Faranisa Inara (27 th), wanita yang pernah dijadikan rahim penghasil anak oleh Keenan Dirgantara (29 th) memutuskan pergi setelah apa yang diinginkan Ken dapat ia berikan. Namun, kepergiannya dengan membawa sekeping hati Ken bersamanya memberikan keterpurukan bagi Ken dan Rachel Aulia—wanita yang dicintai suaminya. Seperti sebuah perahu yang berlayar di tengah samudra, dan tiba-tiba nahkodanya memutar kendali sampai seratus delapan puluh derajat. Ken berubah arah. Perasaannya tidak lagi tertuju pada Rachel. Lima tahun, dan mereka dipertemukan kembali … memberikan secercah harapan untuk Keenan bisa bersama Nara. Namun, sepertinya takdir ingin bermain-main dengan mereka. Nara sudah bersama Darren Mahendra (29 th) dan keduanya memiliki seorang putri kecil—Dara Mahendra (4th). Bagaimana kelanjutan kisah cinta segitiga antara Keenan, Nara dan Darren? Akankah Nara kembali pada Keenan demi sang buah hati, atau wanita ayu itu memilih menetap bersama Darren yang selalu ada untuknya? Dapatkan semua jawabannya hanya di 'Oh, My Ex!'
Lihat lebih banyak"Enghhh." Nara meregangkan otot-otot di seluruh tubuh, dan perlahan membuka kedua netranya—mencoba mengumpulkan nyawanya yang sempat berkecai tadi malam karena kelelahan beberes rumah baru bersama Rachel.Ya, kedua wanita yang memiliki suami yang sama itu dengan kompak membereskan rumah baru mereka, tanpa adanya bantuan pembantu. Hanya Keenan yang membantu keduanya untuk mengangkat barang-barang berat dan juga memasang atau meletakkan sesuatu di tempat yang tinggi.Nara mengambil dan memakai sweater untuk menutupi baju tidurnya yang sedikit menerawang. Wanita itu keluar kamar dan hendak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan paginya bersama Keenan dan Rachel.Baru saja Nara membuka pintu dan sudah keluar selangkah dari kamarnya, pintu kamar sebelah terbuka bersamaan dengan Keenan yang keluar dari sana.Tentu saja Nara mengkerutkan keningnya dengan perasaan heran, "Kenapa kamu tidur di sa
"Rachel?" gumam Nara saat melihat wanita itu ada di rumah baru yang Keenan katakan akan menjadi tempat tinggal mereka sejak hari ini."Kenapa dia ada di sini?" batin Nara masih menatap lekat wanita yang menjadi madunya itu.Keenan turun dari mobil dengan membawa koper dirinya dan juga milik Nara. Kemudian, lelaki itu mengikuti arah pandang Nara yang masih lekat menatap Rachel.Tampak istri pertama Keenan tengah berdiri di ambang pintu, seperti akan menyambut kedatangan sang suami dan juga madunya."Dia juga akan tinggal di sini." Pelan dan lembut ucapan Keenan, tetapi mampu menyentak Nara. Seakan suara Keenan baru saja menggelegar di sanubarinya, hingga wanita itu tersentak kaget."Tinggal di sini?" tanya Nara menatap penuh pada suaminya."Iya, bersama kita," jawab Keenan menambahkan.Nara berjalan mendahului Keenan, "
Nara dengan cekatan memakaikan dasi untuk Keenan, dan suaminya itu hanya melihat setiap gerakan tangan lentik sang istri."Sudah selesai," ujar Nara dengan senyum manisnya. "Ayo turun," ajaknya.Kemudian, Nara berjalan mendahului Keenan, tetapi suaminya itu malah meraih tangan Nara dan menyatukan jemari mereka, lalu keluar kamar bersama.Mulanya Nara tercengang dengan tindakan Keenan, tapi pada akhirnya Nara mengerti. Apa yang Keenan lakukan hanya agar terlihat mesra di depan orang tuanya yang merupakan mertua Nara."Ingatlah, Nara. Dia hanya bersandiwara!" batin Nara memperingati dirinya sendiri.Keenan dan Nara ikut bergabung dengan Mama Salsa dan Papa Kenzo sarapan pagi bersama seperti pagi-pagi sebelumnya."Kapan kalian akan berbulan madu, Ken?" Mama Salsa membuka percakapan di sela-sela makan pagi mereka.Keenan mer
"Maafin aku." Ucapan pertama yang keluar dari bibir Rachel setelah hampir setengah jam duduk bersama Nara di 'Cafe Arimbi' miliknya.Setelah kejadian beberapa waktu lalu dirinya sempat menyinggung Nara, kini Rachel harus mengumpulkan keberaniannya untuk mengajak Nara kembali bertemu dan bicara empat mata. Beruntung, Nara tidak menolak ajakannya. Bahkan, wanita itu tetap setia menunggu Rachel bicara alih-alih pergi meninggalkan madunya."Maaf untuk kesalahanmu yang mana?" tanya Nara dengan alisnya terangkat sebelah. "Membiarkan suamimu menikahiku, atau meminta aku bercerai dari suamimu setelah aku berhasil memberikan anak untukmu?"Telak. Ucapan Nara membungkam Rachel, membuat wanita itu tidak berkutik.Mengingat pertemuan pertamanya dengan Rachel, Nara tidak bisa bersikap biasa saja pada madunya itu. Meski Rachel terlihat baik, tidak menutup kemungkinan wanita itu tengah bersandiwar
Plak!Tanpa aba-aba tangan mulus Nara mendarat di pipi kiri Keenan, suara tamparan itu pun menggema ke penjuru ruang kerjanya.Keenan memegang pipinya, dengan rahang yang mengeras. Tatapannya tajam, menyerupai tatapan hewan pemburu mangsa.Lelaki itu langsung menyelipkan tangan kanannya di tengkuk Nara, dan mendaratkan bibirnya dengan sempurna di bibir mantan istrinya itu. Memagut bibir ranum Nara dengan brutal, mengabaikan penolakan wanita itu."Emmmm." Nara berusaha menolak ciuman kasar Keenan dengan kedua tangan memukul dada bidang lelaki itu.Keenan tidak berhenti meski merasakan sakit di dadanya, tangan kirinya yang bebas mengunci kedua tangan Nara hingga wanita itu tidak bisa berkutik.Kemudian, Keenan menggigit kecil bibir Nara, membuat wanita itu membuka mulutnya, dan lidah Keenan dengan leluasa menjelajah isi mulut Nara. Mencecap da
Di apartemen.Setelah memastikan semua orang pergi, Darren langsung mengambil nasi goreng buatan Nara yang masih tersisa di dalam kuali.Lelaki itu membawa nasi goreng tersebut ke atas meja makan dan menyantapnya dengan sangat berselera. "Emmm, enak," ucapnya setelah memasukkan sesuap nasi goreng."Aku merindukan masakanmu," ucapnya lagi dengan mulut yang hampir penuh karena dua suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya.Darren terus menyuapi nasi goreng buatan istri tercinta hingga tandas dan piringnya nampak bersih, tidak tersisa sebutir nasi pun.Kemudian lelaki igu membawa piring kotornya ke tempat pencucian piring, lalu membersihk
"Ngapain kau ke sini?" tanya Nara saat melihat lelaki yang tidak ingin dilihatnya berada di ruang tunggu butik yang selama ini menjadi tempatnya mengalirkan hobi sekaligus mengais rejeki."Bertemu denganmu, ngapain lagi?" jawab lelaki yang tak lain dan tak bukan ialah Keenan Anggara—mantan suami—pemberi luka terbesar di dalam hati Faranisa Inara."Pergi!" tegas Nara mengusir Keenan. Kemudian wanita itu berlenggang meninggalkan ruang tunggu menuju ruangannya.Sedangkan Keenan berjalan mengikuti Nara dari belakang, "Kamu udah sarapan?" tanyanya lembut, tetapi tidak mendapat respon apa pun dari Nara.Wanita itu hanya terus berjalan sampai ke ruangannya dan bergegas mengunci pintu. Namun, Keenan sudah lebih
Nara mengatur napasnya yang memburu, ingatan masa lalu bersama Keenan dan Rachel terus mengganggu di alam bawah sadar hingga ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Berbagai kenangan terus bermunculan di dalam ingatannya, tetapi bukan kenangan indah yang singgah, melainkan kenangan menyakitkan yang pernah ditorehkan oleh pasangan suami istri itu padanya.Setelah beberapa saat terduduk di ranjang, Nara ke kamar mandi—membersihkan diri—dan buru-buru berangkat ke butik untuk menyelesaikan pesanan kliennya.Setelah berpakaian rapi menggunakan blouse biru muda dipadukan dengan celana putih, Nara keluar dari kamarnya. Tas tangan dan heels memperindah penampilannya, semakin terlihat elegan dengan make up tipis seperti biasa yang melekat di wajah cantiknya.Nara tidak langsung keluar dari apartemen atau pun pergi ke dapur seperti pagi-pagi sebelum dirinya dan Darren saling tak bicara, wan
"Mas." Rachel menatap kepergian Nara dengan sendu. Wanita yang sudah resmi menjadi madunya itu pergi dengan meninggalkan luka mendalam di hatinya."Gak papa, Nara hanya butuh waktu. Semua yang dia alami, terlalu cepat untuknya," ucap Keenan menghibur istri tercinta. Meski ia sedikit kecewa dengan sikap Rachel saat berbicara dengan Nara."Kamu yakin, dia bisa dipercaya, Mas?" tanya Rachel ingin memastikan.Melihat tingkah Nara yang terlihat agak bar-bar seperti itu, membuat Rachel meragukan kalau wanita itu bisa dipercaya dan mau begitu saja memberikan darah dagingnya untuk orang lain."Semoga aja," jawab Keenan. "Nara itu sebenarnya baik, mungkin tadi tanpa sengaja kita menyinggungnya.""Menyinggung gimana? 'Kan dia yang udah nyinggung kita. Minta aku menyerahkan kamu buat dia, emangnya kamu barang, main serahin gitu aja? Kamu itu milik aku seorang! Terus bilang sedekah ana
Di dalam sebuah ruangan yang didominasi dengan warna putih, juga kental dengan bau obat-obatan yang begitu menusuk indera penciuman, seorang wanita tengah tergugu menangis dengan sangat memilukan. Tubuhnya bergetar hebat akibat tangisan itu, berkali-kali ia menghapus air matanya, berkali-kali juga cairan bening itu kembali keluar. Netranya yang berair menatap lekat pada sosok mungil yang tengah menghisap sumber nutrisi dari dadanya. "Maafkan Mama, Sayang." Tangannya yang rapuh mengelus lembut wajah bayi laki-laki yang baru saja ia lahirkan dengan penuh perjuangan. Bahkan, mengorbankan nyawanya sendiri. Wanita berwajah pucat itu berkali-kali mencium seluruh wajah bayi mungil yang ada di gendongannya saat ini. Dialah Faranisa Inara, terpaksa menjadi wanita kejam dengan meninggalkan bayinya demi perjanjian yang sudah ia buat bersama Keenan Dirgantara—suaminya dan Ra...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen