"Aku nggak akan pernah menceraikanmu. Kamu tetap menjadi istriku." Naina terbelalak. Empat tahun menjadi istri dari Dhafin, hinaan, caci maki, dan perlakuan buruk sudah menjadi makanan sehari-hari, seolah ia harus sadar posisinya hanya istri pengganti yang akan selalu menjadi bayang-bayang mantan tunangan pria itu. Tapi, ia tak terima kala dituduh meracuni anaknya sendiri sampai meninggal. Naina ingin berpisah. Hanya saja, mengapa Dhafin Manggala Wirabuana malah bersikap seperti ini? Mampukah Naina lepas dari CEO salah satu perusahaan ternama itu?
View MoreFreya terdiam sejenak, teringat ketika dirinya mengizinkan Tika melakukan live streaming di acara itu. “Tapi kenapa nggak kamu matikan saat kita sedang party?”Terdengar suara tawa pelan di seberang sana. “Logika aja sih, Frey. Di acara itu, kita semua melakukan party dan bersenang-senang.”“Beberapa dari kita bahkan ada yang mabuk termasuk aku sendiri. Mana kepikiran buat mematikan live? Jangankan mematikan, ingat kalau live streaming masih menyala aja kagak,” jelasnya.Freya lagi-lagi terdiam. Sedikit banyak ia membenarkan perkataan Tika. Ia sendiri pun tidak ingat apalagi dirinya yang paling parah di sini. Tetapi….“Kenapa kamu malah melakukan live streaming di acara itu? Kamu sengaja, ya?” tanyanya setengah menuduh. Tika menghembuskan napas kasar. Mungkin merasa kesal karena selalu dipojokkan. “Itu udah menjadi kebiasaanku ketika kita kumpul bareng.”“Apa kamu lupa? Aku niatnya cuma pengen seru-seruan sekalian mengabadikan momen itu. Aku pun nggak pernah menduga kalau akhirnya ja
“Klarifikasi mulu. Kek nggak ada pembelaan lain aja. Lama-lama jadi duta klarifikasi nih orang. Dasar drama queen!”Lora mengerutkan keningnya menatap Zelda yang menggerutu kesal sambil melihat ke arah ponsel. “Kenapa, Zel?”Zelda mengangkat kepalanya membalas tatapan Lora dengan raut wajah cemberut. Ia menyodorkan ponselnya ke arah sanga sahabat. “Nih, lihat. Si Freya klarifikasi tentang beritanya yang viral itu.”Lora mengelap tangannya yang bekas minyak menggunakan tisu sebelum mengambil ponsel milik Zelda.Ia menonton tayangan video berisi Freya yang melakukan klarifikasi atau lebih tepatnya menyangkal tentang semua pengakuannya sendiri.“Percuma juga dia klarifikasi sana-sini. Dikira netizen sekarang nggak cerdas apa?” lanjut Zelda masih dengan mengomel. Ia lantas minum jusnya yang tinggal setengah.Lora tersenyum geli melihat tingkah bumil yang satu ini lalu mengembalikan ponsel pada pemiliknya. “Kok jadi kamu yang ngomel-ngomel sendiri sih?”Zelda mendengus keras dengan melipat
Freya menundukkan kepalanya sambil memilin jari. Ia menggigit bibir bawahnya bimbang, antara jujur atau berbohong. “Freya,” panggil Bu Linda melihat putrinya yang malah bungkam. Ia terdiam sejenak sambil menatap Freya lekat-lekat mencoba menelisik apa yang sebenarnya terjadi. “Freya, jangan bilang kalau semua itu memang benar?” tebaknya. Wanita paruh baya itu mengguncang bahu Freya karena belum juga mendapatkan jawaban. “Jawab Mama, Freya. Jawab dengan jujur!” Freya mengangguk pelan masih dengan kepala tertunduk. “Semuanya… be-benar, Ma.” Bu Linda mendorong keras bahu Freya hingga oleng ke belakang. “Freyaaa! Astaga!”Freya menumpukan tangannya di kasur sehingga tidak sepenuhnya limbung lantas memperbaiki posisi duduknya kembali seperti semula. Ia meringis pelan melihat ibunya yang tampak uring-uringan. Kepalanya semakin menunduk dalam tanpa berani menatap sang ibu.“Jadi, dalam video itu kamu mengakui perbuatanmu sendiri gitu?” tanya Bu Linda menatap kesal ke arah putrinya. “M
