Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / BAB 1 ONE NIGHT STAND

Share

Kontrak Pemikat CEO Dingin
Kontrak Pemikat CEO Dingin
Author: Ilastriasanim

BAB 1 ONE NIGHT STAND

Author: Ilastriasanim
last update Last Updated: 2025-01-23 11:15:12

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Tangkapan kamera beberapa kali memotret seorang pria muda bertubuh tegap. Pria itu memperlihatkan dada bidangnya. Seorang gadis pura-pura tertidur sambil memegang ponsel. Ia bersandar mesra di bahu pria yang tertidur pulas. Di ranjang itu, bau minuman beralkohol sangat menyengat.

Gadis bernama Naira, alias 'Cleopatra', ini mencoba melakukan hal gila. Ia melepas pakaian luarnya dan kemeja pria itu. Pelan-pelan, ia kendurkan sabuk celananya, berusaha menciptakan adegan intim yang tampak alami. Hal itu ia lakukan karena sesuatu yang mendesaknya, membuatnya nekat masuk ke kamar hotel milik pria asing tersebut.

"Semoga Anda tidak marah, tuan," bisik Naira lembut, sambil tersenyum cekikikan. Ia mengambil dompet pria itu dari balik celananya, dan mengambil kartu identitasnya.

"Kendrick Wilson, umur tiga puluh tahun. Hm, CEO PT Golden Energy." Naira mengeja kartu nama di tangannya.

"Wow, rupanya benar kata Antony, pria asing ini bukan sembarang orang. Aku beruntung tak salah orang dan tak sia-sia menjebaknya." Senyum seringai Naira menoleh ke arah Kendrick yang tertidur.

Tubuh Naira mendekat menatap Kendrick, dan menyentuh wajahnya dengan usapan lembut jari telunjuknya.

"Aku akan membuatmu membayar apa yang aku butuhkan saat ini, semoga tuan tampan mau bekerjasama," bisik Naira manja mengecup bibirnya sebentar.

***

Suasana kamar yang hening tiba-tiba pecah. Kendrick berteriak. Ia mendapati dirinya tidur di samping gadis asing tanpa pakaian, hanya selimut yang menutupi mereka. Naira terperanjat dan bangkit dari tidurnya, Ia menyadari pria asing itu sudah sadar. Naira pun berteriak kaget, memasang ekspresi wajah seolah tidak sadar berada di kamar hotel bersama pria asing. Kendrick gelagapan mencari pakaiannya yang tercecer di lantai. Ia segera memakainya. Saat tak sengaja memungut pakaian dalam Naira, bola matanya membesar. Ia melemparkannya ke arah wajah Naira.

"Anda siapa? Kenapa saya bisa tidur dengan Anda tanpa pakaian?" tanya Kenrick menyelidik.

"Hey, harusnya saya yang bertanya, kenapa saya bisa tidur tanpa pakaian bersama Anda?! Anda pasti sudah melakukan sesuatu yang tidak pantas terhadap saya, Anda telah menodai ..." balas Naira terhenti ketika mata Ken tertuju ke bagian tubuh Naira yang tersingkap, Naira segera menutup bagian belahan dadanya dan memasang wajah geram.

"Jaga ucapanmu! Saya tidak melakukan apapun terhadap Anda. Jangan-jangan Anda menjebak saya untuk bisa tidur dan siap-siap memeras saya." Tangkis Kendrick menekan sambil mengalihkan pandangannya.

Mata Naira membelalak, dahinya mengernyit mengetahui pria di depannya terlalu 'to the point' bagi dirinya.

Jangan sampai rencananya gagal, batin Naira memohon.

"Hey, bagaimana caranya saya menjebak kamu?! Sementara saya tidak ingat dan mabuk. Saya juga tidak tahu kenapa ada di sini. Jangan-jangan Andalah yang sengaja menjebak saya, meniduri saya, lalu setelah itu Anda kabur tidak mau bertanggung jawab," balas Naira sedikit terisak berusaha memaksimalkan aktingnya untuk terlihat seolah menjadi korban.

Kendrick mengusap wajahnya kasar, ia merasa ini seperti mimpi buruk. Bagaimana bisa ia tertidur di hotel dalam keadaan mabuk membawa seorang gadis masuk dan melakukan hal gila semalaman. Sementara ia merasa tubuhnya tidak merasa kelelahan. Tapi melihatnya telanjang dada dan gadis itu pun tak memakai pakaiannya, pikirannya sedikit kalut dan rasanya isi perut ikut mual setelah mabuk semalam.

Ia pun duduk di tepi ranjang, tertunduk berpikir dan seketika mengingat sahabatnya yang menemaninya semalam tak ada.

"Andrew, di mana kamu?!" gumamnya mulai menyadari. Tangannya mencari-cari ponsel miliknya di antara nakas, kolong tempat tidur, dan di bawah bantal. Tak lama ia menemukannya di balik selimut yang tergulung. Tangannya segera meraih dan mengetik nomor milik Andrew.

Naira merapikan pakaiannya sambil berusaha mencuri dengar apa yang dibicarakan Kendrick terhadap temannya. Kendrick yang melihat tingkah Naira yang menyelidik langsung berpaling menjauh ke sudut kamar.

"Halo Ken, ada apa?" Suara di ujung sana terdengar santai.

"Hey, bajingan. Apa yang kau lakukan semalam?!" bisik Ken menggertak giginya.

"Hahaha ... sorry Ken, kau terlalu mabuk. Jadi saya antarkan kamu ke kamar hotel karena saya tidak kuat memapahmu pulang. Semalam kau banyak meracau kemana-mana, saya tak tahan. Kau juga berat, hahaha ..." Andrew terbahak-bahak mengingat kejadian semalam bagaimana Ken sangat merepotkannya. Ken tak terima mendengar suara santainya. Ia mengepal erat tangannya, rasanya ingin memakinya secara langsung.

"Kau tahu, gara-gara kau membawa saya ke kamar, saya jadi terjebak dengan gadis gila tak dikenal," balas Ken menekan.

"Maksudmu apa? Saya tak paham Ken." Andrew mengernyit, mencerna apa yang diucapkan Ken.

"Cepat datang ke hotelmu! Situasinya sangat membuatku ... "

Grep! Ponsel Ken di ambil paksa Naira dan menyembunyikan di balik tangannya. Sementara suara 'halo, halo' dari ujung sana masih terdengar sampai Naira yang menutup sambungannya.

"Tolong kembalikan ponsel saya, nona!" pinta Ken dengan suara beratnya. Namun, masih terdengar lembut.

"Tidak! Saya tidak mau Anda melibatkan pihak lain untuk masalah ini. Kejadian ini hanya antara saya dan tuan. Jadi, tolong hari ini kita selesaikan bersama," hardik Naira mencoba menghindari Ken yang berusaha merebut kembali ponselnya.

"Oke, saya akan selesaikan hari ini, tapi tunggu teman saya datang kesini. Karena ini adalah hotel milik keluarganya. Jadi saya ingin memastikan bukti cctv, apa yang terjadi antara Anda dan saya."

Mata Naira membelalak, 'Hah cctv? Wah gawat! Aku harus kabur, sebelum semuanya datang dan menginterogasiku. Apalagi berhadapan dengan orang-orang seperti pria ini, tak mudah jika berurusan dengan banyak orang,' gumam Naira dalam hati.

Tanpa pikir panjang, Naira melemparkan ponsel ke arah Ken yang tak siap menangkap. Ia berlari keluar menuju pintu dan membalik badan mengeluarkan sebuah dompet milik Ken.

"Saya tahan milik Anda! Kalau Anda butuh ini, silahkan cari saya." Senyum manis sambil mengerlingkan satu matanya, Naira memainkan dompet milik Ken sambil berlalu pergi.

"Hey, tunggu nona!" panggil Ken menyusul Naira yang cepat menghilang dari balik pintu.

Ken yang berdiri mematung dengan pikiran kosong, melewati kejadian sekejap mata hanya mampu mengacak-acak rambutnya. Ia melempar tubuhnya di ranjang, menatap ke langit atap kamar hotel sembari mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

"Apa yang terjadi semalam? Siapa gadis itu?" gumam Ken mengurut keningnya yang sedikit pusing efek mabuk semalam.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB II MALAM KEJADIAN

    Situasi bar cukup ramai, orang-orang dengan segala suasana hatinya menduduki tiap kursi yang mengelilingi meja bulat. Berbagai minuman keras dan makanan ringan mengisi hampir separuh meja di bar itu. Di antara deretan pengunjung, Kendrick dan Andrew tengah menikmati wiski. Andrew yang memegang botolnya dan Ken yang terus menerus meminta gelasnya untuk diisi. "Ken, kau sudah terlalu banyak minum. Dua botol sudah kau habiskan," "Sudahlah ... di luaran sana banyak wanita seperti Laura. Kau tak perlu sepatah hati ini sampai harus menghabiskan banyak gelas dan membuatmu mabuk tak karuan," "Setelah ini, saya akan kenalkan kamu pada gadis-gadis cantik kenalanku." Andrew terus membujuk Ken untuk berhenti minum. "Diam, kau! Ka-lau kau tak su-ka Ndrew, kau pu-lang sa-ja. Biar saya ...sendiri! Saya ingin ...sen ...di ...ri ..." ucap Ken meracau sedikit terbata-bata. Andrew menepuk keningnya merasa menyesal sudah membawa Ken ke bar miliknya. "Kalau tahu kau sampai begini, lebih baik k

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB III MENCARI BUKTI

    "Bagaimana, Ken? Apa yang kau temukan?" tanya Andrew tergopoh-gopoh menghampiri Ken yang sedang memperhatikan putaran ulang cctv oleh petugas hotel. Ken tidak menjawab dan memberi kode mata untuk sedikit bergeser menjauh dari petugas hotel. Khawatir petugas itu ikut menguping dan bisa jadi pembicaraan internal karena mereka tahu Ken berhubungan dekat dengan bosnya. Walaupun sebenarnya sudah menjadi hal lumrah setiap hari melihat para gadis keluar masuk hotel. Akan tetapi ini berurusan dengan citra Ken dan perusahaan ke depannya. "Saya putar dari berbagai area cctv, ada dua gadis mabuk berjalan di koridor hotel dan gadis gila itu salah satunya seperti salah masuk kamar. Nah, teman yang mengantarnya hanya membantu memapah ke arah kamar saya," bisik Ken menunjukkan putaran ulang cctv yang telah ia salin ke ponsel miliknya. Andrew yang penasaran merebut ponsel Ken dari tangannya, mengamati dengan seksama. Di video dua gadis itu terlihat tidak mencurigakan karena dari sepersekian det

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB IV SUMBER MASALAH

    "Halo, nona? Kita bertemu lagi." Suara berat pria berusia 50 tahunan. 'Ah,aku tahu pria ini' batin Naira, membuka pelan matanya melihat pria bertubuh kekar di depannya, wajahnya cukup sangar, sambil menjinjing sebuah tas hitam di tangan kirinya. Naira hanya tersenyum tipis, tapi pria itu membalasnya dengan wajah datar. "Bagaimana dengan janjimu, nona?" "A-ahh ...soal itu, ma-maaf bos Sam. Untuk kali ini, beri saya waktu seminggu lagi." Pinta Naira gugup, tersenyum berseri menampilkan gigi atasnya sambil mengatupkan kedua tangannya memohon. "Maksudmu? Kau mau berbohong lagi?!" tanya Pria itu yang dipanggil sebutan bos Sam, dengan suara meninggi. "Tidak berbohong bos! Tapi saya minta tambahan waktu lagi. Tolong untuk terakhir, kali ini saya minta perpanjangan waktu," jawab Naira dengan wajah memelas. "Kau tahu kan, konsekuensi atas ucapanmu barusan?" Naira Mengangguk. "Maaf nona, saya sudah tidak mau tertipu dengan Anda lagi. Kali ini kau harus menyerahkan surat kepemili

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB V PLAN B

    "Permisi Pak, maaf mengganggu." Sekretaris Ken masuk ke ruangan kerja Ken. "Ya, masuk. Ada apa Keisya?" jawab Ken masih fokus bekerja. Di meja itu terpampang papan nama bertuliskan Kendrick Wilson, CEO. "Pak, gawat!" Keisya mencoba memberi tahu Ken sesuatu tapi terhenti, ragu-ragu. "Lanjut, Kei." Ken mencoba santai. "Be-begini, ada hal yang tidak mengenakkan untuk Pak Ken dengar." Ken menaikkan kedua alisnya menunggu Keisya melanjutkan. Sementara Keisya masih saja gugup untuk menyampaikan sesuatu yang penting bagi bosnya, mengingat bagaimana bosnya selalu bertindak cepat dan lugas jika menyangkut citra dirinya. Dan itu berimbas merepotkannya. "Apakah Pak Ken sudah mengecek berita hari ini?" "Belum," jawab Ken singkat. "Um ... wa-wajah mirip Bapak, terpampang di berita gosip, tentang skandal Bapak." Keisya yang ragu-ragu akhirnya menyerahkan tablet ke tangan Ken, memunculkan satu layar informasi dengan tulisan judul yang mencuri perhatian. Ken yang masih belum menangka

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VI PENTHAUS

    Sebuah taksi membawa Naira ke sebuah tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tapi, tempat itu tak asing baginya karena sering melihat diberbagai brosur properti mewah. "Sudah sampai nona," ucap sopir menyadarkan lamunan Naira. Naira pun berterimakasih dan keluar mobil melanjutkan tujuannya. Kakinya segera melangkah memasuki gedung tinggi dan menaikinya dengan lift sampai tiba di sebuah apartemen paling atas. Mata Naira takjub begitu sampai di tempat kediaman Ken di sebuah penthaus mewah tempat para eksekutif tinggal. Ia pun segera mengabari Ken lewat pesan singkat saat tiba di depan pintunya. Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Ken yang berbusana santai mengenakan kaos putih dan celana jeansnya. Naira yang saat itu memakai dress bodycon ditambah outer jeansnya merasa sedikit tersipu, lantaran dirinya merasa seperti seorang gadis menemui kekasihnya untuk jalan bersama. Namun pikirannya terbuyarkan saat tangan Ken dengan cepat menariknya ke dalam dan menahan tubuh Naira menemp

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VII SALAH PAHAM

    Satu tamparan keras di pipi kanan Ken sedikit mengalirkan sensasi panas yang menjalar ke ruang dadanya. Ken ikut bangkit dan tangannya mulai memegang kedua tangan Naira dengan tatapan tajamnya. "Jangan sok suci nona! Saya tahu siapa Anda sebenarnya!" ucap Ken menghentikan tubuh Naira yang hendak melangkah keluar. "Anda pikir, ketika sudah berhubungan dengan saya, hidup Anda akan lebih mudah? Saya bahkan tahu tempatmu bekerja, nomor apartemenmu, dan juga akun sosial mediamu." Tegas Ken membuat Naira semakin terpaku. "Tolong lepaskan!!! Saya hanya minta Anda membayar apa yang telah Anda lakukan malam itu!" teriak Naira berusaha ingin kabur. Namun ingatannya terus mengawang ke arah uang yang harus ia dapatkan. Karena waktunya semakin sempit mengingat bos Sam sudah beberapa kali menghubungi untuk memperingatinya. Suasana ruang tamu semakin memanas tatkala mereka beradu mulut dan mata. Naira yang mencoba melepaskan genggaman Ken tak mampu ia tepis karena kekuatan pria di depannya l

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VIII BERTEMU PAPA

    "Maafkan saya nyonya jika saya sudah lancang masuk ke ranah pribadi milik Ken." Kepala Naira menunduk sebentar tanda minta maaf dan mendongak kembali tegak. "Apa yang akan kamu ucapkan gadis licik?!" Sergah Ken khawatir. Naira menghampirinya dan menatapnya dengan sendu. "Nyonya, sebenarnya kami sudah tidrhhhd bersmkkk ..." Ken segera menutup mulut Naira yang lancang. Matanya melotot memberi kode untuk berhenti bicara. Tangan Naira mencoba melepaskan, tapi tangan Ken terus menahannya untuk berhenti bicara. sementara mamanya dan Cath tampak kebingungan melihat tingkah kedua orang di hadapannya. "Lepaskan Ken, biarkan wanita ini berbicara!" titah mamanya mengeras, mamanya tahu kalau Ken sedang menutupi sesuatu. Naira yang terengah-engah akhirnya bersyukur bernapas lega. "Nyonya, sebenarnya ..." Naira buru-buru melanjutkan. "Mam, tolong..." Ken menyela, memohon pada mamanya. "KEN!!!" teriak mamanya memekik. "Ayo nak, bicara." "Nyonya, saya hamil anak Ken ..." ucap Naira me

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB IX CALON ISTRI

    'Bagaimana ini? Kupikir mereka akan memberikan penawaran sejumlah uang yang banyak kepadaku untuk menggugurkan kehamilan palsuku ini. Tapi Mereka malah menyuruhku menikahi anaknya. Aduh, kalau tahu serunyam ini atas tindakanku, aku lebih baik kabur saja,' batin Naira berkecamuk. "Pap, ini berlebihan. Kenapa harus sampai menikahinya? dia tidak hamil Pap! Dia bohong! Seorang penipu yang ingin memeras keluarga kita." Ken segera menjelaskannya. Naira yang tak ingin dirinya dicurigai segera bangkit mendekat dan berjongkok memohon ke papa Ken, orang sekeliling yang memandangnya semakin heran. "Tidak om, saya tidak bohong. Saya punya bukti alat tespack dan bukti foto kami tidur bersama," sela Naira spontan. Ia baru ingat jika sebelum berangkat ke rumah Ken, sudah berjaga-jaga membawa beberapa alat testpack milik teman satu pekerjaannya untuk membuktikan pengakuannya jika terjadi sesuatu. Dahi Ken mengernyit melihat tindakan Naira yang menurutnya tak habis pikir dengan semua kelicika

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIVAROMA MAWAR SEGAR

    Ken dan Naira sudah sah menjadi sepasang suami istri selama seminggu, keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Ken yang seperti biasa berangkat kerja dan sibuk di kantor sampai malam, sementara Naira mulai belajar mengenali kebiasaan dalam keluarga Ken dan berkenalan dengan para pelayan dengan tugas-tugasnya. Ia juga mengelilingi rumah keluarga Ken yang sangat luas, rumah dengan desain interior klasik modern bak istana. Di samping rumahnya, terdapat gazebo dari kayu yang lengkap dengan sofa, tanaman, tirai dan lampu berwarna kuning menambah kesan romantis karena dekat kolam renang. Dan di samping rumah satunya lagi, ada jalan menuju pintu ke arah paviliun. Sementara di belakang rumahnya terdapat lapangan golf dengan rumput hijaunya yang membuat Naira semakin takjub. Ia akhirnya mengerti kenapa Ken bisa benar-benar mudah berbuat sesuatu hal jika ia mau, karena seluruh bagian rumahnya adalah bagian interpretasi kekuatan keluarganya. "Non, maaf sudah sore, har

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIII PERNIKAHAN PURA-PURA

    Acara pernikahan akhirnya digelar dengan sangat intim di sebuah ballroom hotel pribadi milik Andrew yang disewakan. Tempat itu hanya dihadiri segelintir orang-orang terdekat kenalan orangtua Ken—bukan dari orang internal perusahaannya, hanya kolega yang tak begitu memperhatikan latar belakang mempelai wanitanya. Hari itu Naira terlihat mengenakan gaun mermaid putih dengan polesan wajah yang tipis, menampilkan sisi lainnya yang lebih anggun dan menonjolkan bentuk tubuh sempurna yang membuat mata para tamu sangat terpesona. Sementara Ken dengan setelan jas hitam model tailcoat, tubuhnya yang tegap tinggi sangat berkharisma layaknya pria matang. Semua mata tertuju pada keduanya yang tampak serasi. Acara mengucap janji suci pernikahan pun telah mereka lewati, hingga sesi foto bersama keluarga besar Ken. Sementara keluarga Naira hanya dihadiri Bos Sam sebagai wali dan gadis yang ikut menjalankan rencana Naira di malam itu untuk menjebak Ken. Bos Sam, yang dihubungi Naira

