baik itu yang membuat Talita terus bertanya dalam hati. Apa yang akan Emir lakukan padanya nanti.‘Habis makan ,apa yang ingin Emir katakan padaku, apa dia ingin mengusirku setelah melihatku dengan Irfan? Apa ia akan memaki-makiku?’Saat makan pun, Talita sudah merasa sesak napas, pikirannya tidak fokus lagi ke makanan yang ia masukkan ke mulutnya. Tetapi, otaknya dipenuhi banyak pertanyaan dan mencoba menimang -nimang apa yang akan dilakukan Emir pa

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Dicibir Tetangga

    “Turun!” pinta Emir dengan marah.Talita masih terlihat shock, wajahnya menegang dan mata besar itu menatap dengan tatapan kosong, ia keluar tanpa berkata apa-apa.‘Dia mandul, lalu apa benar Mbak Ratna selingkuh, lalu … si kembar anak siapa?Ya, Allah ini sangat memalukan’ Talita memegang dadanya, ia terduduk di pinggir jalan dengan tangisan yang tidak terbendung lagi.Setelah duduk beberapa menit, ia berjalan gontai, pengakuan Emir melukai hatinya, ada perasaan kecewa, marah, benci, pada sanga kakak setelah pengakuan Emir, dugaan perselingkuhan sang kakak semakin terbukti.Ia merasa sangat terpukul, air matanya terus mengalir bagai anak sungai.Ia menangis bukan karena kata-kata kasar yang diucapkan Emir padanya, atau karena ia diturunkan dipinggir jalan, semua itu memang menyakitkan.Tetapi yang membuatnya sedih adalah kedua anak kembar yang ia jaga dan sudah ia anggap seperti anak sendiri. Ia menangis karena kecewa pada Ratna.‘Kenapa mbak, kenapa harus seperti ini, kalau Emir tid

    Last Updated : 2024-11-17
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Hubungan yang Semakin Jauh

    Hubungan yang Semakin MenjauhHubungan Talita dan suaminya kian menjauh, sejak Emir mengaku kalau tidak bisa memiliki anak sejak kecelakaan.Talita seakan-akan kehilangan muka di depan suaminya. Ia merasa malu, karena perbuatan sang kakak. Tetapi di sisi lain Emir merasa bersalah karena memperlakukan Talita dengan buruk sejak menjadi istrinya.Ia sadar, Talita sudah melalui hal yang sangat sulit. Emir ingin berbaikan dengan Talita istrinya.Pagi-pagi sekali Emir sudah bangun dan ia sengaja menunggu Talita di depan, tetapi justru kebalikannya pada Talita, ia tidak berani menatap wajah Emir, apa yang dilakukan sang kakak membuatnya kehilangan kepercayaan diri. Bahkan ia beberapa kali berpikir ingin melarikan diri dan menghilang dari rumah Emir.Namun, keinginan itu kembali sirna dikala hatinya memikirkan kedua bocah malang tersebut. Semua orang di rumah menolak mereka bagaimana mungkin ia meninggalkan mereka.Saat Talita ingin berangkat kerja, tetapi melihat Emir belum berangkat dan mas

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Lelaki yang Kaku

    “Aku kesiangan bangun, jadi berangkat siang, Mas,” ujar Talita tetapi matanya menatap lurus ke depan, Talita merasa ada jarak yang begitu curam antara ia dan Emir saat itu, membuat perasaan asing pada lelaki yang sudah menikahinya beberapa bulan lalu.Sejak pengakuan Emir kalau Hanum berselingkuh dan melahirkan anak dari selingkuhannya, pengakuan Emir yang tidak bisa memberi keturunan membuat hatinya membeku. Talita merasa malu pada dirinya sendiri, ia berpikir kalau semua pengorbanannya sia-siaan.‘Harusnya, ibu tidak memaksaku menikahi Emir, harusnya hidupku sudah bahagia menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku, tetapi saat ini aku tidak tahu menjalani hidup yang bagaimana Talita membatin.“Mulai besok aku yang akan mengantarmu kerja dan menjemputmu,” ucap Emir mencoba bersikap layaknya suami yang baik.Talita hanya mengangguk kecil, tanpa menoleh, Saat bersama Emir saat ini, bersikap diam hal yang paling tepat untuk menghindari masalah.Talita sudah tahu kalau di dalam

    Last Updated : 2024-11-20

Latest chapter

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bertemu Mantan Kembali

    Tidak mudah memaafkan orang yang menyakiti kita, apalagi menyakiti orang yang kita sayangi, tetapi Talita harus mengelus dadanya dan menyampingkan kemarahannya pada wanita yang hampir mencelakai anak -anaknya.Ia rela menemui Dinar ke penjara, untuk meminta alamat rumah mantan atasan Emir, karena ia tidak punya orang lain yang bisa di minta tolong, ia tidak tega melihat Emir mendapat kekerasan lagi di dalam penjara, ia tidak ingin suaminya mati sia-sia di penjara.Ia tahu kasus Emir“Sampai kapanpun, aku tidak akan memaafkanmu Talita. Aku memberikan ini demi adikku Emir,” ujar Dinar, menatap tajam kearah Talita.‘Harusnya aku yang mengatakan itu, mbak … karena kamu yang salah, tapi ya sudahlah, aku tidak ingin berdebat’ Talita membatin, ia meminta izin sama petugas untuk mencatat alamat rumah yang disebutkan kakak iparnya.

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ada Dalang Besar

    Seburuk buruknya polisi yang disuap untuk menyingkirkan Emir, rupanya ada satu orang petugas lapas yang tulus membantu Emir. Pria itu mungkin hasil doa Talita yang selalu memohon untuk mengirim seseorang untuk membantu Emir di penjara.Talita sudah melihat bagaimana rekan polisi menjebak Emir, maka ia selalu memohon agar ada seorang yang bisa menolongnya.Setelah pergantian shift jaga. Apa yang dipikirkan Emir benar, beberapa polisi melakukan sandiwara, salah seorang petugas sipir seolah-olah kehilangan barang dan semua barang milik rekan mereka diperiksa.‘ Pak Emir benar’ Reimon membatin.Tetapi ia bersikap tenang, apa yang dikatakan Emir ia lakukan dengan baik, kini giliran Reimon yang di periksa, ia tetapi giliran memeriksa dirinya ia semua pakaian di lepaskan bahkan sepatu di buka.“Maaf ya Bro … kami hanya diminta atasan,” bisi

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Tekanan di Dalam penjara.

    Malam itu Talita tidak bisa tidur, pikirannya terus saja tertuju pada Emir, ia punya firasat kalau suaminya mengalam sesuatu.Talita duduk di si sisi tempat tidur, memikirkan acara apa yang akan ia lakukan untuk membebaskan suaminya dari penjara. Ia berdiri karena mendengar suara tangis dari kamar bayi.“Kenapa Des?”“Tidak tahu Bu, dari tadi mereka berdua sangat gelisah”Melihat kedua anak itu gelisah ia percaya kalau mereka merasakan batin ayah mereka, setelah mereka semua tidur Talita mengirim pesan pada Emir.[Assalamualaikum Mas … sudah tidur?]Talita berjalan mondar mandir , saat Emir tak kunjung membalas pesan darinya.‘Apa hape mas Emir juga disita’ Ia bertanya dalam hati.Setelah beberapa menit kemudian ia &nb

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pura- Pura Baik Pada Keluarga

    Hari ini saat Talita lagi libur, lagi-lagi Irfan datang lagi.Irfan memang lelaki bermuka dua, di depan keluarga Talita ia tampil seperti lelaki yang baik dan lemah lembut, perhatiannya pada si kembar membuat hati orang tua Talita terpedaya, terlebih ibu Talita.Ia membeli susu yang termahal untuk si kembar dan pakaian bermerek dan mengajaknya bermain , ia seolah-olah ingin menunjukkan kalau ia ayah yang baik untuk kedua anak kembar, bukan hanya itu, ia juga menjelaskan semua hal-hal yang baik untuk perkembangan mereka pada Desi, padahal Talita juga bidan ia tahu apa yang terbaik untuk kedua anak kembarnya.Bu Juminten, begitu terpedaya, ia sangat puas melihat semua yang dilakukan Irfan, ia tahu bagaimana cara mengambil hati wanita tentunya dengan perhiasan dan barang-barang mahal.“Ini tas mahal Bu, harganya bisa beli satu sepeda mo

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Mulai Saling Percaya

    Talita ingin menjenguk suaminya di penjara, tetapi Emir melarang Talita datang, bukan karena ia membenci istrinya, Emir sangat khawatir untuk keselamatan istrinya.“Kenapa seperti itu?”“Irfan akan semakin menekanmu, jika dia melihatmu menjengukku”“Tapi kamu suamiku Mas, apa salah istrinya menjenguk suaminya?”Talita menunduk sedih.“Lita ibu akan semakin memojokkanmu dan Irfan akan memanfaatkan hal itu, percaya padaku,” ujarnya dengan suara bergetar.“Lalu apa yang harus aku lakukan Mas, saat kamu di sini bagaimana aku bisa hidup tenang di rumah”“Bersikaplah biasa saja, aku akan menghubungimu kalau aku butuh sesuatu”“Lalu kamu?”“Akan menjalani hukuman ini”&nb

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Akan Berjuang

    Saat Irfan memancing emosinya, sebenarnya bola api dalam dada Emir sudah ingin meledak. Namun, perkataan Talita yang mengingatkannya membuat polisi tampan itu tetap tenang. Ia berjuan menahan diri, awalnya sangat berat menahan emosinya. Tetapi wajah cantik Talita yang memeluknya hari itu membuatnya jadi setenang itu.‘Ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba jadi setenang ini?’ tanya Irfan dalam hati.“Aku akan pastikan kamu di penjara dalam waktu yang lama pak polisi,” ujar Irfan.Emir masih bertahan dalam sikap tenang, ia mengingat nasihat Talita saat datang berkunjung. Talita berkata padanya terkadang orang kalah dalam segala hal karena ia mudah terpancing emosinya, untuk mengalahkan lawan cobalah untuk bersikap tenang maka musuhmu akan merasa takut.Hal itulah yang terjadi dengan Irfan saat Emir bersikap tenang, Irfan menjadi bingung dan ragu

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Benih-Benih Cinta

    Saat semua orang semua orang membenci Emir. Namun entah kenapa hati Talita sangat sedih, ia merasa kasihan pada Emir. Apakah hatinya sudah tumbuh benih-benih cinta?Malam itu sebelum ia tidur, Talita membereskan semua perlengkapan si kembar, ponsel miliknya berdering.Dengan cepat Talita menyambar benda pipih persegi empat itu, ia mengusap layarnya, tetapi ia terdiam mengangkat kedua alis matanya. Tidak ada nama pemanggil yang tertera di layar ponsel miliknya.“Halo …”“Ta, Apa aku mengganggu tidurmu?”Wajah cantik itu berubah merekah bagai bunga tulip yang baru mekar.“Mas Emir …?”Talita merasa jantungnya berdebar saat mendengar suara suaminya di ujung telepon, ia memegang dadanya karena jantungnya berpacu dengan cepat.“Iya, tadi komandan memberikan ponsel ini untuk aku pak

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ternyata Hati Ini Milik Suamiku

    Saat ini Talita duduk berdua dengan dr. Irfan. Tidak bisa dipungkiri Irfan tidak bisa menyembunyikan kemarahannya saat itu. Mendengar Talita menemui Emir di penjara ia sangat murka. Tetapi Talita wanita yang kuat, ia berani karena merasa tidak salah. Ia melakukan hal yang benar, menemui suaminya di penjara hal yang tepat. Walau ia awalnya marah dan benci pada Emir. Namun biar bagaimanapun laki-laki itu adalah suaminya, ayah dari si kembar.“Talita bukannya kamu sudah berjanji akan berpisah dengan lelaki jahat itu?”Dalam hati Talita menjawab; Kamu yang jahat yang memanfaatkan kesusahan orang lain untuk kepentingan kamu sendiri’“Dok, saya tidak pernah berjanji padamu, saya bilang saat itu akan melihat situasinya.”“Lalu setelah kamu lihat situasi yang sekarang, apa yang kamu pikirkan?”Talita ingin mengatakan kalau ia ingin membantu Emir keluar dari pe

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Cinta Apa Kasihan?

    Niat hati Talita datang ke penjara sebenarnya hanya ingin mengucapkan selamat tinggal pada suaminya. Ia juga ingin memperjelas hubungan rumah tangga mereka. Namun tiba di sana ia menemukan Emir di posisi yang tidak baik. Ia perlakukan tidak baik dipenjara.“Ta, aku tidak mau kamu melakukan hal ini lagi, mau di mana harga diriku?” ujar Emir marah, saat Talita melaporkan konsisi suaminya pada atasan Emir.“Mas, harga diri itu akan pulih kalau kamu bebas dari sini,” ujar Talita sangat prihatin melihat kondisi Emir.“Kamu tidak tahu apa-apa Ta, bahkan kamu tidak bertanya kenapa aku di sini. Apa yang telah aku lakukan? kamu hanya melihat kondisi luar saja,” ujar Emir, melemparkan buku yang ia baca .Lelaki berambut cepak itu merasa malu karena Talita meminta bantuan pada sang komandan.“Aku sudah tahu Mas, makanya aku tidak perlu bertany

DMCA.com Protection Status