Setelah itu, tak seorang pun dari mereka berbicara lagi.Kedua sepupu Clara belum pernah sama sekali lihat Edward sebelumnya.Sekarang setelah orangnya tiba di sini, mereka terus memandangnya dengan rasa penasaran.Edward telah menjadi orang yang menduduki jabatan tinggi selama bertahun-tahun. Sekalipun tidak secara sengaja ditunjukkannya, namun setiap gerak-gerik dan gesturnya memancarkan aura orang yang sudah lama menduduki jabatan tinggi.Menyadari mereka melihat dirinya, dia melirik.Mereka tak berani membalas tatapannya, dan tanpa sadar memalingkan muka, tak berani menatapnya lagi.Edward tidak mengatakan apa pun mengenai hal ini, dia juga tidak menunjukkan niat untuk menyapa mereka. Dia hanya dengan tenang mengalihkan pandangannya.Edward adalah orang yang dicintai Clara.Setelah Clara menikahinya, sampai sekarang dia masih tidak bisa keluar dari bayang-bayang pernikahannya.Lalu setelah nikah bertahun-tahun, Edward malah perlakukan keponakannya seperti itu. Wajar saja Bagas memi
Prof Nian berkata: "Oke."Edward mengangguk, lalu berbalik menatap Clara. "Apa kamu bakal pulang malam ini?"Clara masih menyimpulkan apa yang baru saja dibicarakan olehnya dan Prof Nian. Ketika dia dengar Edward tiba-tiba bicara padanya, dia berhenti sejenak sebelum bereaksi dan berkata, "Aku nggak pulang malam ini."Edward mengangguk dan berkata, "Oke." Kemudian dia berdiri dan berkata, "Agak malam aku datang lagi untuk jemput Elsa."Dia sudah mau pergi.Clara berkata dengan dingin, "Iya."Edward tidak berkata apa-apa lagi padanya, dan berjalan menuju Nenek Hermosa, "Nek, saya masih ada urusan lain, jadi saya pergi dulu."Nenek Hermosa tidak berdiri, dan nadanya terdengar acuh. "Silakan. Hati-hati di jalan."Edward tidak marah atas perlakuan Nenek Hermosa. Dia menatap Bagas, mengangguk padanya sebagai salam, lalu berbalik meninggalkan ruang perjamuan.Melihat Edward keluar dari hotel, Dani berhenti sejenak saat hendak keluar dari mobil.Edward langsung masuk ke mobil dan pergi.Dani
Elsa memeluk lehernya dan membenamkan wajah kecilnya di lehernya untuk menghindari angin dingin.Pakaian yang dikenakan Clara lembut dan hangat, dan dia senang mengusap-usap lehernya dalam pelukan Clara.Edward selalu tiba pada waktu yang tepat.Ketika Clara gendong Elsa ke tempat parkir, kebetulan mobil Edward juga baru tiba.Melihat mereka, mobil berhenti di samping Clara.Melihat ayahnya tiba, Elsa tidak langsung melepas pelukannya, tapi berkata pada ayahnya yang menurunkan jendela mobil dengan nada manja, "Ayah, gendong aku masuk."Edward tidak mengatakan apa-apa, dia keluar dari mobil, dan mendekat untuk gendong Elsa.Elsa dengan gembira mengayunkan kakinya di gendongan Edward.Ketika Edward mendekat, Clara sekali lagi mencium parfum Vanessa pada dirinya.Waktu dia duduk di sampingnya tadi, belum tercium bau parfum.Dengan kata lain, setelah dia meninggalkan acara di sini, dia pergi ke pesta Keluarga Sanjaya.Edward menatapnya dan berkata, "Malam ini sangat dingin, cepat masuk."C
Mungkin karena sudah bisa menebak alasan keraguannya, Dani pun berkata, "Aku jamin, urusan pribadiku nggak akan pernah ganggu urusan resmi antara pamanmu dan aku."Mendengar kata-katanya, Clara bertanya, "Apa kamu yakin?""Tentu saja."Clara tahu, perusahaan pamannya sedang dalam situasi sulit.Dia ragu sejenak lalu berkata, "Oke.""Kalau kamu punya waktu, kamu bisa telepon aku. Aku aturkan waktunya."Clara berkata, "Oke."Pada saat itu, Dani menatap rambut hitamnya yang agak berantakan karena angin dingin, dan berkata, "Malam ini dingin, cepat masuk."Mendengar apa yang dikatakannya, Clara terdiam sejenak.Kata-katanya persis sama dengan apa yang baru dikatakan Edward padanya.Dia mengangguk, tidak berkata apa-apa lagi, lalu masuk ke mobil.Sementara Dani tidak bergerak.Ketika mobilnya lewat di depannya, Clara menurunkan jendela, mengangguk padanya sebagai sapaan, lalu menginjak pedal gas dan pergi.Setelah lihat mobilnya melaju pergi, Dani pun masuk dan pergi.Clara kembali ke Kedia
Baru pada tengah hari, ketika saatnya makan siang, mereka akhirnya punya kesempatan untuk istirahat dan bernapas.Pada saat itu, ponsel Clara tiba-tiba berdering.Itu adalah pesan dari Raisa, menanyakan apa dia ingin pergi bermain ski bersamanya nanti sore.Clara membalas dengan pesan suara, "Hari ini aku nggak bisa, ada urusan. Kamu saja yang pergi."Raisa: "Oke."Sore harinya, saat Clara keluar dari ruang kerja dosen mereka untuk ambil air, Raisa mengiriminya pesan lagi.Kali ini, isinya adalah beberapa foto.Orang-orang dalam foto itu tidak lain adalah Edward, Vanessa, Elsa, Dani dan Tania.Kemudian, dia mengiriminya pesan lain: [Aku dan teman-teman sedang bersenang-senang main ski, tapi nggak disangka malah bertemu mereka. Menyebalkan!]Clara hanya mengklik satu foto. Setelah tahu itu mereka, dia tidak membuka sisa fotonya.Melihat pesan dari Raisa, dia dengan tenang membalas lagi dengan pesan suara: "Bersenang-senang saja, nggak usah pedulikan mereka."Raisa segera membalas dengan
Setelah melihat Elsa, Dani dan yang lainnya pergi, Edward dan Vanessa juga masuk ke mobil dan menuju restoran.Beberapa menit setelah mereka tiba di ruang VIP, Prof Nian juga tiba."Prof Nian."Melihat Prof Nian mendorong pintu terbuka, Edward dan Vanessa berdiri untuk menyambutnya.Saat melihat Vanessa, tidak ada ekspresi terkejut di wajahnya.Vanessa dengan sopan memperkenalkan dirinya lagi, "Halo Prof Nian, aku Vanessa, kita pernah bertemu sebelumnya di pameran teknologi...""Iya." Prof Nian masih tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya dan mengulurkan tangannya menjabat tangannya.Setelah Prof Nian duduk, Vanessa duduk di sebelahnya dan berkata, "Aku sangat mengagumi Prof dan selalu berharap punya kesempatan untuk bertemu dan diskusi secara langsung tentang Kecerdasan Buatan."Nian: "Iya."Pada saat itu, ponsel Edward berdering. Dia pun berdiri, lalu berkata kepada Prof Nian dan Vanessa, "Aku keluar sebentar angkat telepon. Kalian ngobrol saja."Vanessa mengangguk.Setelah
Vanessa tertegun, lalu mengerucutkan bibirnya.Itu bukan jawaban yang diinginkannya.Prof Nian mendorong pintu terbuka dan hendak pergi, tapi Vanessa dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Prof Nian, menurut Anda apa yang harus aku tingkatkan?"Prof Nian berhenti sejenak dan berkata dengan dingin, "Lakukan lebih banyak penelitian dan berikan lebih banyak perhatian pada perkembangan baru di bidang lain."Saat dia selesai berbicara, Edward kembali.Sebelum dia sempat bicara, Prof Nian berkata, "Aku sudah lakukan apa yang harusnya aku lakukan. Aku akan hubungi Anda lagi dalam beberapa hari."Edward: "Baik."Setelah selesai berbicara, dia langsung pergi.Edward memandang Vanessa dan melihat bahwa dia tampak tidak senang. Dia bertanya, "Hasilnya nggak bagus ya?"Vanessa mengangguk dengan tenang. "Aku ditolak.""Prof Nian bilang apa? Ceritakan padaku."Vanessa menceritakan seluruh proses dan evaluasi serta sarannya pada Nian."Kamu memang cukup berbakat." Edward berkata, "Menurutku sarann
Mungkin melihat mereka sangat lelah, Prof Nian pun suruh mereka pulang sekitar jam sembilan malam itu.Setelah melalui hari yang melelahkan, Clara segera pulang, mandi, dan tidur lebih awal.Di hari berikutnya.Ada hal-hal di X-Tech yang perlu mereka tangani.Clara dan Dylan lalu menyempatkan diri untuk pergi ke X-Tech sore itu.Ketika mereka tiba, Clara dan Dylan baru saja membahas beberapa masalah teknis ketika Doni dan Agra masuk, dipimpin oleh staf X-Tech.Ketika melihat Clara, mereka sedikit terkejut.Agra mengangkat alisnya. "Oh dia karyawan X-Tech? Kebetulan sekali."Sementara Doni mengangkat bahu.‘Kami nggak saling kenal, jadi gimana aku bisa tahu kalau dia karyawan X-Tech?’Seorang staf X-Tech di dekatnya mendengar obrolan mereka, lalu berkata, "Maksud kalian Bu Clara? Dia bukan karyawan X-Tech. Dia programer Morti Group. Dia datang ke sini hari ini untuk bantu tangani masalah pemrograman."Menyadari bahwa seseorang seperti sedang memperhatikannya, Clara menoleh untuk melihat
Clara berkata, "Sampai jumpa."Setelah itu, dia pergi tanpa ragu.Setelah sampai di Kediaman Keluarga Hermosa, Clara naik ke kamarnya, dan Rana bergosip dengan Nenek Hermosa tentang apa yang terjadi hari ini.Nenek Hermosa sangat terkejut saat mengetahui orang yang membuat janji dengan Clara sebenarnya adalah Dani.Lagi pula, Dani dan Edward adalah teman sejak kecil, dan Clara tidak pernah akrab dengannya sebelumnya, jadi kenapa mereka tiba-tiba...Bagas berkata, "Pantesan aku heran kenapa Keluarga Nainggolan tiba-tiba berinisiatif ajak kerja sama beberapa waktu lalu, dan dia juga sangat baik padaku akhir-akhir ini. Ternyata..."Arini berkata, "Berarti itu beneran?"Nenek Hermosa yang lebih mengerti Clara, berkata, "Clara belum resmi cerai. Aku rasa dia nggak punya niat seperti itu. Biarkan saja semua berjalan secara alami dan jangan terlalu ikut campur.""Iya."Keesokan harinya, Clara terbangun di rumah Keluarga Hermosa dan baru saja selesai sarapan ketika ponselnya berdering.Panggil
Sandy dan Rana datang dan bertanya pada Tania apa dia ingin bermain di seluncuran air.Setelah menatap seluncuran air berwarna-warni tak jauh dari situ, dia mengangguk cepat.Seluncuran air di kapal pesiar berada di dalam ruangan dengan sumber air panas, jadi tidak akan dingin bahkan di musim hujan sekalipun.Faktanya, baik orang dewasa maupun anak-anak dapat bermain di seluncuran air itu.Namun, biasanya ini memang dunia untuk para remaja dan anak-anak.Clara dan Dani berseluncur beberapa kali dan merasa bosan.Tetapi, Tania, Sandy dan Rana bermain seakan tidak ada bosannya.Clara duduk di samping dan berendam air panas.Pada saat itu, Dani memberinya minuman.Clara menerimanya, "Terima kasih."Dani duduk tidak jauh darinya, "Sama-sama."Lalu dia bertanya, "Berapa umur mereka?""Sandy berumur enam belas tahun, Rana sekarang empat belas tahun.""Kamu sering ajak mereka main?"Clara menggelengkan kepalanya, "Iya, dulu gitu, tapi akhir-akhir ini aku sibuk kerja, jadi nggak punya banyak w
Clara membawa laptopnya dan bersama Dylan pergi ke rumah Prof Nian untuk makan bersama.Setelah makan, Prof Nian bantu periksa jurnal yang ditulisnya.Saat itu sudah larut malam, ketika dia masuk ke mobil dan hendak pulang, bibinya Arini menelepon.Intinya adalah dia sudah memesan tiket liburan kapal pesiar untuk besok, rencananya bawa kedua anaknya berlayar.Tapi sesuatu terjadi di rumah orang tuanya, jadi dia harus kembali dan tidak dapat temani anak-anak.Clara mendengarkan dan berkata, "Oke, Bi. Kebetulan besok aku ada waktu luang. Aku antar mereka ke sana."Tidak lama setelah dia menutup telepon, ponselnya berdering lagi.Kali ini, Dani yang menelepon.Clara menjawab panggilan itu dan berbicara lebih dulu, "Maaf, kalau ini soal Tania, aku ada urusan mendadak besok, jadi nggak bisa pergi bareng kalian."Dani tidak menutup telepon, tetapi bertanya, "Apa aku boleh tahu kenapa?" Dia berkata, "Tania pengen banget bertemu denganmu besok."Tidak ada yang perlu disembunyikan, jadi Clara
Tiba di sekolah Elsa.Clara mendengar suara Bella, "Tante Clara."Clara menoleh dan Bella berlari ke arahnya serta berkata, "Tante, tadi malam ibuku suruh aku bawakan roti untuk Tante, tapi Tante nggak ada di rumah, jadi aku bawa pulang lagi roti itu."Clara hendak berbicara. Elsa tidak tahu Clara telah pindah sejak lama. Mendengar ucapan Bella, dia mendengus dan berkata, "Omong kosong. Mamaku jelas ada di rumah kemarin."Bella menggaruk kepalanya, "Ah? Yang benar? Terus kenapa..."Tepat saat Clara hendak berbicara, guru Elsa memanggilnya, "Bu Clara."Clara berkata, "Bu Siska."Bu Siska meminta Elsa dan Bella untuk masuk terlebih dahulu, karena dia ingin mengatakan sesuatu kepada Clara.Elsa dan Bella masuk lebih dulu.Bu Siska kemudian berkata kepada Clara, "Minggu depan ada kegiatan orang tua-anak di sekolah. Apa ibu sudah tahu?"Clara menggelengkan kepalanya, "Saya belum tahu."Elsa tidak memberitahunya.Bu Siska berkata, “Ini…”Dia sebenarnya sudah bisa menebaknya, tetapi masih ing
Saat dia naik ke kamar, sudah hampir jam tujuh.Elsa sudah bangun.Ketika melihatnya kembali, dia segera menutup Whatsappnya.Clara pura-pura tidak memperhatikan dan berkata dengan nada normal, “Pergilah mandi dan ganti pakaianmu.”"Iya."Clara mengemasi barang-barangnya dan hendak turun sambil membawa tasnya ketika dia melihat Bibi Sari membawa piyama yang dia kenakan tadi malam untuk dicuci.Clara berkata, "Buang saja, nggak perlu dicuci."Kemudian dia menambahkan, "Barang lainnya juga. Tolong bantu aku buang ya, Bi. Aku mungkin nggak akan butuh lagi nanti."Surat cerai antara dia dan Edward akan segera dikeluarkan.Bahkan jika dia menemui Elsa di masa depan, dia tidak akan ke sini, apalagi menginap di sini.Dia tidak akan bisa menggunakan benda-benda itu lagi.Dia juga tidak ingin mengambilnya.Hubungan antara Clara dan Edward sebagai pasangan tidak pernah baik.Clara bahkan jarang kembali dalam dua atau tiga bulan terakhir, yang mengindikasikan hubungan mereka mungkin telah berakhi
Setelah memandikan Elsa dan mengeringkan rambutnya, Clara juga bersiap untuk mandi.Barang-barangnya tidak ada di kamar Elsa, jadi dia keluar dan pergi ke kamar utama.Kamar tidur utama gelap gulita, Edward tidak ada di sana.Begitu dia menyalakan lampu, dia tertegun dan hampir curiga dia sudah memasuki ruangan yang salah.Dia telah tinggal di kamar itu selama tujuh tahun dan sangat familiar dengan segala isinya.Tetapi sekarang, apa pun yang terlihat di matanya terasa sangat asing baginya.Semua hal di ruangan itu telah berubah.Tidak bisa dibilang semuanya, setidaknya lantainya masih sama.Namun selain lantai, lampu gantung kamar, gorden, tempat tidur, nakas, meja bundar kecil di ambang jendela, sofa, meja kopi, karpet, dan lainnya, bahkan dispenser dan cangkir teh pun ikut diganti.Selain itu, meja riasnya yang biasa juga hilang.Tentu saja botol dan toples yang sering dia gunakan juga tidak ditemukan.Melihat hal itu, dia menduga semua jejak dirinya di ruangan ini pasti telah dihap
"Syukurlah."Dani merasa lega dan berhenti bertanya.Clara pun pamit pada Dylan dan meninggalkan kantor.Ketika sampai di rumah dan memasuki kamar Elsa, Edward sedang duduk di samping meja dan sibuk bekerja.Melihatnya, dia mendongak dan menyapa, "Kamu sudah sampai?"Clara berkata, “Iya.”Dia meletakkan tasnya dan pergi ke tempat tidur untuk melihat Elsa.Elsa masih diinfus. Mungkin dia mengantuk, jadi dia tertidur dengan wajah cemberut.Dia tidak membangunkannya, dan bertanya pada Edward, "Gimana keadaannya?"“Waktu aku sampai, dia masih sakit, tapi sekarang sudah merasa baikan.”"Oke."Clara duduk di sofa di sampingnya, menemukan sebuah buku, dan berencana untuk membaca sambil menunggu Elsa bangun.Edward menoleh dan bertanya, "Apa kamu sudah makan?"Clara berkata, "Belum."Edward hendak mengatakan sesuatu yang lain ketika Elsa terbangun.Melihat Clara, dia bertanya dengan heran, "Ma? Mama sudah datang?""Iya." Clara menutup buku yang baru saja dibukanya, berjalan mendekat, dan duduk
Setelah membahas tentang Vanessa, Clara bertanya, "Gimana dengan Anggasta Group?"Berbicara tentang hal itu, Dylan menyentuh hidungnya dan berkata, "Kamu tahu, Edward juga ada di industri kita, dan dia sangat paham teknologi."Anggasta Group juga sangat kaya.Banyak personel teknisnya merupakan talenta yang banyak dicari dalam industri ini.Selain itu, Edward sendiri juga sangat berpengetahuan tentang teknologi.Oleh karena itu, proposal yang dia ajukan ... tak tertandingi.Ini mungkin juga merupakan alasan penting mengapa Edward tidak terburu-buru mengajak Morti Group untuk bekerja sama.Clara tidak terkejut ketika mendengar hal itu.Dia berkata, "Sekarang saatnya ambil keputusan, kamu hanya perlu melihat fakta sebagaimana adanya."Bekerja dengan tim berkualitas tinggi dapat mengurangi banyak kekhawatiran.Apa yang terjadi antara dia dan Edward menjadi tidak penting jika dibandingkan dengan proyek tersebut.Sore harinya, Doni juga datang ke Morti Group.Kali ini, Dylan tidak menemuiny
Setelah mendengar hal itu, Vanessa berkata, "Oke." Kemudian, dia menatap Clara dengan tajam dan berkata, "Kalau gitu, Bu Clara, tolong beri tahu aku masalah apa yang ada dalam proposalku, jadi aku bisa perbaiki sesuai dengan rencanamu."Ketika Clara mendengar ucapannya, dia tahu Vanessa sengaja bertanya seperti itu dan persulit dia.Clara tersenyum dan berkata, "Bu Vanessa, masalah dengan proposal itu adalah urusanmu. Bukannya cari tahu di mana letak masalahnya, tapi kamu malah tanya pada kami. Apa menurutmu itu pantas? Kami itu nggak harus kerja sama dengan kamu. Dengan bertanya seperti itu, apa maksudmu, perusahaanmu mau kerja sama dengan kami, tapi kamu bahkan nggak tahu apa yang dibutuhkan perusahaan kami? Kalau gitu, aku makin yakin kamu benar-benar nggak memenuhi persyaratan perusahaan kami."Vanessa berkata demikian karena dia curiga Clara sengaja mempersulitnya.Apa yang diucapkannya tadi sebenarnya karena dia yakin Clara juga tidak tahu apa masalah dengan proposalnya, dan seka