Kaisar Dewa Regera

Kaisar Dewa Regera

last updateLast Updated : 2024-03-28
By:  Aldho Alfina  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
136Chapters
3.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Terlempar ke masa ribuan tahun yang lalu setelah kejadian naas yang menimpanya secara bertubi-tubi. Akara mulai melakukan perjalanannya agar bisa mengubah takdir di masa depan. Zaman ini adalah masa di mana dapat disebut sebagai masa kekacauan. Tidak semua orang dapat memadatkan energi menjadi aura, tingkatan ranah yang masih abu-abu, terjadi peperangan di berbagai tempat, bahkan nyawa manusia seakan tiada harganya. Peradaban yang baru seribu tahun, diperlakukan semena-mena oleh peradaban yang jauh lebih tua. Menggunakan nama samaran Regera, berbagai rahasia dunia ia bongkar, bahkan membuat dirinya disegani oleh para Naga Primordial. Para makhluk agung yang diciptakan bersama dengan dunia baru, ditugaskan menjadi pengawas sekaligus penyeimbang. Tapi nyatanya, mereka hanya layaknya hewan peliharaan para makhluk yang menyebut dirinya sebagai Dewa. Bersama para Naga Primordial, melakuakn pertarungan panjang demi kebebasan dunianya, mengumandangkan namanya di berbagai penjuru dunia, bahkan menciptakan belenggu dan tingkatan ranah agar dunianya bisa bangkit. Dengan semua pencapaiannya, akankah ia mampu mengubah takdir naas yang menimpanya di masa depan?

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Neraka?!

Neraka, mungkin kata yang tepat untuk menyebut dunia yang gelap dan berselimutkan api. Memiliki awan yang terlihat kemerahan, menahan cahaya api agar tidak tertelan kegelapan langit. Tepat di bawah gunung berapi yang terus memuntahkan lelehan lava, kekacauan terjadi. Ribuan roh api berkerumun. Makhluk berupa gumpalan api berbentuk manusia dengan sepasang mata merah menyala. "Manusia?" suara berat keluar dari mulut iblis api, makhluk yang sama dengan roh api, namun memiliki cakar tajam dan bagian wajah yang lengkap dan menakutkan. Para roh api menjaga jarak darinya, namun ada seorang manusia di depannya. Pemuda berumur 20 tahunan, jaket kulit hitam yang ia kenakan telah berlubang di berbagai tempat, namun tidak ada luka sedikitpun pada tubuhnya. Memiliki wajah tenang tanpa ekspresi, dengan rambut panjang yang disisir satu arah ke samping hingga menutupi jidat dan telinganya. Ia telah memasang kuda-kuda, sambil menggenggam sepasang pedang kayu hitam yang sudah mengkristal. Tanah yang

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aldho Alfina
update setiap hari tanpa bolong, kalau dapat promosi dan rame, author pasti langsung crazy up.
2024-02-07 20:14:54
2
user avatar
Master KidOO
Bagus dan lanjutkan. Jiayo!!
2024-01-31 01:19:47
1
user avatar
Rai Seika
Semangat selalu updatenya, Thor ᕙ( • ‿ • )ᕗ
2024-01-28 05:37:05
1
user avatar
Zhu Phi
Tinggalin jejak di sini. Lanjutkan sampai tamat. semangat Naga :)
2024-01-26 10:02:17
1
user avatar
Jimmy Chuu
Berkunjung ... novelnya bagus
2024-01-18 19:02:13
2
user avatar
imron Rosid
akhirnya sekian lama menunggu, terbit juga lanjutan dari akara
2023-12-14 13:31:04
2
user avatar
Sape Piye
mantap thor..semoga terus suksess thor..semangat update ny...gass kannz
2023-12-01 10:16:08
2
user avatar
Aldho Alfina
Bismillah, Desember mulai update harian, semoga lancar sampai ending yang memuaskan. l
2023-11-26 13:57:49
3
136 Chapters

