"Apa maksudmu?"
"Kamu ternyata selama ini tinggal dengan seorang pria, ya?!" Sekarang sudah pukul sebelas malam, seorang laki-laki dan perempuan sedang berduaan. Baru saja Tomi juga mendengar dengan jelas suara pria itu. Kalau bukan tinggal bersama, lalu apalagi? Batinnya. “Tidak perlu ikut campur. Kalau memang tidak ada apa-apa, aku akan menutup teleponnya. Jangan menelponku lagi!" "Lirea, tunggu sebentar!" Tomi yang ada di seberang sana segera teringat kalau ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Lieea, lalu segera melembutkan suaranya. "Kalau ada urusan bilang saja, jangan terlalu banyak omong kosong!" Lirea berkata lagi. "Aku tahu kamu sekarang ada di ibu kota. Ayo keluar besok, akú akan mengajakmu makan." "Tunggu sebentar!” Lirea buru-buru menutupi telepon dan membalikkan tubuhnya. Lirea bertanya pada Shaka yang ada di dalam kamar, "Apa kamu sudah memberitahu ibumu kalau ingin pergi ke rumah keluarga Juwanda untuk mengatur soal perjodohan?" Bukannya menjawab, Shaka hanya tersenyum lalu berbaring di atas ranjang, bertelanjang dada dengan rambut yang basah masih menyisakan beberapa tetes air. Lirea memelototinya, lalu kembali ke balkon dan berkata, "Oke. Beritahu saja alamatnya, aku akan pergi besok." "Restoran Perlang Barat." jawab Tomi. Lirea pun tersenyum mencemooh. Kelihatannya, status sebagai tunangan Shaka memang biša sangat berguna. Tomi bahkan bersedia untuk mengundangnya pergi makan tanpa diduga-duga. Tomi memang kaya, tapi terhadap anak perempuannya yang satu ini, dia sangat pelit. Di Restoran Perlang Barat, ada banyak sekali jenis makanan dengan harga yang fantastik dan karena pria itu begitu dermawan saat ini, bagaimana bisa Lirea menolaknya? Lirea mematikan telepon, kembali ke kamar dan melempar ponselnya dengan seenaknya. Dia lalu mengambil tabletnya dan melanjutkan bermain game yang barusan belum sempat ditamatkan olehnya. Sementara itu, Shaka juga sedang bermain game di sebelahnya. Saat Lirea sedang menerima telepon tadi, Shaka benar-benar melindunginya yang sedang tidak online di dalam game. Dan sekarang karena gadis itu telah kembali, dia pun mulai menunjukkan pukulan, tendangan dan mulai bertarung. Menurut Lirea, Pria ini seperti terkena kanker stadium akhir jenis yang sudah tidak tertolong lagi. Permintaannya padanya sangatlah banyak. Tidak diperbolehkan untuk merokok, tentu saja. Lirea kan memang tidak merokok! Tidak diperbolehkan minum-minuman beralkohol. Minuman bersoda pun dilarang. Setelah lewat pukul 9 malam harus pulang ke rumah. Kalau lebih di atas waktu itu harus melapor dan bersiap-siap untuk mengatakan keberadaanya, melakukan apa, siapa saja yang hadir dan bagaimana kondisinya. Atau kalau bersama dengan pria itu, Lirea baru diperbolehkan keluar diatas jam 9 pagi. Katanya, dengan kehadiran dirinya, pria itu bisa melindungi dan tidak akan terjadi apa-apa. Apapun urusan yang dimiliki Lirea, dia harus mengatakannya pada Shaka karena tidak boleh menyimpan rahasia untuk diri sendiri. Saat pria itu tidak bertanya, itu artinya dia bisa sedikit memiliki tempat untuk privasi. Tapi kalau pria itu bertanya, dia wajib menjawabnya. Kalau tidak, bisa-bisa dia diselidiki. Dan saat pria itu menyelidiki, dia akan mencari tahu hingga ke akar-akarnya. Dia bahkan sanggup membuat semua kejadian dari mulai Lirea kecil hingga dewasa diselidiki dengan jelas. Setiap menit dan setiap detik, di tempat yang mana, makanan dan ada berapa helai rambut yang tertinggal, semuanya diselidiki dengan jelas. Gampangnya adalah Shaka begitu otoriter mengontrol dan menakutkan. Kalau dalam keadaan normal, perlakuan Shaka pada Lirea masih lumayan baik. Setibanya gadis itu di kehidupan ibu kota yang terasa asing, dia membuatkannya sesuatu yang paling berguna. Dia memberinya sebuah kartu emas. Ditambah lagi dia berkata untuk menghabiskan semaunya dan sebanyak-banyaknya sebisa mungkin. Semakin banyak menghabiskan uang di dalamnya, maka akan semakin bagus. Shaka juga menyiapkan Lirea sebuah vila di ibu kota agar gadis itu bisa belajar dengan baik di sekolah barunya. Bahkan, dia juga masih membawa gadis itu pergi ke ke sebuah mall perbelanjaan terbesar di ibu kota dan tempat makan paling lezat, serta membawanya untuk mengenal jalan. Biasanya, dia juga sangat perhatian dalam menjaganya. Lirea termasuk orang yang sangat beruntung untuk masalah ini. Tapi, membicarakan soal game, Lire justru depresi. Mereka berdua sedang memainkan sebuah game yang sama. Mereka berada di grup yang sama untuk menaikkan level. Shaka sangat jago dalam memainkannya, sementara Lirea merupakan pemula yang payah. Lalu, jadilah seperti itu, hal yang sangat dibenci Lirea. Pria itu memimpinnya untuk membentuk sebuah grup dengannya. Setiap kali gadis itu berteriak dan ingin lari keluar saat pertarungan besar telah dimulai, selalu ada sosok buddha berukuran besar di depannya dan membunuh semua orang yang ingin dibunuhnya. Lirea sangat marah. Dia bermain game untuk menikmati kesenangan dalam membantai. Tapi, kalau satu grup dengan Shaka, ujung-ujungnya dia malah terpaksa selalu berada di belakang pria itu dan hanya bisa memunguti poin agar bisa naik level. Lirea tidak hanya protes sekali atau dua kali. Tapi model orang seperti Shaka ini, tidak akan membiarkan dirinya diprotes dan dilawan. Dia juga kerap meracau saat bermain game dan berkata sombong, “Aku adalah pelindung kebenaran, dan berapapun orang yang mengikutiku di belakang untuk memungut poin, tidak akan sanggup untuk memungutnya.” Sejak saat itu, Lirea benar-benar paham, Shaka membutuhkan seorang istri yang lemah, lembut dan manis, yang mematuhi jadwal keseharian dengan baik. Istrinya juga harus wanita yang tidak memiliki kebiasaan yang tidak sehat dan berbahaya, yang mematuhi dần menurutinya seperti seekor domba kecil. Sedangkan Lirea, sangat jauh dari karakter tersebut. Setiap kali dia memikirkan Shaka yang ingin memeliharanya sampai menjadi seorang gadis kecil yang lemah dan lembut, dia benar-benar merasa menderita. Lirea tidak berpikir kalau dirinya adalah orang yang baik, meskipun dia mempunyai wajah polos hingga bisa menipu orang. Karena dia hidup dalam keluarga yang sudah berpisah dan ayah yang tidak jelas, dia pun selalu diolok-olok oleh orang dan di-bully, dia tumbuh menjadi gadis yang keras. Siapa pun yang berani melakukan hal buruk terhadapnya, dia akan mengamuk dan mulai menghajar orang tersebut. Meskipun dia kalah jumlah, tapi yang terpenting dia sudah cukup berusaha. Kalau dia kelihatan kalah, dilain hari dia akan pergi menyerang ke jalanan, melompat dengan tiba-tiba dengan mengenakan topeng untuk menakut-nakuti musuhnya hingga berteriak memanggil ayah dan ibu mereka. Kemenangan dan pencapaian yang paling luar biasa didapat oleh Lirea adalah saat dia membuat takut seorang anak laki-laki gendut yang jauh lebih besar darinya dan biasa melakukan hal buruk padanya sampai anak laki-laki gendut itu harus menginap di rumah sakit selama sebulan. Setelah itu, Lirea selalu mengacau dengan menjadi hantu dan pada akhirnya anak itu bahkan sampai pindah tempat tinggal. Setiap kali mengingat karya agungnya yang luar biasa itu, Lirea selalu merasa bahagia sampai-sampai perutnya sakit. Dan di akhir permainan game Shaka dan Lirea mendapat ranking akhir yang mengalahkan ranking tim lawan yang berjumlah belasan orang. Mereka juga membuat tim lawan kalah total sampai seperti anak kecil yang menangis dan berteriak memanggil ayah dan ibunya. Kemampuan bertarung Shaka memang benar-benar hebat saat melibas semua pasukan musuh. Lirea memiringkan kepalanya dan melihat tangan Shaka yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Bahkan meskipun sedang memainkan game dengan serius, penampakannya masih terlihat malas-malasan, alis dan matanya terkulai ke bawah, sedikit santai dan sudut mulutnya yang sedikit naik membuktikan kalau pria itu diberkahi ketampanan luar biasa dan dengan rasa percaya diri yang tinggi.Sebenarnya, Shaka orang yang lumayan baik dan asyik. Dia juga orang yang masih sangat lumayan. Menjadi pacar atau suami, semuanya merupakan pilihan yang lumayan. Tidak heran kalau banyak wanita yang tergila-gila padanya.Tiba-tiba, Shaka melempar tablet yang ada di tangannya. Tablet itu terlontar dan terbang di udara membentuk lintasan di udara parabola yang sempurna, lalu mendarat dengan mantap di atas sofa. Bersamaan setelah itu, sosok manusia yang berbadan tinggi dan besar menyelimuti Lirea dalam sekejap mata dan menekannya di atas kasur.Lirea menutup kedua matanya tanpa sedikit pun merasa gugup. Akan tetapi, Shaka menaikkan sudut mulutnya dan berkata dengan begitu arogan, "Tadi waktu melihatku, kamu seperti terpesona. Apa kamu merasa penampilanku yang menjagamu tadi terlihat sangat tampan?"Lirea memutar matanya dan menatap balik Shaka. "Soal kamu yang sangat tampan ini, seharusnya sudah ada banyak wanita yang mengatakan itu, kan? Ini adalah sebuah fakta, jadi tidak perlu untuk k
Lirea tahu kalau Shaka memikirkan sesuatu yang menjijikkan tapi dia juga tidak bisa untuk protes. Dia pun cepat-cepat bangkit dan kabur masuk ke dalam kamar mandiShaka sekarang benar-benar menahan diri untuk menunggu selama 2 bulan. Dan setelah Lirea resmi berumur 18 tahun, pria itu akan memakannya. Memikirkan hal itu, Lirea jadi gemetaran. ۱Sebenarnya, Lirea bukanlah orang yang terlalu polos dan bisa menerimanya jika terjadi hubungan yang semacam itu. Hanya saja, entah bagaimana mengatakannya, menurutnya hubungan begituan harus berdasarkan perasaan sama-sama suka.Dia tidak menyukai Shaka dan itu adalah fakta. Dia bersama dengan bersama pria itu karena dipaksa. Pria itu membuatnya memasang status kalau kalau dirinya adalah gadis miliknya, padahal sejak awal dia sudah tidak bersedia. Dia juga tidak bersedia menjadi tunangannya, bahkan juga tidak bersedia untuk datang ke kota ini.Akan tetapi, keseluruhan rasa tidak bersedia yang digabung menjadi satu itu masih belum bisa sebanding
Saat bangun di pagi hari, Shaka akan menggoda Lirea. Dia juga bisa menonton kelakuan dan sifat keras kepala gadis itu yang tidak ingin mengakui kekalahannya dalam berlari. Hal itu benar-benar sangat membuatnya senang.Dan saat malam hari sebelum tidur pun dia akan menggoda-goda Lirea. Dia berpikir kalau sepertinya dari pagi hingga malam, dirinya benar-benar bisa memiliki mood yang bagus.Setelah jogging, kedua orang itu kembali ke rumah dan masing-masing pergi mandi.Saat sedang sarapan Shaka berkata pada Lirea, "Karena hari ini kamu ada janji bertemu dengan Tomi Juwanda, aku akan memberimu waktu satu hari untuk mempersiapkannya sendiri. Pergi berkeliling keluar juga hal yang bagus, apalagi seminggu lagi kamu akan mulai sekolah, jadi butuh mengakrabkan diri dengan ibu kota.""Oke," jawab Lirea sambil mengangguk.Setelah selesai memakan sarapan, Shaka lalu mengendarai mobilnya dan pergi keluar. Belakangan ini, dia selalu mengurus Lirea hingga tidak memiliki waktu untuk pergi ke perusah
Tomi pun memutar kepalanya, lalu berkata pada Tuan Lesmana dan istrinya, "Sejak kecil, Lirea tidak tumbuh besar di sisiku hingga karakternya jadi sedikit suka seenaknya. Di pertemuan yang selanjutnya tidak akan begini.”Tuan Lesmana dan Istrinya, keduanya sama-sama tidak menyukai Lirea. Namun, anak mereka, Rega menyukainya. Di matanya, semua yang dilakukan oleh gadis itu begitu unik. Dia sudah dibuat kagum oleh karakter gadis itu.Rega pun duduk bersama dengan Lirea dan segera menyerahkan menu padanya sambil berkata, "Apa pun yang ingin kamu makan, pesan saja."Lirea menyapukan pandangannya pada menu dan wajah menunjukkan keceriaan. Dia lalu menatap Rega dengan bahagia dan berkata, "Di menu ini ada begitu banyak makanan yang sebelumnya belum pernah aku makan dan semuanya berharga mahal. Apa aku benar-benar bisa memesan sesukaku?"Melihat Lirea yang tersenyum, hati Rega meleleh. "Tentu saja, pesanlah sesukamu!"Senyum manis Lirea pun terlukis di wajahnya, dia terkesima karena Rega begi
Mendengar ucapan Lirea, raut wajah Tomi langsung berubah menjadi hijau. Anaknya itu seperti mengangkat batu dan menjatuhkannya ke kaki ayahnya sendiri. Padahal, dia berniat baik dengan membantu merencanakan urusan perjodohan untuk gadis itu. Keluarga Lesmana adalah ambang awal yang begitu bagus, tapi tanpa diduga-duga anaknya malah mengatakan hal yang seperti itu.Bagaimanapun, setelah perkataan itu keluar dari mulut Lirea, ekspresi wajah Nyonya Lesmana dan Suaminya langsung menggelap.Tuan Lesmana menatap Tomi dan berkata, "Direktur Tomi, apa sebenarnya maksudmu? Tanpa diduga-duga anda memungut seorang anak haram yang bahkan belum pernah mengerti soal bisnis untuk mencurangi keluargaku? Hmm, bagus, bagus sekali! Karena Direktur Tomi begitu tidak jujur, maka kerjasama di dalam lahan bagian selatan lebih baik dihentikan.” Tuan Lesmana juga merasa sangat marah. Tidak heran saat dia melihat Lirea, gadis itu terlihat membutuhkan pelajaran sopan santun. Ternyata dia adalah seorang anak har
Rona wajah Tomi menjadi pucat ketika mendengar perkataan Lirea. Sementara rona wajah Tuan Lesmana dan istrinya pun juga tidak lebih baik. Mereka berpikir jika kelihatannya, di mata Tomi anak itu tidak berharga sedikit pun."Ini..." ucap Tomi tergagap."Mungkinkah Direktur Tomi merasa bahkan meskipun Anda tidak bisa mengingat usia anak ini, aku bisa berharap di masa depan Anda bisa mengurusnya?""..." Tomi hanya terdiam. Dia jadi sangat khawatir.Saat itu, tiba-tiba Rega bangkit berdiri dan berteriak, "Tidak, aku menginginkan Lirea! Aku jatuh cinta dengannya. Aku ingin bertunangan dengan Lirea dan aku ingin menikahi Lirea!”Setelah mengatakan itu, dia lalu berlari keluar untuk mengejar Lirea dengan tergesa-gesą. Mulutnya juga masih memanggil-manggil nama gadis itu.Hati Tomi begitu bahagia, dia tidak menyangka kalau seorang Rega adalah sebuah bantuan yang dikirimkan oleh Tuhan padanya. Dia lalu berkata dengan sedikit canggung, "Kelihatannya anak Anda, Tuan Muda Rega, sangat menyukai Li
Tiga tahun lalu Tomi memanggil Lirea untuk datang ke kota ini. Saat itu, Lirea masih kecil dan masih sangat mendambakan kasih sayang dari ayahnya. Dia berharap ayahnya mau mengakuinya. Saat itu, dia pergi ke rumah keluarga Juwanda dan menemui kakeknya untuk terakhir kalinya. Dan setelah bertemu, kakeknya menghembuskan napas terakhir dengan kelegaan.Dan setelah itu?Setelah kejadian itu, keluarga Juwanda menghujaninya dengan sumpah serapah dan menyebutnya anak pembawa sial karena setelah bertemu dengannya, tidak lama kemudian Kakek Juwanda meninggal. Wajah orang-orang yang 'dipanggil' sebagai kerabatnya itu masih diingatnya dengan jelas hingga hari ini.Saat hal itu terjadi, Tomi hanya berdiri di sebelahnya dan melihatnya menerima seluruh caci maki itu. Dia tidak mengatakan satu kalimat pun, bahkan bersikap dingin dan tidak peduli seperti orang asing padanya.Tomi memang tidak peduli terhadapnya, tapi begitu peduli terhadap dua anak perempuannya, Rania dan Lisa.Kejadian itu membuat
"Jangan menyebut namanya di hadapanku! Dia cuma ingin membuatku marah setengah mati. Dia memang benar-benar tidak menganggapku seorang ayah. Aku sudah susah-payah menyiapkannya perjodohan yang baik, tapi dia malah mempermalukan aku. Di masa mudanya, dia tidak belajar hidup dengan baik. Malah tinggal berdua dengan seorang pria. Dia punya hal bagus apa untuk dinikahkan dengan keluarga Lesmana?! Harusnya dia berterima kasih!" tutur Tomi yang marah dengan panjang lebar.Rania terdiam saat mendengar ocehan ayahnya. Lirea memasang wajah tidak puas di acara makan malam perjodohannya? Ditambah lagi, tanpa diduga-duga dia tinggal satu atap dengan seorang pria? Gumamnya dalam hati.Rania lalu berpikir kalau bukan karena alasan itu, lantas untuk alasan apa lagi Lirea datang ke ibu kota seorang diri? Kelihatannya memang karena dia menjadi simpanan pria itu.Pikiran itu, membuat Rania semakin memandang rendah Lirea. Tunangannya adalah Tuan Muda Shaka dari keluarga Brahmana yang begitu agung dan t
Wajah Tomi Juwanda tampak begitu dingin, "Apa yang sebenarnya terjadi?""Sebenarnya... waktu itu Shaka membantuku, dan kemudian segalanya menjadi sedikit besar. Pada saat itu, banyak orang melihatnya, bahkan ribuan orang! Lirea mengancam Shaka dan ingin dekat dengan Shaka. Ibu, Ayah, otak Lirea ini terlalu jahat. Aku tidak percaya kalau dia tidak tahu jika Shaka dan aku akan menikah. Aku rasa dia sengaja merayu tunanganku! Ayah, Ibu, kalian akan memberinya pelajaran untukku kan? Hatiku masih sangat sakit!"Rania menambahkan sedikit bumbu tentang apa yang terjadi hari ini, dan kemudian menceritakan semua dugaan di benaknya, yang menjadi fakta yang tidak bisa diubah.Lirea merayu Shaka, itu yang tidak bisa diubah.Adegan di ruang medis itu sengaja dijadikan Lirea ajang untuk pamer.–Karena sepanjang sore sudah tidur, akhirnya Lirea sama sekali tidak merasa mengantuk di malam harinya, dan dia memutuskan untuk bermain game di tablet. Menolak untuk memperhatikan Shaka, dia bahkan tidak be
Ternyata Shaka sedang menenangkan Lirea, dan ketika dia menenangkan Lirea, dia melihatnya saat ini yang rupanya melanggar perbuatan baiknya, dan bahkan hampir membuat segalanya menjadi besar karena kecemburuannya!Tentu saja, bagaimana mungkin Shaka tidak marah jika begitu?Dan ada dokter militer di sini, dan mereka...Akhirnya, Rania bangkit berdiri dari lantai, menatap Shaka dengan perasaan bersalah dan berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku pergi dulu..."Tadi, tamparannya tidak berhasil. Jika dia memukul Lirea, gadis itu pasti akan keluar dengan wajah yang terluka.Padahal balas dendam pribadi Shaka sudah membuat gadis itu lelah karena sengatan panas, lalu dia masih akan menamparnya lagi. Jika begitu, akan menjadi apa dia dan Shaka nanti?Bukankah semua orang akan berkesimpulan mereka telah menindas Lirea?Selalu tidak ada kabar negatif bagi Keluarga Shaka. Jika kejadian ini mencuat ke publik maka tidak akan baik bagi Keluarga Shaka.Shaka mengerutkan kening, bahkan terlihat mala
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Tetapi setelah dipikir-pikir, Lirea telah pingsan di depan begitu banyak orang. Jika Shaka tidak bertanggung jawab dengan tidak membawanya ke rumah sakit, bukankah itu justru akan menjadi skandal?Namun, Rania juga berpikir dengan hati-hati dan cermat. Semakin dia memikirkannya, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah. Bagaimana bisa Lirea pingsan?Pasti dia hanya berpura-pura, dan sengaja memanfaatkan kesempatan untuk mendekati Shaka!Dia tahu jika Shaka adalah tunangannya, jadi mungkin dia mencoba merayunya dengan tipu muslihat!Begitu pemikiran itu terlintas, Rania tidak bisa tinggal diam di lapangan. Lirea memiliki banyak cara dan terlihat cantik. Siapa yang tahu jika dia akan bermain trik di depan Shaka?Shaka adalah tunangannya!Dia sama sekali tidak mengizinkan Lirea bersinggungan dengan Shaka!Ketika Shaka melihat Rania datang, wajahnya tenggelam, dan dia mengerucutkan bibirnya, seolah ingin mengatakan sesuatu.Namun, Lirea meraih lengan bajunya, dan kemudian terlihat lemah.
Saat ini, tangannya bersedekap di depan dada, sembari mengetukkan kakinya di ranjang dari waktu ke waktu. Sudut matanya penuh dengan senyuman jahat yang tertuju pada Lirea seperti racun."Katakan sekali lagi!" tantang Shaka.Mendengar itu, Lirea hanya bisa mengumpat dalam hati, 'Shaka, brengsek!' Tapi di luar, tak satu pun kata diucapkannya.Tidak ada, tak satu pun!Di depan Shaka, dia tidak bisa berpura-pura kejam!Tanpa pikir panjang, dia memiringkan tubuhnya, menutup matanya, berbalik dan mengarahkan punggungnya ke arah Shaka.Tidak berbicara dan sepenuhnya mengabaikannya.Ketika Shaka melihat Lirea mengabaikannya, wajahnya menjadi lebih suram, dan kakinya menendang papan tempat tidur dengan lebih kasar. Semua itu membuat Lirea tidak bisa istirahat sama sekali.Detik itu juga, Lirea terbakar amarah. Dia melompat dari tempat tidur dan berteriak marah, "Di mana dokternya? Apa tidak ada dokter di sini? Seseorang mengganggu pasien untuk beristirahat, jadi segera keluarkan dia dari kama
Rania yang mendengarnya merasa sangat tidak senang. Memangnya kenapa Shaka harus tidak senang kalau Lirea minum cola?Apa karena tunangannya? Siapa yang membiarkan Lirea menyinggung calon tunangan Shaka? Tampaknya sudah waktunya bagi Shaka untuk membalas dendam dengan kekuatannya sendiri!Sejujurnya, di musim panas yang begitu menyiksa ini, Rania merasa sudah tidak tahan, tetapi melihat Lirea berlari dengan keringat membanjiri tubuhnya, dia merasakan ledakan kegembiraan.Dia berdiri dengan begitu menderita di sini, tapi Lirea sepertinya lebih dari sekadar menderita.Entah sudah berapa lama dia berlari tiba-tiba terdengar teriakan, "Dia pingsan!”Begitu suara teriakan itu terdengar, secepat kilat Shaka berlari layaknya hembusan angin, kecepatannya mampu membuat semua orang tercengang.Lirea benar-benar tidak bisa menahannya, meski kesehatannya sangat baik saat itu.Siapa yang bisa tahan berdiri di bawah terik matahari yang begitu menyengat selama satu jam. Belum lagi, Lirea tidak hanya
Dia menyimpulkan bahwa terakhir kali dia berurusan dengan Lirea adalah saat di tempat perhiasan. Saat itu Dani memberitahu Shaka yang membuat Shaka mengubah caranya untuk menghukum Lirea.Selain itu, dia juga mendengar jika mobil Maybach tercinta milik Shaka, tergantung hadiah emerald darinya sebagai hadiah ulang tahun...Dua puluh menit kemudian, Lirea sudah tidak berdaya. Sementara gadis-gadis lain hanya melakukannya secara asal-asalan, tapi Shaka masih terus bergumul dengan Lirea dan hanya Lirea, menghitung dengan cermat satu per satu, dan telapak tangannya yang besar masih menekan kakinya.Benar-benar kejam!"96, 97, 98, 99, 100."Setelah selesai menghitung, Shaka segera berdiri dan berkata pada Leo, "Bawakan sebotol air."Dengan patuh, Leo memberi Shaka sebotol air, lalu Shaka menyerahkannya pada Lirea.Lirea menggigit bibir bawahnya, terengah-engah, memutar tutup botolnya, dan meminumnya sekaligus."100 sit-up dalam 25 menit dan kamu tahu apa yang telah kamu buktikan? Kamu hanya
Dia segera memikirkan sebuah kata di otaknya, godaan seragam! Dalam bayangan yang menawan dan mempesona, pikirannya masih melayang entah ke mana, dan tiba-tiba dia mendengar raungan Shaka yang mengejutkan! Segera, tangannya bergetar, yang membuat setengah botol cola yang tersisa tiba-tiba jatuh ke tanah, membuat suara benda tumpul berdentang, terdengar nyaring di bawah sinar matahari bulan September. Ketika Lirea bereaksi, secara naluriah dia merasa ingin menemukan lubang di tanah. Dia benar-benar bingung sekarang, terlebih dengan Shaka di hadapannya saat ini. Dia lupa jika dia masih memiliki cola yang paling Shaka benci. Jika dia tidak kehilangan akal sehatnya, Lirea pasti akan menghancurkan botol itu tanpa jejak sebelum Shaka menemukannya. Sekarang, dia sudah tertangkap! Benar-benar sial! Ada 6000 mahasiswa baru di lapangan, di mana ada sekitar 2000 anak perempuan, dan banyak dari mereka suka minum cola. Dalam waktu singkat, ada sekitar satu atau dua ratus gadis di lapa
Tomi Juwanda lebih mudah tersinggung. Sudah disepakati kalau selama urusan hari ini selesai, kontrak bisa didapatkan. Sekarang, tidak hanya tidak bisa mendapatkan kontrak, tetapi Rega juga sangat terluka. Selain itu, sama sekali tidak ada masalah yang berarti!Suara lembut Rania tiba-tiba terdengar, "Ayah, apa kamu yakin Lirea makan sesuatu? Seharusnya tidak ada masalah dengan obatnya, tapi kenapa obat yang ditujukan pada Lirea tidak tepat sasaran?"Ketika Rania mengatakan ini, Tomi Juwanda tiba-tiba mengingat jika Lirea memiliki perilaku yang aneh saat makan, yaitu dia akan menyeka mulutnya dengan sapu tangan setiap kali dia menyuapkan makanan itu. Saat itu terjadi, dia hanya berpikir kalau gadis itu memang sudah aneh. Sekarang, dia menyesalinya. Seharusnya dia sudah waspada dari awal!Sesaat setelah menyadari itu, Tomi Juwanda menjadi semakin marah!Dia sengaja melakukannya!"Wanita jalang itu!"Beraninya gadis itu berbuat seperti itu padanya!Tentu saja, Rania juga berpikir demikia