Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / BAB IV SUMBER MASALAH

Share

BAB IV SUMBER MASALAH

Author: Ilastriasanim
last update Huling Na-update: 2025-01-23 15:13:58

"Halo, nona? Kita bertemu lagi." Suara berat pria berusia 50 tahunan.

'Ah,aku tahu pria ini' batin Naira, membuka pelan matanya melihat pria bertubuh kekar di depannya, wajahnya cukup sangar, sambil menjinjing sebuah tas hitam di tangan kirinya. Naira hanya tersenyum tipis, tapi pria itu membalasnya dengan wajah datar.

"Bagaimana dengan janjimu, nona?"

"A-ahh ...soal itu, ma-maaf bos Sam. Untuk kali ini, beri saya waktu seminggu lagi." Pinta Naira gugup, tersenyum berseri menampilkan gigi atasnya sambil mengatupkan kedua tangannya memohon.

"Maksudmu? Kau mau berbohong lagi?!" tanya Pria itu yang dipanggil sebutan bos Sam, dengan suara meninggi.

"Tidak berbohong bos! Tapi saya minta tambahan waktu lagi. Tolong untuk terakhir, kali ini saya minta perpanjangan waktu," jawab Naira dengan wajah memelas.

"Kau tahu kan, konsekuensi atas ucapanmu barusan?"

Naira Mengangguk.

"Maaf nona, saya sudah tidak mau tertipu dengan Anda lagi. Kali ini kau harus menyerahkan surat kepemilikan apartemenmu yang butut ini! Sisanya baru saya tagih minggu depan." Tekan bos Sam itu hendak menerobos masuk ke dalam apartemen. Namun dengan cepat Naira menghadang dan berjongkok mengatupkan kedua tangannya di atas kepalanya yang menunduk.

"Saya mohon bos, beri saya waktu. Beri saya waktu ..." Sejenak Naira terdiam berpikir mencari solusi. Ia teringat bayaran dari si 'Keparat sialan' itu belum cair. Padahal, rencana semalam sudah ia laksanakan. Kali ini ia bertekat menagih janjinya untuk mengatasi masalahnya hari ini.

'Semoga saja dia tidak menipuku juga,' batin Naira berharap.

"Beri saya waktu tiga jam! Ya, tiga jam!" Naira menunjukkan tiga jarinya mendongkak ke atas tubuh pria itu.

"Dalam tiga jam saya akan membayar separuh dari hutang saya dan sisanya minggu depan. Saya mohon jangan ambil apartemen milik saya satu-satunya," Naira mulai terisak. "Bos yang saya tahu, bos adalah orang baik. Karena mau meminjamkan uang sebanyak yang saya minta atas masalah saya waktu itu. Jadi, mohon ini terakhir kalinya saya meminta waktu."

Bos Sam menghembuskan napasnya dengan kasar, "Bagaimana kalau kau berbohong dan mencoba kabur, menjual apartemen ini tanpa sepengetahuanku?"

Naira mengatupkan bibirnya, bola matanya mengarah ke kanan dan ke kiri sambil berpikir apa yang bisa meyakinkan pria tua ini untuk percaya.

"Kalau saya kabur, bos harusnya sudah tahu cara memberi pelajaran pada setiap orang yang berhutang. Saya menyadari harga satu kepala saya tak akan sanggup menutupi jumlah hutang milik saya. Jadi, saya pastikan akan menepatinya," jawab Naira lembut dengan suara sedikit parau.

Bos Sam yang mendengar jawaban Naira yang terdengar menyedihkan, hanya menghela napas kasar. Ia sadar, jika orang seperti Naira ini selalu menepati setiap ucapannya walaupun selalu terlambat.

"Baiklah, dalam tiga jam kau harus mengirim bukti pembayaranmu!" ucap bos Sam akhirnya mengalah dan berbalik badan meninggalkan Naira.

"Terima kasih bos, terima kasih." Naira terus berucap sampai orang itu hilang dari koridor.

Naira menghela napas lega. Satu masalah terlewati, tapi masalah berikutnya muncul. Naira terduduk di kursi ruang tamunya yang sempit sambil merebahkan tubuhnya sebentar.

Tak lama Naira mengetik nama 'Keparat sialan' di kontaknya dan menghubunginya.

"Halo, Ton? Mana bayaran atas kinerjaku semalam?!" tanya Naira menagih.

Dari ujung sana terdengar balasan tertawa terbahak-bahak. Naira mengernyit, menggerutu. Ia tahu bahwa berhadapan dengan pria ini selalu bertele-tele dan menyebalkan.

"Cepaatt ...saya butuh sekarang! Bos Sam tadi datang dan menagih hutangku!" lanjut Naira mulai menekan suaranya. Sementara suara di sana tak menjawab.

"Antony, please... " Pinta Naira mulai menurunkan nada bicaranya.

"Hey, kerjamu baru separuh, ya! Masa sudah minta bayaran," sahut pria di ujung sana dengan santai.

"Ton, saya tahu soal itu. Tapi tolong untuk kali ini saya minta separuh dulu. Sisanya sesuai kesepakatan kita sebelumnya."

"Hm, gimana ya?" Tanya Antony, mencoba mempermainkan Naira.

Naira yang sudah geram sejak tadi, hanya mampu memaki pria sialan yang sedang di teleponnya ini dengan suara yang tak terdengar. Ia terus menatap jam dinding di ruang tamunya yang terus berputar, melewati hampir 60 menit setelah kepergian bos Sam. Tersisa dua jam untuk menyelesaikan masalahnya. Suara di sana masih hening. Jari telunjuk Naira mengetuk-ngetuk meja, menghitung berapa detik ia menunggu jawaban pria pelit di ujung sana.

Akhirnya, suara di sana terdengar helaan napas kasar, "Baiklah, karena semalam kau sudah mengirim beberapa foto menjanjikan, saya kali ini berbaik hati pada nona Cleopatra cantikku. Hahaha," balas Antony, tertawa terbahak-bahak dan langsung menutup teleponnya.

Tak lama suara pemberitahuan dari salah satu m-banking di ponsel Naira berbunyi, sejumlah uang besar diterima dari Antony. Ia tersenyum lega, bersyukur kali ini Antony sedikit jinak.

[Segera jalankan Plan B], bunyi pesan singkat dari Antony setelahnya.

[Siap, bos!], balas Naira cepat.

Ia pun segera mengirimkan sejumlah nominal uang ke bos Sam atas sebagian hutangnya dan mulai berpikir strategi untuk 'Plan B'nya atas perintah Antony.

***

Tiga hari berlalu semenjak kejadian bersama Ken, Naira setiap hari mondar-mandir seperti sedang menunggu sesuatu. Secangkir kopi americano di tangan kanannya, pun masih saja tak mampu membuatnya ingin menyeruput.

"Aku gak bisa seperti ini terus, waktuku tidak banyak!" Naira mengurut keningnya yang hampir setiap hari dipakai untuk berpikir.

"Aneh ya, kenapa pria itu tidak mau mencariku? Sementara data dan semua kartunya ada di tanganku. Kenapa sampai hari ini tidak ada tanda ponsel berdering atau bel pintu berbunyi?! Apa jangan-jangan ia tidak peduli?!" Naira terus berbicara pada dirinya.

"Haruskah aku yang lebih dulu menghubunginya? Ha ..." Tangan Naira menutup mulutnya.

"Aaaahhh ...itu tidak mungkin! Itu artinya aku akan dituduh memerasnya. Eh, tapi, kalau aku tidak melakukannya?"

Naira memutar bola matanya sejenak berpikir. Keheningan apartemen kecilnya menyadarkan sesuatu untuk ia bertindak. "Skandal ini harus muncul di berita! Ya. Kalau tidak, riwayatku bisa tamat. Dia bukan orang sembarangan, aku bisa lebih dulu lenyap daripada berita skandalnya. Hm,"

"Oke. Aku tahu orang yang bisa membantuku kali ini," Naira tersenyum menyeringai.

Naira segera mengetik sesuatu di ponselnya, dan mengirimnya pada seseorang. Ia pun mengirim beberapa foto dirinya dan Ken yang tengah tidur bersama.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB V PLAN B

    "Permisi Pak, maaf mengganggu." Sekretaris Ken masuk ke ruangan kerja Ken. "Ya, masuk. Ada apa Keisya?" jawab Ken masih fokus bekerja. Di meja itu terpampang papan nama bertuliskan Kendrick Wilson, CEO. "Pak, gawat!" Keisya mencoba memberi tahu Ken sesuatu tapi terhenti, ragu-ragu. "Lanjut, Kei." Ken mencoba santai. "Be-begini, ada hal yang tidak mengenakkan untuk Pak Ken dengar." Ken menaikkan kedua alisnya menunggu Keisya melanjutkan. Sementara Keisya masih saja gugup untuk menyampaikan sesuatu yang penting bagi bosnya, mengingat bagaimana bosnya selalu bertindak cepat dan lugas jika menyangkut citra dirinya. Dan itu berimbas merepotkannya. "Apakah Pak Ken sudah mengecek berita hari ini?" "Belum," jawab Ken singkat. "Um ... wa-wajah mirip Bapak, terpampang di berita gosip, tentang skandal Bapak." Keisya yang ragu-ragu akhirnya menyerahkan tablet ke tangan Ken, memunculkan satu layar informasi dengan tulisan judul yang mencuri perhatian. Ken yang masih belum menangka

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VI PENTHAUS

    Sebuah taksi membawa Naira ke sebuah tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tapi, tempat itu tak asing baginya karena sering melihat diberbagai brosur properti mewah. "Sudah sampai nona," ucap sopir menyadarkan lamunan Naira. Naira pun berterimakasih dan keluar mobil melanjutkan tujuannya. Kakinya segera melangkah memasuki gedung tinggi dan menaikinya dengan lift sampai tiba di sebuah apartemen paling atas. Mata Naira takjub begitu sampai di tempat kediaman Ken di sebuah penthaus mewah tempat para eksekutif tinggal. Ia pun segera mengabari Ken lewat pesan singkat saat tiba di depan pintunya. Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Ken yang berbusana santai mengenakan kaos putih dan celana jeansnya. Naira yang saat itu memakai dress bodycon ditambah outer jeansnya merasa sedikit tersipu, lantaran dirinya merasa seperti seorang gadis menemui kekasihnya untuk jalan bersama. Namun pikirannya terbuyarkan saat tangan Ken dengan cepat menariknya ke dalam dan menahan tubuh Naira menemp

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VII SALAH PAHAM

    Satu tamparan keras di pipi kanan Ken sedikit mengalirkan sensasi panas yang menjalar ke ruang dadanya. Ken ikut bangkit dan tangannya mulai memegang kedua tangan Naira dengan tatapan tajamnya. "Jangan sok suci nona! Saya tahu siapa Anda sebenarnya!" ucap Ken menghentikan tubuh Naira yang hendak melangkah keluar. "Anda pikir, ketika sudah berhubungan dengan saya, hidup Anda akan lebih mudah? Saya bahkan tahu tempatmu bekerja, nomor apartemenmu, dan juga akun sosial mediamu." Tegas Ken membuat Naira semakin terpaku. "Tolong lepaskan!!! Saya hanya minta Anda membayar apa yang telah Anda lakukan malam itu!" teriak Naira berusaha ingin kabur. Namun ingatannya terus mengawang ke arah uang yang harus ia dapatkan. Karena waktunya semakin sempit mengingat bos Sam sudah beberapa kali menghubungi untuk memperingatinya. Suasana ruang tamu semakin memanas tatkala mereka beradu mulut dan mata. Naira yang mencoba melepaskan genggaman Ken tak mampu ia tepis karena kekuatan pria di depannya l

