Rumah Kenangan: Pengintai di Bawah Tanah

Rumah Kenangan: Pengintai di Bawah Tanah

last updateLast Updated : 2025-01-25
By:   Baron Von Hellman  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
42Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

“Kasus penculikan!” “15 orang menghilang dalam dua hari ini,” “Seorang mahasiswa dinyatakan hilang,” “Harap berhati-hati. Jangan keluar malam hari,” “Bila ingin keluar, disarankan untuk tidak sendiri,” “Polisi masih mencari pelaku,” Itu lah hal-hal yang kudengar dari berita-berita baik di televisi maupun di internet. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Selama 2 bulan ini, kejadian-kejadian menyeramkan ini terus terjadi. Belum lagi setiap malam, aku sering mendapatkan mimpi buruk. Mimpi dimana banyak penampakan, berteriak kepadaku. “Hentikan Kelinci Putih Itu!” Apa maksudnya itu? Apakah sosok itu yang menculik orang-orang di Balikpapan? Entah lah, tapi aku akan mencari tahu.

View More

Latest chapter

Free Preview

Penampakan

"Agas? Agas!" Suara Om Dimas menuntun langkahku menuju cahaya.Aku menarik napas dalam-dalam dan aku terbangun di kamar klinik dengan napas terengah-engah dan bersimbah keringat. Aku melihat sekeliling. Om Dimas dan ibu, beserta Dokter menatapku dengan lega."Syukurlah, kamu akhirnya siuman." Om Dimas tampak lega saat aku menatapnya. "Tadi kamu pingsan pas di loteng. Kepalamu berdarah."Aku teringat aku terjatuh dari tangga ketika aku memeriksa loteng. Tiba-tiba, nyeri di kepalaku kambuh, serasa sesuatu mencengkram kepalaku dengan erat. “Arrggh!” Aku menggenggam bagian belakang kepalaku. Terasa seperti ada perban menempel.Aku menutup mata sesaat merasakan sakit. Di kala waktu singkat itu, sosok makhluk hitam bertanduk, mata nyaris mencuat keluar, lidah nan panjang menjuntai, dan sayap bagaikan seorang peri menggeram tepat di wajahku. Aku terkesiap membuka mata, melihat pandangan itu sirna sesaat.Apa itu tadi? Tanyaku dalam hati. Yang kulihat saat ini hanyalah Om Dimas dan ibuku yang...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
42 Chapters
Penampakan
"Agas? Agas!" Suara Om Dimas menuntun langkahku menuju cahaya.Aku menarik napas dalam-dalam dan aku terbangun di kamar klinik dengan napas terengah-engah dan bersimbah keringat. Aku melihat sekeliling. Om Dimas dan ibu, beserta Dokter menatapku dengan lega."Syukurlah, kamu akhirnya siuman." Om Dimas tampak lega saat aku menatapnya. "Tadi kamu pingsan pas di loteng. Kepalamu berdarah."Aku teringat aku terjatuh dari tangga ketika aku memeriksa loteng. Tiba-tiba, nyeri di kepalaku kambuh, serasa sesuatu mencengkram kepalaku dengan erat. “Arrggh!” Aku menggenggam bagian belakang kepalaku. Terasa seperti ada perban menempel.Aku menutup mata sesaat merasakan sakit. Di kala waktu singkat itu, sosok makhluk hitam bertanduk, mata nyaris mencuat keluar, lidah nan panjang menjuntai, dan sayap bagaikan seorang peri menggeram tepat di wajahku. Aku terkesiap membuka mata, melihat pandangan itu sirna sesaat.Apa itu tadi? Tanyaku dalam hati. Yang kulihat saat ini hanyalah Om Dimas dan ibuku yang
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
Suasana Baru
“Stop, Agas!” kata ibuku, saat kami berbicara empat mata di kamarku. “Ibu gak mau denger lagi!”“Kenapa ibu gak mau percaya sih, bu?” sanggahku dengan cetus sekaligus memohon.Ibuku mendesah. “Gak ada yang Namanya hantu! Kamu harus tahu ayah dulu kayak gitu, dan liat apa yang terjadi, kan?”“Hmmm, aku rindu ayah.”Ibu menatapku tajam. “Udah cukup! Ayahmu meninggal lima tahun yang lalu! Ayahmu selalu aja berhalusinasi sampe akhirnya mengidap skizofrenia. Ibu gak mau kamu sampe kayak ayah kamu!”“Emang ayah kena skizofrenia? Kenapa semua orang selalu nganggep ayah kena skizo?” gertakku dengan nada ketus.“Ibu gak mau kamu ikut-ikutan delusi ayahmu,” lanjut ibu, suaranya semakin tinggi. “Ibu udah cukup sabar menghadapi omong kosong ini bertahun-tahun, Agas. Kamu nggak tahu betapa beratnya itu!”Aku menggeleng frustrasi. “Ayah bukan delusi! Dia bukan skizofren! Kenapa semua orang selalu nganggep ayah kayak gitu?!”“Karena itu fakta!” Ibu membalas dengan cepat. “Dokter udah bilang, Agas. A
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
Teman Baru
Kelas di awal berjalan dengan lancar. Pada saat ini aku sedang berada di kantin dan menikmati makan siangku. Aku mengunyah makananku dengan pandangan mata yang kosong. Pikiranku terbayang akan berita yang tadi muncul di televisi; tentang kasus penculikan misterius. Hal itu membuat rasa penasaranku membuncah.Tanpa menghabiskan makananku, aku membuka laman berita lewat ponselku. Muncul banyak sekali website resmi yang menampilkan tentang berita penculikan misterius. Aku membaca artikel dan menatap dalam-dalam wajah-wajah orang yang hilang secara misterius itu.“Sebenarnya, siapa dalang di balik kasus penculikan ini?” batinku.Hari itu, semua mata pelajaran berjalan normal. Aku sengaja pulang lebih lambat seraya membaca kembali berita yang tersebar luas di internet. Saat hendak bangkit berdiri, tiba-tiba perutku terasa sangat tidak nyaman. Oh tidak, panggilan alam datang secara tiba-tiba, memaksaku untuk pergi ke toilet. Aku meletakkan ponselku di meja dan dengan terburu-buru pergi ke t
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
Menjadi Trio
Di dalam kamar, aku termenenung, kembali membayangi kehidupanku yang sangat melelahkan. Kini, aku dapat melihat mahluk gaib, hal itu membuatku sangat tertekan. Rasanya aku ingin menutup mata batinku. Tetapi, mengingat Dave yang memujiku kemarin, aku sekarang malah berpikir, apakah aku memang harus menghapusnya?Saat itu, sosok gadis yang semalam muncul di pojok ruangan itu lagi. Ia menatapku dengan tatapan datar seperti tadi malam. Aku menyadari sesuatu bahwa gadis itu adalah gadis yang ada di ruang guru sebelumnya. Aku yang baru saja bangun dan duduk di kasur tentu saja menjadi ketakutan. Tapi, aku berusaha menegarkan diri.Aku menarik napas perlahan, dan menenangkan diri. Aku pun memberanikan diri menatapnya. Gadis itu hanya diam memandangku. Sepertinya ia tidak berniat macam-macam.“Haruskah aku menutup mata batinku?” tanyaku dengan risau.Gadis itu kemudian tersenyum. “Terserah kamu. Kamu yang punya kendali atas dirimu.”Wow, sebuah lontaran bijak yang diutarakan oleh makhluk tak
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
Astral Projection
Se-pulang sekolah, aku dan Ralph pergi ke Gramedia. Aku menemaninya membeli buku Everything About The Other World, A Guidance For A Psychic, karya Ellis Reiner. Setelah itu kami pergi ke sebuah restoran siomay terdekat."Gue emang kagum banget sama Ellis Reiner," kata Ralph sambil menyuap siomay kering favoritnya di mall. Kebetulan ia mentraktirku makan siang hari ini."Mantan cenayang dari Inggris,” tambahnya.Aku menatap Ralph sedikit heran. "Kenapa lo bisa kagum sama dia? Di sini juga banyak cenayang, kan?"Ralph menggeleng, menaruh sendoknya di piring. "Jujur aja, gue nggak terlalu percaya sama cenayang-cenayang di Indonesia. Banyak yang nipu, ngejual omong kosong demi duit. Mereka sering kali bikin sensasi daripada membantu orang. Lo liat aja di TV, semua pada pamer kekuatan, padahal isinya cuma tipuan."Dia meneguk minumannya sebelum melanjutkan, "Beda sama Ellis Reiner. Gue ngikutin channel YouTube-nya sejak lama, dan dari video-videonya kelihatan dia beneran ngerti soal dunia
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more
Fantasi yang Menjadi Warisan
Hujan deras saat aku makan malam bersama keluarga besar, aku, ibu, Om Dimas, dan Farid. Ralph dan Dave sudah pulang pada sore hari sebelum ibu datang, disusul oleh Om Dimas dan Farid, jadi mereka belum sempat bertemu.“Gimana sekolah? Sudah mulai betah?” tanya Om Dimas sambil menyendokan nasi ke piringnya.“Hmmm.... Lumayan, Om.”“Ya, baru sebulan. Yang namanya adaptasi pasti perlu proses kok.” Pria tampan klinis yang berhasil memberikan kami tunjangan hidup tersenyum ramah menatapku. Satu-satunya orang yang paling ramah denganku di rumah ini.“Iya, bang. Apalagi Agas bukan anak yang gampang bersosialisasi,” imbuh ibuku, menyembunyikan rasa kesal yang bisa kulihat dari wajahnya ketika menyeruput kuah soto.Om Dimas mengangguk sambil tersenyum lembut, “Makanya Om nyekolahin kamu sama Farid. Biar kamu ada temen.”Sekilas aku langsung mendengar Farid menggerutu dengan pernyataan ayah kandungnya.Aku menahan napas sejenak, mencoba menyembunyikan perasaan sedihku. “Iya, Om,” jawabku ringka
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
Definisi Sahabat Sejati
Life is a dream in our way to the death. Sebuah kata-kata mutiara yang anggun saat aku mendengar video Ellis pagi itu. Sudah banyak video Ellis yang kutonton. Aku jadi semakin paham berbagai macam keunggulan anak indigo.But you should know. Even death is something that we are gonna achieve, life is much stronger. So, when you are afraid of the dead, remember that you’re alive. You are stronger than them. You have a body. You have something that they don’t have.Aku bisa melihat wajah Ellis tersenyum berbinar ke arah layar, seakan ia sedang tersenyum ke arahku."Aduh!" Aku hampir terjatuh. Seseorang menabrakku dari belakang saat aku berjalan di lorong sekolah sambil menonton video."Bajing lo! Kalau jalan pake mata!" bentaknya. Menyebalkan. Buruk muka, cermin dibelah. Zaydan! Aku berusaha mendiamkannya untuk meminimalisir konflik."Woi, brengsek lo! Bukannya minta maaf, malah melengos pergi. Berani lo sama gue?" Zaydan menarik bahuku hingga tubuhku berbalik menghadapnya.Aku benci dir
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
Prank Ala Remaja
Senja hari.“Kapan dia dateng?” tanya Ralph yang mengendap-endap di balik pohon.“Bentar lagi.” Jawabku.Aku dan Ralph mengintip ke balik pohon. Rumah Zaydan, rumah yang minimalis berdiri di depanku. Posisiku saat ini berada di sebuah pepohonan yang di depannya adalah sebuah jalan mobil. Tepat di seberang jalannya adalah rumah Zaydan yang membelakangi yang dilapisi pagar batu yang memanjang di seluruh jalan.Tak lama, ada sebuah motor mendekat. Motor kemudian berhenti di dekat motor Ralph yang diparkir di dekat pohon kami berdiri. Seorang penumpang pria dengan jaket army kemudian turun dari motor itu.“Makasih, pak.” Ujar pria itu. Ternyata itu adalah Dave yang kemudian memberikan helm Gojek kepada supir motor itu.“Hey, gais.” Sapa Dave dengan ramah. “Ngapain kalian ngendap-ngendap di balik pohon?”“Dev, akhirnya lu dateng juga.” Sapaku sembari mendekatinya.Sebetulnya aku tidak mengundang Dave untuk datang. Aku hanya menjaprinya saat aku pulang di rumah. Aku mengatakan padanya bahwa
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
Video Pembunuhan
Aku melangkah masuk ke dalam rumah si anak blasteran ini. Sungguh terkesima nan takjub diriku melihat seisi ruangan di dalam.Aku melihat banyak sekali pernak-pernik yang memanjakan mata yang keluarga Dave miliki. Dinding-dinding rumah dihiasi dengan lukisan-lukisan berharga. Sebuah perapian besar dengan api yang menyala di tengahnya. Sofa dan kursi-kursi berbalut kain sutra berwarna merah di depan televisi, di mana ada bocah berambut pirang—adiknya Dave—yang sedang bermain playstation.Di satu sudut ruangan, terdapat piano grand yang indah. Dari desainnya tentu itu terlihat mahal."Wow, rumah lu gede banget. Asli." Puji Ralph dengan terkemukau."Yah. Kamu orang kaya, ya?" tanyaku menggoda.Dave terbujur malu setelah aku bertanya demikian. Wajahnya memerah dan tatapannya berbinar. "Ah, biasa aja, lah. Syukur, sih tapi. Makasih, ya." Ia menggaruk-garuk kepala. "Hayu, atuh. Kita naik ke kamarku." Dave menuntun kami menuju tangga di samping dapur menuju lantai atas.Seorang pria paruh ba
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
Jebakan Mematikan
Tengah malam. Aku terbangun di depan cermin kamar mandi. Anehnya adalah, wajah yang kupandang bukanlah wajahku, melainkan wajah Andi, teman sekelasku. Aku berada di tubuhnya.Andi membasuh mukanya dari sepercik air di wastafel. Tapi masalahnya, aku tidak menggerakan tubuhnya. Dan aku tidak bisa merasakan apapun, sementara Andi terus menyikat gigi. Rasanya seperti terjebak di dalam wadah, dan wadah itu bergerak kemana-mana tanpa kontrol dari dirimu.Pertanda apa ini? Bagaimana jiwaku bisa terjebak di tubuh orang lain, sedangkan dirinya tidak menyadari apapun.Tiba-tiba, aku melihat sosok hitam legam dari arah cermin. Sosok itu tiba-tiba menyambar tubuh Andi hingga seketika kegelapan menerpa diriku.Apa ini? Apa yang terjadi? Suasana menjadi gelap gulita. Apakah aku berada di dunia arwah?Tak lama, aku terbangun di sebuah ruangan. Aku melihat diriku terikat di sebuah kursi—masih di dalam tubuh Andi. Kedua tanganku terikat dengan tali, begitu juga kedua kakiku dan juga badanku.Aku panik
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status