“Nggak! Kalian jangan dulu membuat keputusan apapun,” sahut Bu Anita menyela pembicaraan suami dan anaknya.Ia menegakkan tubuh menatap keduanya bergantian. “Di video itu Freya dalam keadaan mabuk, jadi omongannya melantur kemana-mana.”“Freya nggak sadar saat berbicara seperti itu. Jangan langsung percaya dulu,” sanggahnya.Dhafin berdecak kesal mendengar ucapan ibunya yang terkesan membela Freya. “Mama berusaha menyangkal? Udah jelas-jelas Freya kayak gitu.”Bu Anita menggelengkan kepala berkali-kali. “Bukannya Mama berusaha menyangkal, Dhafin, tapi lihat dulu situasinya di situ seperti apa. Masa kita langsung percaya gitu aja sama omongan orang mabuk?”“Orang mabuk biasanya berkata jujur, Ma,” sahut Dhafin dengan nada datar. Bu Anita gantian menggenggam tangan putranya. “Mama tau, makanya tadi syok banget karena belum bisa berpikir jernih dan menelan informasi itu bulat-bulat.”“Sekarang Mama ingin kamu mencari tahu dulu kebenarannya seperti apa lalu mengambil keputusan yang benar
Freya kembali menenggak minuman lalu meletakkan gelasnya di meja dengan kasar. “Meski begitu, Dhafin masih enggan menceraikan Lora bahkan di saat kami udah tunangan.”“Aku harus menunggu sampai berbulan-bulan barulah mereka akhirnya resmi bercerai. Ternyata proses perceraian mereka ditunda karena Lora hamil anaknya Dhafin. Sialan!”Ia mendengus kasar seraya menyandarkan tubuhnya kembali. “Sekarang Lora jauh berbeda dengan yang dulu. Aku nggak bisa lagi mengusik hidupnya dan menyentuh anak-anaknya.”“Dia punya bekingan kuat yang sulit untuk ditembus. Dia juga dengan berani-beraninya mengancamku. Dikiranya aku bakal takut begitu? Hahaha… Nggak sama sekali.”“Menikah dengan Dhafin satu-satunya cara supaya Lora tersakiti dan tersiksa dengan perasaannya sendiri yang terlalu mencintai Dhafin itu.”“Aku akan membuat Dhafin menjauh dari anak-anak Lora yang sekarang dekat dengannya. “Aku akan membuat Lora menangis darah dan mengemis perhatian Dhafin demi anak-anaknya. Hahaha….”Freya terus s
“What?!” seru mereka semua berbarengan, sangat terkejut mendengar pengakuan tak terduga dari Freya. “Serius kamu?”Freya mengangguk dan kembali bersandar karena tidak kuat menahan kepalanya yang pusing. “Aku memilih pergi supaya Lora yang menggantikanku di sana.”“Aku memang pergi untuk mengikuti ajang kelas model bergengsi di luar negeri. Tapi sebetulnya waktu seleksinya nggak di hari itu. Aku…. sengaja memajukan jadwal keberangkatanku.”“Dan ya… seperti yang kurencakan Lora menjadi pengantin pengganti karena acara nggak mungkin dibatalkan begitu aja demi nama baik keluarga.” Ia menjeda ucapannya untuk menarik napas dalam-dalam. “Aku berencana membuat Lora jatuh cinta sama Dhafin. Setelah benar-benar cinta bahkan bucin akut, aku merebut Dhafin kembali.”“Aku yakin sekali Dhafin masih sangat mencintaiku walaupun sudah menikah dengan Lora selama empat tahun. Semua rencanaku berjalan dengan mulus dan berhasil,” jelasnya.Teman Freya yang berpenampilan paling. sexy itu geleng-geleng kep
Freya sendiri hanya diam di tengah suara-suara para temannya yang membujuk. Kepalanya tertunduk dengan tangan saling meremas gelisah. Dalam hati, ia tak tahu keputusan apa yang harus dirinya ambil. Apakah menerima ajakan teman-temannya atau memilih mengakhiri saja.“Frey, beneran kamu nggak mau party?” tanya temannya yang rambutnya digerai untuk memastikan sekali lagi. Si pembawa acara menghela napas melihat Freya yang masih bungkam. “Yaudah, kalau kamu nggak mau. Acara ini kita hentikan sampai di sini aja.”Salah satu dari mereka meraih nampan di atas meja berniat untuk menyingkirkan minuman beralkohol itu.Namun, belum sempat tangannya mengangkat nampan, sebuah tangan lain menghentikan gerakannya.“Tunggu.” Freya memegang tangan temannya bermaksud mencegah. Ia menatap sang teman dan botol minuman itu secara bergantian. “Mau dibawa kemana?”“Mau kubawa pergilah. Kan kamu nggak mau party,” jawab temannya itu. “Siapa bilang?” tanya Freya dengan raut wajah datar. Ia melipat tangannya