1. Neraka?!

Neraka, mungkin kata yang tepat untuk menyebut dunia yang gelap dan berselimutkan api. Memiliki awan yang terlihat kemerahan, menahan cahaya api agar tidak tertelan kegelapan langit. Tepat di bawah gunung berapi yang terus memuntahkan lelehan lava, kekacauan terjadi. Ribuan roh api berkerumun. Makhluk berupa gumpalan api berbentuk manusia dengan sepasang mata merah menyala. "Manusia?" suara berat keluar dari mulut iblis api, makhluk yang sama dengan roh api, namun memiliki cakar tajam dan bagian wajah yang lengkap dan menakutkan. Para roh api menjaga jarak darinya, namun ada seorang manusia di depannya. Pemuda berumur 20 tahunan, jaket kulit hitam yang ia kenakan telah berlubang di berbagai tempat, namun tidak ada luka sedikitpun pada tubuhnya. Memiliki wajah tenang tanpa ekspresi, dengan rambut panjang yang disisir satu arah ke samping hingga menutupi jidat dan telinganya. Ia telah memasang kuda-kuda, sambil menggenggam sepasang pedang kayu hitam yang sudah mengkristal. Tanah yang
Read more

2. Para Naga Primordial

Ruangan dengan sofa dan televisi layaknya ruang tamu di dunia tekhnologi modern, sepasang kekasih sedang bercanda ria di sana. Suara gelak tawa keduanya mengisi ruangan yang cukup kecil itu, namun tiba-tiba terhenti. Getaran terjadi.Merasakan tanda-tanda layaknya gempa, mereka langsung bergegas keluar. Karena terburu-buru, mereka tidak menyadari adanya portal yang berada tepat di depan pintu. Walau sempat berpegang pada gagang pintu, namun daya hisap portal begitu kuat, membuat tangannya tergelincir dan terhisap portal. Tidak ada yang bisa keduanya lakukan selain saling memeluk agar tidak terpisah.Begitu sadar, sang gadis sudah berada di sebuah tempat yang sepenuhnya berwarna putih. Karena tidak menemukan keberadaan kekasih di sampingnya, ia langsung berdiri, menoleh dengan cepat ke segala sisi. "Al?... Al!... Al!?" teriaknya beberapa kali namun tak kunjung mendapatkan jawaban. Tidak hanya dirinya sendiri, di sana ada 4 orang wanita lainnya dan 5 laki-laki. Kondisi dan pakaian yang
Read more

3. Naga Api yang misterius

Tepat di tengah altar yang dikelilingi oleh kawah, Akara duduk bersila di sana. Energi bagaikan selendang sutra yang begitu lembut, mengalir dari sekitar gunung menuju ke tengah kawah. Seluruh energi itu berkumpul pada sebuah tungku Alkimia, berbentuk oval dengan ukiran dan ornamen yang indah menyelimutinya. Tungku yang terbuat dari kristal hitam keunguan itu berdiri di atas kobaran api hitam pekat layaknya bayangan yang bergejolak. Pemuda berjaket hitam itu nampak begitu fokus mengendalikan aliran energi dan kobaran api dengan kedua tangannya yang menjulur ke depan. Tidak berselang lama, aliran energi yang tenang bagaikan selendang sutra menyebar, seakan ditahan agar tidak memasuki tungku. Beberapa saat kemudian, pilar energi mencuat dari tungku, menyeruak awan merah di atas sana, bahkan menghembuskan gelombang energi ke segala arah. Energi yang menggetarkan seluruh benda yang dilewatinya, disusul menyusutnya pilar energi dengan cepat, menyisakan lubang pada awan merah dan menampakk
Read more

