Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali

Ketika Mantan Kekasih Suamiku Kembali

last updateLast Updated : 2024-09-24
By:  SafiiaaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
87Chapters
28.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Dimalam pengantinnya, Abisatya membuat kesepakatan dengan Nisrina bahwa pernikahan itu akan berjalan hanya dalam waktu tiga puluh hari saja. Akan tetapi, sebuah kejadian naas menimpa keduanya hingga menguatkan ikatan diantara mereka. Abisatya menyesal. Nisrina terluka dan memutuskan untuk pergi, membawa benih suaminya yang tertanam karena ketidaksengajaan. Lalu, bagaimana dengan Abisatya yang sedang merasa menyesal? Akankah bisa menemukan kembali istrinya atau malah mengabaikannya dan menikah dengan Rania, kekasihnya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Bab 1

"Jangan berharap banyak dengan pernikahan ini," ujar Abisatya, laki-laki yang berdiri di samping Nisrina dengan balutan jas silver dengan tuksedo yang melingkar di kemejanya.

Pernikahan yang megah sedang digelar di sebuah ballroom hotel berbintang. Senyum bahagia terbit di wajah seluruh tamu undangan dan seluruh keluarga tapi tidak dengan sepasang pengantin yang sedang berdiri di atas pelaminan yang dihiasi dengan kembang mawar putih itu.

Nisrina hanya diam. Ia meremas gagang bunga tangan yang sejak awal acara diberikan oleh perias. Kain pembungkus gagang itu basah oleh keringatnya yang sejak tadi merasa cemas sebab ekspresi laki-laki di sampingnya tidak ada keramahan sedikitpun.

"Aku hanya menuruti permintaan Papa. Aku terpaksa melakukannya."

Nisrina tersentak. Akad yang sudah terucap di depan penghulu bukanlah sekedar kata yang bisa dimainkan sesuka hati. Akad itu sakral, bahkan mampu menggetarkan Arsy Allah. Bagi Abi akad itu bisa saja sekedar ucapan, tapi tidak untuk Nisrina.

"Terpaksa ataupun tidak, akad itu sudah terucap dan mengikat kita sebagai pasangan suami istri." Nisrina memberanikan diri menjawab ucapan suaminya. Ia merasa harus mengingatkan sesuatu yang salah pada orang yang sudah menjadi imamnya.

"Terserah kamu. Aku tidak peduli. Aku sudah kehilangan rasa pada wanita setelah kepergian Raniaku."

"Masa lalu sebaiknya disimpan, bukan untuk terus dikenang. Apalagi sampai menimbulkan trauma. Kukira perjodohan ini terjadi karena kita sama-sama ingin serius menjalani rumah tangga, tapi ternyata aku salah."

Nisrina tersenyum sumbang. Hatinya sudah tercabik oleh kata-kata laki-laki yang belum lama menjadi suaminya itu.

"Trauma atau tidak, itu bukan urusanmu. Yang jelas aku hanya mengikuti apa yang Papa minta sebab ancaman yang sudah diucapkannya padaku." Abi menjawab dengan raut datar. Ia tak peduli dengan hati perempuan yang ada di sampingnya itu.

"Sekarang sudah menjadi urusanku sebab Mas adalah suamiku. Soal ancaman itu, aku tidak ikut campur. Bapak tidak mengatakan apapun padaku ketika memintaku menjadi menantunya."

Disela-sela tamu yang datang untuk bersalaman, sepasang pengantin itu terus berdebat. Tidak peduli keduanya menjadi tontonan para undangan yang datang, perdebatan itu terus saja terjadi antara keduanya.

Nisrina meremas gagang bunga tangan yang sejak tadi digenggamnya. Rasa kesal atas ucapan sang suami terpaksa harus dilampiaskan pada benda yang sedang dipegang itu. Hanya aroma kembang Sedap Malam yang tertata rapi di samping kursi pelaminan yang membuatnya betah berada di tempat itu, sebab Nisrina menyukai aromanya.

Beberapa jam kemudian, seluruh tamu sudah kembali pulang. Hanya ada keluarga inti yang sedang menikmati makanan khusus yang sudah disediakan.

"Ayo sini makan dulu, Nak," ajak Rumaisha, orang tua Abi. Ia menyambut anak dan menantunya untuk turut bergabung di meja bundar yang berisi aneka menu makanan.

Nisrina mengangguk. Ia tersenyum ramah pada ibu mertuanya. Bagaimana pun sikap Abisatya, tidak seharusnya membuatnya bersikap buruk pada anggota keluarga yang lain, terutama kedua orang tuanya.

"Iya, Ma." Nisrina menjawab sopan. Ia meletakkan bunga yang dipegangnya di atas kursi yang akan didudukinya, lalu pergi menuju kamar mandi yang berada tak jauh dari meja itu.

Tanpa menunggu sang istri, Abisatya duduk di kursi sebelah Nisrina meletakkan bunga dan mengambil piring yang sudah tertata rapi di atas meja.

"Makan sendiri saja, ngga tunggu istrinya?" goda Ferdi, sepupu Abi yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengannya. Ia duduk di kursi yang terdapat bunga pengantin milik Nisrina.

"Biarin. Dia punya tangan sendiri, ngapain aku tunggu dia."

"Wah, roman-romannya tercium aroma pertikaian," seloroh Ferdi sambil memainkan bunga yang dibawanya.

"Terserah kamu. Aku lapar." Abi tak peduli dengan sepupunya. Ia sibuk menikmati nasi goreng dengan ayam kecap yang sudah ada di hadapannya.

"Fer, kamu ganggu saja. Biar pengantinnya makan dulu," ujar Bu Rumaisha setelah melihat Nisrina kembali dari tolilet.

Ferdi pun bangkit. Ia membungkuk mempersilahkan Nisrina duduk di kursi yang ia duduki, bak pelayan yang sedang mempersilahkan tuannya.

Nisrina mengangguk sopan. Ia lantas duduk di kursi itu dan menerima uluran piring dari lelaki yang memakai jas hitam itu.

"Silahkan, Mbak. Makan dulu," ujar Ferdi sambil menyerahkan piring kosong dan sendoknya pada Nisrina.

"Makasih, Mas," jawab Nisrina sopan. Ia menghargai pemberian suadara suaminya itu.

Melihat perbuatan sepupunya itu, Abi terbatuk karena kaget. Ia tak menyangka Ferdi akan memperlakukan istrinya dengan sebegitu spesialnya.

"Minum dulu, Mas," ujar Nisrina sambil meraih segelas sirup yang ada di depannya pada sang suami. Ia tak peduli dengan sikap ketus yang diberikan Abi sebelumnya. Sebagai seorang istri, ia merasa harus memperlakukan sang suami dengan sebaiknya.

Ferdi terbahak melihat tingkah sepupunya yang berhasil ia kerjai. "Begitu saja sudah syok, makanya jangan sok ngga peduli."

Tanpa mempedulikan sepupunya, Ferdi pun pergi meninggalkan meja pengantin itu dengan perasaan puas. Ia gemas sebab wajah Abi tidak pernah ramah selama acara pesta berlangsung. Terlihat jelas bahwa pernikahan itu adalah sebuah keterpaksaan yang terpaksa ia jalani.

"Apaan sih," gerutu Abi sambil meraih dengan kasar gelas yang diulurkan oleh istrinya, lalu meneguk isinya dengan terburu.

Nisrina menghela napas dalam. Sepertinya, ia harus terbiasa dengan sikap Abi yang keras itu.

Usai menikmati hidangan, Abi pergi menuju kamar yang sudah disiapkan oleh pihak Wedding Organizer untuk malam pengantin mereka. Ia bahkan mengabaikan sang istri yang berjalan tertatih di belakangnya sebab gaun berat yang membungkus badannya.

Tak hanya itu, sepatu tujuh senti yang menjadi alas kaki Nisrina pun turut membuatnya sulit berjalan sebab ia tak terbiasa.

Tangan Nisrina mengangkat gaun yang menjuntai di bagian belakang agar ia bisa berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Berat, tapi tak menyurutkan langkahnya sebab letih yang sudah mendera.

Namun, langkah Nisrina terhenti manakala ia melihat sang suami tengah memeluk seorang wanita di depan kamar yang akan mereka tempati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Anugrah
bagus cerita nya semoga cepet up lagi ya kak.....
2024-09-05 10:35:13
1
87 Chapters
Bab 1
Bab 1"Jangan berharap banyak dengan pernikahan ini," ujar Abisatya, laki-laki yang berdiri di samping Nisrina dengan balutan jas silver dengan tuksedo yang melingkar di kemejanya.Pernikahan yang megah sedang digelar di sebuah ballroom hotel berbintang. Senyum bahagia terbit di wajah seluruh tamu undangan dan seluruh keluarga tapi tidak dengan sepasang pengantin yang sedang berdiri di atas pelaminan yang dihiasi dengan kembang mawar putih itu.Nisrina hanya diam. Ia meremas gagang bunga tangan yang sejak awal acara diberikan oleh perias. Kain pembungkus gagang itu basah oleh keringatnya yang sejak tadi merasa cemas sebab ekspresi laki-laki di sampingnya tidak ada keramahan sedikitpun."Aku hanya menuruti permintaan Papa. Aku terpaksa melakukannya."Nisrina tersentak. Akad yang sudah terucap di depan penghulu bukanlah sekedar kata yang bisa dimainkan sesuka hati. Akad itu sakral, bahkan mampu menggetarkan Arsy Allah. Bagi Abi akad itu bisa saja sekedar ucapan, tapi tidak untuk Nisrina
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more
Bab 2
Bab 2Binar haru tak lepas dari wajah laki-laki yang sedang mendekap erat badan seorang wanita berambut panjang itu. Matanya memejam, tapi senyum penuh kelegaan itu tak luntur dari bibir Abisatya.Hati Nisrina bak disayat sembilu. Laki-laki yang ia kira bisa menjadi sandaran setelah akad rupanya telah lebih dulu memasang benteng diantara mereka, bahkan sebelum Nisrina memulai usahanya."Mas," lirih Nisrina lemas. Lidahnya tercekat, seperti tertahan untuk menghentikan apa yang sedang terjadi di depannya. Dadanya pun turut memberikan respon, hingga membuatnya sulit bernapas.Sepasang kekasih itu pun mengurai pelukannya sebab suara Nisrina yang menjadi satu-satunya suara dalam lorong itu. "Kamu," lirih Abisatya kaget. Ia tidak menyangka kalau Nisrina sudah sampai di hadapannya dan melihat semua itu. Binar kelegaan itu seketika berubah menjadi sebuah rasa cemas.Perempuan yang baru saja dilepas oleh Abi itu memicingkan matanya menatap Nisrina, yang masih memakai pakaian pengantin. Tanpa
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more
Bab 3
Bab 3Nisrina menyandarkan punggungnya di dinding depan kamar. Sekuat apapun ia berusaha menutupi rasa kecewanya di depan sepasang kekasih itu, ia tetap wanita lemah yang membutuhkan sandaran ketika hatinya terluka."Rin?" panggil seseorang yang seketika membuat Nisrina mengusap air mata di wajahnya.Ferdy mendekat dan memicingkan matanya menatap istri sepupunya yang baru saja menikah sedang memejamkan mata sambil kepayahan mengatur napas."Kenapa? Kamu lihat mereka tadi?" tanya Ferdy dengan tatapan masih memindai wajah ayu yang tengah basah di depannya."Apa kamu habis berantem sama mereka?" Lagi, Ferdy tak puas dengan Nisrina yang hanya diam tanpa menjawab pertanyaannya. Tangannya menunjuk arah di mana Abi dan Rania berjalan.Nisrina menghela napas berat. Ia tak mau membuka masalah rumah tangganya di depan orang lain, tapi Ferdy melihat dengan mata kepalanya sendiri."Mas lihat mereka?" tanya Nisrina sebelum ia menjawab pertanyaan sepupunya.Ferdy mengangguk. "Makanya aku ke sini. T
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more
Bab 4
Bab 4"Berusahalah menjadi yang terbaik sekalipun kamu harus berperang dengan egomu sendiri karena penyesalan selalu datang diakhir." Nisrina teringat ucapan Ferdy sesaat setelah sepasang kekasih itu pergi dari hadapannya.Namun, tatapan mata Abisatya untuk Rania cukup membuat hati Nisrina kebat kebit. Sebagai seorang istri baru, mendapati sang suami menatap mantan kekasihnya sedemikian dalam dan hangat membuat segumpal daging dalam dadanya terasa sakit."Jangan lupa, ada Om dan Tante yang ada dipihakmu. Kamu istri sah, kamu menang meskipun hatinya belum jadi milikmu." Lagi, Ferdy memberikan semangat.Nisrina merasa mendapatkan angin segar. Meskipun sakit, ia harus berusaha untuk menjadi istri yang berkesan untuk suaminya setelah penolakan itu terus diberikan oleh sang suami.Dering ponsel yang menggema membuyarkan lamunan Rania dari ingatannya tentang kejadian beberapa waktu lalu bersama Ferdy. Ia segera meraihnya dan melihat layar yang sedang menyala itu."Mas Bian?" Dahi Nisrina me
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more
Bab 5
Bab 5 "Lepas, Mas!" ucap Nisrina saat tangan kekar itu merengkuhnya dalam dekapan."Tidak, Sayang! Aku tidak akan melepaskanmu! Kamu kemana saja? Mas cari kamu tapi kamu tidak ada!" Abian meracau. Ia mendekap erat badan langsing yang ada di depannya, tak peduli banyak pasang mata yang memperhatikan. "Apa-apaan ini!" teriak seorang wanita paruh baya. Ia berjalan dengan cepat dan mengurai pelukan sepasang anak manusia itu.Tangan yang tak lagi mulus itu dengan kerasnya menyingkirkan badan anak laki-lakinya. Lalu dengan penuh semangat, tangan itu terangkat dan mendarat dengan kerasnya di pipi mulus milik Nisrina.Rasa panas seketika menjalari wajah ayu Nisrina. Tak hanya di wajah, rasa panas itu menjalari sekujur tubuh wanita yang baru saja melepas masa lajangnya."Bu!" sentak Abian keras. "Diam kamu! Sudah Ibu bilang jangan dekati wanita tidak jelas ini!" hardik wanita berkerudung pasmina itu. Ia menatap wajah anak laki-lakinya dengan tajam bak Elang yang menemukan mangsanya.Bibir w
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
Bab 6
Bab 6Sebuah paperbag berisi baju sudah berada di tangan Nisrina, sesuai dengan perintah sang mertua. Ia membawa benda itu masuk ke dalam mobil, di mana Abisatya sedang berbincang dengan seseorang di ujung telepon."Aku balik dulu ya, Sayang? Setelah itu aku ke sana," ujar Abi sebelum mengakhiri panggilannya."Beneran ya? Jangan lama-lama." Suara diujung panggilan samar terdengar di telinga wanita yang duduk di samping Abisatya itu."Iya. Setelah sampai rumah Mama, aku langsung pergi ke tempat kamu."Nisrina hanya diam dan duduk sambil meremas tali paperbag yang berisi baju pesanan mertuanya. Hatinya yang terluka, makin terluka dengan apa yang baru saja ia dengar. Panggilan sayang yang seharusnya menjadi miliknya, dengan mudahnya dilontarkan oleh lelaki bergelar suami untuk wanita lain.Nisrina menghela napas dalam. Betapa pernikahannya dimulai dengan ujian berat yang rasanya ia tak sanggup untuk memikulnya."Kita ke rumah Mama dulu ya?" ucap Abisatya setelah meletakan ponselnya di at
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more
Bab 7
Bab 7Abisatya lebih dulu meninggalkan mertua dan menantu itu di dalam ruang tamu. Bibirnya mengatup rapat. Hatinya menahan kesal sebab acaranya berantakan gara-gara mamanya.Dering ponselnya kembali terdengar. Nama Rania kembali muncul dalam layar panggilan tersebut.Dengan segera Abi menggeser tombol gagang telepon warna hijau agar segera terhubung dengan wanita di ujung panggilan sana."Sayang, kenapa ngga diangkat? Lama sekali kamu, kemana aja sih! Aku sudah ngga sabar pengen ketemu," gerutu Rania. Ia sudah menunggu lebih dari setengah jam tapi Abi tak kunjung datang."Iya. Sebentar ya. Aku pasti ke sana. Kamu tenang saja." Abi makin menahan kesal karena suara rengekan Rania."Cepetan ya? Aku sudah kangen sama kamu. Aku ingin cerita banyak, juga pengen disayang-sayang sama kamu."Abi terkekeh. Rengekan Rania itu sedikit mengurangi rasa kesalnya akibat ulah mamanya."Iya. Sabar. Tunggu ya?" jawab Abi kemudian.Saat Nisrina masuk ke dalam mobil, Abi segera mematikan panggilannya. Ia
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more
Bab 8
Bab 8Abi memandangi tubuh langsing yang sedang terbaring di atas ranjang dengan pakaian tipis yang membungkus badan itu, menampakkan sedikit gumpalan daging di dadanya. Wajah yang cantik dengan rambut tak beraturan menutupi wajah membuat kecantikan alami dari perempuan itu terpancar sempurna.Ada orang yang bilang bahwa kecantikan alami seorang wanita itu terpancar ketika ia sedang terlelap. Benar saja. Abi melihat itu di wajah Nisrina, wanita yang sedang terlelap dengan lingerie melekat di tubuhnya. Wajah polos tanpa mekap dan tetap terlihat bersih dan putih. Kecantikan alami dari seorang wanita.Abisatya tersenyum melihat wajah ayu yang sedang terlelap itu tampak cantik. Berbeda dengan Rania yang selalu memakai mekap di wajahnya. Meskipun tidak tebal, Rania tidak pernah lepas dari bedak dan lipstik. Namun meskipun begitu, Abi tetap cinta kepada Ranianya."Rin," panggil Abi. Ia merasa risih melihat Nisrina dengan pakaian seperti itu. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
Bab 9
Bab 9Sepasang laki-laki dan perempuan itu terperanjat mendapati sosok yang sedang berdiri di depannya. Tautan tangan yang semula menyatukan kedua badan mereka seketika terlepas. Senyum yang awalnya terbit di wajah dua insan itu tiba-tiba lenyap saat mendapati sosok yang tengah berdiri di depan mereka."Ratih?" gumam Nisrina. Matanya menatap sosok yang selalu berada di sisinya saat suka dan duka sebelum pernikahan itu terjadi. Dadanya berdegup kencang mendapati wanita yang sudah ia anggap layaknya saudara bisa sebegitu bahagianya dengan lelaki yang baru saja ia putuskan cintanya.Nisrina lupa bahwa orang yang paling dekat dengannya berpeluang besar menjadi orang yang paling melukai. Layaknya apa yang dilakukan oleh Abisatya padanya."Rin," lirih Ratih. Paperbag yang ada di tangan Ratih seketika terjatuh. Ia menutup mulutnya tak percaya bisa berjumpa dengan sahabatnya saat sedang jalan dengan Abian. Ratih tertangkap basah."Jelaskan padaku apa ini, Mas? Sejak kapan kalian menjalin hubu
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
Bab 10
Bab 10"Apa maksudmu?" tanya Nisrina dengan tatapan menelisik. "Aku memang punya rumah. Tapi itu akan kutempati dengan Raniaku nanti." Abi berujar dengan santainya. Tak peduli jika kalimat itu akan menyakiti istrinya.Nisrina mencebikkan bibirnya. "Lalu, kita akan tinggal di rumah Mama? Dan di kamar yang sama? Mas yakin?" tanya Nisrina dengan tatapan tak yakin."Hanya sebulan, kan? Itu bukan waktu yang lama untuk kita hidup bersama dalam satu kamar.""Satu atap oke lah, tapi kalau satu kamar selama sebulan? Kamu sehat?" Nisrina mencoba mengutarakan ketidaksetujuannya.Laki-laki di depan Nisrina itu tercengang. Ia tidak berpikir sejauh itu.Tiba-tiba saja apa yang terjadi di kamar hotel tadi terlintas di kepala Abi. Badan Nisrina yang terbalut pakaian minim bahan kembali muncul dalam ingatannya. Bukankah jika tinggal dalam satu kamar hal serupa bisa saja terulang kembali?Abisatya menghela napas kasar. Rumah itu telah lama disiapkannya dengan Rania, lebih tepatnya sebelum Rania pergi
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status