Share

Tanpa Ku Tahu Aku Dijadikan yang Kedua
Tanpa Ku Tahu Aku Dijadikan yang Kedua
Penulis: Zahra Calistta

HUJATAN YANG DATANG

"Apa benar kamu adalah istri dari Basri Adam?"

Sebuah pesan singkat masuk di ponsel Riana. 

Belum sempat Riana menjawab pesan itu, pesan yang lain datang lagi. 

"Riana, aku berharap apa yang diceritakan oleh teman-teman itu tidak benar."

"Kamu bukan istri kedua kan Riana?"

Ada 13 orang teman yang menanyakan tentang statusnya. 

Pesan singkat melalui W******p itu tidak berani Riana jawab.

Keringatnya bercucuran. 

Dia merasa malu dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya saat ini. 

Di dalam Islam poligami memang diizinkan dengan syarat jika mampu, tetapi Riana Hapsari perempuan cantik berusia 35 tahun adalah seorang perempuan yang menjadi aktivis yang membela perempuan. 

Riana Hapsari dikenal dengan suara lantangnya ketika membela hak perempuan yang dirampas begitu saja oleh suami mereka. 

Riana Hapsari dikenal sebagai perempuan yang sangat tidak setuju jika ada perempuan lain merebut suami perempuan yang lainnya. 

Tetapi saat ini, cerita tentang Riana yang menjadi istri kedua dari seorang pejabat dan pengusaha yang kaya raya itu membahana di seluruh pengurus lembaga swadaya masyarakat 'Cinta Putri Kartini.'

Teman-teman Riana mengajukan banyak sekali pertanyaan dan Riana sama sekali tidak berani menjawabnya. 

Riana menoleh ke arah Basri Adam, laki-laki berusia 55 tahun. 

Laki-laki yang tampan meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Gayanya yang selalu tampak alim, berkulit putih dan berkacamata minus. 

Senyumnya yang sopan serta wajahnya yang teduh. 

Basri Adam memiliki banyak sekali perusahaan tambang di Kalimantan dan juga di Sulawesi.

Kiprahnya sebagai seorang anggota legislatif selama 20 tahun tidak bisa terbantahkan. 

Basri Adam juga dikenal sebagai anggota legislatif yang banyak berjasa, jujur, amanah dan bisa dipercaya. 

Di mata masyarakat nama Basri Adam demikian harum.

Basri Adam sama sekali tidak pernah tersandung kasus skandal bersama dengan perempuan meskipun dia memiliki uang banyak.

Tapi itu di mata masyarakat, tidak dimata Riana. 

Basri Adam selalu menceritakan tentang dirinya kepada Riana dan Riana selalu mampu menjaga rahasia itu.

Itu sebabnya Basri Adam merasa sangat menyayangi Riana.

"Aku mohon ceraikan aku."

"Tolong ceraikan aku."

Riana memohon dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil matanya menatap ke arah Basri Adam, laki-laki yang sudah menjadi suaminya.

Mereka baru saja bercinta. 

Mereka baru saja menikmati getar asmara berdua. 

"Tolong ceraikan aku, bukankah kamu berjanji bahwa kita akan menikah hanya satu minggu saja?"

"Dan sekarang pernikahan kita sudah hampir satu bulan, Yah."

Riana berbicara sambil menangis berharap Basri Adam akan merasa kasihan pada dirinya. 

"Apa alasanmu meminta cerai dari aku, bukankah aku tidak pernah melakukan kesalahan, aku juga tidak pernah menyakitimu, aku juga telah mencukupi kebutuhanmu, apakah itu tidak cukup membuatmu ikhlas menjadi istriku?"

Basri Adam berbicara dengan tatapan mata lekat menatap Riana.

"Tapi teman-temanku menghujani aku dengan banyak cacian sejak mereka tahu bahwa aku adalah istrimu, Yah."

"Apakah Ayah tidak kasihan kepadaku?"

Ayah adalah panggilan sayang Riana kepada Basri Adam. 

"Lantas jika aku menceraikanmu lalu kemudian aku merindukanmu apakah kamu tega kepadaku?" Basri Adam balik bertanya. 

"Aku akan menceraikan mu, pasti akan menceraikan mu, tapi tidak sekarang!"

"Kalau memang begitu sekarang atau nanti apa bedanya, Yah?

Komunitasku tidak suka dengan perempuan-perempuan perebut suami orang."

Riana menceritakan itu dengan air mata berlinang. 

Air matanya begitu deras mengalir. 

Ada penyesalan yang muncul dari bulir-bulir air mata tersebut. 

Basri Adam hanya tersenyum mendengar apa yang diucapkan oleh Riana dia mengusap lembut kepala Riana seraya berkata, "keluarlah dari komunitasmu..."

Kalimat itu diucapkan oleh Basri Adam seolah tanpa beban. 

Pada saat itu Riana berpikir bahwa Basri Adam adalah orang yang sangat egois. 

Basri Adam telah menjebaknya dalam sebuah pernikahan di mana Riana tidak pernah tahu bahwa ternyata Basri Adam telah menikah sebelum Riana. 

"Kenapa Ayah begitu egois?

Aku telah hidup dalam komunitasku bertahun-tahun. 

Dan bersama komunitas itu aku bisa tumbuh dan berkembang. 

Lalu jika mereka akhirnya mengeluarkan aku dari komunitas tersebut hanya karena aku telah menjadi istri kedua seorang Basri Adam akan ditaruh di mana mukaku? 

Aku akan merasa malu, Yah.

Komunitas itu yang telah menolongku untuk bangkit selama ini. 

Teman-teman di kantor juga mengetahui bahwa aku berada di dalam komunitas tersebut. 

Lalu jika fakta membuktikan ternyata aku adalah istri kedua, mereka akan mengatakan bahwa aku adalah perempuan munafik!!"

Riana terus berbicara, air matanya belum berhenti. 

Sampai dia mendengar suara ketukan di pintu. 

"Mama, mama, temani aku tidur. Aku tidak bisa tidur."

Anindita mengetuk pintu, Riana menoleh ke arah Basri Adam yang masih duduk di sampingnya. 

"Buka pintunya dan katakan pada Anindita bahwa kamu akan segera ke kamarnya!"

Riana mengusap air matanya, dia melangkahkan kaki menuju ke pintu kamarnya.

Sesosok tubuh mungil, lucu, cantik dan menggemaskan telah berdiri tegak di depan pintu yang terbuka. 

"Mama aku tidak bisa tidur."

"Mama akan segera datang ke kamar Anindita tunggu sebentar ya."

Riana menepuk-nepuk pipi Anindita yang menggemaskan itu dengan pelan lembut dan penuh cinta. 

"Jangan lama-lama ya. ."

Hanya itu yang diucapkan oleh Anindita kemudian dia pergi meninggalkan Riana. 

Tanpa Riana ketahui di belakangnya telah berdiri Basri Adam. 

Basri Adam mengusap lembut rambut Riana. 

"Aku pulang dulu, jangan pikirkan apapun yang diucapkan oleh teman-teman mu!

Besok aku akan membelikan tiket perjalanan ke Singapura bersama Anindita dan juga Maya. 

Berjalan-jalan lah supaya kamu sedikit terhibur!"

Basri Adam kemudian mencium kening Riana, mencium pipi Riana dan mencium bibir Riana. 

"Aku mencintaimu. ."

Basri Adam selalu begitu, setiap kali Riana meminta cerai Basri Adam selalu memberikan hadiah-hadiah mewah agar Riana melupakan permintaannya.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Basri Adam kemudian meninggalkan kamar tempat mereka bercinta.

Riana menutup pintu kamar, dia duduk di ranjang empuk dengan sprei berwarna abu-abu di rumah mewah yang baru saja dibelikan oleh Basri Adam. 

Riana menggigit ibu jarinya. 

Pikirannya terbang ke mana-mana. 

Riana sangat mencintai Basri Adam tapi kebohongan yang telah Basri Adam buat sungguh sangat menyakiti hatinya. 

Tetapi Riana bingung dia tidak tahu harus melakukan apa, sementara selama satu bulan lamanya Riana sudah terbiasa hidup dengan kemewahan yang dihadiahkan oleh Basri Adam.

Riana berpikir keras, jika dia memilih pergi dari rumah itu artinya Riana harus mengulangi semuanya dari awal. 

Tentang biaya sekolah Anindita yang sudah terlanjur masuk di sekolah favorit dan mahal, tentang mobil mewah dan juga rumah mewah yang selama ini telah dinikmati oleh Riana dan Anindita, tentang deposito yang dibayarkan oleh Basri Adam untuk Riana dan Anindita. 

Dan tentang banyak hal yang tidak bisa dijangkau oleh Riana jika dirinya harus bercerai dengan Basri Adam. 

Tetapi luka hatinya, suara kecilnya, kehormatan dan harga dirinya sama sekali tidak bisa terima jika dirinya harus terus menjadi istri kedua seorang Basri Adam.

Riana kemudian berdiri dia hendak menuju kamar Anindita dan ingin menemani Putri terkasihnya itu. 

Riana menarik nafas panjang bayangan tentang pertemuan pertamanya dengan Basri Adam kembali terlintas. 

Riana berjalan sambil menggigit bibirnya, langkah nya gontai, tubuhnya lelah dan perasaannya begitu tersiksa.

Andai pertemuan itu tidak pernah terjadi mungkin Riana tidak akan sesakit ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status