Dhafin menatap Lora dalam-dalam. Mantan istrinya sudah banyak berubah. Tidak seperti dulu yang terlihat lemah dan manut-manut saja yang mudah sekali dimanfaatkan. Sekarang wanita itu jauh lebih berani mengutarakan hal yang tidak sejalan dengan prinsipnya sekaligus tegas. Namun, satu karakter yang masih sama. Lora tidak akan tinggal diam bila anaknya disakiti ataupun dikecewakan. Ia akan menjadi garda terdepan tanpa pandang bulu sekalipun itu ayah kandung dari anaknya sendiri. Dhafin menghela napas panjang. “Aku mengaku salah. Aku minta maaf, Lora.”Lora mendengus keras. “Kamu memang salah! Jangan minta maaf padaku. Minta maaflah kepada anak-anak yang berkali-kali kamu kecewakan,” balasnya ketus. Dhafin mengangguk dengan raut wajah semringah. Namun, detik berikutnya ia kembali murung. “Tapi mereka lagi nggak mau bertemu denganku.”Lora tersenyum mengejek. “Baru segitu kamu langsung menyerah? Cemen banget!” Dhafin membulatkan mata mendengar itu, agak tersinggung. “Terus bagaimana
Beberapa hari telah berlalu. Lora pun sudah kembali ke rumahnya sendiri. Ia hanya seminggu menginap di rumah orang tuanya untuk perkenalan sekaligus adaptasi. Lora merasa tidak enak dengan Florence yang terang-terangan tidak menyukai kehadirannya di sana. Perempuan itu menganggap ia merebut semua yang dimilikinya. Jadi, ia yang merupakan orang baru memilih mengalah daripada merasa tidak nyaman selama tinggal di sana. Meskipun begitu, Lora sangat bersyukur karena yang menjadi kekhawatirannya tidak terjadi. Seluruh anggota keluarga besar Kusuma ternyata bisa menerima kehadirannya. Mereka bersikap ramah bahkan terlihat sangat menyayangi si kembar. Mereka juga tidak mempermasalahkan statusnya yang seorang janda malahan memberikan dukungan agar tetap kuat dan mampu berdiri tegak demi anak-anak.Mungkin hal itulah yang membuat Florence semakin membencinya. Namun, menurut cerita dari Grissham, Florence itu perempuan baik yang bersedia membantunya dalam penyelidikan.Hanya saja sifat cemb
Plak!“Dasar wanita pembunuh! Untuk apa kau di sini?!”Baru saja Naina tiba di acara pemakaman sang putra, ibu mertuanya sudah menghampiri dan menamparnya.Tak siap, Naina pun tersungkur di tanah. Hal ini membuat para tamu menatap penasaran akan pertengkaran mertua dan menantu itu.Naina menatap ibu dari suaminya itu dengan pandangan penuh luka. Air mata yang tadinya sudah mengering kembali lolos disertai rasa nyeri menghantam dada.“Tidak, Ma. Aku tidak mungkin membunuh putraku sendiri.” Naina menggeleng keras.Wanita itu telah berjuang membawa putranya ke dunia. Mana mungkin, ia melakukannya?Naina hendak meraih tangan sang mertua–mencoba menjelaskan.Sayangnya, ia justru didorong menjauh.Bugh!“Tidak mungkin?! Dokter bilang Altair meninggal karena ada racun dalam tubuhnya yang berasal dari makanan!” teriak sang mertua, “hanya kamu yang menyentuh makanan cucuku. Apa kamu mau menuduh orang lain?”Naina semakin terisak. Tubuhnya bergetar hebat mendengar perkataan menyakitkan dari ib...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments