Share

Bab 193

Author: Elenor
Sandy dan Rana datang dan bertanya pada Tania apa dia ingin bermain di seluncuran air.

Setelah menatap seluncuran air berwarna-warni tak jauh dari situ, dia mengangguk cepat.

Seluncuran air di kapal pesiar berada di dalam ruangan dengan sumber air panas, jadi tidak akan dingin bahkan di musim hujan sekalipun.

Faktanya, baik orang dewasa maupun anak-anak dapat bermain di seluncuran air itu.

Namun, biasanya ini memang dunia untuk para remaja dan anak-anak.

Clara dan Dani berseluncur beberapa kali dan merasa bosan.

Tetapi, Tania, Sandy dan Rana bermain seakan tidak ada bosannya.

Clara duduk di samping dan berendam air panas.

Pada saat itu, Dani memberinya minuman.

Clara menerimanya, "Terima kasih."

Dani duduk tidak jauh darinya, "Sama-sama."

Lalu dia bertanya, "Berapa umur mereka?"

"Sandy berumur enam belas tahun, Rana sekarang empat belas tahun."

"Kamu sering ajak mereka main?"

Clara menggelengkan kepalanya, "Iya, dulu gitu, tapi akhir-akhir ini aku sibuk kerja, jadi nggak punya banyak w
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Intan Limba
lama banget up date nya
goodnovel comment avatar
Siti Roanah
mksdnya Edward kejam
goodnovel comment avatar
Siti Roanah
jgn terlalu kecam ma Clara dong kasihn, gimana rasanya ank ma suami ngga risih dengan perempuan lain di depan mata.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 194

    Clara berkata, "Sampai jumpa."Setelah itu, dia pergi tanpa ragu.Setelah sampai di Kediaman Keluarga Hermosa, Clara naik ke kamarnya, dan Rana bergosip dengan Nenek Hermosa tentang apa yang terjadi hari ini.Nenek Hermosa sangat terkejut saat mengetahui orang yang membuat janji dengan Clara sebenarnya adalah Dani.Lagi pula, Dani dan Edward adalah teman sejak kecil, dan Clara tidak pernah akrab dengannya sebelumnya, jadi kenapa mereka tiba-tiba...Bagas berkata, "Pantesan aku heran kenapa Keluarga Nainggolan tiba-tiba berinisiatif ajak kerja sama beberapa waktu lalu, dan dia juga sangat baik padaku akhir-akhir ini. Ternyata..."Arini berkata, "Berarti itu beneran?"Nenek Hermosa yang lebih mengerti Clara, berkata, "Clara belum resmi cerai. Aku rasa dia nggak punya niat seperti itu. Biarkan saja semua berjalan secara alami dan jangan terlalu ikut campur.""Iya."Keesokan harinya, Clara terbangun di rumah Keluarga Hermosa dan baru saja selesai sarapan ketika ponselnya berdering.Panggil

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 195

    Elsa tidak ada di sana, jadi Clara tersenyum dan berkata, "Kami akan segera cerai."Ibunya Bella sebenarnya sudah bisa menebaknya. Karena Clara punya seorang putri, tapi dia selalu tinggal sendirian di seberang rumahnya...Terlebih lagi, Clara tidak datang ke pertemuan orang tua-guru sebelumnya. Sebaliknya, yang datang adalah wanita lain yang seksi dan cantik.Edward mengambil inisiatif untuk menyapa orang itu, "Halo."Ibunya Bella berkata, “Halo.”Edward bertanya, "Apa kalian saling kenal?"Dia menanyakan pertanyaan ini kepada Ibunya Bella, namun setelah selesai berbicara dia melihat ke arah Clara.Clara tidak ingin memperhatikannya dan tidak menjawab. Ibunya Bella berkata, "Clara dan aku tetangga."Melihat suasana antara Clara dan Edward tidak baik, dan Clara tampaknya tidak ingin memperhatikan Edward, ibunya Bella pun segera cari alasan untuk pergi.Edward berkata, "Sepertinya kamu akrab dengan tetangga barumu."Tapi Clara menundukkan kepalanya untuk melihat ponselnya, mengabaikanny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 196

    Elsa dengan gembira berlari ke arah Clara dan melakukan tos dengannya, "Ma, kita menang!"Clara tos dengannya, "Iya."Edward juga berjalan ke arahnya, "Kamu sudah rekam?""Sudah." Kata Clara dan langsung mengirimkan video itu kepadanya.Setelah memainkan permainan ‘merebut kursi’, permainan berikutnya adalah balap roda putar.Aturan permainannya adalah empat keluarga membentuk satu kelompok, dan semua anggota memutar sambil berjalan di roda untuk bergerak maju. Tim yang mencapai garis akhir terlebih dahulu akan menang.Edward menatap Clara dan bertanya, "Kau yang main ya?"Elsa juga mengangguk, "Mama yang main sama aku."Clara tidak keberatan, "Oke."Saat permainan hendak dimulai, Clara melihat tasnya dan berhenti sejenak. Pada saat itu, Edward mengulurkan tangan padanya, "Biar aku pegang.""Terima kasih."Clara menyerahkan tasnya padanya.Bagi pasangan lainnya, adalah hal yang umum bagi sang suami untuk membantu istrinya membawakan tasnya.Tetapi untuk mereka, ini adalah pertama kalin

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 197

    Edward bertanya lagi, "Kamu atau aku yang main?"Clara memandang Elsa, "Elsa, pilih siapa yang main.""Ayah." Elsa berkata, "Mama nggak bisa main basket, tapi Ayah sangat pandai."Clara bisa bermain basket.Akan tetapi, dia tidak mengatakannya.Karena Elsa sudah membuat keputusannya, dia berkata, "Kamu yang main."Edward berkata, "Oke."Matahari semakin terik, dan suhu di luar pun meningkat drastis. Edward melepas mantel hitam panjangnya dan menyerahkannya padanya, "Bantu aku pegang."Clara terdiam.Dia mengambilnya dan menaruhnya di rumput di sampingnya.Edward terdiam menyaksikannya.Sebelah alisnya terangkat, namun dia tidak mengatakan apa pun.Saat permainan hendak dimulai, dia tiba-tiba berkata padanya, "Nanti kalau rekam video, ikuti gerakan kami, jangan cuma berdiri di sana."Clara berkata, “Iya.”Aturan Permainan Semut Menggiring Bola adalah pada awalnya, orang tua menarik lingkaran dengan tali dan berjalan maju, lalu menggiring bola di dalam lingkaran. Ketika sampai ke titik a

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 198

    Wajar jika anak dekat dengan ayahnya.Selain itu, dia juga memperhatikan ketika orang tua lain melihat istri atau suami mereka bermain dengan anak-anak mereka, mereka akan tertawa atau bertepuk tangan jika mereka bersenang-senang, dan akan jadi cemas jika mereka tidak bermain dengan baik.Jadi satu keluarga itu selalu punya hati yang sama.Tapi Clara, meskipun dia tersenyum di wajahnya saat bersama anaknya dan bermain, dia tetap memberi orang lain perasaan ada sesuatu yang beda.Seolah-olah ada pemisahan antara dia dan suami serta anaknya.Namun, mengingat kembali pertemuan orang tua dan guru terakhir, putri Clara dan wanita itu jelas sangat dekat. Wajar saja jika Clara sekarang tidak bisa lagi mengurus suami dan putrinya.Siapa yang akan merasa nyaman jika anak mereka sendiri jadi dekat dengan seorang pelakor dalam pernikahan mereka?Memikirkan hal itu, dia merasa Clara pasti sangat sedih.Tetapi ketika dia melihat Clara, dia tidak tahu gimana cara menghiburnya.Clara melihat rasa kas

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 199

    Clara berkata, "Kalian makan berdua saja, aku nggak ikut."Elsa berkata, "Hah? Mama nggak ikut?""Iya." Dia menyentuh kepala Elsa dengan lembut, "Mama pergi dulu, kalian nikmati makanannya.""Iya."Clara tersenyum, tidak berkata apa-apa lagi, berbalik dan pergi tanpa menoleh ke belakang.Edward menatapnya dari belakang, dan tidak mencoba membujuknya untuk tetap tinggal. Sebaliknya, dia berkata pada Elsa, "Ayo kita pergi.""Iya."Begitu dia masuk ke dalam mobil, ponsel Edward berdering.Itu panggilan dari Nenek Anggasta.Begitu dia mengangkat telepon, Nenek Anggasta menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu buka proyek untuk Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya di perusahaan kita?”Edward berkata “Iya.” lalu tersenyum, "Nenek baru tahu?""Kamu!" Nenek Anggasta jadi semakin marah, "Apa maksudmu? Apa kamu mau ceraikan Clara?"Kalau tidak, dia tidak akan melakukannya secara terang-terangan.Dia sudah berani memasukkan Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya ke dalam bisnis Keluarga Anggasta, dia t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 200

    "Ya, memang ada yang keberatan, tapi itu nggak akan berdampak banyak." Pak Alden berkata, "Perusahaan punya proyek yang bagus, dan pemegang saham lainnya tentu ingin mengatur orang-orang mereka sendiri untuk mengerjakannya. Pak Edward jarang atur hal-hal ini sendiri, jadi nggak mungkin orang lain menentang setelah beliau mengatur orang-orang pilihannya untuk ambil alih suatu pekerjaan. Apalagi, kedua keluarga itu memang cukup mampu dan mematuhi aturan, jadi dampak keseluruhannya nggak akan terlalu besar."Dylan terdiam.Dia tidak ingin mendengarkan lagi dan berkata, "Oke, kalau gitu saya nggak ganggu waktumu bersama keluarga lagi. Kita bisa makan bersama lain kali saat senggang."Pak Alden berkata, “Oke, oke.”Setelah Pak Alden pergi, Dylan berkata pada Clara, "Ayo kita juga masuk."Clara berkata, "Ayo."Setelah makan dan kembali ke kantor, tak lama kemudian mereka diberi tahu bahwa Doni ada di sana.Clara dan Dylan masih belum punya rencana untuk menemuinya.Tapi Doni tidak pergi. Sor

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 201

    Agra bertanya, "Kenapa kamu nggak bicara dengan Dylan? Kalian berteman, ‘kan?"Richard berkata, "Bisa saja, tapi kurasa Dylan nggak akan dengarkan."Dari raut wajah Clara saat dia setuju untuk bertukar pasangan dansa hari itu, dia menyadari Clara dan Dylan tidak sedang berpacaran.Tapi Dylan memang sangat menghargai Clara.Dia tidak merasa Dylan akan setuju untuk kerja sama dengan Doni, walau dia bisa perbaiki hubungan antara Doni dan Dylan. Agra berkata, "Jadi, kita tetap harus mulai dari Clara? Tapi kita nggak kenal dia, gimana bisa dekati dia? Gimana kalau cari orang untuk selidiki dia?"Doni menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja, aku nggak mau buang waktu lagi, aku akan hubungi ayahku nanti."Richard segera menjawab, "Apa kamu mau mulai dari Prof Nian?""Betul."Dylan adalah murid Prof Nian. Selama Prof Nian yang minta, dia tidak percaya Dylan akan tetap mengabaikannya.Begitu dia bilang, dia langsung melakukannya.Setelah makan, Doni ingin menelepon Gunawan dalam perjalanan pula

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status