Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan

Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-03
Oleh:  Imamah NurTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
38 Peringkat. 38 Ulasan-ulasan
144Bab
17.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Menikah dengan pria tampan dan mapan pasti menjadi dambaan bagi setiap kaum hawa. Apalagi jika yang menikahi adalah seorang pengusaha muda yang sukses di bidang property seperti Bastian Pramoedya. Namun, bagaimana jika pernikahan tersebut dilandaskan oleh keterpaksaan dan pria itu hanya menjadi pengganti sang adik yang kabur di hari pernikahan karena tertuduh menghamili sahabat dari pengantin wanita? Awal-awal pernikahan antara Arandita dan Bastian terasa berat. Selain wajah Pria itu selalu mengingatkan Arandita pada Bobby yang sudah mengkhianati cintanya, terlebih sikap Bastian yang begitu dingin padanya. Akan tetapi, lama-kelamaan, kebersamaan mereka menumbuhkan benih-benih cinta di hati masing-masing. Lalu bagaimana jika Arandita kemudian mengetahui Bastian mau menjadi pengganti demi untuk menutup kabar yang menyatakan Bastian adalah pria tidak normal? Bagaimana pula jika ternyata Bobby bisa membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan memohon Arandita untuk kembali padanya? Akankah kisah antara Bastian dan Arandita berakhir dalam perceraian ataukah akan bersatu untuk selamanya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Bukan Pernikahan Biasa

"Menikah dengan dia?" Arandita menunjuk ke arah Bastian yang tengah fokus bicara dengan Pramoedya dengan tangan kanan yang gemetar sedangkan salah satu tangan memegangi ujung belakang gaunnya. Wajah gadis itu sudah tampak basah dengan air mata.

30 menit yang lalu saat pengantin pria hendak mengucapkan kalimat qabul, seorang wanita dengan bayi merah dalam pangkuan menghentikan acara tersebut dan mengaku bahwa ayah biologis dari putrinya adalah pengantin pria.

"Iya Aran, semoga saja dia tidak keberatan," ujar sang ibu sambil mengelus pundak putrinya.

"Iya Bas, adikmu bermasalah hingga tidak mungkin meneruskan pernikahan ini, sementara para tamu penting sudah mulai berdatangan. Sepertinya ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan reputasi keluarga kita, Papa harap kamu setuju. Dengan begini, kamu juga bisa membuktikan pada semua orang bahwa kabar yang beredar itu tidak benar," ucap Pramoedya dan Bastian menghembuskan nafas berat lalu mengusap gusar wajahnya.

Bastian melirik ke segala arah dimana orang-orang menatap Arandita dengan iba. Dari belakang dirinya berdiri, beberapa wartawan sudah mulai berdatangan. Sepertinya keluarga mereka harus bersyukur atas keterlambatan awak media.

"Baiklah, Pa."

Persetujuan Bastian membuat keluarga Pramoedya dan Furqan seperti menemukan oase di tengah padang pasir. Rasa panik yang sedari tadi melanda sedikit demi sedikit mulai berkurang.

"Baiklah, kalau begitu kita mulai," ujar Pramoedya mengajak putranya ke meja ijab karena tidak ingin semua tamu menunggu lebih lama lagi.

Pria dewasa dengan celana kain berwarna merah maroon, dan jas berwarna senada dengan ujung jas berwarna kehitaman, disertai kemeja hitam tersembul dari balik dasi yang juga berwarna hitam berjalan tegap ke arah meja ijab. Wajah tampan dengan hidung bangir serta mata hazel dan rahang yang tegas itu langsung mengalihkan pandangan semua orang.

"Ingat namanya Arandita Al Furqan binti Furqan Ubaidillah," bisik Pramoedya di telinga putranya dan Bastian hanya menjawab dengan anggukan.

"Sudah tahu kan, mas kawinnya apa?"

"Tahu, Pa."

Di sisi lain Arandita pun menurut saat dituntun oleh sang ibu dan disuruh duduk kembali di tempatnya semula.

