Setelah menikah selama tujuh tahun, Edward tetap saja begitu dingin, Clara hanya bisa menghadapinya dengan tersenyum. Semua karena dia sangat mencintainya. Dia juga percaya suatu hari nanti, dia bisa melelehkan es di dalam hatinya. Akan tetapi pada akhirnya Edward malah jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap cewek lain. Clara tetap bersikeras menjaga rumah tangganya. Hingga di hari ulang tahunnya, putrinya yang baru saja pulang dari luar negeri, dibawa oleh Edward untuk menemani cewek itu, meninggalkannya sendirian di rumah kosong. Dia akhirnya putus asa. Melihat putri yang dibesarkannya sendiri akan menjadi anak dari cewek lain, Clara tidak merasa sedih lagi. Dia menyiapkan surat cerai, menyerahkan hak asuh anaknya, dan pergi dengan gagah, tidak pernah menanyakan kabar Edward dan anaknya lagi, hanya menunggu proses perceraian selesai. Dia menyerah atas rumah tangganya, kembali ke dunia bisnis, dan akhirnya dirinya yang sebelumnya diremehkan semua orang menjadi kaya raya. Akan tetapi setelah menunggu sekian lama, proses perceraian masih tidak selesai. Bahkan, pria yang biasanya tidak suka pulang ke rumah malah berubah menjadi sering pulang ke rumah, dan menjadi makin lengket dengannya. Setelah mengetahui bahwa Clara mau bercerai dengannya, pria yang biasanya dingin langsung menahannya ke dinding: "Cerai? Nggak mungkin."
View MoreSetelah melihat Elsa, Dani dan yang lainnya pergi, Edward dan Vanessa juga masuk ke mobil dan menuju restoran.Beberapa menit setelah mereka tiba di ruang VIP, Prof Nian juga tiba."Prof Nian."Melihat Prof Nian mendorong pintu terbuka, Edward dan Vanessa berdiri untuk menyambutnya.Saat melihat Vanessa, tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya.Vanessa dengan sopan memperkenalkan dirinya lagi, "Halo Prof Nian, aku Vanessa, kita pernah bertemu sebelumnya di pameran teknologi...""Iya." Prof Nian masih tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya dan mengulurkan tangannya menjabat tangannya.Setelah Prof Nian duduk, Vanessa duduk di sebelahnya dan berkata, "Aku sangat mengagumi Prof dan selalu berharap punya kesempatan untuk bertemu dan diskusi secara langsung tentang Kecerdasan Buatan."Nian: "Iya."Pada saat itu, ponsel Edward berdering. Dia pun berdiri, lalu berkata kepada Prof Nian dan Vanessa, "Aku keluar sebentar angkat telepon. Kalian ngobrol saja."Vanessa mengangguk.Setelah
Baru pada tengah hari, ketika saatnya makan siang, mereka akhirnya punya kesempatan untuk istirahat dan bernapas.Pada saat itu, ponsel Clara tiba-tiba berdering.Itu adalah pesan dari Raisa, menanyakan apa dia ingin pergi bermain ski bersamanya nanti sore.Clara membalas dengan pesan suara, "Hari ini aku nggak bisa, ada urusan. Kamu saja yang pergi."Raisa: "Oke."Sore harinya, saat Clara keluar dari ruang kerja dosen mereka untuk ambil air, Raisa mengiriminya pesan lagi.Kali ini, isinya adalah beberapa foto.Orang-orang dalam foto itu tidak lain adalah Edward, Vanessa, Elsa, Dani dan Tania.Kemudian, dia mengiriminya pesan lain: [Aku dan teman-teman sedang bersenang-senang main ski, tapi nggak disangka malah bertemu mereka. Menyebalkan!]Clara hanya mengklik satu foto. Setelah tahu itu mereka, dia tidak membuka sisa fotonya.Melihat pesan dari Raisa, dia dengan tenang membalas lagi dengan pesan suara: "Bersenang-senang saja, nggak usah pedulikan mereka."Raisa segera membalas dengan
Mungkin karena sudah bisa menebak alasan keraguannya, Dani pun berkata, "Aku jamin, urusan pribadiku nggak akan pernah ganggu urusan resmi antara pamanmu dan aku."Mendengar kata-katanya, Clara bertanya, "Apa kamu yakin?""Tentu saja."Clara tahu, perusahaan pamannya sedang dalam situasi sulit.Dia ragu sejenak lalu berkata, "Oke.""Kalau kamu punya waktu, kamu bisa telepon aku. Aku aturkan waktunya."Clara berkata, "Oke."Pada saat itu, Dani menatap rambut hitamnya yang agak berantakan karena angin dingin, dan berkata, "Malam ini dingin, cepat masuk."Mendengar apa yang dikatakannya, Clara terdiam sejenak.Kata-katanya persis sama dengan apa yang baru dikatakan Edward padanya.Dia mengangguk, tidak berkata apa-apa lagi, lalu masuk ke mobil.Sementara Dani tidak bergerak.Ketika mobilnya lewat di depannya, Clara menurunkan jendela, mengangguk padanya sebagai sapaan, lalu menginjak pedal gas dan pergi.Setelah lihat mobilnya melaju pergi, Dani pun masuk dan pergi.Clara kembali ke Kedia
Elsa memeluk lehernya dan membenamkan wajah kecilnya di lehernya untuk menghindari angin dingin.Pakaian yang dikenakan Clara lembut dan hangat, dan dia senang mengusap-usap lehernya dalam pelukan Clara.Edward selalu tiba pada waktu yang tepat.Ketika Clara gendong Elsa ke tempat parkir, kebetulan mobil Edward juga baru tiba.Melihat mereka, mobil berhenti di samping Clara.Melihat ayahnya tiba, Elsa tidak langsung melepas pelukannya, tapi berkata pada ayahnya yang menurunkan jendela mobil dengan nada manja, "Ayah, gendong aku masuk."Edward tidak mengatakan apa-apa, dia keluar dari mobil, dan mendekat untuk gendong Elsa.Elsa dengan gembira mengayunkan kakinya di gendongan Edward.Ketika Edward mendekat, Clara sekali lagi mencium parfum Vanessa pada dirinya.Waktu dia duduk di sampingnya tadi, belum tercium bau parfum.Dengan kata lain, setelah dia meninggalkan acara di sini, dia pergi ke pesta Keluarga Sanjaya.Edward menatapnya dan berkata, "Malam ini sangat dingin, cepat masuk."C
Prof Nian berkata: "Oke."Edward mengangguk, lalu berbalik menatap Clara. "Apa kamu bakal pulang malam ini?"Clara masih menyimpulkan apa yang baru saja dibicarakan olehnya dan Prof Nian. Ketika dia dengar Edward tiba-tiba bicara padanya, dia berhenti sejenak sebelum bereaksi dan berkata, "Aku nggak pulang malam ini."Edward mengangguk dan berkata, "Oke." Kemudian dia berdiri dan berkata, "Agak malam aku datang lagi untuk jemput Elsa."Dia sudah mau pergi.Clara berkata dengan dingin, "Iya."Edward tidak berkata apa-apa lagi padanya, dan berjalan menuju Nenek Hermosa, "Nek, saya masih ada urusan lain, jadi saya pergi dulu."Nenek Hermosa tidak berdiri, dan nadanya terdengar acuh. "Silakan. Hati-hati di jalan."Edward tidak marah atas perlakuan Nenek Hermosa. Dia menatap Bagas, mengangguk padanya sebagai salam, lalu berbalik meninggalkan ruang perjamuan.Melihat Edward keluar dari hotel, Dani berhenti sejenak saat hendak keluar dari mobil.Edward langsung masuk ke mobil dan pergi.Dani
Setelah itu, tak seorang pun dari mereka berbicara lagi.Kedua sepupu Clara belum pernah sama sekali lihat Edward sebelumnya.Sekarang setelah orangnya tiba di sini, mereka terus memandangnya dengan rasa penasaran.Edward telah menjadi orang yang menduduki jabatan tinggi selama bertahun-tahun. Sekalipun tidak secara sengaja ditunjukkannya, namun setiap gerak-gerik dan gesturnya memancarkan aura orang yang sudah lama menduduki jabatan tinggi.Menyadari mereka melihat dirinya, dia melirik.Mereka tak berani membalas tatapannya, dan tanpa sadar memalingkan muka, tak berani menatapnya lagi.Edward tidak mengatakan apa pun mengenai hal ini, dia juga tidak menunjukkan niat untuk menyapa mereka. Dia hanya dengan tenang mengalihkan pandangannya.Edward adalah orang yang dicintai Clara.Setelah Clara menikahinya, sampai sekarang dia masih tidak bisa keluar dari bayang-bayang pernikahannya.Lalu setelah nikah bertahun-tahun, Edward malah perlakukan keponakannya seperti itu. Wajar saja Bagas memi
Ketika Vanessa mendengar Edward telah pergi ke pesta Keluarga Hermosa, dia tidak terlihat panik.Nenek Anggasta memang dekat dengan Nenek Keluarga Hermosa. Dikarenakan Nenek Anggasta tidak dapat hadir di ulang tahun wanita itu yang ke-70 secara langsung, dia tentu akan minta Edward untuk pergi sendiri.Dia sudah tahu hal itu sejak lama.Tapi Edward tetap saja telah pergi ke Keluarga Hermosa. Sekalipun itu perintah Nenek Anggasta, jadi dia terpaksa pergi, dia tetap saja tidak terlalu senang.Melihat Edward tidak datang ke sini, dan malah pergi ke acara Keluarga Hermosa, mereka pun mengira hubungan mereka berdua sudah berubah. Mengetahui hal itu, Vanessa berkata dengan dingin, "Nenek Anggasta dan Nenek Hermosa lumayan dekat. Jadi Edward hanya pergi ke sana sebentar atas perintah neneknya."Memang ada rumor sebelumnya bahwa Keluarga Hermosa dan Keluarga Anggasta lumayan dekat.Tapi karena tidak ada yang pernah lihat interaksi apa pun antara kedua keluarga itu selama bertahun-tahun ini, me
"Benar."Diana mendengus. "Sungguh tak tahu malu!"Teringat hal itu, dia makin tidak senang. "Orang sehebat itu pun pergi rayakan ulang tahun nenek Hermosa. Apa itu karena mereka lumayan dekat?""Bukan." Vanessa berkata dengan dingin, "Mereka baru saja saling kenal."Menurutnya, Clara bertemu Prof Nian melalui Dylan.Fakta bahwa Prof Nian muncul di acara Keluarga Hermosa hari ini kemungkinan besar berkat Dylan.Diana: "Oh, baguslah."Saat ini Dani dan Gading sedang duduk di meja sebelah Vanessa, tidak jauh di belakangnya.Dani sedang makan dengan tenang. Tapi saat dia dengar seseorang mengatakan Nian pergi ke acara ulang tahun Keluarga Hermosa, dia berhenti sejenak dan bertanya, "Pesta ulang tahun Keluarga Hermosa?"Gading menjelaskan, "Oh, hari ini juga hari ulang tahun neneknya Clara. Mereka adakan pesta di hari yang sama dengan di sini. Mereka juga undang banyak orang. Tapi karena hubungan Edward dan Vanessa, hampir semua tamu mereka malah datang ke sini."Dia tidak tahu hal ini seb
Clara duduk di sebelah Prof Nian.Tapi Prof Nian sedang bicara dengan Nenek Hermosa, tidak punya waktu untuk memperhatikannya.Clara pun menoleh dan berkata kepada Dylan, "Terima kasih."Dia dapat merasakan, setelah Prof Nian datang, neneknya benar-benar jadi bahagia.Dylan mengangkat bahu. "Jangan berterima kasih padaku. Prof juga bersedia balas pesanku karena lihat ide proyekmu beberapa waktu lalu. Jadi setelah aku beri tahu Prof masalah di sini, dia langsung bersedia datang. Jadi, berterima kasihlah pada dirimu sendiri."Tepat saat Clara hendak bicara, dia mendengar seseorang berkata, "Itu Edward?"Clara ragu-ragu sejenak, saat dia berbalik, dia melihat Edward muncul di pintu.Di bawah tatapan semua orang, dia berjalan mantap ke arah Nenek Hermosa dan berkata, "Selamat ulang tahun."Setelah mengatakan itu, dia menyodorkan kotak hadiah di tangannya dengan kedua tangan dan berkata, "Aku nggak tahu apa Nenek suka hadiah yang aku siapkan sebelumnya, jadi aku siapkan satu lagi. Kuharap N
Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.Hari ini adalah hari ulang tahunnya.Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.Senyum Clara pun memudar.Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”“Di mana Edward dan Elsa?”“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.“Elsa?”Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.Clara lalu...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments