Pelacur Berkelas

Pelacur Berkelas

last updateLast Updated : 2021-11-02
By:  Pena BaperOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
68 ratings. 68 reviews
69Chapters
10.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Jika di tanya, "Apa cita-cita mu kelak?" Banyak yang akan menjawabnya dengan ingin menjadi polisi, dokter, guru, pengacara, pengusaha sukses dan lain sebagainya. Mungkin jawaban seperti itu selalu terdengar dari anak-anak yang mempunyai cita-cita luar biasa itu. Tapi lain dengan gadis bernama lengkap Tiara Aprilia. Gadis itu selalu mengatakan ingin menjadi pelacur setiap kali ada yang bertanya "Apa cita-cita mu? Atau saat besar nanti kamu ingin jadi apa?" Saat ia menginjak umur 25 tahun dirinya benar-benar terjun ke dunia malam untuk menuntaskan niatnya menjadi seorang pelacur. Tapi ia bukan sembarang pelacur yang menjual dirinya seperti pelacur-pelacur yang ada, melainkan ia ingin menuntaskan sebuah misi tersembunyi dengan bertopeng pelacur. Dan misinya itu lah yang membuat dirinya selalu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pelacur yang berkelas.

View More

Chapter 1

Pelacur pemula

"Berapa bayaran mu satu malam Nona?" Tanya seorang laki-laki yang berkumis tipis, wajah blasteran yang melekat pada dirinya membuat ia begitu tampan dengan baju jas putih nya itu.

Tiara menoleh menatap seorang yang berada disampingnya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak sedikitpun dari bagian tubuh laki-laki itu lepas dari penglihatan Tiara.

Wajah blasteran keturunan Jerman Indonesia membuat laki-laki itu tampan dengan hidung mancung dan bibir tipis. Mata Tiara turun menatap bagian dada yang seperti nya nyaman untuk bersandar itu. 

'Apakah di dalam sana ada roti sobek seperti yang selalu di tulis pada novel-novel yang sempat aku baca dulu sebelum memutuskan untuk menjadi pelacur?' gumam Tiara dalam hatinya.

"Nona, berapa bayarannya untuk satu malam?" Tanya laki-laki itu lagi mengulangi pertanyaan yang sejak tadi tidak mendapatkan jawaban apapun.

"Apakah kau orang kaya tuan?" Bukan nya menjawab Tiara malah balik bertanya.

Laki-laki itu mengerutkan keningnya saat mendapat kan pertanyaan dari Tiara.

"Baiklah jika seperti itu, kamu seperti nya suka berbasa-basi terlebih dahulu sebelum mengutarakan tujuan yang sebenarnya." Laki-laki itu mengulurkan tangannya kepada Tiara, "Kenalkan nama ku Septian Putra Rahadian. Kamu boleh memanggil ku Tian." Ucap laki-laki itu sambil sedikit mengembangkan senyumnya.

Tiara menaikkan alisnya namun tetap ia menerima uluran tangan itu, "Tiara Aprilia, panggil saja aku Ara." Ucap Ara menerima uluran tangan Tian.

Laki-laki yang bernama Septian itu mengangguk sambil mengembangkan senyumnya. "Baiklah Ara, bagaimana dengan jawaban dari pertanyaan ku tadi?"

Ara melepaskan tangannya dari genggaman tangan Tian, "Lalu bagaimana dengan jawaban dari pertanyaan ku tadi Tian?"

Tian tertawa, "Mengapa kamu bertanya seperti itu hm? Apa hanya orang kaya yang bisa menyentuh dan menikmati tubuh seksi mu itu?"

Ara nampak sedikit malu-malu mendapatkan pertanyaan dari Tian itu, bukannya menjawab Ara malah semakin mendekati dirinya pada Tian hingga tak ada lagi jarak yang tersisa antara mereka.

"Ck! Kau seperti kucing, malu-malu tapi mau ya." 

Tak ada jawaban, Ara malah mendekat kan mulutnya ke telinga Tian. "Maaf tuan, sebenarnya ini kali pertama saya menjadi pelacur." Bisik Ara yang langsung membuat Tian melebarkan matanya karena tidak percaya dengan ucapan dari Ara barusan.

"Serius? Belum ada yang menikmati tubuh mu ini?" Tanya Tian dengan tampang terkejutnya.

Ara mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Tian barusan itu.

Tian menoleh ke sekeliling menatap club malam yang begitu ramai dengan suara musik yang begitu membuat gendangan telinga seperti ingin pecah.

"Ikut aku." Ucap Tian sambil menyeret Ara untuk mengikuti dirinya tanpa menunggu jawaban dari gadis itu terlebih dahulu.

**

Klap klip lampu di cafe Milik Tian menyambut kedatangan Tian dan Ara yang baru memasuki pintu utama. Nampak sekali bahwa keadaan antara mereka berdua sedang begitu canggung.

"Selamat datang Tuan, apakah mau saya siapkan tempat seperti biasanya?" Sapa salah satu pelayan yang sedang menyambut kedatangan mereka.

Tian menggeleng kan kepalanya, "Saya sedang tidak butuh privasi Lili. Jadi saya akan memilih dimana tempat yang membuat wanita ini nyaman." Jawab Tian sambil mengembangkan senyumnya.

Pelayanan bernama Lili itu mengangguk kan kepala nya dan kemudian berlalu meninggalkan Tian dan Ara.

Mata Ara memilih sebuah kursi kosong yang berhadapan langsung dengan laut lepas. Iya, cafe yang mereka kunjungi ini begitu mengutamakan keindahan untuk para pelanggan. Cafe ini berdiri tidak jauh dari arena pantai. Dengan interior yang begitu mewah membuat kesan wah pada siapapun pelangan yang berkunjung. Bagi mereka kepuasan pelanggan adalah nomor satu dalam menikmati keindahan cafe bersama segelas coffe.

"Kamu menyukainya Ara?" Tanya Tian saat melihat Ara yang tampak terpana itu.

Ara mengangguk dengan cepat. " Ini indah sekali, bagaimana mungkin ada cafe seperti ini di ibu kota ya?"

Tian terkekeh mendengar pertanyaan dari Ara, sejak pertama melihat Ara ia sudah begitu jatuh hati pada gadis itu di tambah lagi dengan tingkah nya yang begitu polos dan terkesan apa adanya itu membuat Tian menjadi gemas sendiri.

 "Sekilas informasi, cafe ini milik ku Ara." Ucap Tian setengah berbisik.

Ara mengangga mendengar nya, matanya berbinar. "Benarkah ini cafe milikmu Tuan? Kira-kira berapa harga untuk membangun cafe seperti ini?" Tanya Ara dengan begitu polosnya.

Kembali Tian terkekeh mendengar pertanyaan dari Ara itu, "Tidak banyak kok, hanya--" Tian menggantung ucapannya sambil menatap Ara yang sedang menunggu jawaban itu.

"Berapa bayaran untuk bisa menikmati tubuh seksi mu itu Ara?"

Seorang pelayan datang membawa minuman untuk Ara dan Tian hingga membuat Ara yang ingin menjawab pertanyaan Tian mengurungkan niatnya.

"Silahkan dinikmati Tuan dan Nona." Ucap pelayan itu sebelum pergi meninggalkan mereka.

Ara mengambil minuman coklat panas yang di hidangkan padanya itu. Ditiupnya lebih dulu agar tidak terlalu panas masuk ke tenggorokannya nanti.

Semuanya itu tidak lepas dari pandangan mata Tian. Laki-laki itu seperti menikmati pemandangan yang ada dk hadapan nya.

"Jangan memandangku seperti itu Tuan nanti kamu bisa jatuh cinta padaku dan jangan salahkan aku kalau aku tidak mau bertanggungjawab dengan rasa mu itu." Ucap Ara dan kembali menikmati coklatnya mengulangi ritual tadi.

Tian tertawa, "Percaya diri seklai anda Nona mengatakan hal seperti itu padaku."

Ara meletakkan gelas coklat nya di atas meja, "Bukankah tidak menutupi kemungkinan jika hal seperti itu bisa terjadi di zaman sekarang?"

Tian tertawa, "Jika hal seperti itu bisa terjadi aku akan sujud syukur nona dan akan aku pastikan dirimu menjadi ratu di hati ku yang bertahta."

"Ah, lupakan saja itu Tuan, aku sendiri juga tidak ingin hal seperti itu terjadi. Aku menyukai hidup yang bebas tanpa ada larangan karena begitu lah cara ku menikmati hidup ku ini."

Ara menatap Tian tepat di manik matanya itu, "Bagaimana dengan anda Tuan?" Tanya Ara.