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VIII BERTEMU PAPA

    "Maafkan saya nyonya jika saya sudah lancang masuk ke ranah pribadi milik Ken." Kepala Naira menunduk sebentar tanda minta maaf dan mendongak kembali tegak. "Apa yang akan kamu ucapkan gadis licik?!" Sergah Ken khawatir. Naira menghampirinya dan menatapnya dengan sendu. "Nyonya, sebenarnya kami sudah tidrhhhd bersmkkk ..." Ken segera menutup mulut Naira yang lancang. Matanya melotot memberi kode untuk berhenti bicara. Tangan Naira mencoba melepaskan, tapi tangan Ken terus menahannya untuk berhenti bicara. sementara mamanya dan Cath tampak kebingungan melihat tingkah kedua orang di hadapannya. "Lepaskan Ken, biarkan wanita ini berbicara!" titah mamanya mengeras, mamanya tahu kalau Ken sedang menutupi sesuatu. Naira yang terengah-engah akhirnya bersyukur bernapas lega. "Nyonya, sebenarnya ..." Naira buru-buru melanjutkan. "Mam, tolong..." Ken menyela, memohon pada mamanya. "KEN!!!" teriak mamanya memekik. "Ayo nak, bicara." "Nyonya, saya hamil anak Ken ..." ucap Naira me

    Huling Na-update : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB IX CALON ISTRI

    'Bagaimana ini? Kupikir mereka akan memberikan penawaran sejumlah uang yang banyak kepadaku untuk menggugurkan kehamilan palsuku ini. Tapi Mereka malah menyuruhku menikahi anaknya. Aduh, kalau tahu serunyam ini atas tindakanku, aku lebih baik kabur saja,' batin Naira berkecamuk. "Pap, ini berlebihan. Kenapa harus sampai menikahinya? dia tidak hamil Pap! Dia bohong! Seorang penipu yang ingin memeras keluarga kita." Ken segera menjelaskannya. Naira yang tak ingin dirinya dicurigai segera bangkit mendekat dan berjongkok memohon ke papa Ken, orang sekeliling yang memandangnya semakin heran. "Tidak om, saya tidak bohong. Saya punya bukti alat tespack dan bukti foto kami tidur bersama," sela Naira spontan. Ia baru ingat jika sebelum berangkat ke rumah Ken, sudah berjaga-jaga membawa beberapa alat testpack milik teman satu pekerjaannya untuk membuktikan pengakuannya jika terjadi sesuatu. Dahi Ken mengernyit melihat tindakan Naira yang menurutnya tak habis pikir dengan semua kelicika

    Huling Na-update : 2025-01-26
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB X RAHASIA

    "Saya tahu Anda marah, Anda kecewa! Tapi jangan seperti ini! Kita bicarakan baik-baik kalau sudah di apart saya! Please ..." Naira terus berusaha memperingati Ken dengan teriakannya di dalam mobil dan Ken tetap tak menggubris. Sampai tak terasa mobil Ken akhirnya berhenti tepat di sebuah bangunan tinggi apartemen milik Naira. Ia melihat sekeliling apartemen terlihat biasa dengan desain yang minimalis. Sementara Naira menghela napas lega karena jantungnya selamat sampai tujuan. "Sudah sampai, cepat turun!" ucap Ken tiba-tiba mengusir. Naira yang ingin menyandarkan kepalanya yang pusing pun sejenak di batalkannya karena melihat raut wajah Ken yang dingin. Naira menghela napas lagi, mencoba untuk menenangkan dirinya menghadapi Ken yang seperti itu, "Baiklah, terimakasih atas tumpangannya. Tapi, saya berharap Anda mau berbicara tenang di apartemen saya soal pernik ..." "Stop! Saya sedang tidak ingin bahas! Jadi keluarlah!" sela Ken tak acuh. Sejenak keheningan terjadi. Naira mas

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XI PERJANJIAN PERTAMA

    Naira terdiam sejenak. Ken sudah tahu masalah hidupnya. Ia mulai berpikir mencari jalan untuk bisa bernegosiasi dengan Ken. Pikirannya terhenti saat salah satu pria yang membongkar barang Naira menghampirinya dan menunduk. "Nona, mohon maaf atas kesalahpahaman ini, barang-barang milik nona akan kami kembalikan ke tempat semula. Kami mohon maaf atas kesalahan ini." "Apa? Ma-maksudnya? Saya tidak mengerti," tanya Naira kebingungan. "Bos Sam sudah menerima sisa pelunasan nona setengah jam yang lalu, jadi bos anggap urusannya sudah selesai dengan nona. Orang-orang kami akan segera menyelesaikannya, kami pamit undur diri," jawab pria itu memberi hormat menunduk. "Hey, hey, tunggu! Siapa yang melunasinya?" tanya Naira mulai penasaran, ia membuntuti pria itu untuk menjawab. "Silahkan Nona hubungi bos kami." "Apa?! O-oke!" Langkah Naira segera berbalik dan berjalan menghampiri Ken yang masih mema

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XII MENUJU HARI-H

    Setelah kesepakatan malam itu, Ken dan Naira mulai mengurus pendaftaran pernikahan dan fitting baju pengantin secara terburu-buru, karena waktu yang diberikan papa Ken hanya dua minggu. Tapi bagi para konglomerat dan jajaran pengusaha, hal itu tak menjadikan kesulitan, cukup dengan menjentikkan jarinya saja, para pelayan yang akan sibuk mengurusnya. Hari menjelang pernikahan keduanya sudah dekat, hanya tinggal menghitung hari. Naira disibukan perawatan diri yang disediakan keluarga Ken, dan Ken tetap fokus di kantornya mengurus berkas-berkas penting untuk ditandatanganinya. Sementara Cath dan mamanya sibuk mengamati keduanya yang penuh dengan kejanggalan. "Mam, apa ini hanya mimpi burukku di siang bolong?" tanya Cath masih tak percaya dengan keputusan kakaknya. "Entahlah, Sayang. Mama jadi menyesal menelepon papa hari itu. Untuk saat ini, tetaplah berpura-pura menyetujuinya. Semoga ini tak lama," balas Jasmine lesu. Sej

    Huling Na-update : 2025-03-22

Pinakabagong kabanata

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIVAROMA MAWAR SEGAR

    Ken dan Naira sudah sah menjadi sepasang suami istri selama seminggu, keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Ken yang seperti biasa berangkat kerja dan sibuk di kantor sampai malam, sementara Naira mulai belajar mengenali kebiasaan dalam keluarga Ken dan berkenalan dengan para pelayan dengan tugas-tugasnya. Ia juga mengelilingi rumah keluarga Ken yang sangat luas, rumah dengan desain interior klasik modern bak istana. Di samping rumahnya, terdapat gazebo dari kayu yang lengkap dengan sofa, tanaman, tirai dan lampu berwarna kuning menambah kesan romantis karena dekat kolam renang. Dan di samping rumah satunya lagi, ada jalan menuju pintu ke arah paviliun. Sementara di belakang rumahnya terdapat lapangan golf dengan rumput hijaunya yang membuat Naira semakin takjub. Ia akhirnya mengerti kenapa Ken bisa benar-benar mudah berbuat sesuatu hal jika ia mau, karena seluruh bagian rumahnya adalah bagian interpretasi kekuatan keluarganya. "Non, maaf sudah sore, har

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIII PERNIKAHAN PURA-PURA

    Acara pernikahan akhirnya digelar dengan sangat intim di sebuah ballroom hotel pribadi milik Andrew yang disewakan. Tempat itu hanya dihadiri segelintir orang-orang terdekat kenalan orangtua Ken—bukan dari orang internal perusahaannya, hanya kolega yang tak begitu memperhatikan latar belakang mempelai wanitanya. Hari itu Naira terlihat mengenakan gaun mermaid putih dengan polesan wajah yang tipis, menampilkan sisi lainnya yang lebih anggun dan menonjolkan bentuk tubuh sempurna yang membuat mata para tamu sangat terpesona. Sementara Ken dengan setelan jas hitam model tailcoat, tubuhnya yang tegap tinggi sangat berkharisma layaknya pria matang. Semua mata tertuju pada keduanya yang tampak serasi. Acara mengucap janji suci pernikahan pun telah mereka lewati, hingga sesi foto bersama keluarga besar Ken. Sementara keluarga Naira hanya dihadiri Bos Sam sebagai wali dan gadis yang ikut menjalankan rencana Naira di malam itu untuk menjebak Ken. Bos Sam, yang dihubungi Naira

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XII MENUJU HARI-H

    Setelah kesepakatan malam itu, Ken dan Naira mulai mengurus pendaftaran pernikahan dan fitting baju pengantin secara terburu-buru, karena waktu yang diberikan papa Ken hanya dua minggu. Tapi bagi para konglomerat dan jajaran pengusaha, hal itu tak menjadikan kesulitan, cukup dengan menjentikkan jarinya saja, para pelayan yang akan sibuk mengurusnya. Hari menjelang pernikahan keduanya sudah dekat, hanya tinggal menghitung hari. Naira disibukan perawatan diri yang disediakan keluarga Ken, dan Ken tetap fokus di kantornya mengurus berkas-berkas penting untuk ditandatanganinya. Sementara Cath dan mamanya sibuk mengamati keduanya yang penuh dengan kejanggalan. "Mam, apa ini hanya mimpi burukku di siang bolong?" tanya Cath masih tak percaya dengan keputusan kakaknya. "Entahlah, Sayang. Mama jadi menyesal menelepon papa hari itu. Untuk saat ini, tetaplah berpura-pura menyetujuinya. Semoga ini tak lama," balas Jasmine lesu. Sej

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XI PERJANJIAN PERTAMA

    Naira terdiam sejenak. Ken sudah tahu masalah hidupnya. Ia mulai berpikir mencari jalan untuk bisa bernegosiasi dengan Ken. Pikirannya terhenti saat salah satu pria yang membongkar barang Naira menghampirinya dan menunduk. "Nona, mohon maaf atas kesalahpahaman ini, barang-barang milik nona akan kami kembalikan ke tempat semula. Kami mohon maaf atas kesalahan ini." "Apa? Ma-maksudnya? Saya tidak mengerti," tanya Naira kebingungan. "Bos Sam sudah menerima sisa pelunasan nona setengah jam yang lalu, jadi bos anggap urusannya sudah selesai dengan nona. Orang-orang kami akan segera menyelesaikannya, kami pamit undur diri," jawab pria itu memberi hormat menunduk. "Hey, hey, tunggu! Siapa yang melunasinya?" tanya Naira mulai penasaran, ia membuntuti pria itu untuk menjawab. "Silahkan Nona hubungi bos kami." "Apa?! O-oke!" Langkah Naira segera berbalik dan berjalan menghampiri Ken yang masih mema

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB X RAHASIA

    "Saya tahu Anda marah, Anda kecewa! Tapi jangan seperti ini! Kita bicarakan baik-baik kalau sudah di apart saya! Please ..." Naira terus berusaha memperingati Ken dengan teriakannya di dalam mobil dan Ken tetap tak menggubris. Sampai tak terasa mobil Ken akhirnya berhenti tepat di sebuah bangunan tinggi apartemen milik Naira. Ia melihat sekeliling apartemen terlihat biasa dengan desain yang minimalis. Sementara Naira menghela napas lega karena jantungnya selamat sampai tujuan. "Sudah sampai, cepat turun!" ucap Ken tiba-tiba mengusir. Naira yang ingin menyandarkan kepalanya yang pusing pun sejenak di batalkannya karena melihat raut wajah Ken yang dingin. Naira menghela napas lagi, mencoba untuk menenangkan dirinya menghadapi Ken yang seperti itu, "Baiklah, terimakasih atas tumpangannya. Tapi, saya berharap Anda mau berbicara tenang di apartemen saya soal pernik ..." "Stop! Saya sedang tidak ingin bahas! Jadi keluarlah!" sela Ken tak acuh. Sejenak keheningan terjadi. Naira mas

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB IX CALON ISTRI

    'Bagaimana ini? Kupikir mereka akan memberikan penawaran sejumlah uang yang banyak kepadaku untuk menggugurkan kehamilan palsuku ini. Tapi Mereka malah menyuruhku menikahi anaknya. Aduh, kalau tahu serunyam ini atas tindakanku, aku lebih baik kabur saja,' batin Naira berkecamuk. "Pap, ini berlebihan. Kenapa harus sampai menikahinya? dia tidak hamil Pap! Dia bohong! Seorang penipu yang ingin memeras keluarga kita." Ken segera menjelaskannya. Naira yang tak ingin dirinya dicurigai segera bangkit mendekat dan berjongkok memohon ke papa Ken, orang sekeliling yang memandangnya semakin heran. "Tidak om, saya tidak bohong. Saya punya bukti alat tespack dan bukti foto kami tidur bersama," sela Naira spontan. Ia baru ingat jika sebelum berangkat ke rumah Ken, sudah berjaga-jaga membawa beberapa alat testpack milik teman satu pekerjaannya untuk membuktikan pengakuannya jika terjadi sesuatu. Dahi Ken mengernyit melihat tindakan Naira yang menurutnya tak habis pikir dengan semua kelicika

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VIII BERTEMU PAPA

    "Maafkan saya nyonya jika saya sudah lancang masuk ke ranah pribadi milik Ken." Kepala Naira menunduk sebentar tanda minta maaf dan mendongak kembali tegak. "Apa yang akan kamu ucapkan gadis licik?!" Sergah Ken khawatir. Naira menghampirinya dan menatapnya dengan sendu. "Nyonya, sebenarnya kami sudah tidrhhhd bersmkkk ..." Ken segera menutup mulut Naira yang lancang. Matanya melotot memberi kode untuk berhenti bicara. Tangan Naira mencoba melepaskan, tapi tangan Ken terus menahannya untuk berhenti bicara. sementara mamanya dan Cath tampak kebingungan melihat tingkah kedua orang di hadapannya. "Lepaskan Ken, biarkan wanita ini berbicara!" titah mamanya mengeras, mamanya tahu kalau Ken sedang menutupi sesuatu. Naira yang terengah-engah akhirnya bersyukur bernapas lega. "Nyonya, sebenarnya ..." Naira buru-buru melanjutkan. "Mam, tolong..." Ken menyela, memohon pada mamanya. "KEN!!!" teriak mamanya memekik. "Ayo nak, bicara." "Nyonya, saya hamil anak Ken ..." ucap Naira me

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VII SALAH PAHAM

    Satu tamparan keras di pipi kanan Ken sedikit mengalirkan sensasi panas yang menjalar ke ruang dadanya. Ken ikut bangkit dan tangannya mulai memegang kedua tangan Naira dengan tatapan tajamnya. "Jangan sok suci nona! Saya tahu siapa Anda sebenarnya!" ucap Ken menghentikan tubuh Naira yang hendak melangkah keluar. "Anda pikir, ketika sudah berhubungan dengan saya, hidup Anda akan lebih mudah? Saya bahkan tahu tempatmu bekerja, nomor apartemenmu, dan juga akun sosial mediamu." Tegas Ken membuat Naira semakin terpaku. "Tolong lepaskan!!! Saya hanya minta Anda membayar apa yang telah Anda lakukan malam itu!" teriak Naira berusaha ingin kabur. Namun ingatannya terus mengawang ke arah uang yang harus ia dapatkan. Karena waktunya semakin sempit mengingat bos Sam sudah beberapa kali menghubungi untuk memperingatinya. Suasana ruang tamu semakin memanas tatkala mereka beradu mulut dan mata. Naira yang mencoba melepaskan genggaman Ken tak mampu ia tepis karena kekuatan pria di depannya l

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VI PENTHAUS

    Sebuah taksi membawa Naira ke sebuah tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tapi, tempat itu tak asing baginya karena sering melihat diberbagai brosur properti mewah. "Sudah sampai nona," ucap sopir menyadarkan lamunan Naira. Naira pun berterimakasih dan keluar mobil melanjutkan tujuannya. Kakinya segera melangkah memasuki gedung tinggi dan menaikinya dengan lift sampai tiba di sebuah apartemen paling atas. Mata Naira takjub begitu sampai di tempat kediaman Ken di sebuah penthaus mewah tempat para eksekutif tinggal. Ia pun segera mengabari Ken lewat pesan singkat saat tiba di depan pintunya. Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Ken yang berbusana santai mengenakan kaos putih dan celana jeansnya. Naira yang saat itu memakai dress bodycon ditambah outer jeansnya merasa sedikit tersipu, lantaran dirinya merasa seperti seorang gadis menemui kekasihnya untuk jalan bersama. Namun pikirannya terbuyarkan saat tangan Ken dengan cepat menariknya ke dalam dan menahan tubuh Naira menemp

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status