Share

Bab 222

Author: Elenor
Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."

Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.

Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.

Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.

Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"

Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."

Richard tidak bertanya lagi.

Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.

Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.

Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.

Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.

Ketika dia melihat Clara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
pengen cepet2 kerahuan dunia klo istriny edward adalah clara, & vanessa ketahuan ank pelakor & jd pelakor pula
goodnovel comment avatar
Puji Handayani
biar bgaimnmpun aku ttp brhrp Edward kmbali sama Clara, sadarrrrrr......... dn mndepak Vanesa dn keluarganya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 225

    Setelah beberapa saat, Vanessa, Doni dan Elsa keluar dari toilet.Elsa berada pada usia ketika dia sangat penasaran tentang banyak hal.Dia tertarik pada apa pun yang dilihatnya sepanjang perjalanan, melihat ke sana kemari, dan berbicara dengan Vanessa tanpa henti.Vanessa selalu menanggapi dengan senyuman.Doni melihat pemandangan itu dan merasa bahwa Vanessa sangat bertanggung jawab terhadap anaknya Edward, dan dia juga merasa bahwa membesarkan anak bukanlah hal yang mudah.Ketika kembali ke kafe, Doni pertama-tama melihat ke arah Edward dan mendapatinya sedang santai minum kopi sambil membolak-balik majalah di tangannya.Dia tampak seperti bos yang tidak mau ikut campur.Doni berhenti sebentar.Dalam perjalanan ke toilet tadi, Doni mengatakan bahwa dia juga punya janji dengan seorang teman untuk bertemu di kafe.Setelah memasuki kafe, Vanessa bertanya, "Apa temanmu sudah datang?"Doni menggelengkan kepalanya, "Belum.""Kenapa kamu nggak ikut duduk bersama kami?""Kalian berdua sedan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 226

    Elsa melihat lagi, dan setelah memastikan Clara tidak ada di sana, dia pergi bersama Vanessa.Menatap punggung mereka saat pergi, Doni hendak pergi ketika dia melihat Clara berdiri tidak jauh di samping.Dia berhenti sejenak.Setelah itu, dia memutuskan untuk tidak peduli dan hendak pergi, tetapi dia melihat tatapan Clara tertuju pada Vanessa dan Elsa.Saat itu, wajah dan tatapan Clara terlihat sangat dingin.Dia merasa bahwa Clara memandang Vanessa seolah-olah dia sedang melihat musuh.Dilihat dari tatapan dinginnya, dia merasa Clara mungkin akan melakukan sesuatu yang buruk pada Vanessa.Doni melihat hal itu dan merasa bahwa dia masih menyimpan dendam terhadap Vanessa.Dia berjalan mendekat.Clara membawa banyak barang di tangannya.Ada dua pot tanaman dan beberapa kerajinan tangan untuk menghias rumah.Kerajinan tangan itu dibeli secara impulsif.Sejak pindah ke rumahnya saat ini, dia sibuk dengan pekerjaannya dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk mendekorasi rumahnya. Rumahnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 227

    Begitu Edward dan Elsa sampai di rumah, ponsel Edward berdering.Edward menjawab telepon.Setelah beberapa saat, dia menyimpan kembali ponselnya, mengenakan mantel yang baru saja dilepasnya, dan berkata kepada Elsa yang naik ke lantai atas bersamanya, "Nenek buyutmu terjatuh dan terluka, dia sekarang dirawat di rumah sakit. Ayah mau pergi ke rumah sakit. Kamu harus tidur lebih awal."Elsa berkata dengan cemas, "Aku juga mau pergi melihat nenek buyut...""Kamu harus pergi sekolah besok, jadi pergi ke sananya sepulang sekolah saja.""Iya…"Edward berbalik dan berjalan keluar.Pada saat itu, ponsel Elsa berdering.Dia segera mengambil ponsel dan melihatnya.Setelah melihat bahwa itu hanya spam, dia cemberut karena kecewa.Dalam perjalanan pulang tadi, dia menelepon mamanya, dia ingin tahu apakah orang yang dilihatnya di mal tadi adalah dirinya.Tetapi mamanya tidak menjawab.Sekarang ada pesan masuk di ponselnya, dan dia pikir itu dari mamanya.Tidak disangka...Memikirkan hal itu, dia me

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 228

    Malam itu, Edward tidak pulang.Keesokan paginya, ibunya Edward, Sinta Kartajaya, Dustin dan yang lainnya bergegas kembali satu demi satu.Mengetahui bahwa Edward telah menjaga nenek di rumah sakit sepanjang malam, dia memintanya untuk kembali dan beristirahat terlebih dahulu.Edward berkata kepada neneknya, "Aku akan datang menemui Nenek lagi nanti malam."Nenek Anggasta mengabaikannya.Edward meninggalkan rumah sakit dan menelepon.Lebih dari satu jam kemudian, Keluarga Gori dan Sanjaya menerima berita bahwa mereka dikeluarkan dari tim proyek.Mereka segera menghubungi Vanessa.Vanessa berkata, "Itu ide Nenek Anggasta. Dia terjatuh tadi malam..."Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori tidak menduga hal itu akan terjadi.Mario berkata, "Kalau begitu, apa Nenek Anggasta juga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta Edward putus denganmu dan memintanya untuk nggak menceraikan Clara?"Vanessa mengerutkan bibirnya, terdiam.Mereka mengobrol sebentar sebelum dia menutup telepon.Pada saa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 229

    Clara tidak terkejut melihatnya, dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepalanya, "Apa kamu datang ke sini sepulang sekolah?""Iya!" Elsa sangat gembira melihatnya, lalu menyapa nenek buyutnya, “Nenek buyut.”Begitu Nenek Hermosa menjawab, Edward keluar dari kamar pasien.Melihat mereka datang, dia mengangguk kepada mereka.Nenek Hermosa tampak acuh tak acuh, namun tidak mengatakan apa pun.Clara hanya meliriknya lalu mengalihkan pandangannya.Melihat Elsa sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya, dia berkata, "Mama dan Nenek Hermosa mau melihat nenek buyutmu dulu ya.""Iya, Ma."Setelah mendengar hal itu, Elsa terpaksa mengesampingkan keinginan untuk berbicara sementara waktu, mengulurkan tangan untuk memegang tangan Clara, dan masuk ke kamar pasien bersamanya.Edward mengambil bunga dan keranjang buah yang dibawa oleh Clara dan nenek, mengikuti mereka masuk kembali ke kamar pasien.Ketika Nenek Anggasta melihat Clara dan Nenek Hermosa datang, dia tersenyum heran, "Kenapa kalian bi

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 230

    Dia menatap Edward yang duduk di samping dan memperhatikan mereka, "Ayah, aku mau makan di sini. Apa kita bisa minta seseorang membawakan makanan ke sini?"Edward berkata, "Oke."Elsa menjadi gembira dan memeluk Clara lebih erat.Nenek Hermosa dan Nenek Anggasta masih punya banyak hal untuk dibicarakan.Clara duduk di samping dan hanya sesekali menyela.Setelah beberapa saat, Elsa merasa lelah dan berkata kepada Clara, "Ma, kapan pekerjaan Mama selesai?"Clara tidak ingin Nenek Hermosa mendengar, jadi dia menggendongnya dan duduk di sofa di kamar pasien sebelum berkata, "Mama belum yakin, tapi kalau nggak ada masalah, Mama pasti lebih sibuk.""Apa?"Elsa tidak menyangka akan seperti itu, dia sangat kecewa."Kalau begitu, kapan Mama punya waktu untuk mengajakku bermain ski?" Dia masih ingat kejadian itu.Clara berpikir sejenak dan berkata, "Bulan depan ya.""Yang benar?""Iya." Clara berkata, “Mama akan memberitahumu kalau Mama sudah nggak sibuk.”"Oke!" Elsa menjadi bahagia.Teringat k

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 230

    Dia menatap Edward yang duduk di samping dan memperhatikan mereka, "Ayah, aku mau makan di sini. Apa kita bisa minta seseorang membawakan makanan ke sini?"Edward berkata, "Oke."Elsa menjadi gembira dan memeluk Clara lebih erat.Nenek Hermosa dan Nenek Anggasta masih punya banyak hal untuk dibicarakan.Clara duduk di samping dan hanya sesekali menyela.Setelah beberapa saat, Elsa merasa lelah dan berkata kepada Clara, "Ma, kapan pekerjaan Mama selesai?"Clara tidak ingin Nenek Hermosa mendengar, jadi dia menggendongnya dan duduk di sofa di kamar pasien sebelum berkata, "Mama belum yakin, tapi kalau nggak ada masalah, Mama pasti lebih sibuk.""Apa?"Elsa tidak menyangka akan seperti itu, dia sangat kecewa."Kalau begitu, kapan Mama punya waktu untuk mengajakku bermain ski?" Dia masih ingat kejadian itu.Clara berpikir sejenak dan berkata, "Bulan depan ya.""Yang benar?""Iya." Clara berkata, “Mama akan memberitahumu kalau Mama sudah nggak sibuk.”"Oke!" Elsa menjadi bahagia.Teringat k

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 229

    Clara tidak terkejut melihatnya, dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepalanya, "Apa kamu datang ke sini sepulang sekolah?""Iya!" Elsa sangat gembira melihatnya, lalu menyapa nenek buyutnya, “Nenek buyut.”Begitu Nenek Hermosa menjawab, Edward keluar dari kamar pasien.Melihat mereka datang, dia mengangguk kepada mereka.Nenek Hermosa tampak acuh tak acuh, namun tidak mengatakan apa pun.Clara hanya meliriknya lalu mengalihkan pandangannya.Melihat Elsa sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya, dia berkata, "Mama dan Nenek Hermosa mau melihat nenek buyutmu dulu ya.""Iya, Ma."Setelah mendengar hal itu, Elsa terpaksa mengesampingkan keinginan untuk berbicara sementara waktu, mengulurkan tangan untuk memegang tangan Clara, dan masuk ke kamar pasien bersamanya.Edward mengambil bunga dan keranjang buah yang dibawa oleh Clara dan nenek, mengikuti mereka masuk kembali ke kamar pasien.Ketika Nenek Anggasta melihat Clara dan Nenek Hermosa datang, dia tersenyum heran, "Kenapa kalian bi

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 228

    Malam itu, Edward tidak pulang.Keesokan paginya, ibunya Edward, Sinta Kartajaya, Dustin dan yang lainnya bergegas kembali satu demi satu.Mengetahui bahwa Edward telah menjaga nenek di rumah sakit sepanjang malam, dia memintanya untuk kembali dan beristirahat terlebih dahulu.Edward berkata kepada neneknya, "Aku akan datang menemui Nenek lagi nanti malam."Nenek Anggasta mengabaikannya.Edward meninggalkan rumah sakit dan menelepon.Lebih dari satu jam kemudian, Keluarga Gori dan Sanjaya menerima berita bahwa mereka dikeluarkan dari tim proyek.Mereka segera menghubungi Vanessa.Vanessa berkata, "Itu ide Nenek Anggasta. Dia terjatuh tadi malam..."Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori tidak menduga hal itu akan terjadi.Mario berkata, "Kalau begitu, apa Nenek Anggasta juga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta Edward putus denganmu dan memintanya untuk nggak menceraikan Clara?"Vanessa mengerutkan bibirnya, terdiam.Mereka mengobrol sebentar sebelum dia menutup telepon.Pada saa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 227

    Begitu Edward dan Elsa sampai di rumah, ponsel Edward berdering.Edward menjawab telepon.Setelah beberapa saat, dia menyimpan kembali ponselnya, mengenakan mantel yang baru saja dilepasnya, dan berkata kepada Elsa yang naik ke lantai atas bersamanya, "Nenek buyutmu terjatuh dan terluka, dia sekarang dirawat di rumah sakit. Ayah mau pergi ke rumah sakit. Kamu harus tidur lebih awal."Elsa berkata dengan cemas, "Aku juga mau pergi melihat nenek buyut...""Kamu harus pergi sekolah besok, jadi pergi ke sananya sepulang sekolah saja.""Iya…"Edward berbalik dan berjalan keluar.Pada saat itu, ponsel Elsa berdering.Dia segera mengambil ponsel dan melihatnya.Setelah melihat bahwa itu hanya spam, dia cemberut karena kecewa.Dalam perjalanan pulang tadi, dia menelepon mamanya, dia ingin tahu apakah orang yang dilihatnya di mal tadi adalah dirinya.Tetapi mamanya tidak menjawab.Sekarang ada pesan masuk di ponselnya, dan dia pikir itu dari mamanya.Tidak disangka...Memikirkan hal itu, dia me

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 226

    Elsa melihat lagi, dan setelah memastikan Clara tidak ada di sana, dia pergi bersama Vanessa.Menatap punggung mereka saat pergi, Doni hendak pergi ketika dia melihat Clara berdiri tidak jauh di samping.Dia berhenti sejenak.Setelah itu, dia memutuskan untuk tidak peduli dan hendak pergi, tetapi dia melihat tatapan Clara tertuju pada Vanessa dan Elsa.Saat itu, wajah dan tatapan Clara terlihat sangat dingin.Dia merasa bahwa Clara memandang Vanessa seolah-olah dia sedang melihat musuh.Dilihat dari tatapan dinginnya, dia merasa Clara mungkin akan melakukan sesuatu yang buruk pada Vanessa.Doni melihat hal itu dan merasa bahwa dia masih menyimpan dendam terhadap Vanessa.Dia berjalan mendekat.Clara membawa banyak barang di tangannya.Ada dua pot tanaman dan beberapa kerajinan tangan untuk menghias rumah.Kerajinan tangan itu dibeli secara impulsif.Sejak pindah ke rumahnya saat ini, dia sibuk dengan pekerjaannya dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk mendekorasi rumahnya. Rumahnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 225

    Setelah beberapa saat, Vanessa, Doni dan Elsa keluar dari toilet.Elsa berada pada usia ketika dia sangat penasaran tentang banyak hal.Dia tertarik pada apa pun yang dilihatnya sepanjang perjalanan, melihat ke sana kemari, dan berbicara dengan Vanessa tanpa henti.Vanessa selalu menanggapi dengan senyuman.Doni melihat pemandangan itu dan merasa bahwa Vanessa sangat bertanggung jawab terhadap anaknya Edward, dan dia juga merasa bahwa membesarkan anak bukanlah hal yang mudah.Ketika kembali ke kafe, Doni pertama-tama melihat ke arah Edward dan mendapatinya sedang santai minum kopi sambil membolak-balik majalah di tangannya.Dia tampak seperti bos yang tidak mau ikut campur.Doni berhenti sebentar.Dalam perjalanan ke toilet tadi, Doni mengatakan bahwa dia juga punya janji dengan seorang teman untuk bertemu di kafe.Setelah memasuki kafe, Vanessa bertanya, "Apa temanmu sudah datang?"Doni menggelengkan kepalanya, "Belum.""Kenapa kamu nggak ikut duduk bersama kami?""Kalian berdua sedan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status