4. Ritual di balik portal!

Matahari telah tenggelam sepenuhnya di dalam cakrawala, namun masih menyisakan cahaya semburat merah yang mewarnai langit. Pantulannya cukup untuk memperlihatkan genangan darah yang sudah mulai mengering di tanah yang hancur. Daratan lapang yang cukup luas sudah tak karuan, mayat para prajurit berserakan dengan kondisi yang mengenaskan. Berbagai senjata tajam masih setia menemani pemiliknya, menjadi saksi bisu kengerian peperangan yang sebelumnya terjadi. Di antara lautan mayat, terlihat beberapa pergerakan. Bermodalkan obor untuk penerangan, mereka menarik pakaian dari salah satu mayat prajurit. Kain yang sudah berlumuran darah itu ia kepalkan di tangan, lalu mencelupkannya pada genangan darah di sekitarnya. Bagaikan kuas untuk melukis, ia menggunakan tanah layaknya kanvas. Simbol yang rumit terlukis satu persatu, berjejer di pinggir garis yang membentuk lingkaran sempurna. Kini giliran yang lainnya, ia berdiri di samping simbol, melakukan beberapa segel tangan dan memulai ritual.
Read more

5. Kemarahan Sang Naga

Sangkar api yang sebelumnya dipenuhi oleh kekacaun dan suara bising, kini nampak tenang dan hanya terdengar suara gemuruh dari air terjun magma. Genangan magma mengalir cukup tenang, tanpa adanya riak yang begitu berarti. Tepat di ujung sangkar, pemuda bermata gelap duduk jegang dan bersandar pada jeruji api. Genangan magma tidak bisa menjangkaunya, seakan ada benteng transparan yang mengitarinya. Walau telah melewati pertarungan panjang semalaman, tidak ada luka sedikitpun di tubuhnya, bahkan kemeja hitamnya masih begitu rapi layaknya orang kantoran.Saat itulah wanita bergaun api muncul di atas sangkar dan menjentikkan jari lentiknya. Jeruji api memudar, melebur dengan udara terhembus angin lembut saat tubuhnya turun perlahan-lahan.Karena sandarannya menghilang, pemuda itu berdiri dan menatap kedatangan sang Naga api. Sebelum memijakkan kakinya di atas magma, Rani berkata dengan suara lembut nan tegasnya."Jika memperlihatkan kekuatanmu dari awal, dirimu tidak akan berada dalam ke
Read more

6. Pertarungan vs Naga Api

Akara yang sudah sangat lemas, ditambah dengan tekanan dari aura Naga yang begitu besar, membuat dirinya tersungkur memeluk lantai. Komo juga tidak jauh beda kondisinya, bahkan segera mengecil kembali. Akan tetapi, pemuda bernama Sin masih berdiri dengan tenang, ia tak bergeming sama sekali. Melirik Akara yang sudah tak berdaya, ia menyeringai dan menjentikkan jarinya. Sebuah portal muncul di lantai, tepat di bawah tubuh Akara dan menelannya beserta Komo. "Oii! blubp blubp blubp," teriakan Akara terdengar sekilas, disusul suara aneh seperti orang tenggelam.Rani yang masih duduk di singgasana seketika mencengkram erat sandarannya dan mengulurkan tangan lainnya ke depan. Ia mencengkram udara dan berkata."Kembalikan Regera!" Belenggu api di jantung Sin mulai mencengkram, namun … Crang!... Belenggu hancur, sontak membuat Rani berdiri. Naga api di atasnya seketika menyemburkan api, begitu besar bagaikan mesin roket hingga mencapai jauh di bawah gunung. Bisa dipastikan Sin tidak bisa ka
Read more

7. Naga Es dan Ular Naga Angin

Kekaisaran Gletser AbadiSebuah tata surya dengan 3 planet yang tidak mendapatkan cahaya sedikitpun. Jika tata surya pada umumnya mengorbit pada suatu bintang (Matahari adalah nama sebuah bintang), Gletser Abadi mengelilingi sebuah lubang hitam kecil. Sebuah titik dengan gaya magnet yang sangat luar biasa, membuat ketiga planet tetap pada jalur orbitnya.Planet berwarna putih bersih, namun jika dilihat lebih dekat, itu bukan warna aslinya. Badai salju menyelimuti seluruh permukaan planet, dengan ketinggian ratusan meter dan dengan kecepatan angin ratusan kilometer per jam. Suhu dingin yang sangat ekstrim tanpa adanya cahaya, tidak mungkin ada kehidupan di permukaan planet. Namun jika masuk ke dalam planet yang sepenuhnya berupa gletser berwarna biru, dapat ditemukan sebuah gua raksasa. Pemukiman penduduk berada di sana, bangunan dan seluruh tempat terbuat dari Gletser es. Sama seperti di alam roh air, gletser es di sana bercahaya, menerangi seluruh sisi. Tidak ada tanah, namun tumbuh
Read more

8. Nyawa manusia tidaklah berharga

Angkasa lepas yang seharusnya sunyi, sekarang begitu bising dengan dentuman keras tanpa henti. Robekan kehampaan seperti layar LCD yang dicakar cakar memenuhi angkasa, akibat kedua makhluk superior yang bertarung dengan sengit. Naga Es dan Ular Naga Angin saling mengejar, mengayunkan cakar, ekor dan sayap, bahkan menyemburkan kristal es dan bilah angin yang tajam. Kedua tubuh asli kedua Naga juga tidak jauh beda, mereka saling menyerang dan melesat ke arah planet Gletser Abadi. Badai salju yang menyelimuti planet telah berhamburan, tertiup menjauh hingga nampak permukaannya. Terlihat bukit-bukit rata yang diselimuti oleh salju, sedangkan pandangan langit di atasnya juga dipenuhi oleh robekan kehampaan. Seakan melukis udara dengan tinta hitam bercorak garis-garis yang tajam. Bagaikan 2 petir yang merambat di udara, keduanya melesat sangat cepat, dengan disusul ledakan saat kedua kilatan itu bertemu. Saat keduanya sibuk melayangkan serangan fisik, kristal es dan tebasan angin terus te
Read more

9. Portal!

Friss yang sudah melesat dan hampir membelah tebalnya gletser es, tiba-tiba terhenti dan menoleh ke arah kerucut es raksasa yang dibuatnya. Ia terdiam seakan tidak yakin apa yang telah terjadi, benar seperti dugaannya, dinding es mulai retak. Dalam sekejap meledak, hancur berkeping-keping dan ledakan yang berupa amukan angin terus menyebar dengan cepat. Seakan sebuah balon yang terus membesar, menggerus gletser es yang menyelimuti planet, mencacah-cacah es layaknya sebuah agar-agar. …Gemuruh terdengar dari dalam planet, baik para warga yang terluka di pemukiman yang hancur tertimpa bongkahan es, maupun kedua belah pasukan di udara yang masih bertarung langsung mendongakkan kepalanya. Para pasukan berjubah yang sudah kelelahan, kini langsung terbelalak sangat ketakutan dan berteriak. "Tamat! Tamat sudah hidup kita!" Tepat saat itu langit seakan runtuh, menimpa mereka semua dalam sekejap. Angin telah mencacah semuanya.…Amukan angin meluas sangat cepat hingga dalam sekejap sudah me
Read more

10. Keberadaan Akara diketahui!

Komo yang melihatnya langsung geleng-geleng heran dan berkata. "Beruntung kau bocah, waktu itu nona Lina saat bertemu denganmu tidak dalam kondisi prima!"Akara hanya tersenyum bangga, lalu kembali mengamati. Kepala Segoro mencair kembali, namun tubuhnya masih membeku."Kau dingin sekali, padahal sampai mengorbankan jutaan nyawa untuk memanggilku." Ia berkata sambil tersenyum penuh percaya diri. Akan tetapi, hal itu membuat Friss menatap tajam, bahkan seketika terbentuk cakar Naga dari kristal es di kedua tangannya. "Matamu buta?" ucapnya geram membuat Segoro tersenyum kecut dan bertanya. "Apa yang terjadi nona?""Zetes menyerangku, dia jadi budak para makhluk sialan itu!" Friss terlihat begitu geram, bahkan tanpa sadar energinya meluap, membuat serpihan es di sekitarnya jadi terselimuti oleh kristal es baru yang tajam. Melihat hal itu ia langsung menoleh ke arah dunia Gletser Abadi. Dari celah dunia yang terbuka, hawa dingin menyeruak masuk, membekukan pemukiman di pinggiran sana.
Read more
DMCA.com Protection Status