Kalau saja Lirea tahu kalau dia telah menyelamatkan Iblis, mungkin dia akan membiarkan Shaka mati saja hari itu. Pasalnya, dia justru terjebak dalam kekuatan dan kekuasaan Shaka. "Kamu itu, membalas air susu dengan air tuba!" Lirea. "Bagaimana mungkin? Ribuan wanita sanggup melakukan apapun hanya demi bisa bersamaku, dan aku justru memberikan seluruh hidupku hanya untuk berterima kasih padamu." Shaka.
View More"Apa maksudmu?""Kamu ternyata selama ini tinggal dengan seorang pria, ya?!"Sekarang sudah pukul sebelas malam, seorang laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Baru saja Tomi juga mendengar dengan jelas suara pria itu. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya.“Tidak perlu ikut campur. Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Jangan menelponku lagi!""Lirea, tunggu sebentar!" Tomi yang ada di seberang sana segera teringat kalau ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Lieea, lalu segera melembutkan suaranya."Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!" Lirea berkata lagi."Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, akú akan mengajakmu makan.""Tunggu sebentar!” Lirea buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya.Lirea bertanya pada Shaka yang ada di dalam kamar, "Apa kamu sudah memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Juwanda untuk mengatur soal perjodohan?"Bukannya menjawab, Shaka hanya t
Putrinya bisa menikah dengan keluarga Brahmana? Pasti setelah ini, posisinya di ibu kota ini bisa naik beberapa tingkat.Pria itu lalu segera memanggil kedua anak gadisnya dan Laras istrinya.Tomi terlihat sangat bersemangat dengan senyum lebar di hadapan Laras dan kedua anak gadisnya. Dia lalu berkata, "Nyonya Brahmana baru saja menelponku, dia bilang dua hari lagi akan datang ke rumah kita untuk melamar putri kita.""Melamar putri kita?" tanya Laras agak kebingungan. "Melamar siapa? Terus , Nyonya Brahmana itu siapa?”Laras terlihat berpikir, lalu setelah ingat sesuatu dia berkata setengah berteriak karena kaget. “Nyonya Brahmana, maksudmu, keluarga kaya raya itu?”"Iya, ya yang itu, lah! Nyonya Brahmana! Dia bilang, Tuan muda Shaka sangat menyukai anak gadis kita. Sekarang ini, dia itu sedang ada di luar negeri dan akan segera terbang kembali ke sini. Setelah dia tiba di tanah air, dia akan datang ke rumah kita untuk mengatur perjodohan dengan anak kita.""Apa?" Mendengar berita it
"Sebutan 'anak haram' itu, pantasnya untuk aku atau untuk kamu? Kamu sudah tahu kebenarannya, kan? Tentang ayah yang mau atau tidak untuk mengakuiku, aku sudah punya cara untuk membuatnya mengakuiku. Percaya atau tidak, aku juga punya cara untuk membuat ayah bersedia memberiku uang! Karena kebetulan hari ini kita bertemu, aku akan memperingatkanmu. Tunggu saja aku dengan manis di rumah keluarga Juwanda, dalam dua hari ini aku akan pergi ke rumah itu untuk bertemu ayah dan meminta uang!”Lirea melempar tatapan arogan pada Rania. Dia lalu memalingkan kepalanya dengan percaya diri, membalikkan badannya dan kemudian melenggang pergi."Kamu tidak punya malu, Lirea! Tidak punya malu!” Rania menghentak-hentakkan kakinya dengan marah. Dia kini benar-benar kehilangan sikap elegan sebagai seorang gadis kaya raya.Lirea segera naik ke mobil dengan ekspresi yang sedikit muram. Tangan kecilnya yang putih dan indah itu mengepal dengan pupil mata hitamnya terlihat menderita dan suram.Shaka menatap
Sampai di usianya yang sekarang, Shaka belum pernah mendapati wanita yang tidak tertarik padanya. Hanya Lirea inilah yang menolaknya dan tidak sedikit pun tertarik pada statusnya. Ditambah lagi, gadis ini sudah menyelamatkan nyawanya. Jadi dia berpikir jika dirinya harus menjadi milik Lirea seorang. Lirea benar-benar linglung dibuat Shaka. Dia berpikir kalau Tuan Muda Shaka ini memang tidak waras. Padahal, banyak wanita yang menyukainya tetapi dia tidak menerimanya, malah memaksanya yang jelas-jelas tidak menyukainya. Apa ada masalah di otaknya? Dia merasa kalau seharusnya caranya tidak seperti ini. Melihat kelakuan Shaka, dia semakin tidak suka. Akhirnya, Lirea mengangkat kepalanya ke atas dan menatapnya, "Mana ponselku. Tolong kembalikan. Aku janji tidak akan kabur lagi. Aku hanya ingin menghubungi ibuku." Melihat Lirea yang tiba-tiba patuh begitu padanya, Shaka terlihat senang, “Kamu sendiri yang bilang kalau tidak akan kabur lagi. Kalau kamu kabur lagi, kamu tidak akan sanggup
Lirea melangkah masuk dengan malas setelah seorang pengawal membukakan pintu kamar. Dia hanya menghela nafas saat melihat pengawal itu menutup pintu dan menguncinya dari luar.Dia duduk di sudut ruangan dengan wajah frustasi.Lalu pintu kamar terbuka perlahan. Shaka, dengan tubuh tinggi dan pesona yang tak bisa disangkal, berdiri di sana dengan senyuman penuh arti. Dia membawa nampan berisi makanan.Lirea memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapnya.“Makan dulu,” suara Shaka terdengar tenang tapi penuh kontrol. “Kamu pasti belum makan kan, setelah hampir seharian lari di jalanan? Nanti kamu sakit.”Lirea mendengus pelan. “Apa pedulimu? Bukannya kamu hanya ingin aku tetap di sini, bagaimanapun keadaanku?”Shaka mengangkat alis, sedikit tersenyum miring. “Hem.. Tepat sekali. Aku memang ingin kamu tetap di sini.”Shaka meletakkan nampan di atas meja dengan gerakan penuh perhitungan. Lalu dia mendekat perlahan, membuat Lirea refleks menggeser duduknya. “Aku tidak mengerti kenapa kam
Lirea melangkah masuk dengan malas setelah seorang pengawal membukakan pintu kamar. Dia hanya menghela nafas saat melihat pengawal itu menutup pintu dan menguncinya dari luar.Dia duduk di sudut ruangan dengan wajah frustasi.Lalu pintu kamar terbuka perlahan. Shaka, dengan tubuh tinggi dan pesona yang tak bisa disangkal, berdiri di sana dengan senyuman penuh arti. Dia membawa nampan berisi makanan.Lirea memalingkan wajahnya dan enggan untuk menatapnya.“Makan dulu,” suara Shaka terdengar tenang tapi penuh kontrol. “Kamu pasti belum makan kan, setelah hampir seharian lari di jalanan? Nanti kamu sakit.”Lirea mendengus pelan. “Apa pedulimu? Bukannya kamu hanya ingin aku tetap di sini, bagaimanapun keadaanku?”Shaka mengangkat alis, sedikit tersenyum miring. “Hem.. Tepat sekali. Aku memang ingin kamu tetap di sini.”Shaka meletakkan nampan di atas meja dengan gerakan penuh perhitungan. Lalu dia mendekat perlahan, membuat Lirea refleks menggeser duduknya. “Aku tidak mengerti kenapa kam...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments