Pelacur Berkelas

Pelacur Berkelas

Oleh:  Pena Baper  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
68 Peringkat
69Bab
9.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Jika di tanya, "Apa cita-cita mu kelak?" Banyak yang akan menjawabnya dengan ingin menjadi polisi, dokter, guru, pengacara, pengusaha sukses dan lain sebagainya. Mungkin jawaban seperti itu selalu terdengar dari anak-anak yang mempunyai cita-cita luar biasa itu. Tapi lain dengan gadis bernama lengkap Tiara Aprilia. Gadis itu selalu mengatakan ingin menjadi pelacur setiap kali ada yang bertanya "Apa cita-cita mu? Atau saat besar nanti kamu ingin jadi apa?" Saat ia menginjak umur 25 tahun dirinya benar-benar terjun ke dunia malam untuk menuntaskan niatnya menjadi seorang pelacur. Tapi ia bukan sembarang pelacur yang menjual dirinya seperti pelacur-pelacur yang ada, melainkan ia ingin menuntaskan sebuah misi tersembunyi dengan bertopeng pelacur. Dan misinya itu lah yang membuat dirinya selalu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pelacur yang berkelas.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Rudi Hartono
yahhhh, masak nunggu berbulan2 cuma update 1 Minggu sekali,, capek batin nunggu nya
2021-11-03 11:21:29
1
user avatar
Pena Baper
Hai kak, pelacur berkelas udah update kembali ya ... selamat membaca dan terimakasih sudah tetap setia menunggu cerita ini update ...️
2021-11-02 21:52:29
0
user avatar
Nury Sinulingga
kapan update lagi mbak??
2021-10-22 14:40:06
1
user avatar
Irsyad Ahmad
Gak ada lnjutannya yaa thor
2021-10-17 09:38:14
1
user avatar
Rudi Hartono
lanjut donk kak.........
2021-10-16 16:39:44
1
user avatar
Rudi Hartono
kok gk lanjut cie,, kan penasaran lanjut donk kk kapan nie update lagi???
2021-10-14 06:52:25
1
user avatar
Riska Karisha
Next kak, jangan kasih kendor, ceritanya bikin penasaran, up yang banyak ya, semangat 😘😘
2021-06-09 22:27:56
1
user avatar
Eleonore
Dari judul udah bikin penasaran, pas baca bab 1 langsung makin penasaran!
2021-06-02 07:52:25
1
user avatar
Rosianaq
Kereeen, ada bumbu2 misterinya 😍 Idenya unik banget sumpah 💕
2021-06-01 17:02:43
1
user avatar
ALWA
Astaga ini cerita ini ter-waw yang aku baca. Lanjutkan thor
2021-05-28 21:16:58
1
user avatar
Murninulis
Suka idenya kak. Lanjutka
2021-05-23 13:32:30
1
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:52
1
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:51
0
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:49
0
user avatar
Vieneze
Ceritanya unik
2021-05-23 13:30:45
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
69 Bab

Pelacur pemula

"Berapa bayaran mu satu malam Nona?" Tanya seorang laki-laki yang berkumis tipis, wajah blasteran yang melekat pada dirinya membuat ia begitu tampan dengan baju jas putih nya itu.Tiara menoleh menatap seorang yang berada disampingnya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak sedikitpun dari bagian tubuh laki-laki itu lepas dari penglihatan Tiara.Wajah blasteran keturunan Jerman Indonesia membuat laki-laki itu tampan dengan hidung mancung dan bibir tipis. Mata Tiara turun menatap bagian dada yang seperti nya nyaman untuk bersandar itu. 'Apakah di dalam sana ada roti sobek seperti yang selalu di tulis pada novel-novel yang sempat aku baca dulu sebelum memutuskan untuk menjadi pelacur?' gumam Tiara dalam hatin
Baca selengkapnya

Pelacur Adalah Cita-cita ku

Hening beberapa menit menyelimuti keduanya sampai Tian berdehem untuk mencair kan suasana. "Bagaimana dengan Pertanyaan ku tadi Ara. Berapa yang harus aku bayar untuk membuat mu mendesah sepanjang malam?" Ara diam sejenak, memilih kata yang pas untuk jawaban yang memang sejak awal sudah di lontarkan oleh Tian itu. "Untuk pelacur pemula seperti ku ini, Apakah bayaran 1 Triliun merupakan hal yang begitu besar?" Jawab Ara dengan sedikit hati-hati. Tian menganga mendengar jawaban dari Ara, "Sebenarnya apa yang sedang ada di pikiran gadis ini saat meletakkan harga?" Gumam Tian dalam hatinya sendiri. Bukannya menjawab Tian malah melemparkan sebuah pertanyaan pada Ara, "Sejak kapan kamu mulai terjun ke dunia malam?" Nampak Ara sedikit berpikir sebentar, "Seperti nya baru tiga hari yang lewat Tuan." Jawab Ara. Tian menaikkan alisnya sambil kedua tangannya ia lipat di
Baca selengkapnya

Telepon Tengah Malam

Ara kembali ke kostan nya yang begitu kecil namun cukup nyaman bagi dirinya untuk tinggal di situ. Ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur nya yang terbilang tidak empuk itu. Tapi karena sudah terbiasa ia tak memperdulikan semuanya itu, yang ia tahu ia bisa melepaskan rasa penat nya.Saat ingin menutup mata, sebuah telepon masuk dari nomor Ayahnya hingga dengan cepat membuat Tiara langsung mengangkat telepon itu pada deringan ke tiga. Ia bingung dan sekaligus takut jika mendapatkan telepon dari rumah nya itu. Ia takut ada apa-apa disana."Halo yah." Ucap Tiara setelah menekan tombol hijau mengangkat telepon."Apa kabar Nak?" Tanya Ayah Kaira dise
Baca selengkapnya

Memenuhi Panggilan

Subuh sekali, Ara sudah tiba di depan pagar yang menjulang tinggi berwarna coklat tua. Di dalam sana ada rumah megah berwarna putih biru.Pintu gerbang dibuka oleh seorang satpam yang sedang bertugas pagi. "Selamat pagi Nona." Sapa satpam itu saat melihat sosok Tiara yang sedang berdiri dengan tangan dilipat di dada."Bapak tidur ya?" Tanya Ara, tatapannya begitu mendalam pada satpam itu."Anu Non, itu-""Anu apa hm?" Potong Ara cepat membuat Satpam itu semakin ketakutan.
Baca selengkapnya

Hal Yang Tak Pernah Terpikirkan

Ara melangkah kan kaki nya memasuki hotel bintang lima tersebut dengan begitu hati-hati membuat Tian mengerutkan keningnya."Apa yang kau lakukan nona? Tanya Tian saat sejak tadi Ara seperti sedang berwaspada di setiap langkahnya.Bukannya menjawab Ara malah menegang di tempatnya saat melihat seorang laki-laki sedang merangkul wanita di sampingnya sambil sesekali mencium dengan penuh nafsu pada wanita itu. Ara menghentikan langkahnya, mata nya masih sangat fokus menatap dua insan yang sedang melewati dirinya dan juga Tian."Ck! Jika sudah diperbudak oleh nafsu itu tandanya tidak mempunyai rasa malu sedikitpun. Bahkan diriku disampingnya juga tidak di hiraukan." Gumam Ara yang bisa didengar oleh Tian.Tian melihat laki-laki yang sedang melewati mereka bersama wanita cantik di sampingnya, seperti nya wanita itu adalah wanita malam.Tanpa mengatakan apapun lagi, Ara melanjutkan l
Baca selengkapnya

Kejutan Pagi

Setelah berdebat terlalu panjang bersama Tian akhirnya keduanya berakhir di sebuah warung pinggir jalan untuk memakan bubur ayam sebagai pengganjal perut di pagi hari."Ck! Tak hanya pelit kau juga perhitungan ternyata."Tian menaikkan alisnya dan menghentikan suapan lontong yang ia pesan tadi. "kenapa?" Tanya Tian seperti tidak bersalah sama sekali."Kenapa?" Ara mengulang pertanyaan Tian tadi dengan nada yang sangat kesal."Yang seperti ini kah yang membuat kau menelponku malam-malam? Sarapan seperti inikah yang kau maksud?" Lanjut Ara yang masih tak percaya bahwa Tian mengajak dirinya sarapan di warung pinggir jalan seperti saat ini.Bukannya dirinya tidak suka atau tidak level makan di warung seperti ini melainkan dirinya masih tidak terima bahwa pengusaha sukses dan terkenal seperti Tian itu mengajak dirinya sarapan ditempat ini.Bukankah seharusnya Tian mengajak dirinya makan
Baca selengkapnya

Tentang Tujuh Tahun Lalu

Setelah bisa menguasai dirinya kembali, Ara melangkah menuju meja makan bergabung bersama kedua orang tuanya. "Selamat pagi," sapa Ara kepada kedua orangtuanya. "Pagi sayang, kok telat?"  "Bukannya pak satpam sudah bilang? Tadi aku ada telepon dadakan Bu." Ibu Ara yang bernama Tika mengangguk dan kemudian menatap lekat wajah Ara yang terlihat begitu tenang sambil mengambil nasi goreng ke dalam piring nya. Benar saja apa yang telah Ara duga bahwa ibunya itu akan memasak banyak saat mendengar kabar dirinya akan datang walaupun sering sekali ia mengingkari janji nya untuk pulang itu. "Ardan, mengapa kau disitu nak. Sini, duduklah bersama." Titah sang ayah saat melihat Ardan yang hanya berdiri di tempat ia menyambut kedatangan Ara tadi. Ardan mengangguk dan kemudian berjalan mendekati meja makan. "CK! Masih punya muk
Baca selengkapnya

Usaha Ardan

Tok..tok..tok Pintu kembali diketuk oleh manusia Yang sangat malas Ara lihat. Ia tidak tahu mimpi apa dirinya semalam sampai bisa menerima nasib kurang bagus pagi ini. "Ara." Panggil Ardan dari luar dengan begitu lembut. Setelah malam itu ia tak pernah lagi mendengar suara Ardan bahkan ia lupa bagaimana suara Ardan yang selalu menenangkan dirinya dalam tangis. "Ara, please bicaralah. Aku tahu kau ada di dalam." Ara diam, ia masih menatap kosong ke arah pintu itu. Bahkan untuk membuka mulut saja rasanya begitu susah. Apakah sebegitu benci nya dirinya terhadap Ardan? "Ara beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya Ra." Ucap Ardan lagi di balik pintu itu sambil mengetuk pintu kamar Ara. Dengan langkah gontai Ara melangkah mengambil baju di lemari dan kemudian langsung melangkah menuju kamar mandi miliknya. Sepertinya ia butuh menenangkan
Baca selengkapnya

Orang Yang Datang

Lepas." Ucap Ara sambil mengeluarkan dirinya dari pelukan Ardan. Ardan menganga tak menyangka bahwa Ara bisa melakukan itu kepada nya. Sejak tadi ia berharap bahwa Ara akan kemabli menjadi adik bungsu nya seperti dulu lagi. Namun entah kenapa rasanya sulit sekali untuk menghara hak itu untuk terjadi mengingat tujuh tahun berlalu tak pernah ada sapaan ataupun komunikasi antara mereka berdua "Jangan sentuh aku lagi. Tolong, tetaplah pada batasanmu." Ardan terdiam cukup lama akibat ucapan Ara barusan. Namun setelah ia bisa menguasai dirinya ia berdehem sebelum untuk mencair kan suasana. Matanya menyapu sekeliling kamar Ara dan berhenti di sebuah bingkai foto. Bibirnya mengembangkan senyuman yang entah mau dikatakan apa
Baca selengkapnya

Ardan dan Tian

"Hai nona Pelacur." Sapa orang itu sambil mengembangkan senyumnya. Ara terdiam, ditatap nya laki-laki yang berada di hadapan itu. "Kamu lagi!" Ucap Ara yang sedikitpun tidak membuat senyum di wajah laki-laki itu luntur. "Mau ngapain kamu kesini? Aku rasa telinga mu sedang tidak bermasalah hingga perkataan ku tadi pagi pasti bisa kamu dengar dengan baik bukan?" Lanjut Ara. "Apa pembantu mu tadi tidak mengatakan siapa yang datang padamu hm?" Dengan polosnya Ara mengangguk, "Pacar katanya."  Tian mengangguk, "Nah itu kamu sudah tahu. Jadi ceritanya itu sekarang pacar kamu ini mau ngajak kamu maka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status