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XII MENUJU HARI-H

    Setelah kesepakatan malam itu, Ken dan Naira mulai mengurus pendaftaran pernikahan dan fitting baju pengantin secara terburu-buru, karena waktu yang diberikan papa Ken hanya dua minggu. Tapi bagi para konglomerat dan jajaran pengusaha, hal itu tak menjadikan kesulitan, cukup dengan menjentikkan jarinya saja, para pelayan yang akan sibuk mengurusnya. Hari menjelang pernikahan keduanya sudah dekat, hanya tinggal menghitung hari. Naira disibukan perawatan diri yang disediakan keluarga Ken, dan Ken tetap fokus di kantornya mengurus berkas-berkas penting untuk ditandatanganinya. Sementara Cath dan mamanya sibuk mengamati keduanya yang penuh dengan kejanggalan. "Mam, apa ini hanya mimpi burukku di siang bolong?" tanya Cath masih tak percaya dengan keputusan kakaknya. "Entahlah, Sayang. Mama jadi menyesal menelepon papa hari itu. Untuk saat ini, tetaplah berpura-pura menyetujuinya. Semoga ini tak lama," balas Jasmine lesu. Sej

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XI PERJANJIAN PERTAMA

    Naira terdiam sejenak. Ken sudah tahu masalah hidupnya. Ia mulai berpikir mencari jalan untuk bisa bernegosiasi dengan Ken. Pikirannya terhenti saat salah satu pria yang membongkar barang Naira menghampirinya dan menunduk. "Nona, mohon maaf atas kesalahpahaman ini, barang-barang milik nona akan kami kembalikan ke tempat semula. Kami mohon maaf atas kesalahan ini." "Apa? Ma-maksudnya? Saya tidak mengerti," tanya Naira kebingungan. "Bos Sam sudah menerima sisa pelunasan nona setengah jam yang lalu, jadi bos anggap urusannya sudah selesai dengan nona. Orang-orang kami akan segera menyelesaikannya, kami pamit undur diri," jawab pria itu memberi hormat menunduk. "Hey, hey, tunggu! Siapa yang melunasinya?" tanya Naira mulai penasaran, ia membuntuti pria itu untuk menjawab. "Silahkan Nona hubungi bos kami." "Apa?! O-oke!" Langkah Naira segera berbalik dan berjalan menghampiri Ken yang masih mema

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB X RAHASIA

    "Saya tahu Anda marah, Anda kecewa! Tapi jangan seperti ini! Kita bicarakan baik-baik kalau sudah di apart saya! Please ..." Naira terus berusaha memperingati Ken dengan teriakannya di dalam mobil dan Ken tetap tak menggubris. Sampai tak terasa mobil Ken akhirnya berhenti tepat di sebuah bangunan tinggi apartemen milik Naira. Ia melihat sekeliling apartemen terlihat biasa dengan desain yang minimalis. Sementara Naira menghela napas lega karena jantungnya selamat sampai tujuan. "Sudah sampai, cepat turun!" ucap Ken tiba-tiba mengusir. Naira yang ingin menyandarkan kepalanya yang pusing pun sejenak di batalkannya karena melihat raut wajah Ken yang dingin. Naira menghela napas lagi, mencoba untuk menenangkan dirinya menghadapi Ken yang seperti itu, "Baiklah, terimakasih atas tumpangannya. Tapi, saya berharap Anda mau berbicara tenang di apartemen saya soal pernik ..." "Stop! Saya sedang tidak ingin bahas! Jadi keluarlah!" sela Ken tak acuh. Sejenak keheningan terjadi. Naira mas

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB IX CALON ISTRI

    'Bagaimana ini? Kupikir mereka akan memberikan penawaran sejumlah uang yang banyak kepadaku untuk menggugurkan kehamilan palsuku ini. Tapi Mereka malah menyuruhku menikahi anaknya. Aduh, kalau tahu serunyam ini atas tindakanku, aku lebih baik kabur saja,' batin Naira berkecamuk. "Pap, ini berlebihan. Kenapa harus sampai menikahinya? dia tidak hamil Pap! Dia bohong! Seorang penipu yang ingin memeras keluarga kita." Ken segera menjelaskannya. Naira yang tak ingin dirinya dicurigai segera bangkit mendekat dan berjongkok memohon ke papa Ken, orang sekeliling yang memandangnya semakin heran. "Tidak om, saya tidak bohong. Saya punya bukti alat tespack dan bukti foto kami tidur bersama," sela Naira spontan. Ia baru ingat jika sebelum berangkat ke rumah Ken, sudah berjaga-jaga membawa beberapa alat testpack milik teman satu pekerjaannya untuk membuktikan pengakuannya jika terjadi sesuatu. Dahi Ken mengernyit melihat tindakan Naira yang menurutnya tak habis pikir dengan semua kelicika