"Sama seperti mu Ara, aku juga suka kebebasan karena seperti itulah aku menikmati hidupku ini. Aku tidak menyukai sebuah hubungan ataupun status. Apalagi keterikatan dalam hubungan yang sangat meribet kan itu."

Ara mengangguk tanda mengerti dengan penjelasan dari Tian itu, "Lalu, sejauh ini sudah berapa banyak wanita yang kau habiskan malam dengannya?" Tanya Ara.

Tian tertawa, "Ah itu, aku bahkan tidak menghitung jumlahnya Ara. Jika aku suka dan aku mau aku akan pastikan bahwa wanita itu akan mendesah hebat menyebut namaku dengan begitu seksi."

Tak ada jawaban apapun dari Ara, wanita itu kembali meminum coklat nya yang sudah mulai dingin itu.

Hening beberapa menit menyelimuti keduanya sampai Tian berdehem untuk mencair kan suasana. "Bagaimana dengan Pertanyaan ku tadi Ara. Berapa yang harus aku bayar untuk membuat mu mendesah sepanjang malam?"

Ara diam sejenak, memilih kata yang pas untuk jawaban yang memang sejak awal sudah di lontarkan oleh Tian itu.

"Untuk pelacur pemula seperti ku ini, Apakah bayaran 1 Triliun merupakan hal yang begitu besar?" Jawab Ara dengan sedikit hati-hati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
99%(67)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
1%(1)
9.7 / 10.0
68 ratings · 68 reviews
Write a review
user avatar
Rudi Hartono
yahhhh, masak nunggu berbulan2 cuma update 1 Minggu sekali,, capek batin nunggu nya
2021-11-03 11:21:29
1
user avatar
Pena Baper
Hai kak, pelacur berkelas udah update kembali ya ... selamat membaca dan terimakasih sudah tetap setia menunggu cerita ini update ...️
2021-11-02 21:52:29
0
user avatar
Nury Sinulingga
kapan update lagi mbak??
2021-10-22 14:40:06
1
user avatar
Irsyad Ahmad
Gak ada lnjutannya yaa thor
2021-10-17 09:38:14
1
user avatar
Rudi Hartono
lanjut donk kak.........
2021-10-16 16:39:44
1
user avatar
Rudi Hartono
kok gk lanjut cie,, kan penasaran lanjut donk kk kapan nie update lagi???
2021-10-14 06:52:25
1
user avatar
Riska Karisha
Next kak, jangan kasih kendor, ceritanya bikin penasaran, up yang banyak ya, semangat 😘😘
2021-06-09 22:27:56
1
user avatar
Eleonore
Dari judul udah bikin penasaran, pas baca bab 1 langsung makin penasaran!
2021-06-02 07:52:25
1
user avatar
Rosianaq
Kereeen, ada bumbu2 misterinya 😍 Idenya unik banget sumpah 💕
2021-06-01 17:02:43
1
user avatar
ALWA
Astaga ini cerita ini ter-waw yang aku baca. Lanjutkan thor
2021-05-28 21:16:58
1
user avatar
Murninulis
Suka idenya kak. Lanjutka
2021-05-23 13:32:30
1
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:52
1
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:51
0
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:49
0
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:45
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
69 Chapters
Pelacur pemula
"Berapa bayaran mu satu malam Nona?" Tanya seorang laki-laki yang berkumis tipis, wajah blasteran yang melekat pada dirinya membuat ia begitu tampan dengan baju jas putih nya itu.Tiara menoleh menatap seorang yang berada disampingnya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak sedikitpun dari bagian tubuh laki-laki itu lepas dari penglihatan Tiara.Wajah blasteran keturunan Jerman Indonesia membuat laki-laki itu tampan dengan hidung mancung dan bibir tipis. Mata Tiara turun menatap bagian dada yang seperti nya nyaman untuk bersandar itu. 'Apakah di dalam sana ada roti sobek seperti yang selalu di tulis pada novel-novel yang sempat aku baca dulu sebelum memutuskan untuk menjadi pelacur?' gumam Tiara dalam hatin
last updateLast Updated : 2021-05-10
Read more
Pelacur Adalah Cita-cita ku
Hening beberapa menit menyelimuti keduanya sampai Tian berdehem untuk mencair kan suasana. "Bagaimana dengan Pertanyaan ku tadi Ara. Berapa yang harus aku bayar untuk membuat mu mendesah sepanjang malam?" Ara diam sejenak, memilih kata yang pas untuk jawaban yang memang sejak awal sudah di lontarkan oleh Tian itu. "Untuk pelacur pemula seperti ku ini, Apakah bayaran 1 Triliun merupakan hal yang begitu besar?" Jawab Ara dengan sedikit hati-hati. Tian menganga mendengar jawaban dari Ara, "Sebenarnya apa yang sedang ada di pikiran gadis ini saat meletakkan harga?" Gumam Tian dalam hatinya sendiri. Bukannya menjawab Tian malah melemparkan sebuah pertanyaan pada Ara, "Sejak kapan kamu mulai terjun ke dunia malam?" Nampak Ara sedikit berpikir sebentar, "Seperti nya baru tiga hari yang lewat Tuan." Jawab Ara. Tian menaikkan alisnya sambil kedua tangannya ia lipat di
last updateLast Updated : 2021-05-13
Read more
Telepon Tengah Malam
Ara kembali ke kostan nya yang begitu kecil namun cukup nyaman bagi dirinya untuk tinggal di situ. Ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur nya yang terbilang tidak empuk itu. Tapi karena sudah terbiasa ia tak memperdulikan semuanya itu, yang ia tahu ia bisa melepaskan rasa penat nya.Saat ingin menutup mata, sebuah telepon masuk dari nomor Ayahnya hingga dengan cepat membuat Tiara langsung mengangkat telepon itu pada deringan ke tiga. Ia bingung dan sekaligus takut jika mendapatkan telepon dari rumah nya itu. Ia takut ada apa-apa disana."Halo yah." Ucap Tiara setelah menekan tombol hijau mengangkat telepon."Apa kabar Nak?" Tanya Ayah Kaira dise
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more
Memenuhi Panggilan
Subuh sekali, Ara sudah tiba di depan pagar yang menjulang tinggi berwarna coklat tua. Di dalam sana ada rumah megah berwarna putih biru.Pintu gerbang dibuka oleh seorang satpam yang sedang bertugas pagi. "Selamat pagi Nona." Sapa satpam itu saat melihat sosok Tiara yang sedang berdiri dengan tangan dilipat di dada."Bapak tidur ya?" Tanya Ara, tatapannya begitu mendalam pada satpam itu."Anu Non, itu-""Anu apa hm?" Potong Ara cepat membuat Satpam itu semakin ketakutan.
last updateLast Updated : 2021-05-18
Read more
Hal Yang Tak Pernah Terpikirkan
Ara melangkah kan kaki nya memasuki hotel bintang lima tersebut dengan begitu hati-hati membuat Tian mengerutkan keningnya."Apa yang kau lakukan nona? Tanya Tian saat sejak tadi Ara seperti sedang berwaspada di setiap langkahnya.Bukannya menjawab Ara malah menegang di tempatnya saat melihat seorang laki-laki sedang merangkul wanita di sampingnya sambil sesekali mencium dengan penuh nafsu pada wanita itu. Ara menghentikan langkahnya, mata nya masih sangat fokus menatap dua insan yang sedang melewati dirinya dan juga Tian."Ck! Jika sudah diperbudak oleh nafsu itu tandanya tidak mempunyai rasa malu sedikitpun. Bahkan diriku disampingnya juga tidak di hiraukan." Gumam Ara yang bisa didengar oleh Tian.Tian melihat laki-laki yang sedang melewati mereka bersama wanita cantik di sampingnya, seperti nya wanita itu adalah wanita malam.Tanpa mengatakan apapun lagi, Ara melanjutkan l
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more
Kejutan Pagi
Setelah berdebat terlalu panjang bersama Tian akhirnya keduanya berakhir di sebuah warung pinggir jalan untuk memakan bubur ayam sebagai pengganjal perut di pagi hari."Ck! Tak hanya pelit kau juga perhitungan ternyata."Tian menaikkan alisnya dan menghentikan suapan lontong yang ia pesan tadi. "kenapa?" Tanya Tian seperti tidak bersalah sama sekali."Kenapa?" Ara mengulang pertanyaan Tian tadi dengan nada yang sangat kesal."Yang seperti ini kah yang membuat kau menelponku malam-malam? Sarapan seperti inikah yang kau maksud?" Lanjut Ara yang masih tak percaya bahwa Tian mengajak dirinya sarapan di warung pinggir jalan seperti saat ini.Bukannya dirinya tidak suka atau tidak level makan di warung seperti ini melainkan dirinya masih tidak terima bahwa pengusaha sukses dan terkenal seperti Tian itu mengajak dirinya sarapan ditempat ini.Bukankah seharusnya Tian mengajak dirinya makan
last updateLast Updated : 2021-05-22
Read more
Tentang Tujuh Tahun Lalu
Setelah bisa menguasai dirinya kembali, Ara melangkah menuju meja makan bergabung bersama kedua orang tuanya. "Selamat pagi," sapa Ara kepada kedua orangtuanya. "Pagi sayang, kok telat?"  "Bukannya pak satpam sudah bilang? Tadi aku ada telepon dadakan Bu." Ibu Ara yang bernama Tika mengangguk dan kemudian menatap lekat wajah Ara yang terlihat begitu tenang sambil mengambil nasi goreng ke dalam piring nya. Benar saja apa yang telah Ara duga bahwa ibunya itu akan memasak banyak saat mendengar kabar dirinya akan datang walaupun sering sekali ia mengingkari janji nya untuk pulang itu. "Ardan, mengapa kau disitu nak. Sini, duduklah bersama." Titah sang ayah saat melihat Ardan yang hanya berdiri di tempat ia menyambut kedatangan Ara tadi. Ardan mengangguk dan kemudian berjalan mendekati meja makan. "CK! Masih punya muk
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more
Usaha Ardan
Tok..tok..tok Pintu kembali diketuk oleh manusia Yang sangat malas Ara lihat. Ia tidak tahu mimpi apa dirinya semalam sampai bisa menerima nasib kurang bagus pagi ini. "Ara." Panggil Ardan dari luar dengan begitu lembut. Setelah malam itu ia tak pernah lagi mendengar suara Ardan bahkan ia lupa bagaimana suara Ardan yang selalu menenangkan dirinya dalam tangis. "Ara, please bicaralah. Aku tahu kau ada di dalam." Ara diam, ia masih menatap kosong ke arah pintu itu. Bahkan untuk membuka mulut saja rasanya begitu susah. Apakah sebegitu benci nya dirinya terhadap Ardan? "Ara beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya Ra." Ucap Ardan lagi di balik pintu itu sambil mengetuk pintu kamar Ara. Dengan langkah gontai Ara melangkah mengambil baju di lemari dan kemudian langsung melangkah menuju kamar mandi miliknya. Sepertinya ia butuh menenangkan
last updateLast Updated : 2021-06-10
Read more
Orang Yang Datang
Lepas." Ucap Ara sambil mengeluarkan dirinya dari pelukan Ardan. Ardan menganga tak menyangka bahwa Ara bisa melakukan itu kepada nya. Sejak tadi ia berharap bahwa Ara akan kemabli menjadi adik bungsu nya seperti dulu lagi. Namun entah kenapa rasanya sulit sekali untuk menghara hak itu untuk terjadi mengingat tujuh tahun berlalu tak pernah ada sapaan ataupun komunikasi antara mereka berdua "Jangan sentuh aku lagi. Tolong, tetaplah pada batasanmu." Ardan terdiam cukup lama akibat ucapan Ara barusan. Namun setelah ia bisa menguasai dirinya ia berdehem sebelum untuk mencair kan suasana. Matanya menyapu sekeliling kamar Ara dan berhenti di sebuah bingkai foto. Bibirnya mengembangkan senyuman yang entah mau dikatakan apa
last updateLast Updated : 2021-06-12
Read more
Ardan dan Tian
"Hai nona Pelacur." Sapa orang itu sambil mengembangkan senyumnya. Ara terdiam, ditatap nya laki-laki yang berada di hadapan itu. "Kamu lagi!" Ucap Ara yang sedikitpun tidak membuat senyum di wajah laki-laki itu luntur. "Mau ngapain kamu kesini? Aku rasa telinga mu sedang tidak bermasalah hingga perkataan ku tadi pagi pasti bisa kamu dengar dengan baik bukan?" Lanjut Ara. "Apa pembantu mu tadi tidak mengatakan siapa yang datang padamu hm?" Dengan polosnya Ara mengangguk, "Pacar katanya."  Tian mengangguk, "Nah itu kamu sudah tahu. Jadi ceritanya itu sekarang pacar kamu ini mau ngajak kamu maka
last updateLast Updated : 2021-06-14
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status