Istri yang Dijajakan Oleh Suami

Istri yang Dijajakan Oleh Suami

Oleh:  GREYWIND  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
29Bab
424Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai istri, Selin terpaksa mengikuti keinginan Ega untuk bekerja sebagai foto model di ibu kota. Melebur dengan dunia malam yang menuntutnya untuk bersikap profesional. Namun, Selin memiliki firasat buruk mengenai dirinya yang kerap terbangun tanpa bisa mengingat apapun. Di saat berada dalam situasi membingungkan, Selin menemukan rahasia besar di balik pekerjaan suaminya. Di mana Selin dibuat terkejut karena fakta tersembunyi itu baru diketahui setelah menjadi istri Ega. Seperti apakah kisah Selin sebenarnya? Dan mengapa Ega tega melakukan hal itu pada cinta di masa kecilnya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
29 Bab

1

‘’Gimana rasanya menikah dengan Ega?’’ Rosdiana, asisten suamiku sekaligus orang yang meriasku itu bertanya setelah aku menjalani sesi pemotretan untuk pertama kali. Alih-alih menanyakan bagaimana rasanya menjadi model, Mbak Ros malah menanyakan pernikahanku dengan Mas Ega yang baru berumur satu hari.‘’Bahagia, Mbak. Senang.’’ Aku tertawa kecil, merasa malu, karena Mbak Ros melihat jejak merah di leherku.‘’Kalau kamu butuh sesuatu, atau mau cerita apapun, kamu bisa cerita ke aku ya, Sel.’’‘’Memangnya kenapa, Mbak?’’ tanyaku hati-hati. ‘’Enggak. Kata Ega, aku harus membantu kamu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Biar segera betah dan tidak minta pulang.’’Aku tertawa karena Mas Ega ternyata begitu perhatian. Mataku langsung terpaku pada Mas Ega yang tengah disibukkan berbicara dengan seorang klien. Namun aku bergegas menghampiri tatkala suamiku itu melambaikan tangan memintaku mendekatinya.‘’Kenalkan, ini Pak Abi. Beliau adalah produser yang sedang mencari model untuk ikl
Baca selengkapnya

2

‘’Bagaimana pelayanannya, Pak?’’Aku mendengar Mas Ega sedang bicara dengan seseorang. Entah dengan siapa. Rasa penasaran menghidupkan naluri keingintahuanku hingga aku menempelkan telinga di pintu.‘’Baik. Sudah saya terima. Terimakasih.’’Sudah saya terima? Terima apa maksudnya?Di tengah-tengah kebingungan, tiba-tiba aku mendapati gagang pintu bergerak bersamaan daun pintu yang terdorong ke dalam, hingga aku jatuh terjerembab.‘’Astaga, Sel!’’Jangankan Mas Ega, aku pun kaget bukan kepalang. Tidak hanya itu, aku pun merasa malu karena selimut di tubuhku terlepas. ‘’Kamu nguping?’’ Bukannya membantu, Mas Ega malah menanyakan hal yang menurutku tidak perlu diutarakan. Bagaimanapun, untuk apa suami istri main rahasia-rahasiaan?‘’Sel, jawab! Kamu dengar apa tadi?’’Baru kali ini nada bicara Mas Ega terdengar tidak enak. Salahkah aku mendengar percakapan suamiku sendiri?‘’Nggak, Mas. Tadi aku mau lihat siapa yang keluar barusan. Tapi pas aku mau buka pintu, eh kamu yang muncul,’’ uc
Baca selengkapnya

3

Klien baru?Seksi?Disaat kepalaku masih tak bisa menebak mengapa aku harus berpenampilan terbuka, ibu kembali melanjutkan pembicaraan tanpa tau apa yang tengah aku pikirkan.‘’Ibu harap kamu bahagia di sana. Walau bapakmu masih belum merestui, tapi ibu yakin, lambat laun, beliau pasti akan mengerti.’’Bapak memang tidak setuju aku menikah dengan Mas Ega. Menurutnya, aku belum terlalu mengenal suamiku. Dan lagi, bapak berpikir pernikahanku itu karena dituntut ibu perkara usiaku yang mana gadis-gadis di daerahku sudah banyak yang menikah. Padahal aku telah meyakinkan bapak, jika aku memang menaruh rasa pada Mas Ega dari dulu. Tapi bapak tidak menerima alasan itu. Beliau terpaksa menyetujui pernikahan karena desakan dan bujukan ibu. ‘’Selin kangen rumah, Bu. Nanti tolong sampaikan salam buat bapak dan Handi, ya, Bu,’’ lirihku pelan.‘’Kamu baru dua hari ninggalin rumah. Jangan kangen dulu. Cari uang yang banyak, setelah itu, baru kamu boleh pulang. Ingat, Sel, adik kamu harus kuliah.
Baca selengkapnya

4

‘’Syukurlah kamu masih di luar. Aku kira kamu sudah masuk,’’ seru Mbak Ros seraya mengelus dada. Dia tampak begitu lega karena aku belum menanyakan tentang hal yang Mbak Ros adukan padaku tadi pada Mas Ega.‘’Kalian?’’ Mas Ega mengintip dari jendela. Lalu membuka pintu lebar-lebar penuh raut curiga. ‘’Selin? Ros? Ada apa ini?’’ tanyanya dengan nada tinggi. Pasti Mas Ega mengira kalau aku dan Mbak Ros menguping. Aku perhatikan, suamiku ini sangat sensitif terkait pembicaraan yang tidak melibatkanku namun tak sengaja aku tau.Mbak Ros menatapku gugup. ‘’Mas, aku mau tanya tentang baju yang harus aku pakai. Kenapa kamu kasih aku model begitu? Aku tidak suka desainnya.’’ Terpaksa mengelabui karena aku melihat Mbak Ros begitu pucat. Tapi aku memang tidak suka pakaian tersebut.‘’Oh, kirain apa.’’ ‘’Aku pakai baju pilihanku sendiri boleh, ya?’’‘’Terserah. Yang jelas kamu harus tampil cantik.’’ Mas Ega berkata sambil menahan kedua pundakku. Tidak lupa mencium pipi sebelah kiri menganggap
Baca selengkapnya

5

Ada aroma alkohol tercium. Deru napas berat sarat akan hasrat. Aku bisa merasakannya dari cara Mas Ega melucuti pakaianku satu persatu. Sepertinya, hari ini Mas Ega berhasil mendapatkan klien. Dan berhubungan intim adalah cara Mas Ega merayakan keberhasilan. Melerai ketegangan di antara kami sebelumnya.Di dalam kamar gelap itu, aku menerima banyak kenikmatan dan hal-hal panas memabukkan jiwa. Ini tidak seperti Mas Ega. Bahkan ini lebih menggairahkan dibandingkan malam pertama.Otot-otot kekarnya, lebar bahu yang membuatku candu untuk memeluknya, semua seperti tidak nyata. Sebab, aku baru tahu bila Mas Ega memiliki tubuh bagus nan berisi. Selain itu, banyak gerakan-gerakan baru yang membuat tubuhku bergetar syahdu. ‘’Mas…’’Setiap aku memanggil namanya, Mas Ega melumat habis bibirku. ‘’Akh…’’Setiap desahan terdengar, Mas Ega menggauliku seperti suami yang sudah lama tidak menyentuh istri.Rasanya, aku bagai dibawa terbang ke langit tujuh bidadari. Aku ingin melihat bagaimana sua
Baca selengkapnya

6

‘’Kamu dari mana, Cantik?’’Lepasnya pelukan Mas Ega, berikut kata-kata manisnya yang beracun itu, membuatku ingin sekali meninju wajahnya.Tapi aku tidak langsung lepas kendali. Aku memilih bersabar karena harus mencari tau dulu kebenaran tentang pria semalam.‘’Kamu pulang jam berapa tadi malam?’’ tanyaku tanpa mempedulikan pertanyaanya.‘’Mas tanya apa kamu malah jawab apa,’’ serunya kesal.‘’Tinggal jawab saja apa susahnya, sih, Mas?’’ geramku dibarengi tatapan tajam. Mas Ega memasang wajah penuh tanya. Karena, baru kali ini aku yang dikenal selalu bertutur kata lemah lembut, menggunakan intonasi berbeda.‘’Kemarin kamu sama siapa ke rumah?’’ tanyaku lagi. ‘’Maksud kamu?’’Aku sangat benci melihat Mas Ega memasang wajah lugu begini. Apa dia berpikir aku tidak tau apa-apa?‘’Semalam kamu tidur di mana?’’ ‘’Tidur di kamar. Bersamamu.’’Aku tidak percaya. Jelas-jelas, laki-laki di tempat tidurku itu bukan dia. ‘’Jangan bohongi aku, Mas. Aku tau tadi malam kamu tidak sendiri.’’‘’
Baca selengkapnya

7

Hari ini gerimis membungkus kota. Bulir hujan pun turun bagai tetesan air mata di teduhnya senja.Setelah melerai ketegangan dan kesalahpahaman di antara kami berdua, aku memutuskan untuk tidur sebentar sebelum menyiapkan makan malam.‘’Sel,’’ panggil Mas Ega, padahal aku sudah tidak kuat membuka mata.‘’Hm?’’‘’Tiga puluh menit lagi kita pergi. Kamu siap-siap.’’Kutemukan Mas Ega tengah berkutat dengan ponsel ketika mata ini ku paksa untuk terbuka. ‘’Kemana? Aku mager, Mas,’’ kataku, malas. Besar harapan agar Mas Ega memaklumi ketidak inginan ku untuk beranjak dari empuknya pulau kapuk. Namun tampaknya, Mas Ega tidak mau menerima alasan apapun bila melihat dari lirikannya yang setajam belati itu.Sebenarnya, aku lelah sekali setelah menghabiskan aktivitas suami istri kemarin malam. Remuk badan dan sakit pinggang, baru terasa sekarang.‘’Pak Abi mengundang kita ke acara ulang tahunnya. Kamu harus dandan yang cantik pokoknya. Aku sudah menyiapkan gaun di lemari. Jadi, kamu tinggal pa
Baca selengkapnya

8

Setengah jam seperti yang diperintahkan, aku sudah berdiri di samping mobil putih yang pernah menyambangi rumah sederhana milik orang tuaku. Sekaligus membuat heboh warga desa. Sedikit orang yang memiliki kendaraan roda empat di tempatku, sehingga menganggap, siapapun yang memiliki benda besi ini, dianggap kaya dan berkelimpahan harta. ‘’Selin.’’ Di tengah asik menunggu Mas Ega selesai memakai baju, tiba-tiba seseorang memanggil namaku. Keningku langsung berkerut rapat, setelah melihat sosok yang membuat seluruh tubuhku berputar seratus delapan puluh derajat. ‘’Bu Retno?’’ 
Baca selengkapnya

9

‘’Astaga!’’ Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku bisa di sini? Kemana perginya Pak Abi? Apa Mas Ega yang melakukan ini? Beruntun pertanyaan di kepala tapi tidak ada jawabannya. Berulang kali kepala ini melihat kesana kemari, tetap tidak ada siapapun ku jumpai. Byur! Terdengar suara dari kamar mandi. Seseorang menekan flush kloset. Tak lama kemudian, gemericik dari shower yang dihidupkan. ‘’Mas?’’ teriakku sambil turun dari tempat tidur. Memungut gaun berikut dalaman dengan hati cemas.  Se
Baca selengkapnya

10

Bukan melabrak atau melayangkan pukulan pada Mas Ega, aku memilih membalikkan badan menjauhi keduanya. Mencari tempat sepi karena Mas Ega dan Ana sudah masuk ke dalam sebuah kamar. Seketika terduduk lemah, meratapi kebodohan juga kenyataan pahit ini. Aku langsung teringat akan bapak.  Seharusnya aku menurutinya dan tidak termakan bujuk rayu Mas Ega dan juga ibu. Andai saja aku mendengarkan bapak waktu itu. Semua ini pasti tidak akan terjadi. Aku tidak sanggup, bila harus bercerita bahwa suamiku menjajakanku pada pria hidung belang selama ini.  Ternyata benar apa kata Mbak Ros dan juga Bu Retno.  
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status