Semua orang yang berada di sekitar meja ijab terlihat tegang. Arandita sendiri diam bagai patung dengan posisi wajah yang masih menunduk. Angin bertiup, dingin membelai pipi, membuat ia terlarut dalam kesunyian yang diciptakan sendiri meskipun dalam keadaan sekitar yang ramai. Saat ini, Arandita merasa berada di tempat lain, bukan lagi di acara pernikahan dirinya.

Sampai Bastian selesai mengucapkan kalimat qabul dan kata sah terdengar dari setiap sudut ruangan, gadis itu masih setia menunduk, tidak sadar bahwa dirinya sudah resmi menjadi seorang istri.

Devina menyenggol bahu Arandita sehingga gadis itu kaget dan mendongak.

"Iya, Bu?"

"Salami tangan suamimu!" perintah sang ibu dengan suara lembut.

Arandita mengangguk lalu menatap sekilas wajah Bastian yang ekspresinya begitu datar. Dengan gugup ia meraih tangan pria yang baru saja menjadi suaminya itu dan mencium.

Suasana canggung langsung terasa, ternyata tidak hanya Arandita yang khawatir, hampir semua orang yang hadir pun khawatir dengan rumah tangga mereka ke depannya. Akankah rumah tangga sakinah mawadah dan warahmah mewarnai kehidupan sepasang suami istri yang sama-sama menerima pernikahan dengan keterpaksaan itu?

Bastian menatap wajah Arandita sekilas, lalu dengan lembut dia mengecup kening gadis tersebut.

"Maaf, saya harus melakukan ini, demi terlihat ini seperti pernikahan normal," bisiknya.

Arandita mengangguk, ia cukup tahu diri dan tidak pernah berharap banyak pada pernikahannya dengan Bastian.

Setelah menyalami semua anggota keluarga kedua mempelai dituntun ke dalam kamar dan pakaiannya diganti dengan warna yang senada , barulah mereka berdiri di depan pelaminan untuk menyambut para tamu undangan yang akan memberikan ucapan selamat.

Acara terus berlangsung dan para tamu undangan disuguhkan dengan hiburan musik. Tentu saja langsung membuat suasana menjadi heboh setelah drama pernikahan sedari pagi. Keduanya menyambut para tamu dengan senyum yang dipaksakan.

Malam menjelang dan tamu undangan sudah pergi, menyisakan hanya keluarga dan beberapa kerabat dekat saja. Bastian memutuskan untuk pergi ke kamar dan Arandita mau tidak mau juga membuntuti sang suami masuk ke dalam kamar hotel yang kini menjadi kamar pengantin mereka.

Sunyi, tak ada suara dari kedua pasangan suami istri baru yang ternyata memilih menghabiskan waktu dengan duduk termenung di pinggir ranjang. Hingga akhirnya Arandita memutuskan untuk mandi terlebih dahulu kemudian membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Kelopak bunga mawar berjatuhan ke lantai, aromanya membuat sesak di dada Arandita karena langsung teringat pada Bobby, pria yang seharusnya menjadi teman sekamarnya sekarang.

Tak jauh berbeda, Bastian mengikuti jejak Arandita. Membersihkan diri lalu ikut merebahkan tubuh. Mereka berdua tidur dengan punggung yang berlawanan arah. Melewati malam pertama dengan mengarungi mimpi masing-masing

Esok hari mereka pamit untuk tinggal di rumah Bastian. Kedua orang tua Arandita bahagia melihat anak dan menantunya terlihat akur meskipun tidak banyak bicara, bahkan rambut keduanya terlihat sama-sama basah.

"Ini kamarku, tapi mulai hari ini akan menjadi kamarmu. Semoga kau betah." Bastian berjalan masuk ke dalam kamar. Sengaja tidak memberikan kamar yang lain agar Pramoedya tidak lagi menganggapnya lelaki yang tidak normal.

Arandita tersenyum sebab Bastian sudah mulai bicara banyak padanya.

"Dan tenang saja nanti aku tidur di ruang kerja." Pria itu membuka ruang kerja yang berada di dalam kamar itu juga. Walaupun hanya ruang kerja, tetapi cukup luas dan nyaman jika ditempati untuk tidur, bahkan di ruangan itu juga ada kasur, tempat Bastian bermalas-malasan setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Bisa dikatakan kamar Bastian memiliki ruangan kamar yang double.

Arandita langsung terdiam karena ternyata pikirannya salah.

"Oh ya, karena pernikahan ini sama-sama tidak kita inginkan, aku membuat surat ini. Aku pikir ini akan menguntungkan untuk kita berdua."

Arandita meraih map yang disodorkan Bastian.

"Kontrak perjanjian?" tanya Arandita dengan bibir bergetar. Ia masih tidak percaya manusia seserius Bastian bisa mempermainkan pernikahan.

,

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(38)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
38 Peringkat · 38 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Imamah Nur
Alhamdulillah akhir tamat juga. Terima kasih untuk semua pembaca setia atas koin, germ, iklan, komentar, dan waktu yang kalian luangkan untuk membaca novelku ini. Mohon maafkan jika ada kesalahan dari author ataupun ada yang kurang dalam novel ini. Sampai jumpa di novel selanjutnya. Bye, bye!...
2024-06-04 10:37:03
2
user avatar
Imamah Nur
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal Yaa Kariim. Selamat hari raya Idhul Fitri 1445 Hijriah/ 10 April 2024. Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir batin....
2024-04-10 10:39:44
1
user avatar
Zuroidaa
bagus kak keren nih mau baca lagi
2024-03-07 11:31:39
1
user avatar
YOSSYTA S
wah ... mantap bgt ceritanya seru dan bikin penasaran. ok, lanjut up yg banyak ya thor.
2024-02-05 12:39:29
2
user avatar
Uci Lurum
Bikin greget, kak untuk meluncur ke bab selanjutnya, keren dech.
2024-01-21 08:19:34
2
user avatar
FitrianiYuriKwon
Tetap sama Bastian aja, Arandita. lagian dia sudah jadi suami kamu...
2024-01-19 19:55:45
2
user avatar
Widi.P
Novelnya seru banget. Aku sangat mendukung dengan Bastian. Semangat Thorr...
2024-01-18 08:11:56
1
user avatar
EL Dziken
Bobby dan Bastian saling bersaing, lanjut thor
2024-01-16 13:19:27
1
user avatar
EL Dziken
pasti Bastian cinta berat pada istrinya
2024-01-15 22:43:33
1
user avatar
Pinnacullata
Bersatu dong, gemes deh bacanya seru bgt
2024-01-15 21:11:04
1
user avatar
Endiy Fathia
Pernikahan yang landasi rasa tidak percaya akan membuat rumah tangga seperti di neraka, lanjut, kak
2024-01-15 21:01:44
1
user avatar
De Lilah
semoga aranditam mendapatkan kebahagiaan
2024-01-15 20:18:01
1
user avatar
Tinta Hitam
Cerita yg slalu menguras emosi pembaca
2024-01-15 19:20:00
0
user avatar
Abigail Briel
cerita yang mengharu biru.
2024-01-15 18:46:02
0
user avatar
Prima_Alpi
ceritanya cukup menarik kak, bikin semakin penasaran. semangat berkarya yah kak.
2024-01-15 18:43:26
0
  • 1
  • 2
  • 3
144 Bab
Bab 1. Bukan Pernikahan Biasa
"Menikah dengan dia?" Arandita menunjuk ke arah Bastian yang tengah fokus bicara dengan Pramoedya dengan tangan kanan yang gemetar sedangkan salah satu tangan memegangi ujung belakang gaunnya. Wajah gadis itu sudah tampak basah dengan air mata.30 menit yang lalu saat pengantin pria hendak mengucapkan kalimat qabul, seorang wanita dengan bayi merah dalam pangkuan menghentikan acara tersebut dan mengaku bahwa ayah biologis dari putrinya adalah pengantin pria."Iya Aran, semoga saja dia tidak keberatan," ujar sang ibu sambil mengelus pundak putrinya."Iya Bas, adikmu bermasalah hingga tidak mungkin meneruskan pernikahan ini, sementara para tamu penting sudah mulai berdatangan. Sepertinya ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan reputasi keluarga kita, Papa harap kamu setuju. Dengan begini, kamu juga bisa membuktikan pada semua orang bahwa kabar yang beredar itu tidak benar," ucap Pramoedya dan Bastian menghembuskan nafas berat lalu mengusap gusar wajahnya.Bastian melirik ke segala ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya
Bab 2. Penuh Misteri
Ya, walaupun Arandita tahu pernikahan mereka ada karena keterpaksaan, paling tidak Bastian tidak harus memperjelas status mereka dengan cara demikian. Arandita merasa terhina dengan adanya surat itu karena merasa Bastian seolah menganggap dirinya pengemis cinta."Ya, anggap saja pernikahan kita hanyalah pernikahan kontrak. Setelah setahun, kontrak itu akan berakhir dan kita bercerai."Mendengar itu semua jantung Arandita meletup-letup. Ia merasa dipermainkan oleh keluarga Pramoedya. "Kalau ujung-ujungnya pernikahan kita akan berakhir juga, kenapa harus ada tenggat waktu yang ditentukan? Kenapa tidak sekarang juga?" tanya Arandita. Bastian harus tahu, Arandinta lebih tidak menginginkan pernikahan ini dibandingkan dirinya."Semua ada alasannya, dan suatu saat kau akan mengerti.""Ternyata adik dan kakak sama saja, suka mempermainkan wanita," geram Arandita sambil mengepalkan tangan. Entah kenapa dia tidak suka dengan jalan pikiran Bastian, meskipun dia masih belum bisa mencintai pria it
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya
Bab 3. Hadiah dari Bastian
"Oke," ujar Arandita berusaha untuk cuek dengan apapun yang akan dilakukan oleh Bastian selama tidak merugikan dirinya, terutama cuek pada wanita yang membawakan minuman untuk Bastian sambil menatap dirinya dengan pandangan meremehkan. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Arandinta tahu bahwa wanita dengan penampilan seksi itu sama sekali tidak menyukai dirinya."Kalau dari penampilan kayaknya dia bukan OB di sini deh. Ah biarkan saja, bodoh amat dengan manusia-manusia yang tidak suka denganku. Yang penting aku tidak pernah berbuat jahat pada orang lain," lirih Arandita lalu mengalihkan perhatiannya pada pemandangan luar lewat dinding kaca di ruangan tersebut.Pemandangan luar yang sangat menakjubkan dilihat dari atas membuat Arandita tidak mau berpaling. Dia juga tidak ingin tahu apa yang dibicarakan Bastian dengan bawahannya itu."Ayo ikut aku!" Tiba-tiba wanita yang melangkah ke arah Bastian tadi menarik tangan Arandita. Arandita melirik ke kursi kebesaran Bastian, tenyata pria itu su
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya
Bab 4. Hanya Pura-pura
Seperginya Bik Lin, Arandita langsung makan karena tubuhnya memang sudah sangat lapar. Dia butuh energi untuk melanjutkan hidup yang entah ke depannya akan seperti apa.Belum selesai makan, tiba-tiba Bobby duduk di hadapan dan membalik piring. Ia ikut makan bersama Arandita dan wanita itu terlihat acuh tak acuh dengan keberadaan Bobby di dekatnya."Aran!" panggil Bobby di sela-sela makan mereka, tetapi Arandita tidak menjawab."Aran!" panggilnya dengan suara lebih keras."Orang makan tidak boleh bicara!" ketus Arandita lalu meneguk segelas air putih sebab langsung kehilangan selera makan. Ia kemudian bangkit dari duduknya.Bobby segera menangkap tangan Arandita lalu menggenggam. "Aku mencintaimu Aran, berikan aku kesempatan," ucap Bobby dengan tatapan penuh harap."Kesempatan? Setelah kabur dan mempermalukanku di hadapan orang banyak? Lepaskan tanganmu Bob, status kita sudah berbeda. Aku harap kau menghargaiku sebagai kakak ipar!" Arandita mencoba melepaskan pegangan tangan Bobby dan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya
Bab 5. Khawatir
Tak perduli hari sudah menjelang malam. Bastian kembali ke kantor. Sampai di sana Bastian menghempaskan tubuhnya di atas kursi kebesaran.Menghela nafas panjang sebelum akhirnya bersandar dan memutar-mutar kursi tersebut. Sesekali ia memejamkan mata, mencoba menghalau rasa tidak nyaman dalam dirinya."Seharusnya aku tidak begini, mereka berdua saling mencintai. Ah tidak, Bobby terlalu pengecut untuk disandingkan dengan Arandita. Bagaimanapun dia istriku, apa kata orang-orang jika melihat mereka akrab kembali sedangkan mereka adalah pasangan yang gagal menikah? Bukan hanya nama mereka, namaku juga akan tercoreng di hati orang-orang," batin Bastian."Rafli bagaimana perkembangan berita itu?" Sang asisten yang bersiap untuk pulang akhirnya berjalan pelan ke arahnya."Sedikit mulai meredup Pak, tapi orang-orang masih banyak yang curiga bahwa pernikahan Pak Bastian dengan Nona Arandita hanya sebagai kedok saja. Mungkin kalau kalian sudah punya anak, orang-orang baru akan percaya bahwa Bapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya
Bab 6. Istri atau Pembantu?
"Cck, aku ini istrinya atau pembantu sih?" keluh Arandita membuat Bastian langsung menatap tajam mata sang istri."Iya-iya, aku akan lakukan," ucap Arandita lalu mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin sebelum akhirnya mengulurkan tangan untuk membuka sepatu Bastian. Wanita itu celingukan lalu menaruh sepatu tersebut ke tempatnya.Bastian sendiri membuka kancing bagian atas kemeja kemudian melepaskan dasi. Pria itu langsung menjatuhkan tubuh di atas kasur dan menghembuskan nafas panjang."Maaf, aku siapkan air panas dulu," ucap Arandita sebelum akhirnya meninggalkan Bastian seorang diri. Beberapa saat kemudian wanita itu langsung memberitahukan pada Bastian bahwa air panasnya sudah siap. Bastian hanya merespon dengan anggukan lalu masuk ke dalam kamar mandi.Di kamar Arandita tampak gelisah, ingin tidur takut Bastian masih membutuhkan dirinya."Apa yang harus aku lakukan sekarang? Nawarin dia makan malam atau tinggalkan saja dia tidur?" Wanita itu mondar-mandir tak karuan."Ah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-23
Baca selengkapnya
Bab 7. Jangan Melewati Batasan!
Suasana semakin canggung tatkala sejak dari Arandita menarik kursi sampai duduk di samping Bastian, Bobby terus saja menatap dirinya begitu intens, tak mau berpaling sedikitpun hingga Arandita menjadi gugup."Kapan kau akan menikahi Agresia? Apa kau tidak ingin segera berkumpul dengan putrimu?" Pramoedya tidak sadar bahwa pertanyaannya pada Bobby membuat Arandita terhanyut kembali dengan kesedihan yang baru saja ingin ia kubur dalam-dalam. Wanita itu langsung menunduk dan dengan gerakan pelan tangannya mengambil nasi lalu menaruh di piring Bastian."Pa! Jangan ngomongin tentang hal itu sekarang!" Bobby memperingatkan sambil menunjuk ke arah Arandita dengan ekor matanya. Namun, sepertinya Pramoedya tidak paham."Mau aku ambilkan ikan yang mana Mas?" tanya Arandita agar dirinya tidak mendengar percakapan antara Bobby dan ayah mertuanya. Tak sanggup ia jika harus mendengar bahasan tentang hubungan keduanya."Biar aku ambil sendiri!" tegas Bastian lalu mengambil ikan gurame goreng tepung
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-24
Baca selengkapnya
Bab 8. Buaya Betina
"Nona Aran Anda di jemput pak sopir!" seru Bik Lin sambil mengetuk pintu kamar Arandita."Sopir?" Arandita langsung mengelap air mata sebelum akhirnya berjalan ke arah pintu dan menguaknya."Pintunya tidak dikunci Bik," terang Anandita saat menyadari pintunya tidak ditutup rapat oleh Bastian saat keluar tadi."Iya Non, bibi hanya tidak ingin lancang kalau masuk tanpa izin," jelas Bik Lin dan Arandita hanya menjawab dengan anggukan."Oh ya Non, pak sopir sudah menunggu.""Aku tidak akan kemana-mana Bik, memang mau kemana?""Kata pak sopir Non Aran akan pergi ke kafe. Den Bastian meminta agar Nona yang menjadi managernya agar tidak melibatkan banyak karyawan sebab kafe itu kan masih kafe baru.""Oke Bik Aran paham, maaf jika harus diingatkan karena Aran benar-benar lupa akan rumah makan tersebut.""Tidak apa Non, manusia memang tempatnya lupa. Kalau begitu Bibik permisi ya! Masih ada pekerjaan yang belum kelar.""Silahkan, Bik."Bik Lin menunduk sebelum akhirnya meninggalkan Arandita se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya
Bab 9. Wanita Licik
Arandita langsung menghempaskan tubuh dengan kasar di atas kursi ruangan manager. Ia memijit pelipis yang terasa begitu pening, disengaja atau tidak, orang-orang di sampingnya beberapa hari ini membuat Arandita naik darah meskipun sekuat mungkin ia tahan agar tidak meledak. Dari sikap Bastian yang begitu cuek, suka memerintah serta memutuskan sesuatu tanpa meminta persetujuan darinya, Bobby yang seakan memaksakan untuk bertahan dengan cinta yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi, ditambah sikap Agresia yang menuduh dirinya macam-macam. Rasanya kepala Arandita ingin meledak."Minum dulu Bu," ucap Juna sambil mengulurkan segelas air putih setelah Arandita sampai di meja lalu menarik nafas beberapa kali."Makasih," ucap Arandita lalu menarik gelas dari tangan Juna dan meminum isinya sampai tandas."Boleh tinggalkan aku sendiri?!""Baik Bu, permisi!" Juna segera keluar dari ruangan Arandita.Sepeninggal Juna, Arandita mencoba menetralisir detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-25
Baca selengkapnya
Bab 10. Jangan Salah Paham!
Di dalam sana Bastian dan sekretarisnya sama-sama berdiri dengan wajah yang saling berdekatan, bahkan dari posisi Arandita berdiri saat ini mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berciuman. Sania sang sekretaris melirik Arandita yang terpaku di depan pintu kemudian dengan liciknya ia mendorong tubuh Bastian hingga pria itu terdorong ke belakang dan tubuhnya Bastian jatuh bertumpu pada kursi, sedangkan tubuh Sania jatuh tepat di atas tubuh Bastian.Arandita langsung berputar arah membelakangi mereka sementara Sania tersenyum licik. Wanita itu berharap dan yakin, setelah ini hubungan keduanya akan renggang, lebih-lebih Arandita akan meminta cerai dari Bastian."Sania! Kau apa-apaan sih?" protes Bastian sambil mendorong tubuh sang sekretaris dari atas tubuhnya. Mata pria itu menatap tajam dengan perasaan tidak suka. Sania segera berdiri dan membenahi pakaian."Maaf Pak, saya tiba-tiba pusing, mungkin karena semalam lembur menyelesaikan tugas yang Bapak berikan ditambah lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-26
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status