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VIII BERTEMU PAPA

    "Maafkan saya nyonya jika saya sudah lancang masuk ke ranah pribadi milik Ken." Kepala Naira menunduk sebentar tanda minta maaf dan mendongak kembali tegak. "Apa yang akan kamu ucapkan gadis licik?!" Sergah Ken khawatir. Naira menghampirinya dan menatapnya dengan sendu. "Nyonya, sebenarnya kami sudah tidrhhhd bersmkkk ..." Ken segera menutup mulut Naira yang lancang. Matanya melotot memberi kode untuk berhenti bicara. Tangan Naira mencoba melepaskan, tapi tangan Ken terus menahannya untuk berhenti bicara. sementara mamanya dan Cath tampak kebingungan melihat tingkah kedua orang di hadapannya. "Lepaskan Ken, biarkan wanita ini berbicara!" titah mamanya mengeras, mamanya tahu kalau Ken sedang menutupi sesuatu. Naira yang terengah-engah akhirnya bersyukur bernapas lega. "Nyonya, sebenarnya ..." Naira buru-buru melanjutkan. "Mam, tolong..." Ken menyela, memohon pada mamanya. "KEN!!!" teriak mamanya memekik. "Ayo nak, bicara." "Nyonya, saya hamil anak Ken ..." ucap Naira me

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VII SALAH PAHAM

    Satu tamparan keras di pipi kanan Ken sedikit mengalirkan sensasi panas yang menjalar ke ruang dadanya. Ken ikut bangkit dan tangannya mulai memegang kedua tangan Naira dengan tatapan tajamnya. "Jangan sok suci nona! Saya tahu siapa Anda sebenarnya!" ucap Ken menghentikan tubuh Naira yang hendak melangkah keluar. "Anda pikir, ketika sudah berhubungan dengan saya, hidup Anda akan lebih mudah? Saya bahkan tahu tempatmu bekerja, nomor apartemenmu, dan juga akun sosial mediamu." Tegas Ken membuat Naira semakin terpaku. "Tolong lepaskan!!! Saya hanya minta Anda membayar apa yang telah Anda lakukan malam itu!" teriak Naira berusaha ingin kabur. Namun ingatannya terus mengawang ke arah uang yang harus ia dapatkan. Karena waktunya semakin sempit mengingat bos Sam sudah beberapa kali menghubungi untuk memperingatinya. Suasana ruang tamu semakin memanas tatkala mereka beradu mulut dan mata. Naira yang mencoba melepaskan genggaman Ken tak mampu ia tepis karena kekuatan pria di depannya l

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB VI PENTHAUS

    Sebuah taksi membawa Naira ke sebuah tempat yang belum pernah ia kunjungi. Tapi, tempat itu tak asing baginya karena sering melihat diberbagai brosur properti mewah. "Sudah sampai nona," ucap sopir menyadarkan lamunan Naira. Naira pun berterimakasih dan keluar mobil melanjutkan tujuannya. Kakinya segera melangkah memasuki gedung tinggi dan menaikinya dengan lift sampai tiba di sebuah apartemen paling atas. Mata Naira takjub begitu sampai di tempat kediaman Ken di sebuah penthaus mewah tempat para eksekutif tinggal. Ia pun segera mengabari Ken lewat pesan singkat saat tiba di depan pintunya. Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok Ken yang berbusana santai mengenakan kaos putih dan celana jeansnya. Naira yang saat itu memakai dress bodycon ditambah outer jeansnya merasa sedikit tersipu, lantaran dirinya merasa seperti seorang gadis menemui kekasihnya untuk jalan bersama. Namun pikirannya terbuyarkan saat tangan Ken dengan cepat menariknya ke dalam dan menahan tubuh Naira menemp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status