Atas permintaan seseorang yang berjanji melunasi utang puluhan miliarnya, Naira alias 'Cleopatra' pun setuju untuk pura-pura tidur bersama seorang pria tampan yang ternyata adalah Kendrick Wilson, CEO sebuah perusahaan batu bara! Namun siapa sangka, kekacauan luar biasa timbul setelahnya. Naira bahkan harus menerima kontrak pernikahan dari Kendrick yang telah disalahpahami keluarganya. Lantas, bagaimana nasib Naira? Belum lagi, seorang wanita dari masa lalu Kendrick kembali.....
View MoreNaira terdiam sejenak. Ken sudah tahu masalah hidupnya. Ia mulai berpikir mencari jalan untuk bisa bernegosiasi dengan Ken. Pikirannya terhenti saat salah satu pria yang membongkar barang Naira menghampirinya dan menunduk. "Nona, mohon maaf atas kesalahpahaman ini, barang-barang milik nona akan kami kembalikan ke tempat semula. Kami mohon maaf atas kesalahan ini." "Apa? Ma-maksudnya? Saya tidak mengerti," tanya Naira kebingungan. "Bos Sam sudah menerima sisa pelunasan nona setengah jam yang lalu, jadi bos anggap urusannya sudah selesai dengan nona. Orang-orang kami akan segera menyelesaikannya, kami pamit undur diri," jawab pria itu memberi hormat menunduk. "Hey, hey, tunggu! Siapa yang melunasinya?" tanya Naira mulai penasaran, ia membuntuti pria itu untuk menjawab. "Silahkan Nona hubungi bos kami." "Apa?! O-oke!" Langkah Naira segera berbalik dan berjalan menghampiri Ken yang masih mema
"Saya tahu Anda marah, Anda kecewa! Tapi jangan seperti ini! Kita bicarakan baik-baik kalau sudah di apart saya! Please ..." Naira terus berusaha memperingati Ken dengan teriakannya di dalam mobil dan Ken tetap tak menggubris. Sampai tak terasa mobil Ken akhirnya berhenti tepat di sebuah bangunan tinggi apartemen milik Naira. Ia melihat sekeliling apartemen terlihat biasa dengan desain yang minimalis. Sementara Naira menghela napas lega karena jantungnya selamat sampai tujuan. "Sudah sampai, cepat turun!" ucap Ken tiba-tiba mengusir. Naira yang ingin menyandarkan kepalanya yang pusing pun sejenak di batalkannya karena melihat raut wajah Ken yang dingin. Naira menghela napas lagi, mencoba untuk menenangkan dirinya menghadapi Ken yang seperti itu, "Baiklah, terimakasih atas tumpangannya. Tapi, saya berharap Anda mau berbicara tenang di apartemen saya soal pernik ..." "Stop! Saya sedang tidak ingin bahas! Jadi keluarlah!" sela Ken tak acuh. Sejenak keheningan terjadi. Naira mas
'Bagaimana ini? Kupikir mereka akan memberikan penawaran sejumlah uang yang banyak kepadaku untuk menggugurkan kehamilan palsuku ini. Tapi Mereka malah menyuruhku menikahi anaknya. Aduh, kalau tahu serunyam ini atas tindakanku, aku lebih baik kabur saja,' batin Naira berkecamuk. "Pap, ini berlebihan. Kenapa harus sampai menikahinya? dia tidak hamil Pap! Dia bohong! Seorang penipu yang ingin memeras keluarga kita." Ken segera menjelaskannya. Naira yang tak ingin dirinya dicurigai segera bangkit mendekat dan berjongkok memohon ke papa Ken, orang sekeliling yang memandangnya semakin heran. "Tidak om, saya tidak bohong. Saya punya bukti alat tespack dan bukti foto kami tidur bersama," sela Naira spontan. Ia baru ingat jika sebelum berangkat ke rumah Ken, sudah berjaga-jaga membawa beberapa alat testpack milik teman satu pekerjaannya untuk membuktikan pengakuannya jika terjadi sesuatu. Dahi Ken mengernyit melihat tindakan Naira yang menurutnya tak habis pikir dengan semua kelicika
"Maafkan saya nyonya jika saya sudah lancang masuk ke ranah pribadi milik Ken." Kepala Naira menunduk sebentar tanda minta maaf dan mendongak kembali tegak. "Apa yang akan kamu ucapkan gadis licik?!" Sergah Ken khawatir. Naira menghampirinya dan menatapnya dengan sendu. "Nyonya, sebenarnya kami sudah tidrhhhd bersmkkk ..." Ken segera menutup mulut Naira yang lancang. Matanya melotot memberi kode untuk berhenti bicara. Tangan Naira mencoba melepaskan, tapi tangan Ken terus menahannya untuk berhenti bicara. sementara mamanya dan Cath tampak kebingungan melihat tingkah kedua orang di hadapannya. "Lepaskan Ken, biarkan wanita ini berbicara!" titah mamanya mengeras, mamanya tahu kalau Ken sedang menutupi sesuatu. Naira yang terengah-engah akhirnya bersyukur bernapas lega. "Nyonya, sebenarnya ..." Naira buru-buru melanjutkan. "Mam, tolong..." Ken menyela, memohon pada mamanya. "KEN!!!" teriak mamanya memekik. "Ayo nak, bicara." "Nyonya, saya hamil anak Ken ..." ucap Naira me
Satu tamparan keras di pipi kanan Ken sedikit mengalirkan sensasi panas yang menjalar ke ruang dadanya. Ken ikut bangkit dan tangannya mulai memegang kedua tangan Naira dengan tatapan tajamnya. "Jangan sok suci nona! Saya tahu siapa Anda sebenarnya!" ucap Ken menghentikan tubuh Naira yang hendak melangkah keluar. "Anda pikir, ketika sudah berhubungan dengan saya, hidup Anda akan lebih mudah? Saya bahkan tahu tempatmu bekerja, nomor apartemenmu, dan juga akun sosial mediamu." Tegas Ken membuat Naira semakin terpaku. "Tolong lepaskan!!! Saya hanya minta Anda membayar apa yang telah Anda lakukan malam itu!" teriak Naira berusaha ingin kabur. Namun ingatannya terus mengawang ke arah uang yang harus ia dapatkan. Karena waktunya semakin sempit mengingat bos Sam sudah beberapa kali menghubungi untuk memperingatinya. Suasana ruang tamu semakin memanas tatkala mereka beradu mulut dan mata. Naira yang mencoba melepaskan genggaman Ken tak mampu ia tepis karena kekuatan pria di depannya l
Sebuah taksi membawa Naira ke sebuah tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tapi, tempat itu tak asing baginya karena sering melihat diberbagai brosur properti mewah. "Sudah sampai nona," ucap sopir menyadarkan lamunan Naira. Naira pun berterimakasih dan keluar mobil melanjutkan tujuannya. Kakinya segera melangkah memasuki gedung tinggi dan menaikinya dengan lift sampai tiba di sebuah apartemen paling atas. Mata Naira takjub begitu sampai di tempat kediaman Ken di sebuah penthaus mewah tempat para eksekutif tinggal. Ia pun segera mengabari Ken lewat pesan singkat saat tiba di depan pintunya. Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Ken yang berbusana santai mengenakan kaos putih dan celana jeansnya. Naira yang saat itu memakai dress bodycon ditambah outer jeansnya merasa sedikit tersipu, lantaran dirinya merasa seperti seorang gadis menemui kekasihnya untuk jalan bersama. Namun pikirannya terbuyarkan saat tangan Ken dengan cepat menariknya ke dalam dan menahan tubuh Naira menemp
"Permisi Pak, maaf mengganggu." Sekretaris Ken masuk ke ruangan kerja Ken. "Ya, masuk. Ada apa Keisya?" jawab Ken masih fokus bekerja. Di meja itu terpampang papan nama bertuliskan Kendrick Wilson, CEO. "Pak, gawat!" Keisya mencoba memberi tahu Ken sesuatu tapi terhenti, ragu-ragu. "Lanjut, Kei." Ken mencoba santai. "Be-begini, ada hal yang tidak mengenakkan untuk Pak Ken dengar." Ken menaikkan kedua alisnya menunggu Keisya melanjutkan. Sementara Keisya masih saja gugup untuk menyampaikan sesuatu yang penting bagi bosnya, mengingat bagaimana bosnya selalu bertindak cepat dan lugas jika menyangkut citra dirinya. Dan itu berimbas merepotkannya. "Apakah Pak Ken sudah mengecek berita hari ini?" "Belum," jawab Ken singkat. "Um ... wa-wajah mirip Bapak, terpampang di berita gosip, tentang skandal Bapak." Keisya yang ragu-ragu akhirnya menyerahkan tablet ke tangan Ken, memunculkan satu layar informasi dengan tulisan judul yang mencuri perhatian. Ken yang masih belum menangka
"Halo, nona? Kita bertemu lagi." Suara berat pria berusia 50 tahunan. 'Ah,aku tahu pria ini' batin Naira, membuka pelan matanya melihat pria bertubuh kekar di depannya, wajahnya cukup sangar, sambil menjinjing sebuah tas hitam di tangan kirinya. Naira hanya tersenyum tipis, tapi pria itu membalasnya dengan wajah datar. "Bagaimana dengan janjimu, nona?" "A-ahh ...soal itu, ma-maaf bos Sam. Untuk kali ini, beri saya waktu seminggu lagi." Pinta Naira gugup, tersenyum berseri menampilkan gigi atasnya sambil mengatupkan kedua tangannya memohon. "Maksudmu? Kau mau berbohong lagi?!" tanya Pria itu yang dipanggil sebutan bos Sam, dengan suara meninggi. "Tidak berbohong bos! Tapi saya minta tambahan waktu lagi. Tolong untuk terakhir, kali ini saya minta perpanjangan waktu," jawab Naira dengan wajah memelas. "Kau tahu kan, konsekuensi atas ucapanmu barusan?" Naira Mengangguk. "Maaf nona, saya sudah tidak mau tertipu dengan Anda lagi. Kali ini kau harus menyerahkan surat kepemili
"Bagaimana, Ken? Apa yang kau temukan?" tanya Andrew tergopoh-gopoh menghampiri Ken yang sedang memperhatikan putaran ulang cctv oleh petugas hotel. Ken tidak menjawab dan memberi kode mata untuk sedikit bergeser menjauh dari petugas hotel. Khawatir petugas itu ikut menguping dan bisa jadi pembicaraan internal karena mereka tahu Ken berhubungan dekat dengan bosnya. Walaupun sebenarnya sudah menjadi hal lumrah setiap hari melihat para gadis keluar masuk hotel. Akan tetapi ini berurusan dengan citra Ken dan perusahaan ke depannya. "Saya putar dari berbagai area cctv, ada dua gadis mabuk berjalan di koridor hotel dan gadis gila itu salah satunya seperti salah masuk kamar. Nah, teman yang mengantarnya hanya membantu memapah ke arah kamar saya," bisik Ken menunjukkan putaran ulang cctv yang telah ia salin ke ponsel miliknya. Andrew yang penasaran merebut ponsel Ken dari tangannya, mengamati dengan seksama. Di video dua gadis itu terlihat tidak mencurigakan karena dari sepersekian det
Cekrek! Cekrek! Cekrek! Tangkapan kamera beberapa kali memotret seorang pria muda bertubuh tegap. Pria itu memperlihatkan dada bidangnya. Seorang gadis pura-pura tertidur sambil memegang ponsel. Ia bersandar mesra di bahu pria yang tertidur pulas. Di ranjang itu, bau minuman beralkohol sangat menyengat. Gadis bernama Naira, alias 'Cleopatra', ini mencoba melakukan hal gila. Ia melepas pakaian luarnya dan kemeja pria itu. Pelan-pelan, ia kendurkan sabuk celananya, berusaha menciptakan adegan intim yang tampak alami. Hal itu ia lakukan karena sesuatu yang mendesaknya, membuatnya nekat masuk ke kamar hotel milik pria asing tersebut. "Semoga Anda tidak marah, tuan," bisik Naira lembut, sambil tersenyum cekikikan. Ia mengambil dompet pria itu dari balik celananya, dan mengambil kartu identitasnya. "Kendrick Wilson, umur tiga puluh tahun. Hm, CEO PT Golden Energy." Naira mengeja kartu nama di tangannya. "Wow, rupanya benar kata Antony, pria asing ini bukan sembarang orang. Aku ber...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments