Share

Bab 3

Penulis: Elenor
Farel adalah salah satu sekretaris pribadi Edward.

Melihat surat pengunduran dirinya, dia tentu terkejut.

Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang tahu hubungan Edward dengannya.

Semua orang dekat Edward tahu, Edward tidak menyukainya.

Setelah nikah, Edward sangat dingin pada Clara, bahkan juga jarang pulang ke rumah.

Agar bisa mendekati Edward, Clara pun bekerja di Anggasta Group.

Tujuan awalnya adalah menjadi sekretaris pribadi Edward.

Tapi Edward tidak setuju.

Meski kakeknya memintanya, pria itu tetap kukuh dengan pendiriannya.

Pada akhirnya, Clara terpaksa harus puas berada di divisi sekretariat menjadi salah satu sekretaris biasa Edward.

Awalnya, Farel khawatir Clara akan mengacaukan divisi sekretariat.

Tapi nyatanya, sungguh di luar dugaan.

Meski Clara menggunakan posisinya untuk mendekati Edward, tapi dia juga paham situasi, tidak akan bertindak keterlaluan.

Sebaliknya, mungkin agar Edward terkesan, Clara sangat serius dalam bekerja, kemampuannya sangat menonjol. Baik saat hamil, melahirkan atau situasi lainnya, dia selalu mematuhi peraturan perusahaan, tidak pernah meminta perlakuan khusus.

Beberapa tahun kemudian, Clara menjadi kepala di divisi sekretariat.

Farel tahu betul bagaimana perasaan Clara terhadap Edward.

Sejujurnya, dia tidak menyangka Clara akan mengundurkan diri.

Dia juga tidak percaya wanita itu akan mengundurkan diri dengan sukarela.

Dia bisa mengundurkan diri kali ini, mungkin karena terjadi sesuatu antara Edward dan Clara yang tidak diketahuinya, hingga Edward meminta Clara untuk mengundurkan diri.

Kinerja Clara sangat baik, tapi meski sangat disayangkan, Farel tetap harus bersikap profesional: “Aku terima surat pengunduran ini. Aku bakal atur orang buat ambil alih pekerjaanmu secepat mungkin.”

“Baik.”

Clara mengangguk, lalu kembali ke tempat kerjanya.

Setelah sibuk seharian, Farel lantas memberi laporan perusahaan secara langsung pada Edward melalui panggilan video.

Saat hampir selesai, tiba-tiba dia teringat pengunduran diri Clara: “Oh iya Pak, mengenai —”

Meski dirinya berkata pada Clara akan secepat mungkin mengatur seseorang untuk mengambil alih pekerjaannya, tapi Farel tetap harus minta pendapat Edward tentang kapan Clara boleh pergi dari perusahaan.

Semisal Edward ingin mulai besok, Farel akan mengaturnya segera.

Tapi saat ingin menyampaikannya, dia teringat saat Clara bergabung dengan perusahaan untuk pertama kalinya, Edward menegaskan, segala hal yang berhubungan dengan Clara di perusahaan harus ditangani sesuai dengan peraturan perusahaan, tidak perlu melaporkan secara khusus pada Edward.

Edward tidak akan memedulikan wanita itu.

Kenyataannya memang begitu.

Selama bertahun-tahun, di dalam perusahaan, Edward tidak pernah bertanya tentang Clara.

Tiap kali melihat Clara, Edward selalu memperlakukannya layaknya orang asing.

Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja Clara luar biasa, jadi dua tahun lalu mereka berencana akan mempromosikan Clara, hanya saja saat mengingat Edward tidak menyukai Clara, mereka sengaja membahasnya di depan pria itu.

Dengan maksud jika dia tidak senang, mereka tidak akan mempromosikannya.

Saat mendengar itu, Edward langsung mengerutkan keningnya, lalu dengan kesal kembali menegaskan, dia tidak akan ikut campur, atasi saja sesuai aturan perusahaan.

Dia juga menambahkan bahwa semua hal berhubungan dengan Clara di perusahaan ini, tidak perlu tanya padanya.

Melihat Farel tidak berbicara, Edward mengerutkan keningnya: “Ada apa?”

Farel buru-buru saat tersadar dari lamunannya, dan menjawab: “Nggak apa.”

Karena masalah pengunduran diri Clara sudah diketahui Edward, tapi Edward tetap tidak mau mendiskusikannya dengannya, berarti bagi Edward hal ini tidak penting.

Dia hanya perlu bertindak seperti biasa, atasi sesuai aturan perusahaan.

Memikirkan ini, Farel pun tak lagi berkata apa-apa.

Edward mengakhiri panggilan video.

….

“Lagi mikirin apa?”

Siang harinya, seorang rekan kerja tiba-tiba menepuk bahu Clara.

Clara pun tersadar dari lamunannya, lalu tersenyum sembari menggelengkan kepalanya: “Nggak mikirin apa-apa.”

“Hari ini nggak telepon putrimu?” tanya rekan itu.

“Ya, nggak perlu lagi.”

Biasanya dia akan menghubungi putrinya dua kali dalam sehari.

Sekali pada pukul satu dini hari, dan sekali lagi sekitar pukul dua belas siang.

Semua rekan di kantornya tahu tentang hal ini.

Hanya saja, mereka tidak tahu bahwa ayah dari putrinya itu adalah pimpinan tertinggi di perusahaan mereka bekerja.

Sepulang kerja, Clara pergi ke pasar membeli sedikit sayuran dan beberapa pot tanaman untuk dibawa pulang.

Selesai menyantap makan malam, dia mulai mencari informasi terkait pameran teknologi.

Setelah melihatnya, Clara langsung menelepon seseorang: “Untuk pameran teknologi bulan depan, siapkan satu tiket.”

“Kamu yakin?” jawab orang itu dengan nada dingin: “Sudah dua kali kamu ngomong begitu, tapi kamu nggak pernah datang, tiket yang diidamkan semua orang itu kamu biarkan berakhir sia-sia.”

Pameran tahunan sains dan teknologi Negara Marola merupakan acara besar dalam industri teknologi, tidak semua orang bisa mendapatkan tiket masuk untuk pameran tersebut.

Perusahaan mereka juga mendapatkan beberapa kuota untuk menghadiri pameran tersebut, dan ada begitu banyak pegawai handal yang ingin hadir.

Bagi mereka, setiap kuota yang diberikan sangatlah berharga.

“Kalau kali ini nggak datang lagi, aku nggak akan minta lagi.”

Pria itu hanya terdiam, lalu mematikan telepon.

Tapi Clara tahu, ini artinya pria itu setuju.

Senyum merekah terpancar di wajah Clara.

Sebenarnya, dia belum bilang, bahwa dia ingin kembali ke perusahaan.

Sebagai mitra di perusahaan itu, Clara memilih untuk menikah dan memiliki anak ketika perusahaan baru saja berdiri, dia mengundurkan diri dari perusahaan, dan memilih fokus pada keluarga, tentu saja rencana pengembangan perusahaan mereka jadi terganggu, hingga membuat perusahaan kehilangan banyak peluang.

Semua orang kesal dan marah padanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, bisa dibilang mereka tidak pernah saling berkomunikasi.

Clara memang ingin kembali ke perusahaan itu, tapi setelah menikah dia hanya fokus pada keluarga.

Jadi bisa dibilang dia sudah terlalu lama meninggalkan lingkaran itu.

Clara khawatir jika kembali ke perusahaan tanpa persiapan apa pun, dia tidak akan mampu mengimbangi ritme mereka.

Oleh karena itu, dia berencana meluangkan waktu untuk memahami situasi industri terkini, sebelum akhirnya membuat keputusan final.

Dalam beberapa hari berikutnya, Clara bekerja sebagaimana mestinya, lalu sepulang kerja dia menyibukkan diri dengan urusannya.

Clara tidak lagi menghubungi putrinya dan juga Edward.

Begitu pula sebaliknya.

Mengenai ini sih, Clara tentu tidak terkejut lagi.

Sejak setengah tahun lalu, menghubungi mereka sudah menjadi keinginannya sepihak.

Mereka hanya terpaksa menerimanya saja.

…..

Negara Latvin.

Saat ini Elsa mempunyai kebiasaan baru yaitu menelepon Vanessa di pagi hari.

Hari ini sama seperti sebelumnya, begitu terbangun, dia langsung menelepon Vanessa.

Namun setelah mengobrol sebentar dengan Vanessa, terdengar suara sesenggukan.

Itu dikarenakan Vanessa memberinya kabar buruk.

“Tante Vanessa mau pulang ke Marola!”

Elsa merasa sangat sedih, selesai mengobrol dengan Vanessa, dia segera menelepon Edward:

“Halo Ayah, apa Ayah tahu soal ini?”

Di dalam perusahaan, Edward membolak-balik dokumen: “Tahu.”

“Kapan Ayah tahu?”

“Sudah lama.”

“Ayah! Ayah jahat banget… ” Elsa tampak memeluk boneka kuda poni dan menangis sedih: “Kenapa aku nggak dikasih tahu? Aku nggak mau Tante Vanessa pergi, aku juga nggak mau sekolah di sini kalau nggak ada Tante Vanessa, aku mau pulang, huhuhu... “

Edward lantas berkata dengan tenang: “Semua sudah diproses.”

Elsa tidak mengerti: “Apa, apa maksudnya?”

“Minggu depan kita pulang ke Marola.”

Bab terkait

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 4

    Elsa langsung melompat dari atas kasur sambil menyahut, “Beneran, Yah?”“Ya.”“Tapi kenapa tadi Tante Vanessa nggak kasih tahu aku?” “Ayah baru memutuskannya, belum sempat memberitahunya.”Elsa kegirangan: “Kalau gitu Ayah jangan kasih tahu Tante Vanessa, setelah pulang, kita kasih kejutan buat Tante Vanessa oke?!” “Ya.”“Ayah memang yang terbaik! Sayang banget deh!”Setelah telepon ditutup, Elsa masih tampak kegirangan, bernyanyi dan melompat di atas kasur.Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia teringat Clara.Beberapa hari terakhir, ibunya tidak menelepon, jadi suasana hatinya sangat bagus.Sebenarnya, agak tidak ngobrol dengan ibunya di telepon, beberapa hari lalu dia sengaja keluar rumah lebih awal, sepulang sekolah dia bahkan sengaja menaruh ponselnya jauh-jauh atau bahkan mematikannya.Setelah dua hari melakukannya, Elsa menghentikannya, dia khawatir ibunya akan marah jika mengetahuinya.Tapi tidak disangka, selama beberapa hari berikutnya ibunya tak kunjung meneleponnya.Awalny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 5

    Dalam kurun waktu terakhir ini Dylan dan Clara memang jarang sekali bertemu.Tapi meski begitu, Dylan bisa melihat perubahan besar dalam diri Clara, semangat tinggi dan kuat yang dulu dia miliki sudah hilang begitu saja.Saat teringat akan sosok Clara saat itu, Dylan tidak pernah menyangka sikap rendah diri akan menempel pada wanita itu.Dylan tidak tahu banyak tentang kehidupan pernikahan Clara dan Edward.Hanya sekelumit saja yang dia ketahui.Sebenarnya ada beberapa dugaan dalam hatinya, tapi dia memilih untuk tidak mengatakannya, hanya berkata padanya dengan serius: “Nggak masalah kalau kamu pernah terpuruk dalam hidupmu, tapi kamu harus tahu, kemampuan dan bakatmu berbeda dari jenius biasa. Clar, asalkan kamu punya tekad, belum terlambat untukmu memulainya sekali lagi.”“Lalu, jangan lupa, kamu itu murid terbaik yang pernah dosenmu ajarkan.”Mendengar ini, Clara tersenyum: “Kalau dosen kita dengar ucapanmu, mungkin dia akan mencibir, bilang kalau itu semua karena muridnya yang lai

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 6

    Keesokan harinya.Setibanya di perusahaan, Edward berpapasan dengan Clara.Clara tidak tahu tentang kepulangan Edward dan Elsa ke Marola.Bertemu tiba-tiba dengan Edward di perusahaan, membuat langkah kaki Clara terhenti sejenak.Ada sedikit keterkejutan di mata Edward saat melihat Clara. Namun, dia hanya mengira Clara baru saja tiba dari perjalanan dinasnya. Yah, pria itu tidak berpikir macam-macam.Ekspresi wajah Edward tampak datar, menganggap Clara layaknya orang asing. Dia berjalan melewatinya begitu saja dan masuk ke dalam perusahaan.Jika itu dulu, mungkin Clara akan senang saat mengetahui Edward kembali ke Marola. Meski tak bisa memeluknya, Clara akan merasa bahagia hanya dengan menatapnya, seolah dalam dunianya hanya ada Edward seorang. Sekalipun sikap pria itu dingin terhadapnya, Clara tetap akan menyapanya dengan ‘selamat pagi’.Namun kini, Clara hanya menatap wajah tampan itu sekilas lalu menundukkan pandangannya. Antusias dan kebahagiaan sebelumnya sudah tidak terpancar d

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 7

    Dua rekan kerja di samping Clara terlihat mundur hingga ke dinding sambil melirik Vanessa.Vanessa juga menatap ke arah Clara.Namun kemudian, dia mengalihkan pandangannya dengan dingin. Dia menganggap Clara hanya sebagai angin lalu. Dia pun memasuki lift dengan masih ditemani para eksekutif.Begitu pintu lift tertutup, dua rekan kerja Clara menghela napas lega. Mereka mulai bergosip dengan penuh semangat.“Harusnya cewek barusan itu pacar Pak Edward, ‘kan? Astaga, cantik banget, yang dipakai barang bermerek semua, pasti mahal, tuh! Wajar sih anak ‘horang’ kaya. Auranya beda sama kita-kita, sikapnya juga tenang dan percaya diri.”“Ya, aku juga merasa seperti itu!”Sambil berbincang-bincang, mereka bertanya lembut pada Clara, “Clar, gimana menurutmu?”“Ya,” ucapnya singkat dan datar sembari menundukkan pandangannya.Vanessa sebenarnya adalah anak haram dari ayah Clara.Menyebut Vanessa sebagai anak haram mungkin kurang pas.Bagaimanapun, saat Clara berusia delapan tahun, ayah bersikeras

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 8

    “Ada apa?” tanya teman di sampingnya.“Sepertinya aku kenal sama dia,” jawab Gading sedikit ragu.Mereka sejak kecil selalu bersama. Dia tahu tentang Clara yang suka pada Edward.Kalau boleh jujur, Clara sangat cantik, tapi juga sangat pendiam. Cantiknya Clara hanya kecantikan biasa, tidak ada yang spesifik. Wanita seperti itu bukanlah kriteria yang Edward sukai.Edward selalu menjaga jarak dengan Clara. Begitu juga mereka, para sahabat Edward. Mereka juga tidak terlalu memerhatikan Clara.Mereka tidak sering bertemu dengan Clara. Bertemu pun, mereka malas untuk sekadar menyapanya.Sebenarnya, mereka bahkan tidak begitu ingat perawakan Clara. Gading masih ragu dengan apa yang dilihatnya barusan.Namun, meski wanita barusan benar-benar Clara, dia juga tak memedulikannya.Tanpa berkata-kata lagi, dia kembali masuk ke dalam ruangan.….Clara tidak memerhatikan Gading.Begitu keluar restoran, dia langsung membawa Raisa pulang. Malam itu, dia pun harus menginap di rumah Raisa untuk menjagan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 9

    Wajah Rio tampak emosional, sikapnya pun menjadi dingin. Dia merasa Clara ingin mendapatkan perlakuan khusus karena statusnya.“Bu Clara, mohon jaga sikapmu dan tetap bekerja secara profesional. Kamu pikir ini rumahmu?” ucap Rio dengan nada tinggi.Sikap Clara tidak berubah, dia pun mengambil tasnya sambil berkata, “Kalau kamu nggak suka, pecat saja aku sekarang.”“Kamu!”Sebelum ini, Rio sempat mendampingi Edward ke Latvin. Sebagai sekretaris pribadi, dia tahu soal pengajuan pengunduran diri Clara. Meski termasuk orang kepercayaan Edward, dia tidak berhak begitu saja memutuskan memecat Clara.Terlebih lagi nenek Keluarga Anggasta sangat menyukai Clara. Masalah akan semakin panjang jika Clara mengadu pada nenek Keluarga Anggasta. Meski yakin Edward akan melindunginya, dia tetap akan dirugikan.Clara tak memedulikan Rio dan berjalan melewatinya begitu saja.Rio yang merasa diabaikan semakin emosional. Dia meninggalkan divisi sekretariat dengan kesal.“Ada masalah apa?” tanya Farel saat

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 10

    Namun, Edward tak begitu memikirkannya dan hanya mengira Clara sedang berkunjung ke kediaman Hermosa saja.Saat memasuki kamar mandi, tiba-tiba dia teringat kebiasaan Clara yang sering membawa Elsa ketika berkunjung ke sana.Tapi hari ini dia malah tidak membawa Elsa.Apa mungkin Clara bukan ke Kediaman Hermosa?Ah, masa bodoh, mungkin terjadi sesuatu di sana.Dia semakin yakin dengan hal itu ketika teringat ucapan Rio di kantor sore tadi.Kakinya memang sempat terhenti, tapi dia tidak peduli.Keesokan paginya, sambil menyantap sarapannya, Edward berkata pada Elsa, “Semua berkas kepindahanmu sudah selesai, besok pagi langsung ke sekolah untuk daftar ulang.”“Ya, Ayah.” Elsa mengernyitkan hidungnya kemudian lanjut berkata, “Apa Ayah besok bisa mengantarku ke sekolah?”“Ayah belum tentu punya waktu.” jawab Edward.“Ya sudah.” Elsa tampak memutar matanya seolah sedang memikirkan sesuatu. Tak lama, matanya pun berbinar dan berkata dengan kegirangan, “Aku telepon Tante Vanessa saja. Minta d

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 11

    Clara seakan ingin tertawa saat mendengarnya.Faktanya, Vanessa dan Edward mengenal satu sama lain setelah dirinya dan Edward menikah.Vanessa tentu tahu hubungan Edward dan dirinya. Clara tidak percaya Ervan tidak tahu kalau Edward adalah suami dari putrinya yang lain.Yah, Ervan pasti tahu!Namun, tanpa perasaan malu sedikitpun, pria itu justru berusaha menjodohkan Vanessa dan Edward.Terlihat jelas sekali bukan, betapa acuhnya perasaan Ervan terhadap putri kandungnya sendiri.Edward mengangguk tanda setuju.Setelah berbasa-basi sebentar, Ervan dan Edward berpisah. Edward tampak menunggu Ervan menaiki mobil. Setelah mobil itu pergi, barulah kemudian dirinya naik ke mobil dan pergi.Kalau melihat status dan kedudukan Edward saat ini, hanya sedikit orang saja di Keluarga Anggasta yang bisa membuatnya sampai bertindak sejauh ini.Lagi-lagi jelas sekali terlihat, Edward sangat menghormati Ervan.Bukan apa-apa, alasannya hanya satu, Ervan adalah ayah dari Vanessa.Saat memikirkannya, Clar

Bab terbaru

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 50

    Pada akhirnya, tunangan cewek itu datang dan menghentikannya, mereka pun mulai bertengkar.Sesaat setelah itu, keluarga cewek itu pun datang.Tampaknya Raisa benar mengenai keluarga cewek itu kaya, mereka tampak sombong di depan Keluarga Gori, Ervan pun terlihat merendah, seakan ingin berdamai dengan mereka, tetapi pihak cewek menolak untuk mendengarnya, dan langsung menampar Ervan.Raut wajah Keluarga Gori seketika tampak menggelap.Tampaknya, mereka dihina keluarga cewek itu.Tepat saat ini, Edward muncul.Dia langsung membuka mantelnya, dan menggunakannya untuk menutupi badan Vanessa, lalu menoleh ke arah orang tua cewek dan berbicara, kemudian menggendong Vanessa dan pergi tanpa menoleh ke belakang.Sejak kemunculan Edward, wajah keluarga cewek itu langsung berubah.Melihat Edward yang beranjak pergi, mereka mengejarnya seakan mau menjelaskan, tetapi dihalangi oleh pengawal yang disiapkan untuk pesta itu.Di akhir video, keluarga cewek itu yang awalnya sombong pun berubah menjadi s

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 49

    Edward yang tidak kunjung datang, membuat nenek Keluarga Anggasta marah, Elsa juga tidak senang.Akan tetap Clara terlihat tidak masalah sama sekali, dengan tenang dia menyeduh teh untuk nenek Keluarga Anggasta, lalu berkata: “Mungkin ada urusan mendadak di kantor, jadi nggak bisa datang.”Suasana hati nenek Keluarga Anggasta sedang tidak bagus, jadi malam itu dia tidur lebih cepat.Sementara Elsa berusaha menelepon Edward beberapa kali, tetapi tidak diangkatnya.Keesokan paginya.Saat Clara bangun tidur, tidak ada orang di sisinya.Entah ke mana perginya Elsa.Setelah Clara mandi, lalu keluar dari kamarnya dan mencari kemana-mana, dia tetap tidak menemukan mereka.Setelah bertanya dia baru tahu karena Edward tidak datang, Elsa merasa bosan, jadi pagi-pagi dia sudah turun gunung bersama pelayan, bermain di tempat lain.Sementara nenek Keluarga Anggasta kemarin malam terkena angin malam, dan jatuh sakit, jadi saat tengah malam kepalanya sakit parah, oleh karena itu, dia langsung pulang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 48

    “Jangan gitu, Mama pulang temani Elsa dong? Vila Air Panas itu jauh banget, aku pasti bosan sendirian duduk di mobil.”Clara terdiam sejenak.‘Sudahlah.’“…oke.”Akhir-akhir ini Morti Group sedang mengembangkan aplikasi baru, setelah makan, Dylan meneleponnya untuk mendiskusikan beberapa masalah teknis.Edward dan Elsa tampak berbicara di ruang tamu, Clara berjalan ke luar untuk mengangkat telepon.Setengah jam kemudian, Clara baru selesai menelepon.Elsa menatapnya, dan berkata: “Akhir-akhir ini ada banyak yang telepon cari Mama, setiap malam pun Mama sibuk telepon, dulu Mama nggak gini… “Edward yang mendengar ini, langsung menatapnya juga.Sebelumnya, Clara sangat jarang menelepon orang lain.Apalagi menelepon begitu lama.‘Apa jangan-jangan Bu Clara selingkuh?’‘Ini…’‘Harusnya tidak mungkin, ‘kan?’Dengan perasaan Bu Clara yang dalam terhadap Edward, seharusnya tidak mungkin berselingkuh.“Ada sedikit urusan.” Clara tidak menjelaskan: “Aku mau ke lantai atas urus kerjaan dulu.”El

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 47

    Staf perusahaan Edward sangat banyak, jadi selalu sibuk.Pada dua hari ke depannya, Edward pun tidak pulang ke rumah karena ada urusan, sehingga Elsa yang berada di rumah sangat bosan, dia lalu tidak tahan dan menelepon Clara lagi.Setelah sibuk selama dua hari, masalah sebelumnya, bagi Clara sudah berlalu.Melihat telepon Elsa, dia langsung mengangkatnya.Elsa: “Mama kapan mau pulang ke rumah… “Mengetahui Edward tidak ada di rumah, setelah pulang dari kantor, Clara pun pulang mengunjungi Elsa sebentar.Begitu Clara pulang ke rumah, Elsa sangat senang, dia langsung menceritakan berbagai hal menarik yang terjadi di sekolah, dia pun menceritakan gim yang akhir-akhir ini disukainya, dan bahkan ingin mengajari Clara cara memainkannya.Setelah dia menyelesaikan PR-nya, apapun yang ingin dimainkan Elsa, asalkan tidak membahayakan, Clara selalu menurutinya, bermain bersamanya.Clara hanya perlu melihat Elsa memainkannya sebanyak dua kali, dan langsung bisa memainkan gim itu selama satu jam l

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 46

    Menurut Lily, Clara pasti iri pada Vanessa yang telah merebut Edward, makanya dia menghalangi Vanessa masuk ke Morti Group.Clara tidak berpendidikan dan bodoh, tetapi dia tetap tahu bagaimana menggunakan trik licik seperti ini, memikirkan ini, dia merasa Clara sangat lucu.Sepertinya bukan hanya dia, Edward pun pasti juga merasa seperti ini ‘kan?Sayangnya Clara sama sekali tidak menyadari hal ini, mungkin saja dia sekarang masih berbahagia karena sudah berhasil menghalangi rencana Vanessa.Saat memikirkan kemampuan Vanessa, dan teringat pada Clara, Lily menyadari bahwa mereka berdua sama sekali tidak pantas dibandingkan.Ervan menghela napas berat: “Aku tahu.”Dia juga berpikiran sama dengan Lily.“Tapi dia nggak mau dengar.”“Dia benar-benar… “Memiliki sifat yang sama dengan ibunya itu.Kata-kata ini tidak keluar dari mulut Lily, lagipula, setiap teringat orang itu, dia merasa tidak senang.“Mengenai Cuap… ““Mengenai ini tanya saja pada Vanessa setelah dia pulang.”Ervan juga sang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 45

    Setelah berjalan jauh, Raisa menatap Clara dengan khawatir: “Clara… “Clara menggelengkan kepala, lalu berkata: “Aku nggak apa-apa.”Sejak Ervan dan ibunya bercerai, dalam hatinya, dia sudah bukan lagi ayahnya.Dia hanya merasa sedih karena beban pamannya jadi bertambah, hanya karena berhubungan dengannya.Dia juga bersedih karena cinta buta Edward.Begitu teringat bagaimana Edward hanya memperhatikan Vanessa, demi Vanessa dia melawan Dylan dan pamannya, tanpa memikirkan perasaannya sama sekali, hatinya terasa seperti ditusuk pisau.Sakitnya terasa hingga darah mengalir deras.“Clara… “Raisa memeluknya dengan kasihan.Clara memaksakan diri tersenyum, tidak berbicara sama sekali.Tidak apa-apa.Dia sudah memutuskan untuk menyerah.Hanya butuh sedikit waktu.Dia pasti bisa.“Ayo kita minum-minum?”Raisa merasa Clara butuh waktu untuk menenangkan diri.Clara menggelengkan kepala: “Nggak perlu.”Dibandingkan meminum bir, dia lebih ingin pulang dan meneliti datanya.Dengan begitu, dia bisa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 44

    Fani pun langsung tersenyum: “Bukankah ini Clara? Lama tidak jumpa, kamu makin cantik saja.”“Ibu… “Mendengar Fani memuji Clara, Diana agak tidak senang.Dia memang tahu bahwa Clara sangat cantik.Tidak disangka setelah beberapa tahun tidak bertemu, Clara malah semakin cantik.Melihat kulit Clara yang seputih salju dan halus, dengan aura yang elegan, dia sangat iri.Akan tetapi, dia teringat, ‘memangnya kenapa kalau Clara cantik? Calon kakak iparnya tetap tidak menyukainya, hanya menyukai kakaknya Vanessa ‘kan?’Memikirkan ini, hatinya menjadi agak tenang.Ervan menatap Fani: “Kakak ipar, kenapa kamu bisa datang kemari?”“Karena Paman sudah lama tidak pulang, jadi kami datang kemari.” Diana menyela, setelah selesai bicara, dia melihat kotak brokat yang dibuka pemilik toko, lalu menatap Clara, dan dengan sengaja berkata dengan suara keras: “Paman, ini hadiah peringatan pernikahan yang Paman pesan khusus untuk Tante? Cantik banget!”Ervan tersenyum: “Iya.”“Setiap tahun peringatan pern

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 43

    Elsa tampaknya sibuk bermain dengan Vanessa, jadi pada hari Sabtu dan Minggu, dia tidak menghubungi Clara sama sekali.Pada hari Senin, Clara pun pergi ke Morti Group untuk bekerja seperti biasa.Saat akan segera pulang kerja, Raisa meneleponnya, mengajaknya untuk makan bersama.Setelah makan, Clara pun pergi ke kamar mandi.Akan tetapi, dia bertemu dengan Dani.Clara sama sekali tidak menghentikan langkahnya, dia berjalan melewati Dani seakan tidak melihatnya.Di sisi lain, Dani malah berhenti, dan menoleh melihatnya.Clara tentu tahu hal ini, tetapi dia tidak memedulikannya.Saat Clara keluar dari kamar mandi, dia melihat Dani masih berdiri di tempat mereka berpapasan tadi, tidak pergi sama sekali.Melihatnya keluar, Dani pun menoleh: “Kamu datang ke sini untuk makan?”Dani terlihat seperti sedang menunggunya.“Iya.” Selesai bicara, dia lanjut dengan dingin: “Pak Dani mau tuduh aku ikuti kalian lagi?”Dani tertegun sejenak, lalu berkata: “Bukan gitu.”Clara tidak tahu apa maksudnya.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 42

    Begitu memikirkan ini, dia langsung berkata: “Oke, Mama segera pulang.”Malam itu, Clara membuatkan Iga Asam Manis untuk Elsa, beserta sup.Dalam dua hari ke depannya, dia pun selalu berada di sisi Elsa.Hingga pada hari Jumat, nenek Keluarga Hermosa meneleponnya, memintanya untuk pulang dan makan bersamanya.Clara lalu pulang ke rumah Keluarga Hermosa bersama Elsa.Di rumah itu, hanya ada nenek Keluarga Hermosa, sementara yang lainnya ada yang sedang dinas, dan ada yang sedang sekolah.Nenek Keluarga Hermosa awalnya belum tahu bahwa Elsa sudah pulang dari luar negeri, jadi begitu melihat Clara membawa Elsa pulang, dia sangat senang.Elsa juga dekat dengan nenek Keluarga Hermosa, dia sangat pintar dalam membuat nenek Keluarga Hermosa senang.Pada malam hari, Clara dan Elsa pun tinggal di rumah Keluarga Hermosa.Keesokan paginya, Clara bangun dan mengulen adonan yang akan dia jadikan sebagai kulit risol.Saat nenek Keluarga Hermosa melihatnya tampak terampil, dia teringat saat Clara mas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status