Riana Hapsari seorang aktivis anti poligami, perempuan cantik, cerdas dan baik hati. Dalam kegalauan hidupnya Riana bertemu dengan seorang laki-laki bernama Basri Adam. Laki-laki itu pernah hadir di masa lalu, Cinta lama pun bersemi kembali. Dalam kepenatan hidupnya Riana akhirnya menerima menikah dengan Basri Adam. Riana menganggap hanya dirinya saja yang mendapatkan cinta dari Basri Adam. Tapi ternyata ada perempuan lain dalam kehidupan Basri Adam. Akankah Riana bertahan dalam pernikahan mereka? Bukankah menjadi yang kedua sama sekali tidak pernah menjadi pilihan hidup Riana? Dilema itu menghadirkan banyak sekali kisah. Berangkat dari sebuah kisah nyata novel ini dikemas cantik oleh penulisnya.
Lihat lebih banyakJonathan keluar dari dalam rumah dia terkejut melihat Riana dan Anindita sudah berada di rumahnya. "Untuk apa lagi kamu kemari?"Jonathan bertanya sambil memandang rendah ke arah Riana dan Anindita."Pasti untuk mendapatkan hak atas rumah yang saat ini mereka tempati. ." Ajeng menghina Riana kemudian dia memeluk Jonathan di depan Riana dan anindita."Kedatangan ku kemari untuk membeli rumah itu! Cepat keluar kan sertifikatnya dan kita buat surat perjanjian!"Riana tidak memperdulikan mereka dia berbicara sesuai dengan apa yang dia inginkan. "Kamu mau membeli rumah itu? Dengan harga berapa? Dapat uang dari mana? Jangan berpura-pura, pasti kamu sudah punya rencana licik kan?"Jonathan mengucapkan kalimat itu sambil ibu jarinya menunjuk-nunjuk wajah Riana."Kamu tidak perlu banyak bicara keluarkan sertifikatnya dan aku akan langsung mentransfer kan uangnya ke rekeningmu!""Ha ha ha. ."Ajeng tertawa terbahak-bahak. "Pasti setelah sertifikat ada di tanganmu kamu akan langsung lari dan m
Pagi itu Basri Adam memerintahkan kepada Riana untuk mengajak Anindita makan di resto hotel. "Anindita mau berenang?" Basri Adam bertanya dengan sangat sopan sambil mencubit dagu Anindita. "Iya Om Anindita pengen berenang sudah lama sekali Anindita tidak berenang. Dulu Anindita pernah diajak Ayah berenang tapi setelah Ayah pergi dari rumah Anindita tidak pernah berenang lagi."Riana menundukkan kepalanya Basri Adam tersenyum dalam gejolak hatinya."Kalau begitu sekarang berenang bareng Ayah lagi. Anindita boleh memanggil Om dengan panggilan Ayah. Dan Anindita boleh mengajakku berenang kapanpun Anindita mau."Riana terkejut mendengar kalimat itu sebuah kalimat bermakna untuk Anindita namun sangat menakutkan bagi Riana. "Serius Anindita boleh memanggil Om dengan panggilan Ayah?" Andita kecil namun pintar itu berkata ada banyak harapan dari pendar matanya."Serius boleh Sayang.""Asyikkk."Anindita bersorak kegirangan lalu mereka berdua bergandengan tangan menuju ke kolam renang.Anin
Setelah Riana tidur tanpa sepengetahuannya ternyata Basri Adam belum benar-benar tidur. Basri Adam menoleh ke arah Riana dia melihat Riana dengan penuh kasih. Basri Adam bahkan membetulkan selimut yang saat ini sedang digunakan oleh Riana."Seandainya kamu mau dan berani menikah denganku sejak dulu mungkin jalan hidupmu akan berbeda. Tapi sayang, kamu lebih mementingkan egomu di atas segalanya."Harapan dan keinginan untuk bisa menikahi Riana sudah ada sejak dulu kala tetapi sayang harga diri dan nama baik berada di atas harapan dan keinginan itu sehingga pernikahan bersama Riana tidak pernah bisa diwujudkan."Aku mengagumi Ayah karena Ayah sangat mencintai Bunda.""Meskipun Ayah sekarang telah menjadi pejabat Ayah harus janji Ayah tidak boleh menikah lagi di luar sana.""Ayah harus terus menjaga hati dan perasaan Bunda maka itu artinya Ayah juga mencintai kami.""Mas Basri, sebagai seorang adik aku merasa bangga memiliki kakak sepertimu. Meskipun Mbak Nur kasih dalam keadaan sakit
Kamu jadi datang kan malam ini tanya Basri Adam kepada Riana melalui pesan singkat w******p-nyaJadi jangan khawatir hanya itu jawaban yang diberikan oleh Riana kepada Basri Adam.Basri Adam langsung menyudahi perbincangan mereka setelah mengirimkan emoticon ibu jari pada pesan singkat Riana.30 menit berlalu kini Riana sudah sampai di lobby hotel dia menoleh ke kanan dan ke kiri karena dia tidak tahu harus ke arah mana menemui Basri Adam.Riana langsung mengambil ponselnya untuk menelpon Basri Adam. Tetapi tiba-tiba seorang laki-laki muncul di sampingnya. "Permisi apakah anda Ibu Riana?" Pertanyaan itu mengalir begitu saja membuat Riana membelalakkan mata. Dia merasa tidak mengenali laki-laki tersebut. "Saya ajudan Pak Basri Ibu diminta untuk naik ke atas dan saya akan mengantarkan Ibu kepada beliau." Riana melihat laki-laki itu dari atas sampai bawah dia merasa tidak percaya dan dia juga merasa takut. "Ibu tidak perlu khawatir semuanya akan baik-baik saja perkenalkan nama say
Pagi hari Riana sudah bangun dari tidurnya. Dia mencium kening Anindita kemudian menyiapkan makan pagi. "Bagaimana kabarmu Apakah kamu sudah merasa enakan?" Riana bertanya kepada Anindita perihal kesehatannya. "Anindita baik-baik saja, Ma.""Alhamdulillah untuk sementara waktu kamu tidak usah sekolah dulu sampai kamu benar-benar sehat ya."Anindita mengangguk.Setelah sarapan pagi selesai Riana mengantarkan Anindita ke kamar tidurnya lalu menyiapkan beberapa permainan yang bisa membuat Anindita tidak merasa bosan. "Mama mau pergi sebentar nanti kalau bibi sudah datang kamu main-main sama bibi ya."Anindita menganggukkan kepalanya. Riana merasa bersyukur karena memiliki seorang anak yang penurut, baik hati, tidak cerewet dan tidak pernah menuntut. Riana bergegas pergi meninggalkan rumahnya setelah taksi online yang dia pesan datang. Dia menunjukkan alamat kepada sopir taksi tersebut dan taksi pun diarahkan ke sana. Sepanjang perjalanan pikiran Riana berputar-putar pada ancaman
"Halo kamu sedang di mana?" suara Jonathan yang tidak ramah itu menyapa Riana."Aku baru saja tiba di rumah." Riana menjawab singkat, dia rasanya tidak ingin berdebat dengan Jonathan dan malam ini tubuhnya terlalu penat, berbagai aktivitas sudah dia lalui malam ini dan dia hanya ingin istirahat."Aku ingin memberitahumu bahwa rumah itu sudah mendapatkan penawaran.Seseorang yang bekerja di badan usaha milik negara menawar rumah itu di angka 500 juta.'"Apa 500 juta murah sekali?" Riana sangat kaget dengan apa yang dikatakan oleh Jonathan karena rumah yang saat ini ditempati oleh Riana bisa dijual dengan harga di atas 800 juta seperti harga dari rumah tetangga yang lain tapi kenapa Jonathan justru memberikan rumah itu dengan harga yang sangat murah?!"Ayolah Riana. . Aku malas berdebat denganmu, malam ini aku hanya memberitahukan bahwa rumah itu sudah laku di harga 500 juta dan besok lusa aku akan memberikan rumah tersebut beserta sertifikatnya kepada orang yang memang berniat serius u
Bab 6Malam itu sepulang dari pertemuan nya dengan Basri Adam di sebuah tempat yang sama sekali tidak pernah disangka apalagi direncanakan. Hati Riana demikian gembira karena cinta lamanya bersemi kembali. Riana mencintai Basri Adam begitu dalam, dia bahkan tidak memerlukan cincin pernikahan ataupun pesta di gedung yang mewah, Riana hanya berharap bisa mencintai Basri Adam sampai menutup mata.Cinta Riana terhadap Basri Adam demikian besar. Ketika cinta itu kembali bertemu tidak ada yang bisa dikatakan selain rasa bahagia yang tiada tara. Riana masuk ke dalam kamar Anindita dia melihat putrinya itu sudah tertidur lelap. Riana kemudian masuk ke dalam kamar mandi pribadinya dan mencuci tubuhnya lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa digunakan untuk tidur. Ada ponsel di tangan kanannya. Dia membuka foto-foto Basri Adam di akun Instagram milik Basri Adam."Assalamualaikum. Apakah kamu sudah sampai di rumah?"Riana membaca pesan itu kemudian tersenyum. "Waalaikumsalam,
Setelah Anindita dinyatakan sembuh Riana mulai kembali berani menerima beberapa tawaran untuk menjadi moderator. "Mama berangkat dulu ya..""Mama mau ke mana?""Mama mau mengisi acara, siapa tahu nanti ada rezeki untuk kita."Riana berbicara sambil mengusap-usap rambut Anindita. Pertengkaran antara Riana dan Jonathan membuat luka yang luar biasa besar di dalam diri Riana. Ada keinginan untuk menjadi kaya raya dan mengalahkan Jonathan, keinginan yang semakin mendesak di dalam dadanya. "Nanti Anindita akan ditemani oleh Bu Surti. Bukankah Bu Surti sangat baik pada kamu?"Anindita yang polos, lucu dan baik hati itu menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia setuju dengan apa yang diucapkan oleh Riana."Ya sudah kalau begitu Mama siap-siap dulu nanti kalau Bu Surti datang Mama akan ajak Bu Surti untuk masuk kemari."Riana hendak pergi meninggalkan ranjang tempat di mana Anindita beristirahat tetapi tiba-tiba tangan Anindita menarik tangan Riana. Riana menoleh ke arah Anindita seraya
Dua hari berselang setelah kepergian Jonathan.Anindita demam, panasnya tinggi, Riana panik."Ya Allah apa yang terjadi denganmu, Nak?"Riana menyentuh pipi Anindita.Kemudian dia bergegas mengambil termometer yang tersimpan di laci meja kamar Anindita.Tertera di termometer tersebut angka 39.Riana membelalakkan matanya.Demamnya tinggi sekali, Anindita juga mengigau."Mama, mama, ma ma."Suara Anindita terdengar lemah sekali. "Iya, Sayang, mama ada di sini.""Uhuk uhuk uhuk."Anindita terbatuk-batuk. "Uhuk uhuk uhuk uhuk."Kemudian gadis kecil itu menyentuh dadanya. Wajahnya memerah. Anindita menunjukkan reaksi bahwa dia sukar bernafas. "Sekarang sebaiknya kita ke dokter saja."Riana segera berkemas, tak lupa Anindita dipakaikan jaket dan Riana segera memesan taksi online.Riana membawa Anindita ke rumah sakit.Di sepanjang jalan dia hanya bisa berdzikir dan mengumandangkan doa melalui komat-kamit bibirnya.Setiap ibu di dunia ini tidak akan pernah rela melihat anak-anak mereka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen